Rumah itu nampak angker dan tidak berpenghuni. Cantika terus mengikuti David yang melayang, memutar ke arah belakang rumah itu. Rupanya ada pintu masuk dari arah belakang rumah.
“Kita masuk kesini?” bisik Cantika.
David mengangguk. "Iya, ayo masuk!”
Cantika pun pelan-pelan masuk. Hawa dingin dari rumah kosong yang lembab, langsung menerpa tubuhnya Rumah itu sangat kotor. Lantainya sudah kasar dan berdebu.
“Sttt.. ada orang datang,” bisik David. “Ayo, sembunyi!”
Cantika dan David segera mencari tempat bersembunyi. Di sana terlihat ada tembok yang mulai runtuh. Dan dibawahnya ada celah untuk bersembunyi.
Cantika bersembunyi di sana, sedangkan David dengan mudah menerobos tembok dan keluar dari rumah. Dia sudah menjadi arwah jadi tubuhnya bisa menembus dinding manapun.
Terdengar suara seorang lelaki tua sedang berbicara dengan seorang wanita sambil berjalan masuk, di tangannya menyeret sebuah tubuh manusia.
Mata Cantika terbelalak melihat siapa wanita itu. Dialah Sonya, teman kuliahnya. Dan lelaki itu? Sonya memanggilnya dengan sebutan Mbah Kunto. Seorang dukun sakti.
Tubuh yang diseret tak berdaya itu seorang pria masih muda, dengan darah mengucur dari kepalanya. Persis seperti gambar dalam kelebatan bayangan yang dilihat Cantika kemarin. Cantika menahan napas.
Mbah Kunto menyeret tubuh pemuda itu, dan memasukkannya ke sebuah kamar.
“Kita simpan dulu di sini, sampai bulan purnama nanti pas tengah malam!” seru Mbah Kunto pada Sonya. “Kamu dan Nyai Onom akan bertambah cantik dan kuat. Kita butuh darah pemuda yang masih perjaka.”
“Baik, Mbah,” jawab Sonya.
“Kita cari mangsa lain sekarang, kamu dekati pemuda lain lagi buat nanti bulan purnama selanjutnya,” titah Mbah Kunto. “Nyai Onom sedang mengumpulkan syarat pemujaan!"
Keduanya berjalan keluar dari rumah tua itu. Meninggalkan Aditia yang terkapar tak berdaya di sebuah kamar.
Cantika segera berdiri, dengan hati-hati dilihatnya keadaan sekitar. Sepi. Aman. Sepertinya Mbah Kunto dan Sonya sudah keluar rumah.
Cantika berjalan ke arah kamar yang tadi terlihat tempat menyimpan tubuh Aditia. Dilihatnya Aditia tergolek tak berdaya. Darah dari luka di kepala membasahi bajunya. Cantika bergidik ngeri melihatnya.
Dia segera menghampiri tubuh Aditia dan meraba nadi di tangannya. Masih hidup! Tetapi detakannya lemah. Terlihat Aditia masih bernapas. Cantika bersyukur Aditia masih hidup.
Namun Cantika kebingungan, bagaimana cara menyelamatkan Aditia. Tidak mungkin dia menggotong tubuh Aditia yang besar itu sendirian.
Cantika menggoyang- goyangkan tubuh Aditia, berharap Aditia bangun.
“Bangun, Adit. Buka matamu!”
Mata Aditia masih terpejam.
“Dia masih belum sadar,” ucap David yang tiba-tiba sudah ada di belakang Cantika, dan berhasil mengagetkan Cantika.
“Kamu ngagetin saja, David!” gerutu Cantika setelah kagetnya hilang.
"Bagaimana membawa Aditia untuk diselamatkan?" tanya Cantika bingung.
David juga ikut bingung untuk menyelamatkan Aditia.
“Aku minta tolong Kak Bayu saja, semoga dia mau nolong!” putus Cantika. Lalu segera mengambil ponselnya di tas dan menekan nomor ponsel Bayu.
***
Bayu mau membantu Cantika. Dia juga kuatir keselamatan gadis itu yang nekat mau menolong teman kampusnya.Tanpa buang waktu Bayu segera berangkat untuk menolong setelah mendapat telefon dari Cantika. Dia diberitahu Cantika letak rumah tempat menyekap pemuda yang hilang. Ada shareloc yang dikirim Cantika.
Sementara itu Cantika yang tidak berhasil membuat Aditia sadar, berinisiatif mengeluarkan Aditia dari dalam ruangan kamar dulu, biar nanti kalau ada Bayu tak sulit menemukannya.
Diseretnya tubuh Aditia dengan susah payah. Cantika yang bertubuh mungil,ml menarik tubuh Aditia yang tinggi besar. David tidak dapat membantu karena sebagai arwah, tangannya tembus pada benda yang dipegangnya. Benda itu tak bisa diraih.
Baru saja Cantika berhasil menarik keluar tubuh Aditia dari dalam kamar, saat itu pula Mbah Kunto masuk. Matanya langsung nyalang, melotot ke arah Cantika.
Cantika tak kalah kaget kepergok si dukun Mbah Kunto. Sedang David seperti biasa langsung melayang kabur menembus dinding rumah. Rupanya hantu itu memang penakut sekali!
“Siapa kamu, beraninya masuk kesini!” hardik Mbah Kunto dengan suara serak. Matanya yang tajam menatap penuh selidik pada Cantika
Cantika segera menatap balik. Dia sudah kadung ketahuan. Jadi sudah tidak bisa lagi menghindar, kecuali harus mau menghadapi lelaki tua menyeramkan ini.
“Aku mau selamatkan temanku. Mau kau apakan dia?” seru Cantika mencoba berani.
“Haha...gadis cantik. Aku suka caramu, kamu gadis yang berani!Mbah"Mbah Kunto terkekeh. “Aku butuh gadis sepertimu untuk tumbal ilmuku, selain darah perjaka.”
Mbah Kunto berjalan mendekati Cantika, Cantika melangkah mundur. Firasatnya mengatakan orang tua ini memiliki ilmu yang tinggi. Terlihat dari matanya yang beringas dan bengis,akar ada akar kayu di pergelangan tangannya mengandung kekuatan magic.
Cantika mulai mengepalkan tangannya, menghimpun kekuatan supernya. Namun aneh, mata orang tua itu seperti mengandung daya hipnotis. Kekuatan Cantika serasa lumpuh. Tubuhnya perlahan terasa lemah.
Mbah Kunto semakin mendekati Cantika. Seringai jahatnya membuat jantung Cantika berdegup semakin kencang. Cantika mulai tidak berdaya. Daya hipnotis dari lelaki tua itu semakin menguasai dirinya.
Ketika Cantika semakin terdesak.
Tiba- tiba, wuuuss...ada kekuatan angin kencang berhembus. Secepat kilat sosok itu meraih tubuh Cantika dan membawanya pergi bersama deru angin yang kencang, menghantam Mbah Kunto hingga terjengkang.
Kekuatan angin hebat yang mampu menerbangkan benda di dalam rumah. Sekejap kemudian, kembali angin itu hilang bersamaan dengan hilangnya tubuh Cantika.
Mbah Kunto ternganga kaget, ada kekuatan yang sangat dahsyat menghantam tubuhnya dan menyelamatkan gadis itu. Entah darimana. Baru kali ini Mbah Kunto melihat dan merasakan kekuatan angin yang berhembus dahsyat
****
“Ka-Kak-Bayu?” lirih suara Cantika ketika dilihat Bayu yang berjongkok di dekatnya.
“Sstt..diam! Kamu sudah aman sekarang!***Cantika terus mengikuti David, yang melayang menuju sebuah rumah yang kumuh tidak terurus, tak jauh dari kampus.Rumah itu bangunan tua yang lumayan besar. Namun nampak tidak terawat. Temboknya berlumut dan kayu- kayunya mulai terlihat lapuk. Rumah itu nampak angker dan tidak berpenghuni.
Cantika terus mengikuti David yang melayang l, memutar ke arah belakang rumah. Rupanya ada pintu masuk dari arah belakang rumah.
“Kita masuk kesini?” bisik Cantika. David mengangguk.
“Iya, ayo masuk!” seru David.
Cantika pun pelan- pelan masuk. Hawa dingin dari rumah kosong yang lembab langsung menerpa tubuhnya. Rumah itu sangat kotor. Lantainya sudah kasar dan berdebu.
“Sttt.. ada orang datang,” bisik David. “Ayo sembunyi!”
Cantika dan David segera mencari tempat bersembunyi. Disana terlihat ada tembok yang mulai runtuh. Dan dibawahnya ada celah untuk bersembunyi.
Cantika bersembunyi di sana, sedangkan David dengan mudah menerobos dinding tembok dan keluar dari rumah. Dia sudah menjadi arwah jadi tubuhnya bisa menembus dinding manapun.
Disana terdengar suara seorang lelaki tua sedang berbicara dengan seorang wanita sambil berjalan, dan tangannya menyeret sesuatu, sebuah tubuh manusia!
Mata Cantika terbelalak melihat siapa wanita itu. Dialah Sonya, teman kuliahnya. Dan lelaki tua itu? Sonya memanggilnya dengan sebutan Mbah Kunto.Tubuh yang di seret tak berdaya itu seorang pria masih muda, dengan darah mengucur dari kepalanya. Persis seperti dalam kelebatan kejadian yang dilihat Cantika kemarin.
Mbah Kunto menyeret tubuh pemuda itu, dan memasukkannya ke sebuah kamar.
“Kita simpan dulu di sini. Sampai bulan purnama nanti pas tengah malam!” seru Mbah Kunto pada Sonya. “Syarat kamu dan Nyai Onom akan bertambah cantik dan kuat, kita butuh darah pemuda yang masih perjaka.”
“Baik, Mbah,” jawab Sonya.
“Kita cari mangsa lain sekarang, kamu dekati pemuda yang mana lagi buat nanti bulan purnama selanjutnya,” ujar Mbah Kunto. “Nyai Onom sekarang sedang mengumpulkan syarat lainnya “
Keduanya berjalan keluar dari rumah tua itu. Meninggalkan tubuh yang terkapar tak berdaya di sebuah kamar.
Cantika segera berdiri, dengan hati- hati dilihatnya keadaan sekitar. Sepi. Sepertinya Mbah Kunto dan Sonya memang sudah keluar.
Cantika berjalan ke arah kamar yang tadi terlihat tempat menyimpan tubuh pemuda itu. Dilihatnya tubuh tergolek tak berdaya. Dia memang Aditia!
Darah dari luka di kepala membasahi bajunya. Cantika bergidik ngeri melihatnya.
Dia segera menghampiri tubuh Aditia dan meraba nadi di tangannya. Masih hidup! Tapi detakannya lemah. Terlihat juga Aditia masih bernapas. Cantika bersyukur Aditia masih hidup.
Namun dia kebingungan bagaimana cara menyelamatkan Aditia. Tidak mungkin dia menggotongnya sendiri. Tubuh Aditia lebih besar darinya dan pasti berat!
Cantika menggoyang- goyangkan tubuh Aditia, berharap Aditia bangun.
“Bangun, Adit. Buka matamu!”
Tidak ada reaksi. Mata Aditia masih terpejam.
“Dia belum sadar,” ucap David yang tiba-tiba sudah ada di belakang Cantika, dan berhasil mengagetkannya.
“Kamu ngagetin saja, David!” gerutu Cantika setelah rasa kagetnya hilang. “Bagaimana membawa Aditia untuk diselamatkan?"
David mengangkat bahunya, dia juga ikut bingung cara untuk menyelamatkan Aditia.
“Aku minta tolong Kak Bayu saja, semoga dia mau nolong!” putus Cantika. Lalu segera mengambil ponselnya di tas dan menekan nomor Bayu.
**** Bayu bersiap berangkat untuk menolong, setelah mendapat telefon dari Cantika.Sementara itu Cantika yang tidak berhasil membuat Aditia sadar, berinisiatif mengeluarkan Aditia dari dalam ruangan kamar.
Di seretnya tubuh Aditia dengan susah payah. Cantika yang bertubuh mungil menarik tubuh Aditia yang tinggi besar. Sekuat tenaga dikerahkan. David tidak dapat membantu karena sebagai hantu tangannya tembus pada benda yang dipegangnya, tanpa bisa teraih.
Baru saja Cantika berhasil menarik keluar tubuh Aditia dari dalam kamar, saat itu pula Mbah Kunto masuk. Matanya langsung nyalang melotot ke arah Cantika.
Cantika tak kalah kaget terpergok Mbah Kunto. Sedang David seperti biasa langsung melayang kabur menembus dinding rumah. Rupanya hantu itu memang penakut sekali!
“Siapa kamu, beraninya masuk kesini?” tanya Mbah Kunto dengan suara serak. Matanya yang tajam menatap penuh selidik pada Cantika
Cantika segera menatap balik. Dia sudah kadung ketahuan.Jadi sudah tidak bisa lagi menghindar kecuali menghadapi lelaki tua dengan wajah menyeramkan ini.
“Aku mau selamatkan temanku. Mau kau apakan dia?” seru Cantika mencoba berani.
“Haha..gadis cantik. Aku suka caramu, kamu gadis yang berani,” kekeh Mbah Kunto . “Aku butuh gadis sepertimu untuk tumbal ilmuku selain darah dari perjaka.”
Mbah Kunto berjalan mendekati Cantika, Cantika melangkah mundur. Firasatnya mengatakan orang tua ini memiliki ilmu yang tinggi. Terlihat dari matanya yang beringas bengis dan akar kayu di pergelangan tangannya mengandung kekuatan magic.
Cantika mulai mengepalkan tangannya, menghimpun kekuatan supernya. Namun aneh, mata orang tua itu seperti mengandung daya hipnotis. Kekuatan Cantika serasa lumpuh. Tubuhnya perlahan terasa lemah.
Mbah Kunto semakin mendekati Cantika. Seringai jahatnya membuat jantung Cantika berdegup semakin kencang. Dia mulai tidak berdaya. Daya hipnotis dari lelaki tua itu semakin menguasai dirinya.
Ketika Cantika semakin terdesak.
Tiba- tiba, wuuuss...!
ada kekuatan angin kencang berhembus.Secepat kilat sosok itu meraih tubuh Cantika dan membawanya pergi bersama deru angin yang kencang, menghantam Mbah Kunto hingga terjengkang.
Kekuatan angin yang mampu menerbangkan benda di dalam rumah. Sekejap kemudian, kembali angin itu hilang bersamaan dengan hilangnya tubuh Cantika!
Mbah Kunto ternganga kaget, ada kekuatan yang sangat dahsyat menghantam tubuhnya dan menyelamatkan gadis itu. Entah darimana.
Baru kali ini Mbah Kunto melihat dan merasakan kekuatan angin yang berhembus sangat dahsyat.
***
"Ka-Kak Bayu..?" tanya Cantumkan kaget ketika melihat siapa yang menyelamatkannya. "Sst..Diam! Kamu sudah amN sekarang!" bisik Bayu mengingatkan. Dia tak ingin dukun jahat di dalam rumah mendengarnya. Lalu.Bayu berbisik lagi pada Cantika.“Cantika, apa kamu kenal dengan gadis itu?" tanya Bayu sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang akan masuk ke dalam rumah tua. Cantika melihat ke arah yang ditunjuk Bayu. Dilihatnya Sonya yang masuk ke rumah tua itu. “Iya, Kak. Namanya Sonya. Teman kuliah Cantika." Mata Bayu serta merta melotot mendengar jawaban Cantika bahwa gadis itu bernama Sonya dan teman kuliahnya. “Dia teman kuliahmu, Cantika? Berarti kamu harus hati-hati." “Iya, Kak,” sahut Cantika. “Kak, kalau kita tidak nolong Aditia, nanti pas tengah malam Aditia akan jadi tumbal." Bayu terdiam lalu ditatapnya Cantika dengan dahi berkerut “Kamu bisa sabar dulu nggak Cantika? Kita harus lihat dulu kead
Kisah Hantu David***Waktu istirahat sudah usai, Cantika bergegas kembali masuk ke gedung fakultasnya. Meninggalkan David yang termangu sendirian.Cantika sudah berjanji akan menolongnya, jadi David akan setia menunggu gadis itu keluar gedung jika nanti pulang.Saat Cantika masuk ke ruangan kelasnya, matanya tak sengaja beradu pandang dengan Sonya. Ternyata dia kembali masuk kelas di masa orientasi ini. Hati Cantika merasa tidak enak. Sonya pasti akan mencari korban baru setelah kemarin Aditia bisa diselamatkan Bayu.Cantika berusaha bersikap normal, dia mengulas senyum tipis ketika tanpa sengaja beradu pandang dengan Sonya, yang sama hendak masuk ruangan kelas. Namun Sonya hanya membalas senyum Cantika dengan anggukan. Ekspresi wajahnya tetap.dingin tanpa senyum.Wajah Sonya memang cantik namun wajahnya penuh misteri. Dingin dan jauh dari senyum. Bahkan kedua matanya terlihat tajam dan kelam. Mengandung kekuatan magic yang dimi
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Firasat Cantika pada BayuMak Paraji Season 2Cantika tersentak, dia melihat kelebatan bayangan kejadian kakaknya, Bayu. Dia sedang dalam bahaya. Dia melihat langit yang gelap menyelimuti Bayu.Cantika bersama Bu Mery di kantor polisi, yang sedang melapor tentang pembunuhan David.Dia teringat, bahwa sejak pulang dari kampus, langsung pergi ke rumah David. Tanpa mengabari orang rumah, terutama Bayu.Segera diambilnya ponsel dari dalam tas. Dan dia kaget ponselnya dalam keadaan mati. Sepertinya kehabisan baterai karena semenjak pagi terus on.Dilihatnya jam dinding yang terpajang di kantor polisi, menunjukkan pukul 5 sore. Ya, Allah. Sudah sangat sore, Cantika jadi merasa gelisah.Ayah dan Bunda Nisa pasti cemas. Terutama kakaknya, Bayu. Dia yang paling protek pada Cantika.Dengan memberanikan diri, dia meminjam ponsel kepada Ibu Mery.“Maaf, Bu. Bisa pinjam ponselnya? Saya belum mengabari
Pengasihan **“Kamu sedang apa di sini? Semua mahasiswi sudah pada pulang,” tegur Leon pada gadis cantik yang masih keluyuran di jam segini. Hari sudah mulai masuk malam. “Kamu harusnya sudah pulang. Sebentar lagi malam.” Gadis itu memandang lekat ke arah mata Leon. Dan Leon pun jadi lupa niatnya untuk menyuruh pulang gadis itu. Dia mulai terpesona dengan kecantikannya. “Kamu siapa ya? Boleh kenalan?” tanya Leon tanpa sadar Gadis itu menyeringai senang. Mantera pengasihan mulai merasuki pemuda tampan itu. “Namaku Stella. Kamu mau mengantarku?” jawab Stella genit. “Kemana? Tentu aku akan antar kemanapun yang kau inginkan,” jawab Leon sambil tersenyum senang melihat kecantikan gadis yang mengerling genit padanya. Dia mulai merasa tersanjung dapat tawaran untuk mengantar gadis bernama Stella. “Antar aku jalan- jalan di kota ini ya, mau?” tawar Stella. “Tentu saja,” jawab Leon sambil tets
Hantu Penolong Muncul ****Cantika tersentak kaget, barusan ada kelebatan bayangan kakaknya--Bayu—sedang di kejar makhluk wanita yang mengerikan itu. Hatinya terasa gelisah, takut sesuatu terjadi pada Bayu. Dia tahu makhluk itu punya kekuatan hebat dan pasti tak akan membiarkan Bayu lolos begitu saja. Cantika berpikir keras bagaimana caranya menolong Bayu. Terpaksa ini harus dilakukan, ia akan memakai kekuatan supranatural yang tidak pernah dipakainya.. Ustad Adin selalu menasehati kekuatan ini bisa berbahaya, karena rohnya akan berkelana dan raganya harus terpisah dengan roh. Jikalau semua lancar tidak ada yang menghalangi, dia bisa selamat kembali ke raganya. Namun bila rohnya sampai terhalang oleh suatu kekuatan, sehingga tersesat dan tidak bisa kembali ke raganya. Dia akan terus berkelana. Cantika kebingungan, merasa dilema. Di satu sisi ingin menolong Bayu, di sisi lain dia harus mempertaruhkan keselamatan diri
Hantu Penolong Muncul****Cantika tersentak kaget, barusan ada kelebatan bayangan kakaknya--Bayu—sedang di kejar makhluk wanita yang mengerikan itu. Hatinya terasa gelisah, takut sesuatu terjadi pada Bayu. Dia tahu makhluk itu punya kekuatan hebat dan pasti tak akan membiarkan Bayu lolos begitu saja.Cantika berpikir keras bagaimana caranya menolong Bayu. Terpaksa ini harus dilakukan, ia akan memakai kekuatan supranatural yang tidak pernah dipakainya..Ustad Adin selalu menasehati kekuatan ini bisa berbahaya, karena rohnya akan berkelana dan raganya harus terpisah dengan roh. Jikalau semua lancar tidak ada yang menghalangi, dia bisa selamat kembali ke raganya. Namun bila rohnya sampai terhalang oleh suatu kekuatan, sehingga tersesat dan tidak bisa kembali ke raganya. Dia akan terus berkelana.Cantika kebingungan, merasa dilema. Di satu sisi ingin menolong Bayu, di sisi lain dia harus mempertaruhkan keselamatan d
Arman segera meraih tubuh Laila yang terkulail lemas dan pingsan. Terlihat wajah Laila pucat dengan keringat membanjir diwajah dan tubuhnya. “Apa Laila mati, Mbah?” Tanya Arman sedikit takut sambil berusaha menepuk nepuk pipi Laila. “Dia tidak mati cuma pingsan. Kekuatannya sedang mengalir ke janinnya. Dan tubuh Laila bereaksi karena memang tenaga itu ada aliran panasnya!” Ujar Mbah Kunto kemudian dia terkekeh senang. “Semuanya normal dan lancar.” Nyai Onom juga ikut senang. Transfer ilmu yang dipunyainya berjalan lancar. “Ini baru awalnya kekuatan itu masuk. Jika bayi itu lahir, akan lebih banyak lagi tenagaku yang terserap!" Serunya girang diiringi tawa mengikik keras. “Jadi anak ini nanti bakal sakti, Mbah?” Tanya Arman tak percaya. “Iya. Sama halnya nanti seperti bayi si Minarni atau hantu anak kecil itu. Siapa itu namanya?’ “Aina, Mbah.” “Ya nanti bayi Laila bakal sakti kayak bayi itu dan si Aina kelak!”
Tubuh makhluk itu sedikit terhuyung. Doa dari Mak Murni ada pengaruhnya sedikit. Tapi tetap saja makhluk itu bisa kembali berdiri kuat setelah barusan terhuyung dan doa terhenti.“Wanita tua, teruslah berdoa. Aku masih kuat disini!” Ejek Makhluk itu dengan suara serak parau. “Akan kuhabisi kau! Berikan bayi itu, Aku ingin memilikinya!”“Untuk apa kau mau anakku, hei, makhluk jahat?” Kali ini Minarni yang bersuara. Meski dia tak punya kekuatan, tapi keberaniannya muncul melihat bayinya terancam.“Jadi bayi ini anakmu?” Tanya makhluk itu. Diikuti tawa cekikikan lagi. “Bayi ini akan buat wujudku tetap cantik. Aku butuh darah dari kekuatan bayi yang murni.”Ringkikan tertawanya semakin keras.“Aku akan bawa bayi ini bersamaku!”Tangan makhluk itu terulur siap membawa bayi Cantika yang terus meronta ingin lepas dari dekapan Mak Murni.
Air bergolak itu hilang entah ke mana . Mbah Kunto, sang dukun sakti, mengirimkannya untuk menghadapi Aina, hantu cilik berkekuatan super. Mbah Kunto berharap bisa mengalahkan kekuatan super Aina. Dia akan mengerahkan semua kekuatannya. Sementara itu Mak Murni memandangi bayi yang telah terlelap digendongannya. Dihelanya napas. Hatinya begitu terenyuh. Bayi cantik ini sudah berusia 2 bulan. Selama ini Mak Murni merawatnya dengan penuh kasih sayang seperti pada cucunya sendiri. Ya, Usia Mak Murni sudah 56 tahun dan sudah jadi nenek dari 6 cucu. Dan Mak Murni merasa punya cucu lagi dengan kelahiran bayi cantik ini. Cantika Rahayu. Nama yang memang indah diberikan oleh ibu kandungnya yang telah tiada. Tapi meski sudah berbeda alam, cinta ibunya pada bayinya tetap tidak mati dan berusaha melindungi sang bayi dari ancaman yang membahayakan hidupnya. Mak Murni merasa ikut sedih karena 2 bulan ini, bayi Cantika belum pernah disentuh atau mengenal
Aina terdiam. Masih terbayang dirinya naik ke lantai atas ketika mendengar jeritan Laila, Ibu tirinya minta tolong. Setelah ayahnya meninggal Aina tinggal dengan Ibu tirinya. Dan waktu itu Laila menjerit minta tolong, tergesa Aina naik. Mencari asal suara tapi tak menemukan Laila. Aina bermaksud turun. Saat itulah tubuhnya didorong ketika akan menuruni tangga. Dan jatuh terguling membentur lantai. Sebelum meninggal Aina sempat melihat seorang laki laki yang sering mengunjungi kamar Laila. Dan Aina pernah melihatnya berdua di kamar. Laki laki itulah yang mendorongnya. Barusan diketahui namanya Arman. “Aina ?” Minarni menepuk pundak Aina. “Kamu kenapa?” “Laki laki itu mendorong Aina sampai jatuh terguling ditangga, Bi.” Aina akhirnya menjawab dengan kesal. Minarni memandangnya dengan raut kasian. “Sabar Aina. Pantas tadi kamu marah besar melihat lelaki itu,” Kata Minarni lembut. “Kekuatanmu sangat dahsyat ketika kamu marah.”
“Alaah .. gampang! Itu urusan nanti. Suami bodohmu itu kan gampang dikibuli. Nanti kita cari alasan kamu pergi dari rumah ini. Kalau terus disini bahaya. Kita terus diteror musuh.” Arman meyakinkan Laila. “Lagian kasian bayi kita nanti kenapa kenapa.” “Ssst..jangan keras keras nyebut bayi kita. Wahyu taunya ini adalah bayinya, jangan sembarang bilang nanti ada yang dengar !" Laila berbisik sambil melihat sekeliling takut ada yang dengar omongan Arman. “Awas kalau ngomong lagi masalah bayi ini. Aku bakal lakukan sesuatu. Itu rahasia kita saja Arman!" Arman mengangguk. Tingkah bodoh kedua orang jahat ini terus dipantau Minarni dan gadis itu. Minarni kaget mendengar omongan Arman tentang bayi yang dikandung Laila. Laila hamil dan itu bukan anak Wahyu. Tapi anak Arman. beres beres. Takut nanti sinar kuning itu datang lagi!” Arman buru buru menarik tangan Laila supaya bergegas. “Anak sialan itu kenapa datang lagi dengan kekuatannya?” “Iya, pada
"Iya. Saranku berhenti berbuat jahat terus Ano. Jangan terus bunuh orang dengan ilmu kabisamu. Suatu hari korban kejahatanmu akan datang menuntut balas.” Bro Jack memberi nasihat karena merasa kasian Abah Ano terlihat kebingungan karena kejahatannya. Abah Ano terdiam mendengar nasihat Bro Jack. Bagaimana dia bisa berhenti kalau Laila terus saja memaksa melakukannya. Abah Ano tidak berdaya menolaknya. Utang budi dan butuh biaya besar membuatnya menuruti kemauan Laila. Abah Ano pun akhirnya pulang dan berusaha untuk mencari petunjuk dengan semedi. ** Sementara itu di suatu rumah mewah, Laila terlihat uring uringan. Dia kesal sekali setelah mendengar kabar melalui telfon, temannya Abah Ano yang senior juga tidak bisa menghadapi musuhnya sekarang. Dan lebih kesal lagi selama 2 Minggu ini katanya Abah Ano tidak bisa diganggu karena akan bersemedi dan berguru dulu ke gurunya Bro Jack supaya lebih sakti hingga bisa mengh
Malam itu Mak Murni di kagetkan oleh suara lengkingan jeritan bayi Minarni. Baru saja hendak masuk ke kamar tidur untuk istirahat, bayi itu menjerit semakin keras. Tergopoh Mak Murni masuk kamar dan terlihat bayinya gelisah menangis keras. Ada angin dingin melingkupi kamarnya. Berdesir dan kemudian bergemuruh seperti pusaran. Hampir saja menggulung bayi itu. Untung Mak Murni meloncat dan segera menggendong bayi itu keluar kamar. Mak Murni segera beristigfar dan menyadari ada bahaya mengancam bayi itu. Dengan sebisa mungkin merapalkan doa penolak bala. Sambil berusaha mundur melindungi bayi yang menangis keras. Pusaran angin itu tak bisa menjangkau bayi ketika doa dirapalkan. Hanya berputar di tempat. Mak Murni berusaha konsentrasi sambil berdoa. Dan tiba tiba matanya menangkap ada makhluk tinggi besar mengerikan. Pusaran angin itu ternyata wujudnya makhluk mengerikan, dan sepertinya hendak mencelakakan bayi itu. T
** Bayangan sosok Minarni sedang mengamati rumahnya dengan sedih. Dia tidak bisa masuk rumah itu, karena sudah diisi dengan kekuatan yang tak bisa Minarni tembus. Ya, ada upaya jahat supaya Minarni tak bisa masuk rumahnya. Hawa panas dan hembusan angin yang sangat kuat membuat Minarni terpental keluar jika memaksa masuk. Ditatapnya rumah penuh kenangan itu. Hadiah pernikahan dari ayahnya dulu. Dan sekarang rumah itu diisi juga oleh istri suaminya yang baru. Minarni merasa tidak terima karena dirinya yang malah terusir dari rumahnya sendiri. Kini raganya sudah tiada. Tapi rohnya masih mengembara kemana mana karena masih diliputi ketidakrelaan kematiannya yang misterius. Bahkan bayinya pun hampir ikut mati. Tapi keajaibanlah yang membuat bayinya lahir selamat beberapa detik sebelum hidupnya berakhir selamanya. Tiba tiba mata Minarni menangkap pemandangan yang menyesakkan dada. Dilihatnya keluar suaminya, Wahyu beserta Laila, istri sirinya
“Nek, kok ada anak kecil ya? Tuh dia lagi usap usap dede bayi. Dan Makhluk menakutkan itu juga gak berani dekat anak kecil itu !" Seru Ainun tiba tiba ketika Minarni sudah tidak ada lagi di ruangan kamar. Mak Murni mengernyit bingung. Anak kecil? Siapa lagi itu? Ah, Mak Murni benar benar dibuat bingung terus. Banyak hal yang tidak masuk diakal dan membuat bingung. “Coba tanya siapa dia, Ainun?” Pinta Mak Murni. “Tapi Nek Ainun takut Anak kecil itu tampak aneh dan bikin takut. Rambutnya nutupin wajahnya. Jadi gak keliatan wajahnya!” kata Ainun. “Makhluk yang dari tadi merhatiin bayi juga kelihatan sama takut pada anak kecil itu !” Mak Murni menghela napas panjang. “Ya sudah biarin aja atuh, kalau anak kecil itu gak jahat sama bayi.” “Kayaknya enggak Nek. Tuh malah kayak sayang ke dede bayi. Diusap usap dan dede bayinya juga malah tidur nyenyak.” “Awasi aja Ainun, takut kenapa kenapa.” “Iya Nek.” Aga