Begitu keluar, dia disambut tatapan kebencian Gao Jingyan. Sementara Qi Feng mengerutkan kening menatapnya. Namun Lan Xiang mengabaikannya.
Mereka berdua masuk ke dalam ruangan CEO. Sedangkan Lan Xiang yang hendak meninggalkan tempat itu dihentikan Chen.
"Nyonya Lan ini kontrak kerja yang baru, silakan anda pelajari. Jika ada yang kurang dimengerti, anda bisa menghubungi saya." Chen mengulurkan sebuah map padanya dan Lan Xiang menerimanya dengan senang.
"Terimakasih. Nyonya Chen anda sudah lama bekerja bersama Tuan Muda Gao bukan?" Lan Xiang bertanya dengan santai pada asisten Gao Yiyang itu.
"Betul Nyonya Lan. Apakah ada masalah?" Chen terlihat bingung dengan pertanyaannya.
"Apakah dia pernah menawari seorang wanita untuk menjadi wanitanya?" Lan Xiang berbisik di telinga Chen.
"Itu …. Setahu saya tidak pernah. Apakah anda ditawari oleh Tuan Muda Gao?" tanpa sadar Chen juga ikut berbisik. Lan Xiang menganggukkan kepalanya.
"Anda wanita pertama yang mendapatkan tawarannya," Chen kembali berbisik padanya.
"Haruskah aku menerimanya? Reputasi Tuanmu dalam bidang ini sungguh buruk." Lan Xiang menggelengkan kepalanya dengan bingung.
"Itu tergantung anda Nyonya Lan. Jika anda pintar, anda pasti akan mendapat banyak manfaat dari Tuan Muda Gao." Chen tersenyum bijak pada wanita cantik di sisinya.
"Oke oke. Aku akan memikirkannya. Sekarang aku harus pergi. Sampai jumpa Nyonya Chen." Lan Xiang tersenyum manis dan berpamitan padanya.
Dengan perginya Lan Xiang berakhirlah bisik-bisik di antara dua wanita yang sebenarnya tidak pernah bergosip.
Lan Xiang dan Chen merupakan dua wanita dengan tipikal yang sama. Kedua-duanya tidak suka gosip dan bergosip. Mereka juga bukan tipe sosialita, mereka pekerja keras. Dan kedua-duanya cerdas.
Sesampainya di toko, Lan Xiang memberikan kontrak kerja dengan Gao grup pada Lin Che. Dia juga menginstruksikan beberapa hal pada Duo Duo.
Setelah itu dia naik ke lantai atas untuk melihat Rou'er. Putrinya itu sedang bermain dengan tabletnya. Dia senang dengan kepulangan ibunya.
"Ibu …. Lihat aku menggambar bunga yang cantik." Gadis cilik itu menunjukkan tabletnya pada ibunya.
"Wah cantik sekali. Anak ibu memang pandai. Rou'er sudah sarapan?" Lan Xiang memuji hasil karya putrinya meski itu dibantu teknologi ipad yang canggih.
"Sudah ibu, bubur jagungnya enak. Ibu kapan ayah datang kemari?" Rou'er kembali menanyakan ayahnya yang memang sudah lama tak kembali bersama mereka.
Lan Xiang enggan menjawab pertanyaan putrinya itu, namun dia harus memberi jawaban yang tidak membuat Rou'er berharap banyak.
"Rou'er sayang, ayah sedang sibuk. Mungkin akan jarang kemari. Tapi Rou'er jangan sedih, nanti ibu temani Rou'er ke taman bermain," dibujuknya putrinya itu dengan lembut.
"Oke ibu, Rou'er tidak akan sedih. Rou'er akan tunggu ayah kemari. Rou'er akan jadi anak baik." Gadis cilik itu mengangguk mengerti.
"Iya sayang. Sekarang ibu temani Rou'er bermain barbie. Lihat barbienya perlu mandi. Ayo kita mandikan."
Lan Xiang mengambil sebuah boneka barbie yang terlihat kotor dan menunjukkannya pada Rou'er. Gadis cilik itu terkekeh dan mengangguk setuju untuk memandikan boneka barbie-nya.
Hampir sesiangan itu Lan Xiang menemani putrinya bermain. Mereka bermain dan bercanda hingga Rou'er tertidur.
Setelah Rou'er tertidur, Lan Xiang kembali mengawasi para karyawannya. Toko bunga mulai ramai pengunjung meski tidak seramai dulu. Setidaknya ada beberapa pesanan dalam jumlah besar.
Setahun belakangan ini, toko bunganya memang mengalami kemunduran drastis bahkan nyaris bangkrut. Beruntung para karyawannya loyal dan selalu mendukungnya.
Lan Xiang duduk dengan santai di kursi taman yang berada di tengah rumah kaca. Dia memeriksa beberapa laporan penjualan dan stok bunga. Sesekali dia mengawasi kebun bunga yang nampak asri dan terawat. Sungguh menyejukkan mata dan hati.
Entah mengapa, dengan menatap bunga-bunga itu dia terbawa suasana. Tanpa sadar dia melamunkan perjalanan pernikahannya dengan Qi Feng. Terkadang dia masih sulit mempercayai perpisahan mereka. Dia sudah berusaha semampunya untuk menjadi istri dan ibu yang baik bagi Qi Feng dan Rou'er.
Lan Xiang selalu menyediakan waktu untuk keluarga, terutama di hari libur. Dia pun rela mondar-mandir toko dan rumahnya untuk mengawasi putri mau pun bisnisnya. Meski ada Bibi Li namun Lan Xiang masih menyempatkan diri mengurus suami dan anaknya.
Dia juga sibuk dengan toko bunganya. Namun dia bahagia dengan semua itu. Terkadang dia memang merasa lelah namun semua itu terbayarkan saat melihat putrinya yang manis dan pintar.
Dia juga puas dengan suaminya yang sukses dalam berkarir. Dia selalu mendukung suaminya dengan mengurus seluruh urusan rumah tangga dan tidak pernah mengganggu Qi Feng dengan masalah-masalah kecil.
Bahkan dia memprioritaskan suami dan putrinya dibandingkan dengan bisnis bunganya. Toh keluarga mereka hidup berkecukupan.
Semua terlihat sempurna hingga setahun yang lalu Qi Feng mulai berubah. Dia dingin dan acuh tak acuh terhadapnya. Bahkan mulai sering kehilangan kesabaran saat bersama putri mereka.
Dia juga sering menuntut atau bahkan mengejek penampilan Lan Xiang. Dan pada suatu hari dia menemukan penyebab semua perubahan itu.
Gao Jinyang, Nona Muda Gao grup yang baru kembali dari luar negeri jatuh hati pada Qi Feng. Dan Qi Feng tak mampu menahan godaan itu.
Saat Lan Xiang mengetahui affair itu dia berusaha menghadapinya dengan tenang. Dia sadar betul yang dihadapinya adalah Nona Muda Gao yang kaya, cantik, manja dan sombong.
Lan Xiang sangat berhati-hati menghadapi Gao Jingyan. Dia mencoba mengkomunikasikan affair mereka dengan terbuka. Namun rupanya pasangan itu tengah mabuk asmara.
Mereka terang-terangan menyerangnya lewat media sosial. Bahkan ada beberapa rekan Gao Jingyan yang menggambarkannya, lewat media sosial, sebagai ibu rumah tangga yang tak mampu mengimbangi karier suaminya.
Lan Xiang sadar dia tak mampu membeli media juga tak berniat untuk menjadi viral, dia memilih untuk diam. Dan dia mulai fokus dengan bisnis bunganya.
Namun Gao Jingyan kembali menghancurkannya. Dia memutus kontrak kerja toko bunganya dengan Gao grup. Pemutusan kontrak itu membuat klien-klien besar toko bunganya juga mengikuti langkah Gao grup.
Kini tinggal klien-klien kecil saja yang tersisa. Bahkan dia sempat berniat menjual tokonya karena merugi. Namun dengan kembalinya Gao Yiyang dari luar negeri, Lan Xiang memberanikan diri untuk menemuinya. Namun sekali lagi, Gao Jingyan menghalanginya.
Satu hal yang tidak diketahui Gao Jingyan maupun Qi Feng adalah hubungan antara ibu kandung Gao Yiyang dengan toko Violet Florist & Garden miliknya.
Ibunda Gao Yiyang-lah yang telah membuat kontrak kerja dengan toko bunga miliknya, yang saat itu masih dikelola kedua orang tuanya, dan itu sudah berjalan puluhan tahun.
Mereka memiliki sejarah yang panjang dan penuh dengan kenangan baik bagi Lan Xiang maupun Gao Yiyang. Bagi Lan Xiang kontrak dengan grup Gao adalah peninggalan orang tuanya untuk dijaga dan dilestarikan. Grup Gao adalah klien pertama mereka.
Sedangkan bagi Gao Yiyang, kontrak dengan Violet Florist & Garden merupakan kenangan dengan ibunda dan neneknya. Kedua wanita itu sangat menyukai bunga-bunga dari toko bunga tersebut.
Tindakan Gao Jingyan memutuskan kontrak mereka telah membangkitkan luka lama Gao Yiyang. Masa lalu yang hampir terlupakan seakan digali kembali.
Gao Yiyang telah memutuskan untuk menutup luka dalam kehidupannya rapat-rapat. Dia bukan tipe pendendam tapi bukan berarti dia melupakan orang-orang yang telah menorehkan luka itu.
Dan Gao Jingyan tidak menyadari, keinginannya untuk memiliki suami Lan Xiang merupakan pembuka luka lama kakak tirinya. Dan itu memicu kemarahan yang telah terpendam dalam diri Gao Yiyang.
Dan suatu kebetulan, Lan Xiang adalah salah satu orang yang mengetahui luka hatinya dan juga penyebabnya. Lan xiang tahu persis bagaimana ibunda Gao Jingyan mendapatkan posisi sebagai Nyonya Gao. Dia juga tahu bagaimana ibunda Gao Yiyang menderita akibat perselingkuhan Tuan dan Nyonya Gao yang sekarang.
Memikirkan tawaran Gao Yiyang tadi membuat Lan Xiang mengingat kembali skandal yang terjadi bertahun-tahun lalu. Dia memiliki dugaan, Gao Yiyang ingin menjadikannya sebagai wanitanya untuk membalas dendam atas luka lama yang diakibatkan oleh ibunda Gao Jingyan.
Ah sudahlah, jika itu memang tujuan Gao Yiyang, dia tidak keberatan. Selama itu menguntungkan tidak ada salahnya dia menerima tawaran itu. Hanya itu yang bisa dipikirkan Lan Xiang sekarang.
Toko bunga tutup pukul lima sore. Kecuali ada pesanan yang harus mereka selesaikan, mereka akan tutup lebih malam.Setelah toko tutup, Lan Xiang memutuskan untuk mempelajari kontrak kerja yang baru dengan Gao grup. Kontrak itu mirip dengan yang lama, hanya ada beberapa perubahan yang disesuaikan seperti nominal harga bunga dan hal-hal yang dapat memutuskan atau membatalkan kontrak.Salah satunya adalah jika ada kelalaian atau unsur penipuan yang dapat mengakibatkan kerugian di salah satu atau kedua pihak. Di kontrak itu juga tercantum pemutusan atau pembatalan kontrak harus sepengetahuan CEO Gao grup dan Lan Xiang sebagai pemilik toko.Lan Xiang puas membaca kontrak itu. Adil dan menguntungkan dua belah pihak. Kontrak itu sangat berarti bagi Lan Xiang. Karena Violet Florist & garden akan memasok kebutuhan bunga untuk gedung perkantoran, event, pesta dan gala dinner, hotel, villa dan resort, serta rumah
Keesokan harinya, seperti biasanya Lan Xiang merawat bunga dan merapikan tokonya. Kemudian dia menyiapkan sarapan.Setelah para karyawannya datang, dia mengajak mereka sarapan dan membicarakan beberapa hal mengenai kondisi toko mereka.Karena sempat kehilangan beberapa klien besar mereka, Lan Xiang sempat mengurangi pemesanan bunga potong dari para petani bunga. Namun kini dia harus menambah pasokan untuk memenuhi permintaan dari Gao grup.Dia memerintahkan Lin Che untuk menghubungi petani bunga yang telah menjadi rekanan mereka sejak lama. Sedangkan Duo Duo dimintanya untuk menghubungi beberapa orang di grup Gao yang berhubungan dengan pemesanan bunga untuk penjadwalan pengantaran bunga. Dan dia juga meminta Duo Duo memanggil kembali karyawan serabutan mereka untuk bekerja Lagi.Lan Xiang sempat hampir menutup tokonya, ketika Gao Jingyan memutuskan kontrak grup Gao dengan tokonya. Dia hampir kehilangan toko yang merupakan warisan dari orangtuanya. Kalau
Beberapa hari kemudian berlalu dengan tenang. Setiap hari Lan Xiang mengantarkan bunga dan menghabiskan waktu satu atau dua jam bersama Gao Yiyang.Kadang dia hanya menemani Gao Yiyang bercakap-cakap sambil merangkai dan merawat bunga-bunga di ruangan itu. Dia telah menambahkan beberapa tanaman lagi untuk menghijaukan ruangan tersebut.Namun tak jarang percakapan mereka berakhir dengan sesi cumbu rayu yang menghanyutkan. Meski begitu baik Lan Xiang maupun Gao Yiyang selalu bisa berhenti di waktu yang tepat.Pada dasarnya mereka berdua adalah dua makhluk dewasa yang masuk akal. Mereka bukan dua anak muda yang sedang dimabuk asmara. Mereka Lebih tepat disebut partner yang saling memahami.Lan Xiang selalu bisa membuat Gao Yiyang merasa nyaman. Dia teman yang menyenangkan untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.Dia memiliki wawasan yang luas.Terkadang Gao Yiyang akan menemukan ide dan i
Pagi ini seperti biasa, Lan xiang mengantarkan bunga untuk Gao Yiyang. Saat tiba di lobi, dia dihentikan seseorang yang tidak ingin dia temui."Lan jiejie kebetulan kita bertemu disini," Gao Jingyan menyapanya dengan ramah. Gadis itu mengulurkan sesuatu padanya."Lan jiejie ini undangan pernikahanku dengan Qi feng. Aku harap anda dan Rou 'er bisa hadir dalam pesta pernikahan kami."Gao Jingyan tampak begitu bahagia saat memberikan undangan itu. Apalagi dia melihat ekspresi tidak senang diwajah Lan Xiang."Nona Gao anda sepertinya senang sekali bercanda. Saya dan Rou'er sudah pasti tidak akan menghadiri pesta pernikahan anda. Anda tidak perlu repot-repot mengundang kami."Lan xiang tidak menerima undangan itu. Dia berniat untuk mengabaikan Gao Jingyan dan meneruskan langkahnya menuju lantai atas.Namun Gao Jingyan tidak berniat melepaskannya. Sepertinya gadis itu bertekat untuk membuatnya menerima undangan dan hadir di
Sementara itu setelah membawa Gao Jingyan kembali ke ruangannya, Qi Feng pun kembali ke ruangannya sendiri. Qi Feng merasa ada yang salah dalam hubungan asmaranya dengan Gao Jingyan.Entah mengapa dia merasakan kebosanan dan hambar. Belum lagi sikap manja dan arogannya kerap membuat Qi Feng sakit kepala.Kejadian hari ini membuat Qi Feng sadar perbedaan besar diantara Gao Jingyan dan Lan Xiang.Harus dia akui Gao Jingyan memang masih muda, cantik, seksi juga kaya. Namun semakin lama bersama gadis itu dia semakin merasa biasa-biasa saja.Sementara Lan Xiang adalah seorang wanita dewasa yang matang dan tenang. Dan pastinya Qi Feng juga pernah menikmati kemudaan bahkan keremajaan Lan Xiang.Mereka saling mengenal semenjak sekolah menengah dan menjalin hubungan saat di universitas. Mereka dianggap sebagai pasangan emas yang sangat serasi.Pernikahan mereka murni berdasarkan cinta. Selama enam tahun pernikahan, mereka hamp
Qi Feng dan Gao Jingyan meninggalkan ruangan itu dengan pikiran yang berantakan. Gao Jingyan jelas mengkhawatirkan rencana pesta pernikahannya dan juga masa depannya.Tanpa nama keluarga Gao melekat pada namanya dia bukanlah apa-apa dan juga bukan siapa-siapa. Dia tidak mengerti bagaimana bisa ibunya terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan ini. Dia mengira ibunya telah mengamankan posisinya di hati Gao Zhuang maupun di tengah keluarga Gao.Sedangkan Qi Feng juga tengah berkutat dengan banyak hal yang berkecamuk dalam hatinya. Dia tidak mengira skandalnya dengan Gao Jingyan hampir membuatnya terjebak dalam masalah yang tak ada hentinya.Pada mulanya dia hanya menganggap hubungannya dengan gadis itu sebagai intermezo saja. Namun pada akhirnya dia terlibat semakin dalam dan semakin sulit untuk melepaskan diri.Qi Feng mendesah pelan. Ditatapnya gadis yang berdiri di sebelahnya dengan linglung. Mer
Gao Ling mengajak Gao Yiyang untuk makan siang di salah satu restoran favorit mereka. Bukan termasuk restoran mahal yang menjadi langganan kaum kaya seperti umumnya.Hanya sebuah restoran kecil yang menyajikan berbagai jenis dimsum dan makanan tradisional lainnya. Meski begitu hidangan di restoran ini terkenal dengan kelezatan dan autentiknya. Mengingatkan masakan dari kota asal mereka. Itulah sebabnya mereka berlangganan di restoran kecil ini meski bukan restoran mewah."Gege, akhir-akhir ini Jingyan kerap menjadi berita utama di media massa, terutama media sosial," Gao Ling membuka percakapan disela-sela menikmati makan siangnya."Ehhmm, begitukah? Aku kurang memperhatikan gosip murahan semacam itu," Gao Yiyang menjawab asal-asalan pertanyaan sepupunya itu."Ya, dia sepertinya memanfaatkan media sosial untuk membangun citranya, dan dia bekerja keras untuk itu," Gao Ling tersenyum penuh arti."Citra? Citra seperti apa yang diharapkan dari seorang
Semenjak ditegur kakak tirinya, Gao Jingyan tidak berulah lagi. Dia juga tidak pernah mengganggu Lan Xiang seperti biasanya. Dan media sosialnya pun tidak lagi dipenuhi dengan aneka status yang biasanya selalu terupdate setiap beberapa jam."Ibu apakah benar yang dikatakan Yang Gege?" Kini gadis cantik itu tengah duduk berhadapan dengan Nyonya Gao, ibunya, di depan meja makan selepas menghabiskan sarapan mereka."Jingyan, ibu rasa itu hanya bualan Yang'er saja. Ayahmu tidak pernah berkata seperti itu," Nyonya Gao menghibur putrinya."Tapi ibu, tidak mungkin Yang Gege berani berucap seperti itu padaku jika memang tidak ada penyebabnya." Kembali rasa cemas menghinggapi hati Gao Jingyan."Tentu saja dia berusaha menekanmu. Dia memang tidak menyukai kita," Nyonya Gao berkata dengan tenang.Perempuan paruh baya itu tahu benar kebencian putra tirinya itu terhadap mereka berdua. Tak dipungkirinya, ada sedikit takut dan cemas akan masa depan mereka jika Ga
Semenjak ditegur kakak tirinya, Gao Jingyan tidak berulah lagi. Dia juga tidak pernah mengganggu Lan Xiang seperti biasanya. Dan media sosialnya pun tidak lagi dipenuhi dengan aneka status yang biasanya selalu terupdate setiap beberapa jam."Ibu apakah benar yang dikatakan Yang Gege?" Kini gadis cantik itu tengah duduk berhadapan dengan Nyonya Gao, ibunya, di depan meja makan selepas menghabiskan sarapan mereka."Jingyan, ibu rasa itu hanya bualan Yang'er saja. Ayahmu tidak pernah berkata seperti itu," Nyonya Gao menghibur putrinya."Tapi ibu, tidak mungkin Yang Gege berani berucap seperti itu padaku jika memang tidak ada penyebabnya." Kembali rasa cemas menghinggapi hati Gao Jingyan."Tentu saja dia berusaha menekanmu. Dia memang tidak menyukai kita," Nyonya Gao berkata dengan tenang.Perempuan paruh baya itu tahu benar kebencian putra tirinya itu terhadap mereka berdua. Tak dipungkirinya, ada sedikit takut dan cemas akan masa depan mereka jika Ga
Gao Ling mengajak Gao Yiyang untuk makan siang di salah satu restoran favorit mereka. Bukan termasuk restoran mahal yang menjadi langganan kaum kaya seperti umumnya.Hanya sebuah restoran kecil yang menyajikan berbagai jenis dimsum dan makanan tradisional lainnya. Meski begitu hidangan di restoran ini terkenal dengan kelezatan dan autentiknya. Mengingatkan masakan dari kota asal mereka. Itulah sebabnya mereka berlangganan di restoran kecil ini meski bukan restoran mewah."Gege, akhir-akhir ini Jingyan kerap menjadi berita utama di media massa, terutama media sosial," Gao Ling membuka percakapan disela-sela menikmati makan siangnya."Ehhmm, begitukah? Aku kurang memperhatikan gosip murahan semacam itu," Gao Yiyang menjawab asal-asalan pertanyaan sepupunya itu."Ya, dia sepertinya memanfaatkan media sosial untuk membangun citranya, dan dia bekerja keras untuk itu," Gao Ling tersenyum penuh arti."Citra? Citra seperti apa yang diharapkan dari seorang
Qi Feng dan Gao Jingyan meninggalkan ruangan itu dengan pikiran yang berantakan. Gao Jingyan jelas mengkhawatirkan rencana pesta pernikahannya dan juga masa depannya.Tanpa nama keluarga Gao melekat pada namanya dia bukanlah apa-apa dan juga bukan siapa-siapa. Dia tidak mengerti bagaimana bisa ibunya terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan ini. Dia mengira ibunya telah mengamankan posisinya di hati Gao Zhuang maupun di tengah keluarga Gao.Sedangkan Qi Feng juga tengah berkutat dengan banyak hal yang berkecamuk dalam hatinya. Dia tidak mengira skandalnya dengan Gao Jingyan hampir membuatnya terjebak dalam masalah yang tak ada hentinya.Pada mulanya dia hanya menganggap hubungannya dengan gadis itu sebagai intermezo saja. Namun pada akhirnya dia terlibat semakin dalam dan semakin sulit untuk melepaskan diri.Qi Feng mendesah pelan. Ditatapnya gadis yang berdiri di sebelahnya dengan linglung. Mer
Sementara itu setelah membawa Gao Jingyan kembali ke ruangannya, Qi Feng pun kembali ke ruangannya sendiri. Qi Feng merasa ada yang salah dalam hubungan asmaranya dengan Gao Jingyan.Entah mengapa dia merasakan kebosanan dan hambar. Belum lagi sikap manja dan arogannya kerap membuat Qi Feng sakit kepala.Kejadian hari ini membuat Qi Feng sadar perbedaan besar diantara Gao Jingyan dan Lan Xiang.Harus dia akui Gao Jingyan memang masih muda, cantik, seksi juga kaya. Namun semakin lama bersama gadis itu dia semakin merasa biasa-biasa saja.Sementara Lan Xiang adalah seorang wanita dewasa yang matang dan tenang. Dan pastinya Qi Feng juga pernah menikmati kemudaan bahkan keremajaan Lan Xiang.Mereka saling mengenal semenjak sekolah menengah dan menjalin hubungan saat di universitas. Mereka dianggap sebagai pasangan emas yang sangat serasi.Pernikahan mereka murni berdasarkan cinta. Selama enam tahun pernikahan, mereka hamp
Pagi ini seperti biasa, Lan xiang mengantarkan bunga untuk Gao Yiyang. Saat tiba di lobi, dia dihentikan seseorang yang tidak ingin dia temui."Lan jiejie kebetulan kita bertemu disini," Gao Jingyan menyapanya dengan ramah. Gadis itu mengulurkan sesuatu padanya."Lan jiejie ini undangan pernikahanku dengan Qi feng. Aku harap anda dan Rou 'er bisa hadir dalam pesta pernikahan kami."Gao Jingyan tampak begitu bahagia saat memberikan undangan itu. Apalagi dia melihat ekspresi tidak senang diwajah Lan Xiang."Nona Gao anda sepertinya senang sekali bercanda. Saya dan Rou'er sudah pasti tidak akan menghadiri pesta pernikahan anda. Anda tidak perlu repot-repot mengundang kami."Lan xiang tidak menerima undangan itu. Dia berniat untuk mengabaikan Gao Jingyan dan meneruskan langkahnya menuju lantai atas.Namun Gao Jingyan tidak berniat melepaskannya. Sepertinya gadis itu bertekat untuk membuatnya menerima undangan dan hadir di
Beberapa hari kemudian berlalu dengan tenang. Setiap hari Lan Xiang mengantarkan bunga dan menghabiskan waktu satu atau dua jam bersama Gao Yiyang.Kadang dia hanya menemani Gao Yiyang bercakap-cakap sambil merangkai dan merawat bunga-bunga di ruangan itu. Dia telah menambahkan beberapa tanaman lagi untuk menghijaukan ruangan tersebut.Namun tak jarang percakapan mereka berakhir dengan sesi cumbu rayu yang menghanyutkan. Meski begitu baik Lan Xiang maupun Gao Yiyang selalu bisa berhenti di waktu yang tepat.Pada dasarnya mereka berdua adalah dua makhluk dewasa yang masuk akal. Mereka bukan dua anak muda yang sedang dimabuk asmara. Mereka Lebih tepat disebut partner yang saling memahami.Lan Xiang selalu bisa membuat Gao Yiyang merasa nyaman. Dia teman yang menyenangkan untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.Dia memiliki wawasan yang luas.Terkadang Gao Yiyang akan menemukan ide dan i
Keesokan harinya, seperti biasanya Lan Xiang merawat bunga dan merapikan tokonya. Kemudian dia menyiapkan sarapan.Setelah para karyawannya datang, dia mengajak mereka sarapan dan membicarakan beberapa hal mengenai kondisi toko mereka.Karena sempat kehilangan beberapa klien besar mereka, Lan Xiang sempat mengurangi pemesanan bunga potong dari para petani bunga. Namun kini dia harus menambah pasokan untuk memenuhi permintaan dari Gao grup.Dia memerintahkan Lin Che untuk menghubungi petani bunga yang telah menjadi rekanan mereka sejak lama. Sedangkan Duo Duo dimintanya untuk menghubungi beberapa orang di grup Gao yang berhubungan dengan pemesanan bunga untuk penjadwalan pengantaran bunga. Dan dia juga meminta Duo Duo memanggil kembali karyawan serabutan mereka untuk bekerja Lagi.Lan Xiang sempat hampir menutup tokonya, ketika Gao Jingyan memutuskan kontrak grup Gao dengan tokonya. Dia hampir kehilangan toko yang merupakan warisan dari orangtuanya. Kalau
Toko bunga tutup pukul lima sore. Kecuali ada pesanan yang harus mereka selesaikan, mereka akan tutup lebih malam.Setelah toko tutup, Lan Xiang memutuskan untuk mempelajari kontrak kerja yang baru dengan Gao grup. Kontrak itu mirip dengan yang lama, hanya ada beberapa perubahan yang disesuaikan seperti nominal harga bunga dan hal-hal yang dapat memutuskan atau membatalkan kontrak.Salah satunya adalah jika ada kelalaian atau unsur penipuan yang dapat mengakibatkan kerugian di salah satu atau kedua pihak. Di kontrak itu juga tercantum pemutusan atau pembatalan kontrak harus sepengetahuan CEO Gao grup dan Lan Xiang sebagai pemilik toko.Lan Xiang puas membaca kontrak itu. Adil dan menguntungkan dua belah pihak. Kontrak itu sangat berarti bagi Lan Xiang. Karena Violet Florist & garden akan memasok kebutuhan bunga untuk gedung perkantoran, event, pesta dan gala dinner, hotel, villa dan resort, serta rumah
Begitu keluar, dia disambut tatapan kebencian Gao Jingyan. Sementara Qi Feng mengerutkan kening menatapnya. Namun Lan Xiang mengabaikannya.Mereka berdua masuk ke dalam ruangan CEO. Sedangkan Lan Xiang yang hendak meninggalkan tempat itu dihentikan Chen."Nyonya Lan ini kontrak kerja yang baru, silakan anda pelajari. Jika ada yang kurang dimengerti, anda bisa menghubungi saya." Chen mengulurkan sebuah map padanya dan Lan Xiang menerimanya dengan senang."Terimakasih. Nyonya Chen anda sudah lama bekerja bersama Tuan Muda Gao bukan?" Lan Xiang bertanya dengan santai pada asisten Gao Yiyang itu."Betul Nyonya Lan. Apakah ada masalah?" Chen terlihat bingung dengan pertanyaannya."Apakah dia pernah menawari seorang wanita untuk menjadi wanitanya?" Lan Xiang berbisik di telinga Chen."Itu …. Setahu saya tidak pernah. Apakah anda ditawari oleh Tuan Muda Gao?" tanpa