Share

Tawaran Menggiurkan

Author: Dewa Ndaru
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Semalam Ara hampir tidak bisa tidur. Serly terus menghubunginya. Memaksa untuk bertemu dengan Kaisar.

Namun, Ara tetap kekeh tidak ingin masuk kedalam dunia malam. Cukuplah, malam itu saja ia khilaf.

Pagi ini sebelum sampai di tempat kerja. Dirinya dikejutkan dengan kehadiran Serly dan Leon. Kedua orang ini mendatanginya saat dirinya tengah menunggu di halte bus dekat rumah.

"Serly, Tuan Dion," ucap Ara terkejut bukan main.

"Sory Ra, bikin kamu kaget. Kedatangan kita kesini kerena kita mau ajak kamu bertemu Tuan Kaisar," tutur Serly. Ucapannya masih sama dengan semalam.

Secara khusus mereka datang untuk membujuk Ara agar mau menemui Kaisar.

"Bukannya udah aku bilang. Kalau aku gak pengen nemuin dia," kekeh Ara. Masih berpegang teguh pada pendirian.

"Tolong. Satu kali ini saja," pinta Serly sampai memohon.

"Begini Ara. Tuan Kaisar, sangat jarang miminta untuk bertemu dengan seseorang. Bisa dibilang, kamu orang pertama yang diminta untuk bertemu dengannya. Jadi, aku mohon, tolong pikirkan baik-baik," rayu Dion.

Rasanya Dion perlu untuk angkat bicara. Kehadirannya sangat penting. Sebab ia orang yang sudah mempertemukan keduanya.

"Tapi untuk apa Tuan? Bukannya kita sudah pernah bertemu."

"Anggap saja ini sebagai pertemuan formal kalian sekaligus jamuan makan siang."

Ara memikirkan lagi bujukan Dion. Sikap keras kepalanya sedikit agak melunak. Setelah menimang-nimang lagi ucapan Dion. Ara putuskan untuk menyetujuinya.

"Tapi bagaimana dengan pekerjaanku?" kata Ara mendadak ragu.

"Soal itu kamu tenang saja. Orang-orangku yang akan mengurusnya."

Dion menjanjikanya sebuah kemudahan. Pada akhirnya Ara terpikat. Mengikuti kemauan orang-orang ini.

Namun, Ara tidak serta merta bertemu dengan Kaisar dengan penampilan seperti ini. Sebelum bertemu, Serly membawanya untuk berganti baju dengan sebuah gaun yang sesuai.

Mobil yang membawanya sudah sampai di sebuah restoran. Tempatnya akan bertemu. Dalam sekejap penampilannya sudah berubah. Dari seorang upik abu menjadi seorang gadis cantik.

Di balut dres selutut dengan sepatu hak tinggi. Ara berjalan menghampiri meja Kaisar.

"Selamat siang Tuan," sapa Ara merdu.

Kaisar menurunkan secarik kertas yang sedang ia baca. Netranya langsung menatap ke sosok wanita cantik yang sudah berdiri di depannya. Tidak berkedip melihat Ara dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Bagaimana kabar anda?" Ara mengulurkan tangan lebih dulu. Disambut jabat tangan Kaisar.

"Baik. Bagimana keadaanmu?" tanyanya balik.

"Baik," jawab Ara singkat.

"Silahkan duduk." Ara menarik sendiri kursinya. Menjatuhkan pantatnya di sana.

"Kamu ingin pesan apa?" tawarnya kemudian.

"Tidak perlu Tuan. Kebetulan saya tidak lapar. Kita langsung ke intinya saja. Ada urusan apa, Tuan memanggil saya kemari," tegas Ara tanpa basa-basi. Kali ini ia memang ingin menunjukan ketegasannya.

Kaisar sedikit terkejut juga dengan sikap berani Ara yang sangat berbeda dengan awal mereka bertemu.

"Begitu rupanya. Aku juga lebih suka to the point saja. Tanpa harus banyak basa-basi." sahutnya setuju dengan cara berpikir Ara.

"Aku punya penawaran buat kamu?"

"Penawaran?" kata Ara menekankan.

"Iya. Aku inginkan kamu jadi simpananku."

Telinga Ara berdenging sewaktu Kaisar mengatakan hal tadi. Tawaran yang tidak pernah ia sangka. Tidak pernah juga terbesit dalam benaknya.

"Maksud Tuan Kaisar?" tanyanya lebih memastikan.

"Ya seperti yang kamu lihat. Aku cukup puas dengan pelayananmu semalam. Dan aku menginginkan itu tidak hanya sekali saja."

"Tidak perlu khawatir berlebih kerena hubungan kita hanya akan sebatas hubungan fisik. Kamu hanya cukup mengenal aku sebagai Kaisar dan aku juga cukup mengenal kamu sebagai Ara."

"Jadi wanita simpananku maka semua yang kamu inginkan akan aku penuhi!"

Kepala Ara pusing. Ia tertegun dengan tawaran gila Kaisar. Termasuk menjadi seorang wanita simpanan seorang pria, yang ia dakwa berusia lebih matang darinya.

Seorang wanita simpanan yang bisa ia konotasikan sebagai wanita pemuas nafsu.

Ara belum menjawabnya. Ia masih merenungi tawaran itu.

"Aku tidak main-main Ara dengan tawaranku. Selain uang yang akan kamu dapatkan. Kamu juga akan mendapatkan penthouse untuk kamu tinggali. Lengkap dengan mobil serta sopir yang senantiasa mengantarmu," rayu Kaisar.

"Tapi Tuan..."

"Aku belum selesai bicara." Ucapan Ara tidak rampung. Tertahan dengan omongan Kaisar.

"Kamu tidak perlu bersusah payah untuk bekerja lagi. Semua kebutuhan kamu akan aku jamin."

"Tapi semua itu ada syaratnya. Kamu harus selalu ada setiap aku membutuhkanmu. Termasuk menemaniku saat kunjungan pekerjaan di luar."

Suara Ara tercekit. Ia benar-benar dilema untuk memutuskannya. Di satu sisi memang dirinya membutuhkan uang. Tapi di sisi lain ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak terjun ke dunia itu lagi.

Namun, menimbang tawaran Kaisar yang sangat menggiurkan. Membuat imannya sedikit goyah.

Ara mengulang lagi perkataan Kaisar di awal.

Hanya sebatas hubungan fisik. Tidak lebih dari itu termasuk menjeremus ke kehidupan pribadi.

Ara masih bungkam mempertimbangakan lagi tawaran tersebut.

"Ini kartu namaku. Hubungi aku jika kamu sudah berubah pikiran." Ara menerima juga kartu yang disodorkan padanya.

Dalam diamnya. Pikiran Ara masih berkecamuk. Tawaran yang sangat menggiurkan dan mungkin jarang orang bisa mendapatkan kesempatan itu.

Pikirannya terus berkecamuk. Toh, tidak buruk-buruk juga ia menerima tawaran sebagai seorang wanita simpanan.

Melihat sikap Ara yang masih diam. Memaksa Kaisar pergi lebih dulu. Dalam hatinya sudah berkeyakinan penuh jika Ara akan menghubunginya lebih dulu.

Keyakinan Kaisar terjawab juga. Tepat setelah dua hari mereke bertemu, Ara menghubunginya.

"Saya menerima tawaran anda Tuan."

Related chapters

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Ikatan Perjanjian Kontrak

    Kiasar tersenyum tipis. Cukup lega, setelah mendengar jawaban Ara atas tawaran tempo hari. Ia lantas menurunkan ponselnya lalu kembali duduk di kursinya. "Julian siapkan sebuah mobil untuk menjemput Ara nanti siang," ucapnya dari balik meja. "Ara? Maksud Tuan, wanita yang ada di restauran tempo hari," tanyanya menekankan. "Iya benar. Memang kenapa?" Kaisar memicingkan mata. Sedikit terganggu dengan ucapan Julian seolah ada yang salah dengan perintahnya."Oh, tidak Tuan. Tidak apa-apa. Saya permisi dulu." Bagi Julian rasanya aneh saja. Selama bekerja di sana. Belum pernah ia dimintai tugas seperti ini.Selain itu, Kaisar banyak membatasi hubungannya dengan wanita di luar setelah isu perceraian. "Julian tunggu!" "Iya Tuan." Julian menangguhkan langkah kakinya yang separuh keluar. Berbalik menatap Kaisar. "Tolong sekalian kamu buatkan surat perjanjian kontrak. Isiannya nanti saya kirim lewat pesan pendek.""Baik Tuan." Julian tidak merincinya lagi. Gegas ia beranjak pergi. Menjal

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Tugas Pertama Sebagai Ani-ani

    "Eumph..." Kaisar makin mengganas. Sengaja membuat jejak tanda merah di sekujur area yang sudah ia lalui. Ara hanya bisa pasrah. Menerima perlakuannya. Sesekali sambil menggigit bibir bawah. Berusaha meredam suara desahannya agar tidak bocor sampai luar. Tanpa perlawanan, Ara menyerahkan kendali akan tubuhnya pada pria ini. Kaisar tidak menunggu itu lebih lama. Sikap diam Ara semakin membuatnya berbuat lebih dari sekedar itu. Tangannya menyusup masuk ke dalam baju yang Ara kenakan. Menangkap dua bulatan besar yang sejak tadi tidak berhenti menggoda. "Sstt...ahhh..." Ara makin merancau hebat. Tangannya mengalung ke leher Kaisar yang masih berdiri di belakang."Aahhh...Tuan, apa tidak masalah jika kita melakukan itu di sini?" tanyanya masih dalam batas sadar. "Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan sayang, kerena ini ruanganku. Tidak ada yang berani masuk ke dalam sini. Kecuali tanpa izin dariku," sahutnya belum berhenti dari kegemaraannya. Meremas-remas dua gundukan bulat milik A

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Bab 8

    Ara bergegas memasuki kamar tidur utama. Langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya di dalam sana. Bagimanapun ia harus bepenampilan menarik di depan Kaisar. Sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menyambut dan memberikan pelayanan yang terbaik. Selesai membilas tubuh, Ara mengambil handuk dan melilitkannya ke tubuh. Lalu ia beranjak keluar dari sana. Bermaksud mengambil pakaianya di dalam koper. "Mana sih?" gumam Ara, berjongkok di depan koper. Mengobrak-abrik isi dalam koper mencari gaun malam yang akan ia kenakan."Kehilangan sesuatu?" tegur sebuah suara dari arah pintu. Ara menoleh cepat. Takjub setelah menyadari Kaisar yang sudah berada di sini. Berdiri sembari menatap tajam kearahnya. "Tuan," gagapnya lantas berdiri. Kaisar juga berjalan mendekat seraya membawa sesuatu di tangan kirinya. "Apa ini yang kamu cari?" Menunjukan sebuah gaun malam warna pink dengan bahan yang menerawang. Serta memiliki belahan lebar di titik-titik tertentu. "Bagiamana anda bisa tahu?

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Ani-ani Magang

    "Serly, aku ingin keluar saja." Ara, gadis polos dengan paras cantik dan tubuh mungil itu, merasa ragu dengan keputusannya. Ia benar-benar merasa asing berada di tempat itu, sebuah club malam. "Kamu pikir setelah kamu masuk sini. Kamu bisa keluar seenak sendiri?" ucap Serly menyudutkannya. Membuat Ara semakin ketakutan. "Denger baik-baik ya Ara. Buat modalin kamu masuk sini itu gak murah. Biaya permak kamu di salon sampai biaya baju itu gak ditanggung BPJS." "Belum lagi aku mesti keluarin duit buat biaya preman. Buat keamanan kamu sendiri biar gak dicurangin tamu nakal. Dipikir gampang apa masuk ke club ini?" kata Serly mengebu-gebu. High Six Club and karaoke, malam ini bak ketiban rejeki nomplok. Hampir semua table dan ruangan sudah diboking. Pun dengan para gadis-gadis malam yang hampir habis ikut diboking untuk menemani para tamu. Ini kali perdana Ara memulai sepak terjangnya menjadi LC, lady companion. Ara terpaksa karena himpitan ekonomi dan ialah yang menjadi tulang pungg

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Aku Inginkan Tubuhmu

    Mobil yang dikemudikan Kaisar melaju juga. Keluar dari area parkir dalam club. Sepanjang jalan. Kedunya masih diam. Tidak ada obrolan sama sekali. Sedang Kaisar hanya fokus pada jalanan di depannya. Mobil sedan hitam tersebut terus melaju, lantas berbelok ke sebuah hotel berbintang lima yang letaknya tidak jauh dari sana."Turun!" ucap Kaisar setelah memarkirkan mobilnya tepat di depan lobby. Ara mengikut saja. Ia ikut turun menyusul Kaisar yang sudah lebih dulu. Sampai di hotel Kaisar tidak juga menungguinya. Pria ini memilih berjalan lebih dulu menuju meja resepsionis. Ara sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Justru ia sedikit lega, Kaisar bersikap dingin padanya. Selian itu ia masih teramat malu jika tanpa sengaja ada orang yang mengenalnya saat berada di sana. Belum lagi tampilannya kini yang menggunakan gaun seksi. Tidak menampik jika banyak kaum adam yang melirik saat melihat komolekan tubuhnya. "Ayo jalan!" ajak Kaisar yang sudah selesai dengan urusan kamarnya. Ara k

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Malam Yang Panas

    Deru nafas Kaisar terdengar sangat kasar. Suhu tubuhnya sudah panas. Pendingin udara yang berada di dalam sana sepertinya tidak berfungsi lagi baginya. Sedang keringatnya sudah menetes. Membanjiri seluruh tubuh. Kaisar terlihat rakus. Setiap inci tubuh Ara tidak ada yang luput darinya. Hampir seluruh bagian tubuh yang sintal ini ia jajaki. Tanda cap merah bahkan sudah merata di sekujur tubuh Ara. Ara membiarkan saja saat Kaisar memberikan kecupan-kecupan kecil di tubuhnya. Ia sendiri serasa di terbangkan ke awan saat bibir Kaisar menyentuh bagian sensitifnya. Dada Ara ikut mendongak saat bibir Kaisar menyentuh dua gundukan besar miliknya. Pria itu terlihat sangat menikmatinya. Berpindah-pindah dari satu bukit ke bukit yang disebelahnya. Begitu terus sampai ia benar-benar merasa puas. Tapi kelihatnya Kaisar belum juga ada puasnya. Pria itu masih belum rela melepas itu. Berdiri merendah, bersimpuh di depan Ara sambil terus menikmatinya. Ara semakin ia buat terbuai dengan perlakuann

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Bayangan Wajah Ara

    Kaisar percepat langkah kakinya. Berjalan menuju depan lobby. Di sana sudah terparkir sebuah mobil sedan mewah yang akan membawanya pergi. "Selamat pagi Tuan," sapa Julian, asisten pibadinya yang pagi ini sudah datang mengurusi semua kebutuhannya. Termasuk menyiapkan pakaian yang ia dan Ara kenanakan. "Pagi," sahut Kaisar singkat. Kaisar masih berdiri di samping mobil. Berdampingan dengan Julian, yang masih berada di posisi awal. Berdiri sembari memegangi pintu mobil. Mendadak Kaisar berubah ragu untuk masuk. Ia menoleh lagi ke belakang. Memeriksa keadaan sekitar. "Maaf Tuan, apa ada yang ketinggalan?" ujar Julian peduli. "Tidak ada," tegas Kaisar kemudian memilih untuk segera masuk ke dalam mobil. Meski perasaanya kini tengah dilanda kegundahan. Masih memikirkan keadaan Ara yang ia tinggalkan sendirian. Di dalam kamar hotel, Ara sudah rampung membersihkan tubuhnya. Ia kebingungan dihadapkan pada 2 pilihan baju. Pagi ini ia tetap harus masuk kerja. Dimana ia sudah men

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Bab 8

    Ara bergegas memasuki kamar tidur utama. Langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya di dalam sana. Bagimanapun ia harus bepenampilan menarik di depan Kaisar. Sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menyambut dan memberikan pelayanan yang terbaik. Selesai membilas tubuh, Ara mengambil handuk dan melilitkannya ke tubuh. Lalu ia beranjak keluar dari sana. Bermaksud mengambil pakaianya di dalam koper. "Mana sih?" gumam Ara, berjongkok di depan koper. Mengobrak-abrik isi dalam koper mencari gaun malam yang akan ia kenakan."Kehilangan sesuatu?" tegur sebuah suara dari arah pintu. Ara menoleh cepat. Takjub setelah menyadari Kaisar yang sudah berada di sini. Berdiri sembari menatap tajam kearahnya. "Tuan," gagapnya lantas berdiri. Kaisar juga berjalan mendekat seraya membawa sesuatu di tangan kirinya. "Apa ini yang kamu cari?" Menunjukan sebuah gaun malam warna pink dengan bahan yang menerawang. Serta memiliki belahan lebar di titik-titik tertentu. "Bagiamana anda bisa tahu?

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Tugas Pertama Sebagai Ani-ani

    "Eumph..." Kaisar makin mengganas. Sengaja membuat jejak tanda merah di sekujur area yang sudah ia lalui. Ara hanya bisa pasrah. Menerima perlakuannya. Sesekali sambil menggigit bibir bawah. Berusaha meredam suara desahannya agar tidak bocor sampai luar. Tanpa perlawanan, Ara menyerahkan kendali akan tubuhnya pada pria ini. Kaisar tidak menunggu itu lebih lama. Sikap diam Ara semakin membuatnya berbuat lebih dari sekedar itu. Tangannya menyusup masuk ke dalam baju yang Ara kenakan. Menangkap dua bulatan besar yang sejak tadi tidak berhenti menggoda. "Sstt...ahhh..." Ara makin merancau hebat. Tangannya mengalung ke leher Kaisar yang masih berdiri di belakang."Aahhh...Tuan, apa tidak masalah jika kita melakukan itu di sini?" tanyanya masih dalam batas sadar. "Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan sayang, kerena ini ruanganku. Tidak ada yang berani masuk ke dalam sini. Kecuali tanpa izin dariku," sahutnya belum berhenti dari kegemaraannya. Meremas-remas dua gundukan bulat milik A

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Ikatan Perjanjian Kontrak

    Kiasar tersenyum tipis. Cukup lega, setelah mendengar jawaban Ara atas tawaran tempo hari. Ia lantas menurunkan ponselnya lalu kembali duduk di kursinya. "Julian siapkan sebuah mobil untuk menjemput Ara nanti siang," ucapnya dari balik meja. "Ara? Maksud Tuan, wanita yang ada di restauran tempo hari," tanyanya menekankan. "Iya benar. Memang kenapa?" Kaisar memicingkan mata. Sedikit terganggu dengan ucapan Julian seolah ada yang salah dengan perintahnya."Oh, tidak Tuan. Tidak apa-apa. Saya permisi dulu." Bagi Julian rasanya aneh saja. Selama bekerja di sana. Belum pernah ia dimintai tugas seperti ini.Selain itu, Kaisar banyak membatasi hubungannya dengan wanita di luar setelah isu perceraian. "Julian tunggu!" "Iya Tuan." Julian menangguhkan langkah kakinya yang separuh keluar. Berbalik menatap Kaisar. "Tolong sekalian kamu buatkan surat perjanjian kontrak. Isiannya nanti saya kirim lewat pesan pendek.""Baik Tuan." Julian tidak merincinya lagi. Gegas ia beranjak pergi. Menjal

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Tawaran Menggiurkan

    Semalam Ara hampir tidak bisa tidur. Serly terus menghubunginya. Memaksa untuk bertemu dengan Kaisar. Namun, Ara tetap kekeh tidak ingin masuk kedalam dunia malam. Cukuplah, malam itu saja ia khilaf. Pagi ini sebelum sampai di tempat kerja. Dirinya dikejutkan dengan kehadiran Serly dan Leon. Kedua orang ini mendatanginya saat dirinya tengah menunggu di halte bus dekat rumah. "Serly, Tuan Dion," ucap Ara terkejut bukan main. "Sory Ra, bikin kamu kaget. Kedatangan kita kesini kerena kita mau ajak kamu bertemu Tuan Kaisar," tutur Serly. Ucapannya masih sama dengan semalam. Secara khusus mereka datang untuk membujuk Ara agar mau menemui Kaisar. "Bukannya udah aku bilang. Kalau aku gak pengen nemuin dia," kekeh Ara. Masih berpegang teguh pada pendirian. "Tolong. Satu kali ini saja," pinta Serly sampai memohon. "Begini Ara. Tuan Kaisar, sangat jarang miminta untuk bertemu dengan seseorang. Bisa dibilang, kamu orang pertama yang diminta untuk bertemu dengannya. Jadi, aku mohon,

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Bayangan Wajah Ara

    Kaisar percepat langkah kakinya. Berjalan menuju depan lobby. Di sana sudah terparkir sebuah mobil sedan mewah yang akan membawanya pergi. "Selamat pagi Tuan," sapa Julian, asisten pibadinya yang pagi ini sudah datang mengurusi semua kebutuhannya. Termasuk menyiapkan pakaian yang ia dan Ara kenanakan. "Pagi," sahut Kaisar singkat. Kaisar masih berdiri di samping mobil. Berdampingan dengan Julian, yang masih berada di posisi awal. Berdiri sembari memegangi pintu mobil. Mendadak Kaisar berubah ragu untuk masuk. Ia menoleh lagi ke belakang. Memeriksa keadaan sekitar. "Maaf Tuan, apa ada yang ketinggalan?" ujar Julian peduli. "Tidak ada," tegas Kaisar kemudian memilih untuk segera masuk ke dalam mobil. Meski perasaanya kini tengah dilanda kegundahan. Masih memikirkan keadaan Ara yang ia tinggalkan sendirian. Di dalam kamar hotel, Ara sudah rampung membersihkan tubuhnya. Ia kebingungan dihadapkan pada 2 pilihan baju. Pagi ini ia tetap harus masuk kerja. Dimana ia sudah men

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Malam Yang Panas

    Deru nafas Kaisar terdengar sangat kasar. Suhu tubuhnya sudah panas. Pendingin udara yang berada di dalam sana sepertinya tidak berfungsi lagi baginya. Sedang keringatnya sudah menetes. Membanjiri seluruh tubuh. Kaisar terlihat rakus. Setiap inci tubuh Ara tidak ada yang luput darinya. Hampir seluruh bagian tubuh yang sintal ini ia jajaki. Tanda cap merah bahkan sudah merata di sekujur tubuh Ara. Ara membiarkan saja saat Kaisar memberikan kecupan-kecupan kecil di tubuhnya. Ia sendiri serasa di terbangkan ke awan saat bibir Kaisar menyentuh bagian sensitifnya. Dada Ara ikut mendongak saat bibir Kaisar menyentuh dua gundukan besar miliknya. Pria itu terlihat sangat menikmatinya. Berpindah-pindah dari satu bukit ke bukit yang disebelahnya. Begitu terus sampai ia benar-benar merasa puas. Tapi kelihatnya Kaisar belum juga ada puasnya. Pria itu masih belum rela melepas itu. Berdiri merendah, bersimpuh di depan Ara sambil terus menikmatinya. Ara semakin ia buat terbuai dengan perlakuann

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Aku Inginkan Tubuhmu

    Mobil yang dikemudikan Kaisar melaju juga. Keluar dari area parkir dalam club. Sepanjang jalan. Kedunya masih diam. Tidak ada obrolan sama sekali. Sedang Kaisar hanya fokus pada jalanan di depannya. Mobil sedan hitam tersebut terus melaju, lantas berbelok ke sebuah hotel berbintang lima yang letaknya tidak jauh dari sana."Turun!" ucap Kaisar setelah memarkirkan mobilnya tepat di depan lobby. Ara mengikut saja. Ia ikut turun menyusul Kaisar yang sudah lebih dulu. Sampai di hotel Kaisar tidak juga menungguinya. Pria ini memilih berjalan lebih dulu menuju meja resepsionis. Ara sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Justru ia sedikit lega, Kaisar bersikap dingin padanya. Selian itu ia masih teramat malu jika tanpa sengaja ada orang yang mengenalnya saat berada di sana. Belum lagi tampilannya kini yang menggunakan gaun seksi. Tidak menampik jika banyak kaum adam yang melirik saat melihat komolekan tubuhnya. "Ayo jalan!" ajak Kaisar yang sudah selesai dengan urusan kamarnya. Ara k

  • Wanita Simpanan Tuan Presdir   Ani-ani Magang

    "Serly, aku ingin keluar saja." Ara, gadis polos dengan paras cantik dan tubuh mungil itu, merasa ragu dengan keputusannya. Ia benar-benar merasa asing berada di tempat itu, sebuah club malam. "Kamu pikir setelah kamu masuk sini. Kamu bisa keluar seenak sendiri?" ucap Serly menyudutkannya. Membuat Ara semakin ketakutan. "Denger baik-baik ya Ara. Buat modalin kamu masuk sini itu gak murah. Biaya permak kamu di salon sampai biaya baju itu gak ditanggung BPJS." "Belum lagi aku mesti keluarin duit buat biaya preman. Buat keamanan kamu sendiri biar gak dicurangin tamu nakal. Dipikir gampang apa masuk ke club ini?" kata Serly mengebu-gebu. High Six Club and karaoke, malam ini bak ketiban rejeki nomplok. Hampir semua table dan ruangan sudah diboking. Pun dengan para gadis-gadis malam yang hampir habis ikut diboking untuk menemani para tamu. Ini kali perdana Ara memulai sepak terjangnya menjadi LC, lady companion. Ara terpaksa karena himpitan ekonomi dan ialah yang menjadi tulang pungg

DMCA.com Protection Status