Cantika sangat kaget melihat makhluk seram itu akan mencekik Bunda Nisa. Nyawa bundanya terancam. Cantika segera berkonsentrasi dan mengumpulkan kekuatan istimewanya.
Akhirnya kekuatannya keluar, selarik sinar kuning keluar dari mata Cantika.
Makhluk aneh itu terpental ketika Cantika tiba-tiba mengeluarkan kekuatan super dari matanya. Amarahnya timbul melihat Bunda Nisanya dalam bahaya.
“Kau siapa? Kenapa ikut campur urusanku?” tanya makhluk aneh dengan suaranya yang serak. Matanya menatap tajam Cantika.
“Kau mau bunuh ibuku, makhluk jelek!” jawab Cantika dengan geram. Matanya masih memancarkan sinar kuning yang panas.
Makhluk itu mundur dan berusaha menghindari bertatapan dengan mata Cantika
“Oramg itu merebut suamiku, aku tak rela,” desis makhluk itu. “Aku akan terus memperjuangkan suamiku.”
“Suami? suami yang mana? Siapa kamu sebenarnya?” tanya Cantika seraya mengerutkan kening. Dia berusaha mencari tahu siapa makhluk aneh itu.
“Aku istri Wahyu,” jawab makhluk itu sambil menyeringai. “Sudah lama dia melupakanku dan tak berusaha mencariku. Aku tak rela!”
“Pergilah makhluk, tempatmu bukan disini lagi!” usir Cantika geram ketika mendengar jawaban makhluk aneh itu.
Makhluk itu menyeringai dan tertawa meringkik. Giginya nampak hitam dan menjijikan. Matanya kosong melotot.
“Aku akan kembali dan akan terus kembali. Sampai wanita perebut suamiku mati,” serunya geram diiringi kembali tawa mengerikan. “Kau bayi yang dulu punya kekuatan itu, bukan?”
Cantika tidak menjawab. Matanya kembali mengeluarkan larik sinar kuning menyerang makhluk itu, sampai makhluk itu terpental lagi.
“Aku akan kembali nanti,!"teriaknya sebelum menghilang. "Aku harus membuat wanita itu mati!"
Kemudian makhluk itu hilang beserta kepulan asap tipis.
Wahyu dan Nisa terbangun mendengar suara gaduh dan suara Cantika. Mereka heran dan kaget melihat Cantiks ada di kamar dan sedang berbincang sendiri.
“Kamu kenapa, Cantika. Ada apa?” tanya Wahyu bingung. “Kenapa ada di kamar ini?”
“Maaf, Yah, tadi Cantika mendengar suara aneh. Takut maling jadi masuk ke sini," ujar Cantika terpaksa berbohong, biar orang tuanya tidak panik. “Tapi tidak ada. Kayaknya itu suara tikus.”
“Ah, kamu ada ada saja, Cantika. Ayo kembali tidur, ya, besok pagi kan harus mulai orientasi di kampus,” perintah Wahyu sambil tersenyum mendengar jawaban Cantika.
“Iya, Ayah."
Cantika menurut perintah ayahnya untuk beranjak keluar dan kembali ke kamarnya. Sepanjang malam itu pikiran Cantika penuh tanda tanya. Ada banyak hal yang tidak diketahui Cantika. Tentang cerita orang tua kandungnya, Bunda Nisa dan kisah dirinya semasa kecil dulu.
Akhirnya Cantika bisa tertidur menjelang dinihari.
****
Pagi ini Cantika harus bersiap berangkat ke kampus pagi-pagi, karena ada acara masa pengenalan kampus untuk mahasiswa baru.
Pikiran Cantika masih teringat kejadian tadi malam. Pikirannya penuh tanda tanya tentang makhluk berupa wanita aneh yang akan membunuh Bunda Nisa.
Siapa dia, dan kenapa dia benci sekali dengan Bunda Nisa? Bahkan bilang Bunda Nisa telah merebut suaminya. Apakah yang dimaksud suami disini adalah Wahyu, ayahnya? Lantas siapa makhluk wanita aneh itu?
Cantika masih bingung. Ingin bertanya pada ayahnya. Namun takut ayahnya jadi bingung dan panik.
Dia akhirnya teringat pada Mak Murni, Dukun paraji yang dulu mengasuhnya dari bayi. Cantika sudah menganggap Mak Murni neneknya sendiri. Mak Murni pasti tahu segalanya tentang ayah dan ibu kandungnya. Selain itu dia juga kangen ingin bertemu Mak Murni. Sudah lama tidak pernah ketemu, semenjak Cantika dulu masuk asrama di usia 7 tahun.
Cantika memutuskan untuk bertemu Mak Murni setelah pulang dari kampus. Dia akan bertanya banyak hal yang tidak diketahuinya selama ini.
Ayahnya tak pernah cerita apa-apa. Dia hanya tahu ibunya meninggal ketika melahirkan dirinya, kelahirannya dibantu dukun paraji bernama Mak Murni, bahkan Cantika ikut diasuh olehnya.
Ayahnya menyuruhnya menganggap nenek pada Mak Murni, karena telah banyak menolong dan sangat menyayanginya ketika bayi.
“Cantika berangkat dulu Yah, Bunda Nisa," pamit Cantika ketika bersiap berangkat ke kampus.
“Mau diantar sama ayah, Nak?” tawar Wahyu
“Gak usah. Cantika pake ojek online aja, Yah.”
“Ya, sudah. Hati- hati ya."
“Iya. Ayah."
Cantika bergegas naik ke atas motor ojek online, yang sudah datang memjemput. Wahyu memandanginya sampai hilang di belokan jalan.
***
Cantika turun dari ojek dan bergegas berjalan ke arah gedung fakultas ekonomi. Dia terburu-buru, sampai tak sengaja menabrak seorang pemuda yang sedang berjalan sambil menundukkan kepala.
“Eh, maaf,” ucapnya, sambil tersenyum menganggukan kepalanya, lalu terburu-buru berjalan lagi Mengejar waktu karena sebentar lagi waktu apel pagi jurusan dimulai. Jangan sampai telat, nanti bisa kena sanksi hukuman.
Pemuda itu menoleh dan mengernyitkan dahi. Gadis itu melihat dirinya. Bukankah dia sudah bukan manusia lagi? Tetapi gadis itu bisa melihat bahkan menabraknya. Barusan malah meminta maaf.
Pemuda itu tersenyum. Dia mendapatkan seseorang yang dia cari selama ini. Manusia yang bisa diajaknya berkomunilasi. Dunianya memang sudah berbeda. Namun, ada hal yang membuatnya belum rela meninggalkan dunia nyata manusia. Ada hal yang masih memberatkannya hingga tak bisa pergi dengan tenang.
Sekarang ia menemukan orang yang bisa melihat dirinya. Pemuda itu menyeringai senang. Tubuhnya segera melayang mencari gadis yang barusan menabraknya dan bisa melihat kehadiran dirinya.
Matanya mencari-cari dari sekian banyak mahasiswa. Namun, pandangan mata pemuda itu malah terbentur pada sosok makhluk yang menyeramkan yang juga ada disana. Berwujud wanita cantik aneh dengan rambut menyentuh tanah, dan taring runcing tersembul ketika dia menyeringai ke arahnya.
Pemuda itu terpana. Ternyata ada makhluk halus lain di kampus itu. Sepertinya dia juga sedang mengikuti seseorang.
Dia jadi urung untuk mencari keberadaan gadis tadi. Dirinya tak ingin berurusan dengan makhluk astral lain yang pasti jahat, dilihat dari wajahnya yang terlihat bengis. Pemuda itu akan menunggu gadis tadi di depan jalan kampus. Semoga gadis tadi bisa membantu menyelesaikan masalah dirinya di dunia.
Saat tubuhnya melayang hendak keluar dari area kampus, dia melihat makhluk wanita tadi mengikutinya. Pemuda itu ketakutan dan segera mempercepat gerakannya melayang.
"Ada urusan apa anak muda, hingga mencari seseorang di area kampus?" tanya makhluk itu, sangat serak dengan seringai mengerikan.
"Ti-tidak ada," sahut pemuda itu yang ternyata arwah gentayangan.
"Awas, jangan ganggu anakku yang cantik."
"Anak?" pemuda itu kebingungan. "Wanita cantik yang mana?"
"Yang selalu aku dampingi. Kamu melihatnya tadi di kampus!"
Pemuda itu teringat seorang gadis yang terus didampingi makhluk itu tadi.
"Oh, bukan dia yang aku cari. Tapi gadis lain!" seru pemuda itu sambil menggaruk kepala. "Seorang gadis yang sama cantik dan dia ada di kampus ini. Dia punya kemampuan melihat makhluk ghaib seperti kita."
Wanita menyeramkan itu mengerutkan kening. Instingnya juga mengatakan ada seseorang yang mempunyai kekuatan supranatural di kampus ini sama dengan anak wanitanya yang selalu dia dampingi.
"Siapa gadis yang kamu cari, yang punya kekuatan supranatural?" tanyanya pada si pemuda arwah.
"Aku juga tak tahu. Tadi aku mencarinya, keburu ketemu kamu!" sahut si arwah sambil mendengkus kecewa.
Mereka berdua penasaran siapa wanita yang punya aura supranatural yang ada di kampus ini?
***"
Waktu istirahat akhirnya tiba. Para mahasiswa baru membubarkan diri dari barisan di lapangan. Masing-masing mencari tempat untuk beristirahat dari Banyakdpanasnya terik matahari, sekalian makan siang.Banyak yang sengaja membawa bekal makanan dari rumah, mereka beramai- ramai makan bersama. Saling menawarkan dan mencicipi makanan teman lainnyaCantika juga beristirahat di bawah pohon yang rindang. Udara yang panas membuatnya gerah dan haus. Diambilnya botol berisi minuman beserta cemilan yang tadi pagi masih sempat dia masukkan dalam tas.Seorang gadis cantik duduk tak jauh darinya. Cantika berusaha bersikap wajar melihat ada makhluk lain juga yang menunggui gadis itu. Makhluk berbentuk wanita cantik, aneh dan mengerikan. Cantika pura-pura tidak melihatnya, saat makhluk itu menoleh ke arahnya.Sesuai pesan guru di sekolah asramanya dulu, jangan memperlihatkan hal ganjil, meski di sekelilingmu ada hal yang aneh. Bersikap
Cantika akhirnya tiba di rumah. "Assalamualaikum," Cantika berucap salam ketika masuk ke dalam rumah. "Waalaikumsalam." Cantika tertegun pada orang yang menjawab salamnya Dilihatnya Mak Murni yang menjawab salam dan sedang duduk di ruang tamu. Senyum bahagia langsung tersungging di bibir Cantika, ternyata telepatinya langsung kontak batin dengan Mak Murni. Tak disangka Mak Murni ada di rumahnya. Mak Murni tersenyum melihat Cantika sudah pulang dan ada di ambang pintu. Dia berdiri menyongsong Cantika. “Nenek..!” seru Cantika sambil menghambur ke arah Mak Murni. Dipeluknya Mak Murni dengan erat. Mak Murni tertawa. Dia bahagia sekali bisa melihat Cantika kembali. Dia membalas pelukan Cantika dengan erat. Sebelas tahun bukan waktu yang sebentar. Selama itu tidak pernah bertemu Cantika. Mak Murni melihatnya terakhir kali ketika usia Cantika hampir tujuh tahun, sebelum dia masuk asrama 
Cantika terus mengikuti David, yang melayang menuju sebuah rumah yang tua, tidak terurus tak jauh dari kampus. Rumah itu bangunan tua yang lumayan besar. Namun, nampak tidak terawat. Temboknya berlumut dan kayu- kayunya mulai terlihat lapuk. Banyak rumput liar tinggi di halamannya. Rumah itu nampak angker dan tidak berpenghuni. Cantika terus mengikuti David yang melayang, memutar ke arah belakang rumah itu. Rupanya ada pintu masuk dari arah belakang rumah. “Kita masuk kesini?” bisik Cantika. David mengangguk. "Iya, ayo masuk!” Cantika pun pelan-pelan masuk. Hawa dingin dari rumah kosong yang lembab, langsung menerpa tubuhnya Rumah itu sangat kotor. Lantainya sudah kasar dan berdebu. “Sttt.. ada orang datang,” bisik David. “Ayo, sembunyi!” Cantika dan David segera mencari tempat bersembunyi. Di sana terlihat ada tembok yang mulai runtuh. Dan dibawahnya ada celah untuk bersembunyi. Cantika bersembunyi
"Ka-Kak Bayu..?" tanya Cantumkan kaget ketika melihat siapa yang menyelamatkannya. "Sst..Diam! Kamu sudah amN sekarang!" bisik Bayu mengingatkan. Dia tak ingin dukun jahat di dalam rumah mendengarnya. Lalu.Bayu berbisik lagi pada Cantika.“Cantika, apa kamu kenal dengan gadis itu?" tanya Bayu sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang akan masuk ke dalam rumah tua. Cantika melihat ke arah yang ditunjuk Bayu. Dilihatnya Sonya yang masuk ke rumah tua itu. “Iya, Kak. Namanya Sonya. Teman kuliah Cantika." Mata Bayu serta merta melotot mendengar jawaban Cantika bahwa gadis itu bernama Sonya dan teman kuliahnya. “Dia teman kuliahmu, Cantika? Berarti kamu harus hati-hati." “Iya, Kak,” sahut Cantika. “Kak, kalau kita tidak nolong Aditia, nanti pas tengah malam Aditia akan jadi tumbal." Bayu terdiam lalu ditatapnya Cantika dengan dahi berkerut “Kamu bisa sabar dulu nggak Cantika? Kita harus lihat dulu kead
Kisah Hantu David***Waktu istirahat sudah usai, Cantika bergegas kembali masuk ke gedung fakultasnya. Meninggalkan David yang termangu sendirian.Cantika sudah berjanji akan menolongnya, jadi David akan setia menunggu gadis itu keluar gedung jika nanti pulang.Saat Cantika masuk ke ruangan kelasnya, matanya tak sengaja beradu pandang dengan Sonya. Ternyata dia kembali masuk kelas di masa orientasi ini. Hati Cantika merasa tidak enak. Sonya pasti akan mencari korban baru setelah kemarin Aditia bisa diselamatkan Bayu.Cantika berusaha bersikap normal, dia mengulas senyum tipis ketika tanpa sengaja beradu pandang dengan Sonya, yang sama hendak masuk ruangan kelas. Namun Sonya hanya membalas senyum Cantika dengan anggukan. Ekspresi wajahnya tetap.dingin tanpa senyum.Wajah Sonya memang cantik namun wajahnya penuh misteri. Dingin dan jauh dari senyum. Bahkan kedua matanya terlihat tajam dan kelam. Mengandung kekuatan magic yang dimi
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Firasat Cantika pada BayuMak Paraji Season 2Cantika tersentak, dia melihat kelebatan bayangan kejadian kakaknya, Bayu. Dia sedang dalam bahaya. Dia melihat langit yang gelap menyelimuti Bayu.Cantika bersama Bu Mery di kantor polisi, yang sedang melapor tentang pembunuhan David.Dia teringat, bahwa sejak pulang dari kampus, langsung pergi ke rumah David. Tanpa mengabari orang rumah, terutama Bayu.Segera diambilnya ponsel dari dalam tas. Dan dia kaget ponselnya dalam keadaan mati. Sepertinya kehabisan baterai karena semenjak pagi terus on.Dilihatnya jam dinding yang terpajang di kantor polisi, menunjukkan pukul 5 sore. Ya, Allah. Sudah sangat sore, Cantika jadi merasa gelisah.Ayah dan Bunda Nisa pasti cemas. Terutama kakaknya, Bayu. Dia yang paling protek pada Cantika.Dengan memberanikan diri, dia meminjam ponsel kepada Ibu Mery.“Maaf, Bu. Bisa pinjam ponselnya? Saya belum mengabari
Arman segera meraih tubuh Laila yang terkulail lemas dan pingsan. Terlihat wajah Laila pucat dengan keringat membanjir diwajah dan tubuhnya. “Apa Laila mati, Mbah?” Tanya Arman sedikit takut sambil berusaha menepuk nepuk pipi Laila. “Dia tidak mati cuma pingsan. Kekuatannya sedang mengalir ke janinnya. Dan tubuh Laila bereaksi karena memang tenaga itu ada aliran panasnya!” Ujar Mbah Kunto kemudian dia terkekeh senang. “Semuanya normal dan lancar.” Nyai Onom juga ikut senang. Transfer ilmu yang dipunyainya berjalan lancar. “Ini baru awalnya kekuatan itu masuk. Jika bayi itu lahir, akan lebih banyak lagi tenagaku yang terserap!" Serunya girang diiringi tawa mengikik keras. “Jadi anak ini nanti bakal sakti, Mbah?” Tanya Arman tak percaya. “Iya. Sama halnya nanti seperti bayi si Minarni atau hantu anak kecil itu. Siapa itu namanya?’ “Aina, Mbah.” “Ya nanti bayi Laila bakal sakti kayak bayi itu dan si Aina kelak!”
Tubuh makhluk itu sedikit terhuyung. Doa dari Mak Murni ada pengaruhnya sedikit. Tapi tetap saja makhluk itu bisa kembali berdiri kuat setelah barusan terhuyung dan doa terhenti.“Wanita tua, teruslah berdoa. Aku masih kuat disini!” Ejek Makhluk itu dengan suara serak parau. “Akan kuhabisi kau! Berikan bayi itu, Aku ingin memilikinya!”“Untuk apa kau mau anakku, hei, makhluk jahat?” Kali ini Minarni yang bersuara. Meski dia tak punya kekuatan, tapi keberaniannya muncul melihat bayinya terancam.“Jadi bayi ini anakmu?” Tanya makhluk itu. Diikuti tawa cekikikan lagi. “Bayi ini akan buat wujudku tetap cantik. Aku butuh darah dari kekuatan bayi yang murni.”Ringkikan tertawanya semakin keras.“Aku akan bawa bayi ini bersamaku!”Tangan makhluk itu terulur siap membawa bayi Cantika yang terus meronta ingin lepas dari dekapan Mak Murni.
Air bergolak itu hilang entah ke mana . Mbah Kunto, sang dukun sakti, mengirimkannya untuk menghadapi Aina, hantu cilik berkekuatan super. Mbah Kunto berharap bisa mengalahkan kekuatan super Aina. Dia akan mengerahkan semua kekuatannya. Sementara itu Mak Murni memandangi bayi yang telah terlelap digendongannya. Dihelanya napas. Hatinya begitu terenyuh. Bayi cantik ini sudah berusia 2 bulan. Selama ini Mak Murni merawatnya dengan penuh kasih sayang seperti pada cucunya sendiri. Ya, Usia Mak Murni sudah 56 tahun dan sudah jadi nenek dari 6 cucu. Dan Mak Murni merasa punya cucu lagi dengan kelahiran bayi cantik ini. Cantika Rahayu. Nama yang memang indah diberikan oleh ibu kandungnya yang telah tiada. Tapi meski sudah berbeda alam, cinta ibunya pada bayinya tetap tidak mati dan berusaha melindungi sang bayi dari ancaman yang membahayakan hidupnya. Mak Murni merasa ikut sedih karena 2 bulan ini, bayi Cantika belum pernah disentuh atau mengenal
Aina terdiam. Masih terbayang dirinya naik ke lantai atas ketika mendengar jeritan Laila, Ibu tirinya minta tolong. Setelah ayahnya meninggal Aina tinggal dengan Ibu tirinya. Dan waktu itu Laila menjerit minta tolong, tergesa Aina naik. Mencari asal suara tapi tak menemukan Laila. Aina bermaksud turun. Saat itulah tubuhnya didorong ketika akan menuruni tangga. Dan jatuh terguling membentur lantai. Sebelum meninggal Aina sempat melihat seorang laki laki yang sering mengunjungi kamar Laila. Dan Aina pernah melihatnya berdua di kamar. Laki laki itulah yang mendorongnya. Barusan diketahui namanya Arman. “Aina ?” Minarni menepuk pundak Aina. “Kamu kenapa?” “Laki laki itu mendorong Aina sampai jatuh terguling ditangga, Bi.” Aina akhirnya menjawab dengan kesal. Minarni memandangnya dengan raut kasian. “Sabar Aina. Pantas tadi kamu marah besar melihat lelaki itu,” Kata Minarni lembut. “Kekuatanmu sangat dahsyat ketika kamu marah.”
“Alaah .. gampang! Itu urusan nanti. Suami bodohmu itu kan gampang dikibuli. Nanti kita cari alasan kamu pergi dari rumah ini. Kalau terus disini bahaya. Kita terus diteror musuh.” Arman meyakinkan Laila. “Lagian kasian bayi kita nanti kenapa kenapa.” “Ssst..jangan keras keras nyebut bayi kita. Wahyu taunya ini adalah bayinya, jangan sembarang bilang nanti ada yang dengar !" Laila berbisik sambil melihat sekeliling takut ada yang dengar omongan Arman. “Awas kalau ngomong lagi masalah bayi ini. Aku bakal lakukan sesuatu. Itu rahasia kita saja Arman!" Arman mengangguk. Tingkah bodoh kedua orang jahat ini terus dipantau Minarni dan gadis itu. Minarni kaget mendengar omongan Arman tentang bayi yang dikandung Laila. Laila hamil dan itu bukan anak Wahyu. Tapi anak Arman. beres beres. Takut nanti sinar kuning itu datang lagi!” Arman buru buru menarik tangan Laila supaya bergegas. “Anak sialan itu kenapa datang lagi dengan kekuatannya?” “Iya, pada
"Iya. Saranku berhenti berbuat jahat terus Ano. Jangan terus bunuh orang dengan ilmu kabisamu. Suatu hari korban kejahatanmu akan datang menuntut balas.” Bro Jack memberi nasihat karena merasa kasian Abah Ano terlihat kebingungan karena kejahatannya. Abah Ano terdiam mendengar nasihat Bro Jack. Bagaimana dia bisa berhenti kalau Laila terus saja memaksa melakukannya. Abah Ano tidak berdaya menolaknya. Utang budi dan butuh biaya besar membuatnya menuruti kemauan Laila. Abah Ano pun akhirnya pulang dan berusaha untuk mencari petunjuk dengan semedi. ** Sementara itu di suatu rumah mewah, Laila terlihat uring uringan. Dia kesal sekali setelah mendengar kabar melalui telfon, temannya Abah Ano yang senior juga tidak bisa menghadapi musuhnya sekarang. Dan lebih kesal lagi selama 2 Minggu ini katanya Abah Ano tidak bisa diganggu karena akan bersemedi dan berguru dulu ke gurunya Bro Jack supaya lebih sakti hingga bisa mengh
Malam itu Mak Murni di kagetkan oleh suara lengkingan jeritan bayi Minarni. Baru saja hendak masuk ke kamar tidur untuk istirahat, bayi itu menjerit semakin keras. Tergopoh Mak Murni masuk kamar dan terlihat bayinya gelisah menangis keras. Ada angin dingin melingkupi kamarnya. Berdesir dan kemudian bergemuruh seperti pusaran. Hampir saja menggulung bayi itu. Untung Mak Murni meloncat dan segera menggendong bayi itu keluar kamar. Mak Murni segera beristigfar dan menyadari ada bahaya mengancam bayi itu. Dengan sebisa mungkin merapalkan doa penolak bala. Sambil berusaha mundur melindungi bayi yang menangis keras. Pusaran angin itu tak bisa menjangkau bayi ketika doa dirapalkan. Hanya berputar di tempat. Mak Murni berusaha konsentrasi sambil berdoa. Dan tiba tiba matanya menangkap ada makhluk tinggi besar mengerikan. Pusaran angin itu ternyata wujudnya makhluk mengerikan, dan sepertinya hendak mencelakakan bayi itu. T
** Bayangan sosok Minarni sedang mengamati rumahnya dengan sedih. Dia tidak bisa masuk rumah itu, karena sudah diisi dengan kekuatan yang tak bisa Minarni tembus. Ya, ada upaya jahat supaya Minarni tak bisa masuk rumahnya. Hawa panas dan hembusan angin yang sangat kuat membuat Minarni terpental keluar jika memaksa masuk. Ditatapnya rumah penuh kenangan itu. Hadiah pernikahan dari ayahnya dulu. Dan sekarang rumah itu diisi juga oleh istri suaminya yang baru. Minarni merasa tidak terima karena dirinya yang malah terusir dari rumahnya sendiri. Kini raganya sudah tiada. Tapi rohnya masih mengembara kemana mana karena masih diliputi ketidakrelaan kematiannya yang misterius. Bahkan bayinya pun hampir ikut mati. Tapi keajaibanlah yang membuat bayinya lahir selamat beberapa detik sebelum hidupnya berakhir selamanya. Tiba tiba mata Minarni menangkap pemandangan yang menyesakkan dada. Dilihatnya keluar suaminya, Wahyu beserta Laila, istri sirinya
“Nek, kok ada anak kecil ya? Tuh dia lagi usap usap dede bayi. Dan Makhluk menakutkan itu juga gak berani dekat anak kecil itu !" Seru Ainun tiba tiba ketika Minarni sudah tidak ada lagi di ruangan kamar. Mak Murni mengernyit bingung. Anak kecil? Siapa lagi itu? Ah, Mak Murni benar benar dibuat bingung terus. Banyak hal yang tidak masuk diakal dan membuat bingung. “Coba tanya siapa dia, Ainun?” Pinta Mak Murni. “Tapi Nek Ainun takut Anak kecil itu tampak aneh dan bikin takut. Rambutnya nutupin wajahnya. Jadi gak keliatan wajahnya!” kata Ainun. “Makhluk yang dari tadi merhatiin bayi juga kelihatan sama takut pada anak kecil itu !” Mak Murni menghela napas panjang. “Ya sudah biarin aja atuh, kalau anak kecil itu gak jahat sama bayi.” “Kayaknya enggak Nek. Tuh malah kayak sayang ke dede bayi. Diusap usap dan dede bayinya juga malah tidur nyenyak.” “Awasi aja Ainun, takut kenapa kenapa.” “Iya Nek.” Aga