"Ka-Kak Bayu..?" tanya Cantumkan kaget ketika melihat siapa yang menyelamatkannya.
"Sst..Diam! Kamu sudah amN sekarang!" bisik Bayu mengingatkan. Dia tak ingin dukun jahat di dalam rumah mendengarnya.
Lalu.Bayu berbisik lagi pada Cantika.
“Cantika, apa kamu kenal dengan gadis itu?" tanya Bayu sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang akan masuk ke dalam rumah tua.Cantika melihat ke arah yang ditunjuk Bayu. Dilihatnya Sonya yang masuk ke rumah tua itu.
“Iya, Kak. Namanya Sonya. Teman kuliah Cantika."
Mata Bayu serta merta melotot mendengar jawaban Cantika bahwa gadis itu bernama Sonya dan teman kuliahnya.
“Dia teman kuliahmu, Cantika? Berarti kamu harus hati-hati."
“Iya, Kak,” sahut Cantika. “Kak, kalau kita tidak nolong Aditia, nanti pas tengah malam Aditia akan jadi tumbal."
Bayu terdiam lalu ditatapnya Cantika dengan dahi berkerut “Kamu bisa sabar dulu nggak Cantika? Kita harus lihat dulu keadaan. Orang tua yang tadi, aku rasa ilmunya sangat tinggi, belum gadis itu juga terasa seperti punya kemampuan hebat,” ujar Bayu berusaha menjelaskan keadaan bahaya pada Cantika.
“Bukan hanya mereka berdua, Kak. Cantika juga suka lihat makhluk mengerikan satu lagi yang menjaga gadis bernama Sonya,” timpal Cantika
“Berarti ada tiga kekuatan?” tanya Bayu kaget.
"Iya, Kak.”
“Tambah sulit lagi keadaannya,” keluh Bayu.
“Kak gimana kalau Cantika alihkan perhatian mereka sehingga Kak Bayu bisa masuk dan selamatkan Aditia?" usul Cantika tiba-tiba.
“Maksudnya apa, Cantika?”
“Kakak lihat aja nanti,” seru Cantika. “Aku akan menumbangkan pohon itu, nanti mereka pasti keluar dan kak Bayu masuk ya selametin Aditia, bawa ke tempat klinik dekat kampus. Nanti aku nyusul ya, Kak.”
“Tapi itu sangat bahaya, Cantika,” protes Bayu.
“Aku akan hati-hati, Kak. Asal jangan melihat ke mata orang tua itu yang mengandung daya hipnotis, sehingga kekuatanku hilang. Sekarang aku bisa keluarin tenaga lagi. Ayo, Kak, tidak ada waktu lagi. Keburu malem ini!”
Tanpa menunggu persetujuan Bayu, Cantika buru- buru mendekat ke arah pohon besar yang tak jauh dari pintu masuk. Di dekat sana ada batu besar, sehingga Cantika bisa bersembunyi di baliknya. Keadaan memang sepi karena rumah itu di kelilingi tanah kosong dan kebun, ditambah hari menjelang petang.
Bayu mengawasi Cantika dengan was-was. Terlihat Cantika berkonsentrasi dan mulai mengumpulkan kekuatannya. Selarik sinar kuning panas keluar dari matanya, menghantam pohon besar hingga tumbang.
Kraakkk..bruug..! Buumm..!
Menimbulkan suara keras berdebum ketika pohon itu tumbang, batang pohonnya terbelah, dan ada asap mengepul seperti terbakar.
Mbah Kunto dan Sonya berlari keluar dan melihat ke arah pohon yang tumbang.
Bayu tak sia-siakan kesempatan itu, secepat kilat tubuhnya melesat masuk dan segera mencari Aditia. Ternyata ada di dalam kamar.
Bayu membopongnya, tenaganya memang kuat. Dia segera berlari keluar secepat angin berhembus. Wuuuss..!
Mbah Kunto dan Sonya dibuat sibuk melihat ke arah pohon tumbang tanpa menyadari ada hembusan angin super cepat menyelamatkan Aditia.
Cantika berusaha bersembunyi di balik batu besar. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat Mbah Kunto dan Sonya sedang meneliti pohon tumbang dan terbakar. Mereka curiga dan mulai mencari penyebabnya.
“Mbah, tak mungkin pohon itu tumbang tiba-tiba. Pasti ada yang sengaja membuat pohon itu roboh!” seru Sonya.
“Ayo, kita cari. Pasti ada di sekitar sini!” timpal Mbah Kunto. “Kita sepertinya berhadapan dengan kekuatan hebat, Sonya. Tadi ada gadis yang masuk, hendak selamatkan pemuda itu. Mbah bisa membuatnya lemah. Akan tetapi ada kekuatan angin dahsyat membantu dan gadis itu lenyap!”
“Gadis?” tanya Sonya kaget.
“Iya seorang gadis, entah siapa!”
Mereka semakin mendekati ke arah batu besar tempat Cantika bersembunyi. Cantika berusaha mengumpulkan tenaga, tubuhnya bergetar menahan amarah yang ingin dikeluarkan dari kekuatan yang dihimpunnya. Seandainya dia ketahuan, kekuatan itu akan dia keluarkan untuk menyelamatkan diri.
“Mbah firasatku tidak enak, kita lihat pemuda yang akan jadi tumbal itu!” seru Sonya tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Mereka berbalik dan langsung berlari masuk ke dalam rumah.
Dan memang betul, tubuh Aditia sudah tidak ada lagi di kamar.
“Mbah, kita kecolongan! Ada orang yang berusaha menyelamatkan pemuda itu!” geram Sonya ketika melihat tawanannya lepas.
“Iya, Sonya! Ternyata pohon tumbang itu di sengaja!”
Cantika segera lari sekuat tenaga menjauhi rumah itu ketika dilihatnya Mbah Kunto dan Sonya masuk lagi ke rumah.
***
Bayu berhasil membawa tubuh Aditia ke klinik yang ada di area kampus. Klinik itu buka 24 jam. Bayu langsung membopong Aditia masuk ke dalam klinik dan langsung ditangani seorang petugas jaga.
“Orang ini kenapa, Mas?” tanya petugas itu.
“Saya menemukannya sudah pingsan, Suster,” jawab Bayu, sengaja sedikit berbohong biar tidak banyak pertanyaan. “Entah kenapa, mungkin korban kecelakaan. Tolong dia, Sus.”
“Baik, nanti coba diperiksa dokter jaga.”
Ketika Suster itu memanggil dokter jaga. Bayu segera pergi. Dia tidak bisa lagi mendampingi Aditia, dia kawatir terhadap Cantika.
Segera diteleponnya Cantika, tapi tidak tersambung. Bayu berinisiatif kembali ke tempat Cantika tadi bersembunyi.
Tubuhnya kembali berlari bagai hembusan angin, mencari Cantika. Sebelum sampai ke tempat yang tadi, Bayu melihat Cantika sedang berlari menjauh dari rumah itu. Segera ditangkapnya tubuh Cantika, berlari cepat membawanya ke dekat klinik.
Cantika melotot tidak percaya, beberapa kali tubuhnya serasa dibawa terbang oleh Bayu, dan tiba-tiba sudah ada di suatu tempat.
Cantika curiga Bayu memiliki keistimewaan berupa kekuatan yang dahsyat. Entah apa.
“Kakak kok cepat sekali bergerak?” tanya Cantika bingung. “Kok aku sudah dekat klinik ya? Perasaan tadi masih jauh sedang berlari “
Bayu tidak menjawab. Dia biarkan Cantika kebingungan.
Sebetulnya tidak boleh ada seorang pun yang tahu tentang kekuatan Bayu ini. Bundanya selalu mewanti - wanti agar Bayu tidak sembarangan menggunakan kekuatannya.
Bunda ingin Bayu hidup normal dan tidak sombong dengan kelebihan yang dimilikinya sejak lahir. Kekuatan yang bagaikan angin berhembus dahsyat. Bisa memporak porandakan dan menerbangkan benda apa saja
.Bundanya pernah bercerita ketika Bayu lahir, dalam keadaan menderita sendirian, karena ayah Bayu meninggalkannya. Angin yang tiba-tiba menolongnya . Menggerakkan sebuah gerobak yang melaju cepat sampai ke arah klinik bersalin, ditengah hujan angin dan petir menyambar.
Jadilah namanya Bayu Laksana Guntur. Mengingatkannya pada angin, kilat juga guntur bersahutan ketika dia lahir.
“Kita pulang, Cantika!” ajak Bayu tiba-tiba
“Tapi bagaimana dengan Aditia?” tanya Cantika bingung.
“Aditia sudah ditangani dokter. Dokter pasti akan usahakan yang terbaik. Kita pulang sekarang, sebelum banyak pertanyaan dari orang-orang pada kita," jawab Bayu
“Baiklah, Kak. Eh, motor kak Bayu dimana?”
“Ada di parkiran foto copy depan kampus. Tadi Kakak sengaja menyimpannya di sana.”
Cantika menurut, kali ini dia bersedia pulang bareng Bayu. Meninggalkan Aditia yang sedang ditangani dokter.
****
Malam itu Cantika gelisah. Dia ingin tahu kabar Aditia. Namun Bayu menasehatinya,"Jika Aditia ditakdirkan hidup, dia akan selamat. Jika dia ditakdirkan harus kehilangan nyawanya karena kejadian itu, kita gak bisa apa-apa. Ada yang namanya garis takdir yang tidak bisa diubah tiba-tiba. Yang penting kita sudah berusaha menolongnya. Selebihnya biarlah tangan Tuhan yang bekerja.”
Itu nasehat dari Bayu, sama persis seperti yang diucapkan Ustad Adin dulu. Cantika yang bisa melihat masa depan, tidak akan selalu bisa merubah apapun yang ditakdirkan Allah.
Cantika berusaha tenang. Dia berdoa untuk kebaikan semuanya. Menyerahkan semuanya ditangan Yang Maha Kuasa, pemilik kehidupan manusia.
Akhirnya Cantika bisa tidur lelap, setelah berdoa dan berpasrah diri. Kekuatan yang dimilikinya memang terkadang membuat jiwanya gelisah, merasa selalu bersalah jika tidak bisa menolong orang yang terancam keselamatannya. Namun dia hanyalah manusia biasa yang dititipi kelebihan dari Sang Pencipta. Cantika tidak bisa mengatur apa yang akan terjadi nanti.
Sementara itu, Mbah Kunto, Sonya dan Nyai Onom sibuk mencari pengganti untuk tumbal di malam bulan purnama ini.
Pemuda yang akan dikorbankan telah lenyap, diselamatkan seseorang. Dan mereka tidak tahu siapa orang sakti tersebut. Mereka kalang kabut mencari korban lagi untuk tumbal dan di dapatlah seorang pengemis yang sedang tertidur di trotoar.
Mereka bertekad akan mencari tahu siapa yang berani menghalangi rencana mereka. Dan yang pasti orang tersebut memiliki ilmu dan kehebatan yang tidak bisa dianggap enteng.
Sementara David si hantu, hanya bisa menyaksikan kejadian antara Cantika dan Bayu dari kejauhan. Dia tidak bisa mendekat, karena Bayu memiliki aura kuat yang mencegah makhluk astral manapun mendekat.
David berharap besok bertemu dengan Cantika lagi dan menagih janjinya untuk menolong urusan David yang belum selesai di dunia.
****
Pagi itu kampus dihebohkan oleh berita ditemukannya Aditia yang hilang kemarin. Dan sekarang Aditia dirawat di rumah sakit karena kondisinya kritis, setelah banyak kehilangan darah akibat luka di kepalanya. Polisi pun turun tangan mengusut.
Berita ditemukan Aditia, sampai juga ke telinga Cantika dan Bayu. Cantika lega Aditia sedang dirawat intensif di rumah sakit meski sekarang keadaannya kritis. Cantika hanya berharap Aditia bisa sembuh dan sehat lagi.
Bayu juga tersenyum lega. Semoga polisi tidak mengendus keberadaan dirinya yang telah menyelamatkan Aditia, karena ada kesaksian dari suster jaga, yang menyelamatkan Aditia adalah seorang lelaki muda namun tidak diketahui identitasnya.
Bayu berharap dia dan Cantika aman tidak terseret masalah. Karena niat mereka memang murni hanya ingin menolong.
*****
“Hei, kamu sudah janji bantu aku, Cantika!” teriak David ketika melihat Cantika keluar dari gedung fakultasnya di jam istirahat.
“Kamu kemana kemarin, David, kok malah kabur sih?” protes Cantika.
“Aku gak kabur, aku gak bisa dekati kamu karena ada pemuda itu. Aku takut, pemuda itu punya aura yang kuat yang tidak bisa kudekati,” keluh David.
“Maksudmu, Kak Bayu?” tanya Cantika
“Iya, kakakmu itu sakti, Cantika. Aku takut dekat dia.”
Cantika terdiam, hatinya memang sudah curiga Bayu memiliki keistimewaan. Buktinya dengan mudah dia bisa selamatkan dia dan Aditia.
“Apa yang harus aku bantu sekarang, David?” Akhirnya Cantika memenuhi janjinya untuk membantu David, si hantu bawel itu.
“Aku ingin kamu temukan orang yang telah sengaja membunuhku,” pinta David.
“Apa? Jadi kamu korban pembunuhan, David?” tanya Cantika kaget.
“Iya. Dan itu terjadi tiga bulan yang lalu. Aku tak bisa tenang sebelum pembunuhnya ketemu, dan gadis yang kucintai harus tahu, aku tak ingkar janji hendak menikahinya.”
“Gadis? Aduh, aku bingung. Coba kamu cerita David. Tapi jangan sekarang. Nanti pas aku pulang saja, biar tidak ada yang curiga,” pinta Cantika yang merasa penasaran dengan cerita David.
“Baiklah, nanti aku cerita. Kalau pulang, temui aku ya, Cantika. Jangan langsung kabur pulang. Awas, lho!” ancam David.
Cantika tertawa. Hantu David yang bawel itu bisa juga mengancam. Namun malah terlihat geli di mata Cantika.
“Iya, nanti aku cari kamu lagi, David." ucap Cantika biar David tidak bawal lagi.
Dan kamu cerita yang lengkap ya.”
***
Kisah Hantu David***Waktu istirahat sudah usai, Cantika bergegas kembali masuk ke gedung fakultasnya. Meninggalkan David yang termangu sendirian.Cantika sudah berjanji akan menolongnya, jadi David akan setia menunggu gadis itu keluar gedung jika nanti pulang.Saat Cantika masuk ke ruangan kelasnya, matanya tak sengaja beradu pandang dengan Sonya. Ternyata dia kembali masuk kelas di masa orientasi ini. Hati Cantika merasa tidak enak. Sonya pasti akan mencari korban baru setelah kemarin Aditia bisa diselamatkan Bayu.Cantika berusaha bersikap normal, dia mengulas senyum tipis ketika tanpa sengaja beradu pandang dengan Sonya, yang sama hendak masuk ruangan kelas. Namun Sonya hanya membalas senyum Cantika dengan anggukan. Ekspresi wajahnya tetap.dingin tanpa senyum.Wajah Sonya memang cantik namun wajahnya penuh misteri. Dingin dan jauh dari senyum. Bahkan kedua matanya terlihat tajam dan kelam. Mengandung kekuatan magic yang dimi
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Firasat Cantika pada BayuMak Paraji Season 2Cantika tersentak, dia melihat kelebatan bayangan kejadian kakaknya, Bayu. Dia sedang dalam bahaya. Dia melihat langit yang gelap menyelimuti Bayu.Cantika bersama Bu Mery di kantor polisi, yang sedang melapor tentang pembunuhan David.Dia teringat, bahwa sejak pulang dari kampus, langsung pergi ke rumah David. Tanpa mengabari orang rumah, terutama Bayu.Segera diambilnya ponsel dari dalam tas. Dan dia kaget ponselnya dalam keadaan mati. Sepertinya kehabisan baterai karena semenjak pagi terus on.Dilihatnya jam dinding yang terpajang di kantor polisi, menunjukkan pukul 5 sore. Ya, Allah. Sudah sangat sore, Cantika jadi merasa gelisah.Ayah dan Bunda Nisa pasti cemas. Terutama kakaknya, Bayu. Dia yang paling protek pada Cantika.Dengan memberanikan diri, dia meminjam ponsel kepada Ibu Mery.“Maaf, Bu. Bisa pinjam ponselnya? Saya belum mengabari
Pengasihan **“Kamu sedang apa di sini? Semua mahasiswi sudah pada pulang,” tegur Leon pada gadis cantik yang masih keluyuran di jam segini. Hari sudah mulai masuk malam. “Kamu harusnya sudah pulang. Sebentar lagi malam.” Gadis itu memandang lekat ke arah mata Leon. Dan Leon pun jadi lupa niatnya untuk menyuruh pulang gadis itu. Dia mulai terpesona dengan kecantikannya. “Kamu siapa ya? Boleh kenalan?” tanya Leon tanpa sadar Gadis itu menyeringai senang. Mantera pengasihan mulai merasuki pemuda tampan itu. “Namaku Stella. Kamu mau mengantarku?” jawab Stella genit. “Kemana? Tentu aku akan antar kemanapun yang kau inginkan,” jawab Leon sambil tersenyum senang melihat kecantikan gadis yang mengerling genit padanya. Dia mulai merasa tersanjung dapat tawaran untuk mengantar gadis bernama Stella. “Antar aku jalan- jalan di kota ini ya, mau?” tawar Stella. “Tentu saja,” jawab Leon sambil tets
Hantu Penolong Muncul ****Cantika tersentak kaget, barusan ada kelebatan bayangan kakaknya--Bayu—sedang di kejar makhluk wanita yang mengerikan itu. Hatinya terasa gelisah, takut sesuatu terjadi pada Bayu. Dia tahu makhluk itu punya kekuatan hebat dan pasti tak akan membiarkan Bayu lolos begitu saja. Cantika berpikir keras bagaimana caranya menolong Bayu. Terpaksa ini harus dilakukan, ia akan memakai kekuatan supranatural yang tidak pernah dipakainya.. Ustad Adin selalu menasehati kekuatan ini bisa berbahaya, karena rohnya akan berkelana dan raganya harus terpisah dengan roh. Jikalau semua lancar tidak ada yang menghalangi, dia bisa selamat kembali ke raganya. Namun bila rohnya sampai terhalang oleh suatu kekuatan, sehingga tersesat dan tidak bisa kembali ke raganya. Dia akan terus berkelana. Cantika kebingungan, merasa dilema. Di satu sisi ingin menolong Bayu, di sisi lain dia harus mempertaruhkan keselamatan diri
Hantu Penolong Muncul****Cantika tersentak kaget, barusan ada kelebatan bayangan kakaknya--Bayu—sedang di kejar makhluk wanita yang mengerikan itu. Hatinya terasa gelisah, takut sesuatu terjadi pada Bayu. Dia tahu makhluk itu punya kekuatan hebat dan pasti tak akan membiarkan Bayu lolos begitu saja.Cantika berpikir keras bagaimana caranya menolong Bayu. Terpaksa ini harus dilakukan, ia akan memakai kekuatan supranatural yang tidak pernah dipakainya..Ustad Adin selalu menasehati kekuatan ini bisa berbahaya, karena rohnya akan berkelana dan raganya harus terpisah dengan roh. Jikalau semua lancar tidak ada yang menghalangi, dia bisa selamat kembali ke raganya. Namun bila rohnya sampai terhalang oleh suatu kekuatan, sehingga tersesat dan tidak bisa kembali ke raganya. Dia akan terus berkelana.Cantika kebingungan, merasa dilema. Di satu sisi ingin menolong Bayu, di sisi lain dia harus mempertaruhkan keselamatan d
Leon Jatuh hati“Terima kasih, Cantika.” Cantika tertegun mendengar suara empuk di belakangnya. Langkahnya yang hendak pulang dari kampus terhenti.Pelan, Cantika berbalik. Dilihatnya Leon sedang tersenyum menatapnya.“Terima kasih, ya. Kamu sudah menolongku. Sehingga terbebas dari bahaya pelet ,'” ucap Leon sambil tersenyum.Cantika merasa kaget. Dia tak menyangka Leon berterima kasih padanya“Kak Leon kok tahu?” tanyanya polos."Iya, tahu. Kakakmu sudah cerita bahwa kamu yang memintanya untuk tolong aku,” ucap Leon masih dengan tersenyum.“Untuk itu aku mau traktir kamu ngopi bareng sama aku."Cantika terhenyak kaget. Leon dengan lugas mengajaknya ngopi bareng. Cantika merasa gugup. Selama ini tak pernah sekalipun dia diajak ngopi atau ditraktir seorang cowok.“Gimana, Cantika. Mau?” t
Arman segera meraih tubuh Laila yang terkulail lemas dan pingsan. Terlihat wajah Laila pucat dengan keringat membanjir diwajah dan tubuhnya. “Apa Laila mati, Mbah?” Tanya Arman sedikit takut sambil berusaha menepuk nepuk pipi Laila. “Dia tidak mati cuma pingsan. Kekuatannya sedang mengalir ke janinnya. Dan tubuh Laila bereaksi karena memang tenaga itu ada aliran panasnya!” Ujar Mbah Kunto kemudian dia terkekeh senang. “Semuanya normal dan lancar.” Nyai Onom juga ikut senang. Transfer ilmu yang dipunyainya berjalan lancar. “Ini baru awalnya kekuatan itu masuk. Jika bayi itu lahir, akan lebih banyak lagi tenagaku yang terserap!" Serunya girang diiringi tawa mengikik keras. “Jadi anak ini nanti bakal sakti, Mbah?” Tanya Arman tak percaya. “Iya. Sama halnya nanti seperti bayi si Minarni atau hantu anak kecil itu. Siapa itu namanya?’ “Aina, Mbah.” “Ya nanti bayi Laila bakal sakti kayak bayi itu dan si Aina kelak!”
Tubuh makhluk itu sedikit terhuyung. Doa dari Mak Murni ada pengaruhnya sedikit. Tapi tetap saja makhluk itu bisa kembali berdiri kuat setelah barusan terhuyung dan doa terhenti.“Wanita tua, teruslah berdoa. Aku masih kuat disini!” Ejek Makhluk itu dengan suara serak parau. “Akan kuhabisi kau! Berikan bayi itu, Aku ingin memilikinya!”“Untuk apa kau mau anakku, hei, makhluk jahat?” Kali ini Minarni yang bersuara. Meski dia tak punya kekuatan, tapi keberaniannya muncul melihat bayinya terancam.“Jadi bayi ini anakmu?” Tanya makhluk itu. Diikuti tawa cekikikan lagi. “Bayi ini akan buat wujudku tetap cantik. Aku butuh darah dari kekuatan bayi yang murni.”Ringkikan tertawanya semakin keras.“Aku akan bawa bayi ini bersamaku!”Tangan makhluk itu terulur siap membawa bayi Cantika yang terus meronta ingin lepas dari dekapan Mak Murni.
Air bergolak itu hilang entah ke mana . Mbah Kunto, sang dukun sakti, mengirimkannya untuk menghadapi Aina, hantu cilik berkekuatan super. Mbah Kunto berharap bisa mengalahkan kekuatan super Aina. Dia akan mengerahkan semua kekuatannya. Sementara itu Mak Murni memandangi bayi yang telah terlelap digendongannya. Dihelanya napas. Hatinya begitu terenyuh. Bayi cantik ini sudah berusia 2 bulan. Selama ini Mak Murni merawatnya dengan penuh kasih sayang seperti pada cucunya sendiri. Ya, Usia Mak Murni sudah 56 tahun dan sudah jadi nenek dari 6 cucu. Dan Mak Murni merasa punya cucu lagi dengan kelahiran bayi cantik ini. Cantika Rahayu. Nama yang memang indah diberikan oleh ibu kandungnya yang telah tiada. Tapi meski sudah berbeda alam, cinta ibunya pada bayinya tetap tidak mati dan berusaha melindungi sang bayi dari ancaman yang membahayakan hidupnya. Mak Murni merasa ikut sedih karena 2 bulan ini, bayi Cantika belum pernah disentuh atau mengenal
Aina terdiam. Masih terbayang dirinya naik ke lantai atas ketika mendengar jeritan Laila, Ibu tirinya minta tolong. Setelah ayahnya meninggal Aina tinggal dengan Ibu tirinya. Dan waktu itu Laila menjerit minta tolong, tergesa Aina naik. Mencari asal suara tapi tak menemukan Laila. Aina bermaksud turun. Saat itulah tubuhnya didorong ketika akan menuruni tangga. Dan jatuh terguling membentur lantai. Sebelum meninggal Aina sempat melihat seorang laki laki yang sering mengunjungi kamar Laila. Dan Aina pernah melihatnya berdua di kamar. Laki laki itulah yang mendorongnya. Barusan diketahui namanya Arman. “Aina ?” Minarni menepuk pundak Aina. “Kamu kenapa?” “Laki laki itu mendorong Aina sampai jatuh terguling ditangga, Bi.” Aina akhirnya menjawab dengan kesal. Minarni memandangnya dengan raut kasian. “Sabar Aina. Pantas tadi kamu marah besar melihat lelaki itu,” Kata Minarni lembut. “Kekuatanmu sangat dahsyat ketika kamu marah.”
“Alaah .. gampang! Itu urusan nanti. Suami bodohmu itu kan gampang dikibuli. Nanti kita cari alasan kamu pergi dari rumah ini. Kalau terus disini bahaya. Kita terus diteror musuh.” Arman meyakinkan Laila. “Lagian kasian bayi kita nanti kenapa kenapa.” “Ssst..jangan keras keras nyebut bayi kita. Wahyu taunya ini adalah bayinya, jangan sembarang bilang nanti ada yang dengar !" Laila berbisik sambil melihat sekeliling takut ada yang dengar omongan Arman. “Awas kalau ngomong lagi masalah bayi ini. Aku bakal lakukan sesuatu. Itu rahasia kita saja Arman!" Arman mengangguk. Tingkah bodoh kedua orang jahat ini terus dipantau Minarni dan gadis itu. Minarni kaget mendengar omongan Arman tentang bayi yang dikandung Laila. Laila hamil dan itu bukan anak Wahyu. Tapi anak Arman. beres beres. Takut nanti sinar kuning itu datang lagi!” Arman buru buru menarik tangan Laila supaya bergegas. “Anak sialan itu kenapa datang lagi dengan kekuatannya?” “Iya, pada
"Iya. Saranku berhenti berbuat jahat terus Ano. Jangan terus bunuh orang dengan ilmu kabisamu. Suatu hari korban kejahatanmu akan datang menuntut balas.” Bro Jack memberi nasihat karena merasa kasian Abah Ano terlihat kebingungan karena kejahatannya. Abah Ano terdiam mendengar nasihat Bro Jack. Bagaimana dia bisa berhenti kalau Laila terus saja memaksa melakukannya. Abah Ano tidak berdaya menolaknya. Utang budi dan butuh biaya besar membuatnya menuruti kemauan Laila. Abah Ano pun akhirnya pulang dan berusaha untuk mencari petunjuk dengan semedi. ** Sementara itu di suatu rumah mewah, Laila terlihat uring uringan. Dia kesal sekali setelah mendengar kabar melalui telfon, temannya Abah Ano yang senior juga tidak bisa menghadapi musuhnya sekarang. Dan lebih kesal lagi selama 2 Minggu ini katanya Abah Ano tidak bisa diganggu karena akan bersemedi dan berguru dulu ke gurunya Bro Jack supaya lebih sakti hingga bisa mengh
Malam itu Mak Murni di kagetkan oleh suara lengkingan jeritan bayi Minarni. Baru saja hendak masuk ke kamar tidur untuk istirahat, bayi itu menjerit semakin keras. Tergopoh Mak Murni masuk kamar dan terlihat bayinya gelisah menangis keras. Ada angin dingin melingkupi kamarnya. Berdesir dan kemudian bergemuruh seperti pusaran. Hampir saja menggulung bayi itu. Untung Mak Murni meloncat dan segera menggendong bayi itu keluar kamar. Mak Murni segera beristigfar dan menyadari ada bahaya mengancam bayi itu. Dengan sebisa mungkin merapalkan doa penolak bala. Sambil berusaha mundur melindungi bayi yang menangis keras. Pusaran angin itu tak bisa menjangkau bayi ketika doa dirapalkan. Hanya berputar di tempat. Mak Murni berusaha konsentrasi sambil berdoa. Dan tiba tiba matanya menangkap ada makhluk tinggi besar mengerikan. Pusaran angin itu ternyata wujudnya makhluk mengerikan, dan sepertinya hendak mencelakakan bayi itu. T
** Bayangan sosok Minarni sedang mengamati rumahnya dengan sedih. Dia tidak bisa masuk rumah itu, karena sudah diisi dengan kekuatan yang tak bisa Minarni tembus. Ya, ada upaya jahat supaya Minarni tak bisa masuk rumahnya. Hawa panas dan hembusan angin yang sangat kuat membuat Minarni terpental keluar jika memaksa masuk. Ditatapnya rumah penuh kenangan itu. Hadiah pernikahan dari ayahnya dulu. Dan sekarang rumah itu diisi juga oleh istri suaminya yang baru. Minarni merasa tidak terima karena dirinya yang malah terusir dari rumahnya sendiri. Kini raganya sudah tiada. Tapi rohnya masih mengembara kemana mana karena masih diliputi ketidakrelaan kematiannya yang misterius. Bahkan bayinya pun hampir ikut mati. Tapi keajaibanlah yang membuat bayinya lahir selamat beberapa detik sebelum hidupnya berakhir selamanya. Tiba tiba mata Minarni menangkap pemandangan yang menyesakkan dada. Dilihatnya keluar suaminya, Wahyu beserta Laila, istri sirinya
“Nek, kok ada anak kecil ya? Tuh dia lagi usap usap dede bayi. Dan Makhluk menakutkan itu juga gak berani dekat anak kecil itu !" Seru Ainun tiba tiba ketika Minarni sudah tidak ada lagi di ruangan kamar. Mak Murni mengernyit bingung. Anak kecil? Siapa lagi itu? Ah, Mak Murni benar benar dibuat bingung terus. Banyak hal yang tidak masuk diakal dan membuat bingung. “Coba tanya siapa dia, Ainun?” Pinta Mak Murni. “Tapi Nek Ainun takut Anak kecil itu tampak aneh dan bikin takut. Rambutnya nutupin wajahnya. Jadi gak keliatan wajahnya!” kata Ainun. “Makhluk yang dari tadi merhatiin bayi juga kelihatan sama takut pada anak kecil itu !” Mak Murni menghela napas panjang. “Ya sudah biarin aja atuh, kalau anak kecil itu gak jahat sama bayi.” “Kayaknya enggak Nek. Tuh malah kayak sayang ke dede bayi. Diusap usap dan dede bayinya juga malah tidur nyenyak.” “Awasi aja Ainun, takut kenapa kenapa.” “Iya Nek.” Aga