Share

19. Status Baru

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 10:13:50

Bella telah sampai dengan selamat di Jakarta, helikopter yang membawanya telah mendarat dengan mulus di atas gedung salah satu rumah sakit besar di kota ini.

Kedatangan pasien spesial ini disambut oleh tim medis rumah sakit tersebut yang setengah jam yang lalu telah stand by di atas gedung atas permintaan Regan Bradwell, pemegang saham terbesar rumah sakit ini.

Tim medis dari rumah sakit asal yang ikut mendampingi pasien selama mengudara pun berdiskusi selama beberapa saat dengan tim medis rumah sakit setempat, memberikan beberapa informasi yang sekiranya diperlukan untuk penanganan pasien.

Ketika semua dokumen telah selesai di urus, Regan mengikuti para tim medis yang membawa Bella melalui lift khusus untuk ke lantai bawah ruang perawatan.

Tak ia hiraukan lagi tubuhnya yang lelah setelah menempuh perjalanan panjang 18 jam dari Amerika yang langsung disambung dengan pencarian akan keberadaan Bella.

Sejak tadi pandangannya pun hanya tertuju kepada wanita yang sedang tertidur di atas b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Black Aurora
yeaay makasih komennya kak ♡♡♡
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Bisa-bisanya yang 'menceraikan' Anggra adalah Regan, wkwk. Cepetan nikahin Bella loh ya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   20. Aku Tidak Akan Membuatmu Jatuh

    Bella mengerjap-kerjapkan matanya dan menelan ludah mendengar perintah Regan barusan. Lelaki itu menyuruh dirinya untuk berjalan tanpa berpegangan dengan alat bantu apa pun?"Ayo, Arabella. Cobalah untuk berjalan ke arahku," Regan pun mengulang kembali perintahnya. Maniknya tak lepas menatap Bella tanpa berkedip, hal yang selalu ia lakukan tanpa sadar jika memandang sosok wanita itu.Regan mengagumi leher jenjang keemasan yang dipenuhi titik keringat itu terpampang dengan begitu jelas, karena Bella menata rambut ikal panjangnya dalam bentuk cepol di atas kepala. Beberapa helai ikal hitam jatuh dengan lembut di leher serta dahinya, yang juga ikut dibasahi oleh peluh.Bella terlihat menakjubkan, meskipun ia tidak berusaha untuk tampil menakjubkan. Kesederhanaannya justru membuat Regan terpukau. Kecantikan alami yang ia miliki membuat Bella tak perlu bersusah payah mengoleskan banyak make-up di wajahnya.Bella telah berkilau dengan cahayanya sendiri.Wanita itu menggeleng sambil berg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   21. Rasamu Masih Lezat

    "Regan, a-aku benar-benar bisa mandi sendiri..."Bella hanya bisa meringis ketika melihat Regan yang sejak tadi sama sekali tidak mendengar protesnya. Seperti tuli, lelaki itu terus saja berjalan masuk ke dalam kamar mandi sambil membopong Bella."Sayang sekali di sini tidak ada bath tub," ucap Regan seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar mandi ruang rawat VIP milik Bella."Kamu bisa berdiri?" Tanya Regan, yang dibalas dengan anggukan kepala Bella.Regan kemudian menurunkan tubuh Bella hingga kaki wanita itu pun menjejak di atas lantai. "Angkat kedua tanganmu," titahnya.Bella menggigit bibir dan menggeleng kali ini. "Regan, aku--""Angkat tanganmu, Arabella."Bella menelan ludah, lalu perlahan mengangkat kedua tangannya yang gemetar ke atas kepala. Manik coklatnya terpejam karena malu, ketika Regan menarik ujung kaus oversize Bella ke atas.Dengan mata yang masih terpejam, Bella menurunkan tangannya kembali ke bawah saat ia merasakan kausnya telah lolos dari tubuhnya. Kehan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   22. Serangan Balik

    [Regan, aku menyukaimu]Kedua bola mata Bella yang terpejam pun sontak terbuka, ketika ucapannya sendiri tadi saat di dalam kamar mandi kembali terngiang di dalam otaknya.Bella yang semula sedang tertidur pun seketika terbangun dan meringis dalam hati.Ya ampun... apa yang dia pikirkan sih?? Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu??Wanita itu pun membalikkan badannya yang semula telentang hingga kini menjadi tertelungkup di atas ranjang rumah sakit, berusaha mengubur wajahnya yang sudah merona seperti kepiting rebus karena malu di atas bantal.Bella benar-benar tidak tahu apa yang telah merasuki dirinya hingga berkata bahwa ia menyukai Regan!"Aaa!! Aku pasti sudah gilaa!!" Serunya kesal pada diri sendiri.Sambil menggigit-gigit kuku, Bella pun mengingat kembali bagaimana reaksi Regan kala mendengar pengakuan perasaannya itu."Kamu yakin, Arabella?" Sahut Regan waktu itu. "Karena apa yang telah terucap, tak akan bisa ditarik lagi." Regan menatap tajam pada manik coklat Bella yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   23. Chaos

    BRAAK!!! Regan menggebrak meja kerjanya dengan keras sebelum ia berdiri dan berjalan menuju jendela kaca. Tatapannya nanar menatap pemandangan indah gedung-gedung tinggi, namun pikirannya melanglang buana entah kemana. Ia sebenarnya sudah memperkirakan Patricia yang akan mengadu kepada Chelsea, bahkan Regan pun sudah menyusun rencana tindakan selanjutnya untuk menjegal Patricia. Namun apa yang dilakukan Chelsea adalah bola liar yang berada di luar prediksinya. Chelsea pasti benar-benar marah, hingga mengambil jalan pintas melalui media. Jalan yang selalu dihindari Regan karena hanya akan menimbulkan sensasi yang akan berimbas pada nama Bradwell Company yang susah payah ia besarkan. "Aku akan pulang," ucap Regan kepada Gala yang masih setia menanti perintahnya. "Tolong awasi terus pergerakan saham perusahaan, dan jika ada Dewan Direksi yang menanyakan masalah ini, katakan bahwa ini cuma salah paham." "Baik, Tuan Regan," sahut Gala patuh. "Peningkatan serta penjagaan keamana

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   24. Di Persembunyian

    Dengan mengenakan topi serta kacamata hitam yang juga diberikan oleh Axel, mereka bertiga pun mulai melangkah melintasi lobby gedung apartemen. Sebenarnya bisa saja Regan menggunakan jasa bodyguard miliknya untuk mengawal mereka, namun masalahnya menggunakan pengawal hanya akan membuat atensi semakin tertuju kepadanya. Regan benar-benar tidak ingin dikenali, agar perhatian publik tidak kemudian mengarah kepada Bella yang sedang berada di dalam gendongannya. Mereka pasti bisa menebak siapa wanita itu, dan entah hujatan serta hinaan seperti apa yang akan tertuju kepada Bella yang diketahui sebagai wanita simpanannya, tanpa mereka tahu tentang akar masalah yang sebenarnya. Bukankah dalam kasus perselingkuhan, selalu pihak wanita yang akan dipersalahkan? Publik akan selalu menghakimi sang wanita sebagai penggoda dan perusak rumah tangga, meskipun dalam kasus ini justru Regan-lah yang memaksa Bella untuk menjadi wanita simpanannya. Syukurlah akhirnya mereka bertiga berhasil melewati

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   25. Video Release

    "Ya, Regan. Aku akan menunggumu."Bella tidak menyadari akibat dari senyuman manis yang terlukis di wajahnya setelah mengucapkan kalimat itu. Bagaimana gejolak hasrat yang sangat sulit Regan tolak seketika meledak di permukaan.Dengan suara geraman layaknya hewan buas, lelaki itu pun tiba-tiba saja menerjang tubuh sensual yang sedang duduk di ranjang. Hingga akhirnya Bella terhempas dengan keras di kasur, lalu Regan pun mulai melahap bibir wanita itu dengan rakus.Tak ada lagi ciuman lembut seperti sebelumnya, karena yang ada di dalam otak Regan saat ini adalah bagaimana melampiaskan gairahnya yang tengah menyala-nyala. Yang membuat seluruh sel di dalam tubuhnya bergetar penuh nikmat seraya merintihkan nama Bella seakan merapal sebuah doa.Kungkungan di atas tubuhnya serta pagutan keras dan menuntut dari Regan membuat Bella merasa seperti seekor kelinci yang sedang disantap oleh serigala. Tak ada ampun, dan membuatnya tak berkutik."Mmh..." desau suara seksi itu membuat Regan semak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   26. Kegilaan Media

    Gala : Baik, Tuan Regan. Saya sendiri yang akan memastika kalau video itu akan segera tayang di media sosial dalam setengah jam.Regan menyunggingkan senyum tipis kala mendapatkan jawaban pesan dari Gala atas permintaannya tadi. Okay, setengah jam lagi dia akan melihat sejauh apa media akan menggila. Tapi untuk saat ini, Regan akan melakukan apa yang semestinya ia lakukan.Yaitu membawakan makanan untuk Bella.Regan membuka pintu kamar Bella, dan terkejut ketika tidak melihat wanita itu di dalam kamar. Namun suara gemericik air dari kamar mandi seketika membuatnya lega. Regan meletakkan nampan berisi makanan dan minuman itu di atas meja, lalu ia pun duduk di sofa menunggu Bella.Tak lama kemudian suara gemericik air pun tak terdengar lagi, yang disusul dengan terbukanya pintu kamar mandi serta sosok Bella yang keluar dari sana yang hanya mengenakan bath robe.Regan tersenyum melihat wajah segar wanita itu yang terlihat bersinar-sinar. Rambut ikalnya yang basah pun tak luput dari per

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Wanita Untuk Sang Penguasa   27. Tamu Tak Diundang

    "Uumhh.... hahh... Regan..." Jeritan Bella pun berkumandang ketika gulungan ombak serasa menerjang seluruh tubuhnya. Pelepasan yang begitu nikmat itu membuat dirinya seakan terbang ke dan meledak menjadi serpihan-serpihan serbuk bintang yang berkilauan di udara.Tubuh sensual berkulit keemasan itu melengkung dengan indah, membahasakan sebuah kenikmatan yang terlalu besar untuk dirinya terima. Beberapa detik setelahnya, Bella pun terkulai lemas dalam dekapan Regan.Hujan kecupan pun dialamatkan oleh lelaki itu di seluruh wajah dan bahu telanjang Bella yang berkilau karena keringat. "Kamu semakin seksi," puji Regan yang terus memberikan kecupannya.Sesi bercinta kali ini Regan meminta Bella untuk berada di atas, sebagai memegang kendali dan ritmenya. Namun Bella sempat ragu karena woman on top bukanlah gaya bercinta yang biasa ia lakukan dengan suaminya dahulu, karena Anggra lebih suka sebagai pemegang kendali, sementara ia lebih pasif.Regan terkekeh pelan melihat betapa canggungny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   53. Dirimu Tempatku Berada (Tamat)

    ((SATU MINGGU KEMUDIAN)) "Regan?" Lelaki berpostur tubuh tinggi dengan ototnya yang maskulin itu menoleh kepada sumber suara yang memanggilnya. Senyum lebar pun sontak terkembang di bibirnya, kala melihat sosok menawan yang telah menyapanya dengan suara lembut. "Sweetie, kamu sudah datang?" Dengan langkahnya yang lebar, Regan pun menyongsong wanita cantik berkulit keemasan yang kini telah menjadi istrinya. Kedatangan Bella ke kantor Bradwell Company ini adalah atas permintaan suaminya. Hari ini adalah hari dimana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diselenggarakan, sekaligus penentuan apakah Regan masih menjabat sebagai CEO ataukah tidak. Berbagai tekanan dari Dewan Direksi untuk menurunkan dirinya dari jabatan tertinggi itu adalah alasan utama diselenggarakannya RUPS hari ini. Harga saham Bradwell Company yang anjlok cukup drastis beberapa minggu ini adalah penyebabnya, hingga membuat para pemegang saham atau shareholders gusar. Padahal selama bertahun-tahun harga saham Bradwell

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   52. Cinta Yang Sempurna

    Renata dan Chelsea, kedua wanita yang saling berpelukan itu kini sama-sama mencurahkan air mata. Mereka semua berkumpul di Penthouse Regan, dengan maksud untuk menjalin kembali apa yang telah tercerai-berai sebelumnya. Setelah seluruh cerita telah diungkapkan, ketika semua kesalahpahaman diluruskan, dan saat sebuah kata 'maaf' terucap dengan penuh ketulusan, maka jiwa-jiwa yang terluka itu tetaplah terluka. Namun dibalik itu, ada sebuah harapan dan janji yang tersemat di dalam hati, bahwa suatu hari nanti semua luka memerihkan itu perlahan sirna ditelan oleh rasa bahagia. Suasana penuh haru itu membuat Bella dan Axel tak pelak ikut menitikkan air mata. Sementara Regan, lelaki itu masih membisu dalam keheningan pikiran yang tak dapat terbaca. George mendekati putranya dan menepuk pelan pundak Regan. "Bisakah Daddy bicara sebentar denganmu?" Pinta lelaki itu dengan sorot penuh permohonan. Regan melarikan maniknya ke arah Bella yang ternyata juga sedang memandanginya, dan tersenyum

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   51. Pertemuan Keluarga

    "Auuww!! Bisa pelan-pelan nggak sih??" Protes Axel sambil mendelik kesal ke arah Renata, yang dengan sengaja menekan kuat-kuat kapas yang dibubuhi obat luka itu ke pipi Axel. Renata membalas dengan ikut-ikutan mendelikkan matanya. "Rasakan! Salahmu sendiri kenapa bisa-bisanya membuat Regan marah! Sudah kubilang untuk sembunyi, eeh... kamu malah memanggil namanya!" Dengus Renata sebal. "Dasar bodoh!" Umpat Renata gusar. Axel pun hanya bisa meringis walaupun dalam hati merasa senang, karena lagi-lagi dengan alasan ini ia bisa lebih lama bersama Renata. Si Psikiater ini tentu saja sudah bisa meramalkan apa yang akan terjadi, jika ia dengan terang-terangan mengakui kepada Regan bahwa semalam ia meniduri Renata. Ya, Regan benar-benar murka dan memukulnya. "Dia sangat overprotektif kepada semua wanita yang berada di sekitarnya, ya?" Cetus Axel menyimpulkan. Renata mengangguk kecil. Ia menempelkan plester ke sisi wajah Axel yang lukanya terbuka, lalu mengoleskan gel anti lebam di sudut

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   50. The Couple

    "Arabella Kanaya, maukah kamu menjadi istriku?" Pertanyaan yang diucapkan dengan lantunan nada yang lembut namun suara yang maskulin itu membuat jantung Bella tak henti berdebar. Wajah Regan terlihat semakin tampan di bawah bias cahaya lilin yang berpendar hangat menyinari kulitnya, serta lampu-lampu aneka warna dari gedung di sekitar mereka. Apakah Bella sedang bermimpi? Apakah ini nyata? Karena ini semua terlalu indah, hingga Bella khawatir bahwa ini hanyalah ilusinya semata. Namun semua keragu-raguan Bella yang insecure itu segera terbantahkan, saat Regan meraih jemari lentiknya untuk dikecup satu persatu dengan lembut. "Apakah pertanyaanku begitu sulit untuk dijawab?" Tanyanya dengan raut sendu. Serta merta Bella pun menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu, Regan. Aku hanya... benar-benar tidak menyangka. Dan aku mengira yang kudengar barusan adalah khayalanku saja," ucapnya berterus terang. Kali ini Regan mengecup telapak tangan dan bagian pergelangan tangan Bella dimana ur

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   49. The Proposal

    "Another shot, please!" Seru Renata kepada bartender sembari mengacungkan gelasnya yang telah kosong. "Apa Anda yakin, Nona?" Tanya bartender itu setelah mengamati Renata yang mulai terlihat mabuk. Renata memandangi name tag di dada sang bartender. "Devin," ia membaca tulisan yang tertera di sana. "Tentu saja aku yakin, Devin. Jangan khawatir. Tolong berikan aku minuman lagi." Bartender itu pun kembali menuangkan cairan keemasan yang menguarkan aroma alkohol yang pekat ke dalam gelas Renata, membuat senyum cantik terpulas di bibir itu. "Terima kasih, Devin. Oh iya," Renata mengeluarkan dompet dari tasnya, lalu menarik sebuah black card dan menaruhnya di atas meja di hadapan sang bartender. "Ini, bawa saja kartuku," cetusnya santai sembari mengangkat gelasnya yang telah terisi dengan gestur bersulang. "Jaga-jaga saja kalau-kalau aku sudah tak sadar saat pulang nanti." "Oke," sahut Devin dengan mata bersinar-sinar dan cepat-cepat menyelipkan kartu hitam itu di saku dadanya. "Akan

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   48. Karena Dia Sudah Kembali

    Renata menatap Regan dengan tatapan yang tak terbaca. Seluruh cerita yang disampaikan saudara kembarnya dengan tenang dan runut itu membuat sesuatu di dalam dirinya patah. Jadi selama belasan tahun ini Regan telah memendam kebencian dan kesedihannya sendiri? "Kenapa kamu tidak menceritakannya kepadaku?" Tanya Renata tak mengerti. "Karena aku tidak mau membuatmu ikut terluka, Ren," sahut Regan sambil tersenyum tipis, namun kilas kepedihan terpatri di garis bibirnya. "Lagipula kamu itu tipe yang nekat, aku khawatir kalau kamu tiba-tiba kabur dari rumah untuk mencari ibu biologis kita," cetus Regan sambil terkekeh pelan. Renata tidak ikut tertawa, meskipun apa yang diucapkan Regan adalah benar adanya. Memang hanya Regan yang benar-benar mengetahui dirinya, namun untuk kali ini Renata tidak menyukai keputusan Regan yang sepihak itu. Renata memejamkan kedua matanya sejenak, sebelum akhirnya ia membuka mata dan menggenggam jemari kakak kembarnya dengan kedua tangannya. "Regan, bagaima

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   47. Dia Tak Pantas Untuk Ditangisi

    "Apa??" Renata membelalakan maniknya menatap Regan dengan sorot tak percaya. "K-kau sudah... tahu??" Regan mengulurkan tangannya untuk menggenggam erat jemari adik kembarnya itu. Kedua manik indah biru safir itu pun saling bertemu namun dengan makna yang berbeda. "Ya, Renata. Sebenarnya aku sudah mengetahuinya sejak 16 tahun yang lalu..." guman Regan sembari tersenyum sedih. "Dan kurasa ini saatnya kamu juga mengetahui apa yang terjadi, Ren..." **FLASHBACK 16 TAHUN YANG LALU** Remaja lelaki itu melangkah masuk menuju pintu gerbang rumahnya dengan gontai karena sekujur tubuhnya terasa lelah. Tugas-tugas sekolah dan banyaknya ekstrakuler yang ia ikuti terkadang memang membuat tenaganya terkuras habis, namun dibalik itu semua, sesungguhnya ia menyukai kesibukan. "Aah, pundakku pegal sekali!" Keluhnya sembari memukul-mukul pelan pundak kiri dengan kepalan tangan kanannya. Semalaman ia menginap di rumah salah seorang temannya untuk mengerjakan sebuah project sains untuk klub fisika

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   46. Rahasia Yang Terkuak

    "Jadi dia masih hidup??!" Patricia terkesiap saat mendengar suara ayahnya yang terdengar gusar pada seseorang di sambungan telepon. Dengan perlahan dan tanpa suara, ia pun menjalankan kursi rodanya semakin mendekati pintu ruang kerja Maxwell Harrison agar bisa mendengarkan dengan lebih jelas. BRAAKK!!! Hampir saja Patricia berteriak karena terkejut saat Maxwell menggebrak mejanya dengan keras. Untungnya wanita itu cepat-cepat menutup mulut dengan kedua tangan untuk meredam suara yang keluar. "Aku tidak mau tahu! Laksanakan tugasmu atau lehermu yang akan menggantikan nyawanya!!" Bentak Maxwell sembari menutup sambungan telepon dengan geram. "Daddy?" Lelaki yang juga ayahanda Patricia itu pun sontak menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya. "Patrice? Kamu sudah datang?" Maxwell berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu dimana Patricia masih terdiam di atas kursi rodanya. "Kenapa kamu tidak bilang kalau hari ini keluar dari rumah sakit? Daddy bisa menjemputmu."

  • Wanita Untuk Sang Penguasa   45. Pembalasan Yang Pantas

    Awan mendung dengan semilir angin dingin yang berhembus menerbangkan dedaunan kering di atas rumput. Titik-titik air pun mulai meluruh turun dari atas langit, menjanjikan curahnya yang akan jauh lebih deras. Dua sosok itu masih berada di sana, di depan sebuah makam berbatu granit putih. Rambut dan pakaian mereka mulai lembab dibasahi rintik hujan, namun tak ada satu pun dari mereka yang bergeming. Sang lelaki masih berdiri di sisi sang wanita yang sedang duduk berlutut di atas rumput, manik biru safirnya yang basah tak lepas memandang sayu pada nisan putih itu. "Apa yang harus kulakukan sekarang, George?" Rintih Chelsea pilu. Hujaman rasa bersalah yang begitu masif membuat sekujur tubuhnya lemas. "Semua ini salahku. Salahku!! Aku berdosa kepada Chloe!!" Chelsea kembali meraung keras sambil menjambak rambutnya frustasi. "Bangunlah, Chloe! Aku mohon, hiduplah!! Kau... kau berhak mendapatkan kebahagiaan, Kak..." jeritannya melengking penuh kesedihan yang mendalam. Air mata yang ber

DMCA.com Protection Status