Rombongan pelayan yang sejak awal sudah menerima perintah dari Marisa saling berpandangan. Mereka seolah ragu karena semua orang tahu selama ini Marisa yang berkuasa di rumah besar tersebut
"Aku tidak menyuruh kalian menolak perintah ibuku tetapi, sekarang kalian harus ingat bahwa di rumah ini sudah ada perempuan lain yang bisa memiliki kekuasaan tersebut,” ujar Alex tegas.“Sekarang pergilah dan lakukan yang aku perintahkan. Tidak ada alasan lagi kecuali kalian memang sudah tidak berminat kerja disini,” kata Alex.“Mereka pasti patuh pada perintahmu tetapi tidak pada perempuan manja yang kau jadikan sebagai istrimu.”Suara perempuan terdengar dari belakang Alex dan Helena menyela perintah Alex.Tidak perlu berbalik untuk melihat siapa yang baru saja bicara karena Alex sangat mengenal suara ibunya.“Memang sudah selayaknya. Bagaimanapun penilaian Mama, Helena adalah istriku dan aku tidak mau keberadaannya di rumah ini diabaikan,” cetus Alex.Tidak ada tawaran kompromi karena Alex bukan pria yang terbiasa menimbang setiap keputusannya membuat Marisa semakin tidak suka dengan perempuan yang berdiri menempel pada putranya.Alex mengerutkan alisnya karena tidak ada seorangpun pelayan yang membantah ucapan Marisa saat ibunya menyuruh mereka bubar tanpa mengikuti perintah Alex.“Sayang sekali Mama sudah menunjukkan bagaimana pesuruh melawan perintah majikannya,” sindir Alex.Tanpa permisi, Alex berbalik membawa Helena dalam gandengannya menuju pintu keluar.“Mau kemana!” tegur Marisa.“Pergi. Aku akan menginap di hotel dan akan mengurus pembagian rumah ini. Mama pasti tahu bahwa rumah ini adalah milikku dan bebas bagiku untuk menjualnya,” sahut Alex mengejutkan.Bukan saja Marisa yang terkejut tetapi juga Helena yang tidak mengira bisa mendengar rencana seperti itu dari mulut suaminya, pria yang merupakan seniornya.“Alex, bukankah tindakanmu sangat keterlaluan?” bisik Helena.“Tidak akan keterlaluan kalau Mama bisa menempatkan diri,” sahut Alex menolak bujukan.“Mama sudah mendengar ucapanku dan aku memberikan kebebasan pada Mama mau tinggal dimana setelah aku menjual rumah ini,” kata Alex memberikan peringatan.“Kau tidak bisa mengusir mama begiti saja, Alex. Mama adalah perempuan yang sudah melahirkanmu!” bantah Marisa dengan mata melotot.“Memag tetapi bukan berarti Mama bebas memperlakukan istriku seperti keinginan Mama,” balas Alex.Ibu dan anak saling memberikan tantangan membuat Helena tidak nyaman.“Bagaimana kalau kita tinggal di dalam kamarmu saja. Kau masih punya kamar di rumah ini, kan?” tanya Helena berusaha membujuk.“Tentu saja tetapi, bukan kamarku yang akan kita tempat sebagai suami istri,” sahut Alex.“Apa salahnya? Bukankah di dalam kamar tersebut suasananya lebih terbangun? Apakah kau tidak menyukai suasana tersebut?” tanya Helena dengan matanya yang mengirim isyarat penuh janji.Alex tahu tetapi belum puas rasanya apabila Marisa menang dengan mudah apalagi dengan menghasut pelayan agar tidak mematuhi perintahnya.“Ayo, aku sudah lelah dan juga tidak mau keluar dari rumah ini. Apa kau tega membiarkanku lelah?” bujuk Helena.Alex menatap Helena dan ia tersenyum begitu melihat kedipan mata Helena yang penuh arti.“Aku tidak pernah berniat mengusir Mama tetapi aku juga tidak suka dengan sikap Mama yang seperti itu,” kata Devan pada Marisa.“Aku sengaja membawa Helena ke rumah ini karena berharap Mama bisa mengajarkan Helena menjadi istri yang pantas,” beritahu Alex saat ia tidak mendapat tanggapoan dari Marisa.“Tetapi, kalau memang Mama tidak bisa melakukannya, aku akan membayar guru kepribadian agar Helena bisa bertindak sesuai dengan keinginan Mama,” ucap Alex sebelum ia memutuskan pergi.Alex memutuskan menginap di hotel sementara pelayan pribadinya merapikan kamar yang selama ini ia tempati. Tidak ada alasan lain karena ia tidak akan membiarkan Helena dikucilkan apalagi dengan alasan karena Marisa tidak menyukainya.Langkah kaki mereka baru saja melewati pintu ketika Marisa memanggil nama Alex dan mencegahnya pergi.“Mama akan menerima kehadiran Helena di rumah ini asalkan ia bersedia patuh pada semua perintah Mama,” seru Marisa.“Bagiku patuh bukan pilihan yang tepat apalagi harus bersedia pada semuanya. Helena istriku, bukan budak Mama,” jawab Alex tanpa berbalik.“Kau tidak masuk akal, Alex. Bukankah kau tadi menyuruh Mama mengajarkannya menjadi istri yang pantas,” balas Marisa keras kepala.“Mengajarkan dengan bersedia ikut perintah mempunyai arti yang berbeda,” dengus Alex.“Alex … apakah selama ini kau selalu membantah perintah mamamu?” sela Helena.Alex menggeleng membuat Helena tersenyum. “Dengan kata lain, yang kau lakukan sekarang ini adalah pengaruh buruk yang aku timbulkan.”“Beda, Helena. Aku melakukannya karena prasangka buruk mama padamu,” jelas Alex.“Bagiku sama. Aku harap kau mengijinkan mama memberikan ilmunya padaku. Kau tidak ingin semua orang memberikan julukan padaku sebagai perempuan manja tanpa aturan, kan?” bujuk Helena.“Aku tidak bermasalah dengan semua itu. Aku sudah mengenalmu dan aku tidak pernah bosan menjadi pelindungmu,” sahut Alex.“Kalian sama-sama keras kepala dan aku tidak mengerti bagaimana bisa aku menjadi istrimu yang penurut,” keluh Helena tersenyum.Alex tersenyum walaupun hatinya masih jengkel. Sudah berapa lama ia kenal Helena? Sudah sangat lama tepatnya saat Helena masih berumur 7 tahun dan usianya sendiri sudah 13 tahun.Helena yang dikenal Alex adalah bocah manja dan selalu mencari gara-gara dan ia adalah pembela sekaligus pelindungnya saat bocah perempuan itu menghadapi hukuman yang diberikan oleh ayahnya.Helena, bocah perempuan yang selalu mencari perhatian karena ayahnya begitu sibuk dengan lahan perkebunannya sementara ibunya sudah tiada. Helena kecil lebih banyak tinggal bersama neneknya di rumah yang letaknya berdekatan dengan rumah Alex.“Heh, apa yang kau pikirkan?” tanya Helena menyenggol lengan Alex.“Kau. Aku bersyukur karena kau bersedia menerima lamaranku. Aku tidak mengira setelah dewasa kau berubah menjadi perempuan yang cukup bijak,” papar Alex tertawa.“Bukan bijak tetapi, aku lebih memilih tidak ada perdebatan apalagi dilakukan oleh ibu dan anak. Kau pasti lupa dengan keinginanku saat menerima lamaranmu,” ucap Helena pelan.“Keinginan? Memangnya kau mengajukan syarat pada saat aku melamarmu?” cetus Alex penasaran.“Bukan syarat melainkan keinginan bisa memiliki seorang ibu yang bisa mengajarkan aku menjadi perempuan terhormat dan bisa bertutur kata layaknya perempuan terhorma,” jawab Helena malu.“Aku mengerti tetapi aku tidak mau mama tahu keinginanmu tersebut,” pesan Alex.“Kenapa?”“Karena mama akan menjadikannya senjata untuk menekanmu. Tidak ada yang boleh menekan apalagi memaksamu di rumah suamimu sendiri,” jawab Devan.“Aku yakin tidak ada yang berani melakukannya. Mereka semua tahu siapa dirimu, Alex,” ucap Helena yakin.Keyakinan Helena dan keinginannya diaku oleh ibu mertuanya membuat ia lupa bahwa ia seharusnya mengingat pesan yang selalu diucapkan Alex setiap kali ia pergi keluar negeri untuk urusan bisnis.Sudah sehari Alex pergi meninggalkan Helena bersama dengan Marisa setelah 4 bulan pernikahan mereka.Helena baru saja keluar dari kamarnya ketika suara seorang pelayan menyambutnya."Selamat pagi, Nyonya. Nyonya besar pesan agar Anda menemuinya di ballkon samping," beritahu pelayan."Baiklah. Dan tolong bawa teh untukku ke sana," perintah Helena.Pelayan itu hanya mengangguk. Ia adalah pelayan baru di rumah besar itu dan ia tidak pernah mendengar ucapan kasar dari Helena yang katanya suka bicara keras.Helena tidak tahu apalagi yang diinginkan oleh ibu mertuanya. Kemarin, Marisa sudah menyuruhnya menyiapkan makan siang yang seharusnya bisa dilakukan oleh pelayan dengan alasan agar Helena mengerti tugas istri yang sebenarnya."Pagi, Mah," sapa Helena."Pagi. Sudah sarapan?" tanya Marisa."Belum. Aku tadi minta pelayan membawa teh ke sini," beritahu Helena.Marisa mengangkat wajahnya dan ia menatap Helena cukup lama seolah baru mengenalnya."Apa yang sudah kau ketahui tentang Alex?" tan
Sebagai menantu Helena sadar dirinya tidak bisa membantah ucapan Marisa tetapi ia juga bosan bila terus-terusan tidak dianggap sehingga Helena berencana untuk bekerja.Helena menunggu kesempatan bicara dengan Alex saat suaminya sudah kembali ke rumah dan kesempatan tersebut ia peroleh ketika mereka sudah berada di atas tempat tidur.“Alex, boleh aku minta sesuatu?” bisik Helena.“Katakan saja,” balas Alex dengan tangan terulur menyentuh pipi Helena.“Kau tahu bahwa mama tidak menyukaiku,” ujar Helena mengadu.“Lalu? Kau tidak bermaksud menyuruhku menegurnya, kan?” cetus Alex tertawa.“Tentu saja tidak. Aku hanya ingin kau memperbolehkan aku bekerja. Aku tidak ingin mama terus-terusan sakit hati setiap kali melihatku di rumah,” jawab Helena memberikan alasan.“Bekerja? Kerja dimana?” Alex mengerutkan keningnya.Dia adalah pengusaha kaya dan sangat tidak masuk akal bila istrinya bekerja. Bekerja buat apa? “Aku belum tahu. Aku berencana mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu y
Juli terbangun dengan sakit kepala yang membuatnya merintih pelan. Sudah lama Juli tidak merasakan sakit pada kepalanya tetapi setelah semalam, Juli memutuskan pagi ini dia harus ke dokter agar bisa mendapatkan obat untuk sakit kepalanya.Dan kepalanya semakin bertambah sakit ketika pesawat telepon di mejanya memperdengarkan bunyi yang memekakkan telinga.“Halo.”“Juli, kau tidak akan percaya!”Juli duduk di atas kursi mendengar suara bibiknya yang sangat nyaring. “Aku memang sudah lama tidak percaya, Bik. Tidak percaya sejak kapan bibik bisa bersuara lembut dan merdu setiap kali bicara di telepon.”“Tidak pernah,” bibiknya mengaku. “Tetapi aku tidak peduli apalagi kalau kau tahu mengapa aku meneleponku sekarang!”“Bik, kepalaku saat ini begitu sakit dan aku tidak bisa menebak mengapa bibik telepon sepagi ini,” keluhnya.Juli mengangkat sebelah tangannya untuk memberikan pijitan yang diperlukan pada keningnya. “Dengar, Juli! Kita akan dapat untung besar dan aku pastikan kita tidak ak
Dengan tekad penuh, Darla dan Juli mendatangi Kristin di ruang kerjanya. Setelah bicara dengan salah satu pelayan, mereka diterima Kristin di ruang kerjanya dan secara kebetulan di ruangan tersebut ada 2 orang wanita dengan penampilan yang sangat luar biasa dan terlihat kesan sebagai wanita terhormat.“Selamat siang, Nyonya, saya Darla dan keponakan saya Juli, ingin bicara dengan Kristin.”“Darla? Apakah kalian pengusaha catering yang akan memasak hidangan penutup?” Marisa memperhatikan Darla dan Juli yang lebih banyak menunduk untuk menghormati mereka secara bergantian begitu juga dengan wanita muda yang duduk di kursi yang ada di depannya.“Benar, Nyonya. Kami dari perusahaan catering itu.”“Ada apa?”Dengan singkat dan lugas, Darla menyampaikan keluhannya dan dia sempat melihat wajah wanita yang lebih muda terlihat memandangi mereka dengan curiga.“Apakah kalian sengaja mengatakannya karena permintaanku terlalu tinggi?” tanyanya.“Bukan maksud kami seperti itu, Nona. Setiap kali s
Mungkinkah? Mengapa bayangan tersebut begitu nyata kalau memang yang dia lihat adalah bayangan? Tetapi mengapa baru sekarang dia bisa melihat bayangan Helena setelah 5 tahun berlalu dalam kesunyian yang sepi.“Alex, ayo, mereka semua sudah menunggu!” ajak Destiana.Destiana berusaha tenang dan sabar. Walaupun hatinya sakit karena nama pertama yang keluar dari mulut Alex adalah nama Helena tetapi Destiana sedikit lega karena nama tersebut sudah tidak memiliki bentuk lagi tetapi Destiana juga sadar bahwa dia harus berusaha lebih keras lagi untuk memenangkan hati Alex.Tidak ada ketenengan di dalam diri Alex setelah dia melihat bayangan Helena. Matanya selalu mencari diantara banyaknya pelayan catering yang memakai seragam sama seperti yang dia lihat pada Helena. Para pelayan mondar-mandir membawa berbagai macam minuman serta makanan yang sangat lezat tetapi Alex tidak melihat lagi pelayan yang dia cari. Satu-satunya yang dia temukan adalah wajah mertuanya yang sangat berseri-seri seola
Helena adalah wanita manja yang selalu membutuhkan pelayan untuk membantunya. Semua orang terkejut ketika Alex, seorang lelaki muda yang baru mulai membuktikan kepada keluarganya bahwa dia mambu meneruskan perusahaan sangat terkejut begitu mengetahui dia menikahi Helena Roland, wanita manja yang dia kenal sejak kecil.Apa yang menarik dari Helena? Helena memang wanita cantik tetapi dia tidak bisa menjadi istri yang baik. Yang dilakukan Helena hanya bersenang-senang tetapi Alex tetap mencintai dan terus membelanya pada saat Marisa menyuruhnya menceraikannya.“Mungkinkah Helena kembali begitu dia tahu Alex sudah tidak mengenangnya lagi? Dasar perempuan tidak tahu diri. Aku yakin dugaanku benar bahwa dia memang sengaja menghilang bersama kekasihnya setelah bosan menjadi isrinya Alex. Aku tidak akan membiarkan Alex menemuinya lagi bahkan untuk membuktikan kalau dia adalah Helana.”Marissa berdiri bersama Kristin sebagai pengamat dan bersama dengan semua mata yang memandangai kejadian ters
Penolakan Darla dengan memberikan surat perjanjian membuat Marisa tidak bisa mengusir Juli tetapi bisa melarangnya keluar dan cara tersebut yang mereka lakukan sampai pesta resepsi tersebut selesai setelah 3 hari berlalu walaupun sudah tidak ada pengantin prianya.Setelah 3 hari berlalu, Destiana mendatangi Alex di rumah pantai. Bulan purnama menerangi pantai dengan semburat cahaya remang-remang. Meskipun Destiana tidak sabar menghampiri Alex, Destiana dengan tenang mendekati lelaki yang kini lebih mirip patung batu yang menjaga pantai saat ombak menghantam.Dengan lengan bersilang di dada, kedua kaki terentang dan rahang kaku, Alex bahkan tidak melirik sedikitpun pada saat Destiana sudah berdiri di sampingnya.“Ternyata dugaanku tepat bahwa aku bisa menemukanmu di sini,” ujar Destiana sambil lalu.“Kenapa kau mencariku? Apakah pesta tersebut sudah selesai?” Destiana tidak mengerut mendengar suara Alex. Bukan dirinya yang langsung lari begitu mendengar suara tajam dan dingin yang dim
Tidak seperti dugaan Marisa maupun Desnita yang berpikir Alex bergegas pergi menemui Juli. Alex justru kembali ke rumah mewahnya yang berada di pusat kota London.Ia perlu waktu untuk sendiri untuk merenung tanpa gangguan dari Destiana atau siapa pun juga.“Setelah sekian lama, kenapa dia harus muncul sekarang.” Alex menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang empuk.“Kenapa dia baru muncul sekarang?” Alex bertanya pada dirinya sendiri."Lima tahun aku menanti tetapi tidak ada kabar berita darinya sampai hari ini. Aku tidak percaya kalau dia bukan Helena,” katanya sambil memejamkan mata. Ia sudah punya masa depan bersama dengan Destianat dan ia tidak akan menukarnya dengan hidup dalam bayangan Helena kembali.“Seharusnya aku tidak perlu memikirkannya lagi … tapi, aku tetap tidak bisa.” Alex mengeluh dan ia seperti bukan dirinya.Tubuhnya bergetar menahan marah. Emosi bergolak di dalam dadanya saat cerita tentang Helena disampaikan oleh orang-orang terdekatnya.Helena bukan oran
Sebagai menantu Helena sadar dirinya tidak bisa membantah ucapan Marisa tetapi ia juga bosan bila terus-terusan tidak dianggap sehingga Helena berencana untuk bekerja.Helena menunggu kesempatan bicara dengan Alex saat suaminya sudah kembali ke rumah dan kesempatan tersebut ia peroleh ketika mereka sudah berada di atas tempat tidur.“Alex, boleh aku minta sesuatu?” bisik Helena.“Katakan saja,” balas Alex dengan tangan terulur menyentuh pipi Helena.“Kau tahu bahwa mama tidak menyukaiku,” ujar Helena mengadu.“Lalu? Kau tidak bermaksud menyuruhku menegurnya, kan?” cetus Alex tertawa.“Tentu saja tidak. Aku hanya ingin kau memperbolehkan aku bekerja. Aku tidak ingin mama terus-terusan sakit hati setiap kali melihatku di rumah,” jawab Helena memberikan alasan.“Bekerja? Kerja dimana?” Alex mengerutkan keningnya.Dia adalah pengusaha kaya dan sangat tidak masuk akal bila istrinya bekerja. Bekerja buat apa? “Aku belum tahu. Aku berencana mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu y
Sudah sehari Alex pergi meninggalkan Helena bersama dengan Marisa setelah 4 bulan pernikahan mereka.Helena baru saja keluar dari kamarnya ketika suara seorang pelayan menyambutnya."Selamat pagi, Nyonya. Nyonya besar pesan agar Anda menemuinya di ballkon samping," beritahu pelayan."Baiklah. Dan tolong bawa teh untukku ke sana," perintah Helena.Pelayan itu hanya mengangguk. Ia adalah pelayan baru di rumah besar itu dan ia tidak pernah mendengar ucapan kasar dari Helena yang katanya suka bicara keras.Helena tidak tahu apalagi yang diinginkan oleh ibu mertuanya. Kemarin, Marisa sudah menyuruhnya menyiapkan makan siang yang seharusnya bisa dilakukan oleh pelayan dengan alasan agar Helena mengerti tugas istri yang sebenarnya."Pagi, Mah," sapa Helena."Pagi. Sudah sarapan?" tanya Marisa."Belum. Aku tadi minta pelayan membawa teh ke sini," beritahu Helena.Marisa mengangkat wajahnya dan ia menatap Helena cukup lama seolah baru mengenalnya."Apa yang sudah kau ketahui tentang Alex?" tan
Rombongan pelayan yang sejak awal sudah menerima perintah dari Marisa saling berpandangan. Mereka seolah ragu karena semua orang tahu selama ini Marisa yang berkuasa di rumah besar tersebut "Aku tidak menyuruh kalian menolak perintah ibuku tetapi, sekarang kalian harus ingat bahwa di rumah ini sudah ada perempuan lain yang bisa memiliki kekuasaan tersebut,” ujar Alex tegas.“Sekarang pergilah dan lakukan yang aku perintahkan. Tidak ada alasan lagi kecuali kalian memang sudah tidak berminat kerja disini,” kata Alex.“Mereka pasti patuh pada perintahmu tetapi tidak pada perempuan manja yang kau jadikan sebagai istrimu.”Suara perempuan terdengar dari belakang Alex dan Helena menyela perintah Alex.Tidak perlu berbalik untuk melihat siapa yang baru saja bicara karena Alex sangat mengenal suara ibunya.“Memang sudah selayaknya. Bagaimanapun penilaian Mama, Helena adalah istriku dan aku tidak mau keberadaannya di rumah ini diabaikan,” cetus Alex.Tidak ada tawaran kompromi karena Alex buk
Tidak seperti dugaan Marisa maupun Desnita yang berpikir Alex bergegas pergi menemui Juli. Alex justru kembali ke rumah mewahnya yang berada di pusat kota London.Ia perlu waktu untuk sendiri untuk merenung tanpa gangguan dari Destiana atau siapa pun juga.“Setelah sekian lama, kenapa dia harus muncul sekarang.” Alex menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang empuk.“Kenapa dia baru muncul sekarang?” Alex bertanya pada dirinya sendiri."Lima tahun aku menanti tetapi tidak ada kabar berita darinya sampai hari ini. Aku tidak percaya kalau dia bukan Helena,” katanya sambil memejamkan mata. Ia sudah punya masa depan bersama dengan Destianat dan ia tidak akan menukarnya dengan hidup dalam bayangan Helena kembali.“Seharusnya aku tidak perlu memikirkannya lagi … tapi, aku tetap tidak bisa.” Alex mengeluh dan ia seperti bukan dirinya.Tubuhnya bergetar menahan marah. Emosi bergolak di dalam dadanya saat cerita tentang Helena disampaikan oleh orang-orang terdekatnya.Helena bukan oran
Penolakan Darla dengan memberikan surat perjanjian membuat Marisa tidak bisa mengusir Juli tetapi bisa melarangnya keluar dan cara tersebut yang mereka lakukan sampai pesta resepsi tersebut selesai setelah 3 hari berlalu walaupun sudah tidak ada pengantin prianya.Setelah 3 hari berlalu, Destiana mendatangi Alex di rumah pantai. Bulan purnama menerangi pantai dengan semburat cahaya remang-remang. Meskipun Destiana tidak sabar menghampiri Alex, Destiana dengan tenang mendekati lelaki yang kini lebih mirip patung batu yang menjaga pantai saat ombak menghantam.Dengan lengan bersilang di dada, kedua kaki terentang dan rahang kaku, Alex bahkan tidak melirik sedikitpun pada saat Destiana sudah berdiri di sampingnya.“Ternyata dugaanku tepat bahwa aku bisa menemukanmu di sini,” ujar Destiana sambil lalu.“Kenapa kau mencariku? Apakah pesta tersebut sudah selesai?” Destiana tidak mengerut mendengar suara Alex. Bukan dirinya yang langsung lari begitu mendengar suara tajam dan dingin yang dim
Helena adalah wanita manja yang selalu membutuhkan pelayan untuk membantunya. Semua orang terkejut ketika Alex, seorang lelaki muda yang baru mulai membuktikan kepada keluarganya bahwa dia mambu meneruskan perusahaan sangat terkejut begitu mengetahui dia menikahi Helena Roland, wanita manja yang dia kenal sejak kecil.Apa yang menarik dari Helena? Helena memang wanita cantik tetapi dia tidak bisa menjadi istri yang baik. Yang dilakukan Helena hanya bersenang-senang tetapi Alex tetap mencintai dan terus membelanya pada saat Marisa menyuruhnya menceraikannya.“Mungkinkah Helena kembali begitu dia tahu Alex sudah tidak mengenangnya lagi? Dasar perempuan tidak tahu diri. Aku yakin dugaanku benar bahwa dia memang sengaja menghilang bersama kekasihnya setelah bosan menjadi isrinya Alex. Aku tidak akan membiarkan Alex menemuinya lagi bahkan untuk membuktikan kalau dia adalah Helana.”Marissa berdiri bersama Kristin sebagai pengamat dan bersama dengan semua mata yang memandangai kejadian ters
Mungkinkah? Mengapa bayangan tersebut begitu nyata kalau memang yang dia lihat adalah bayangan? Tetapi mengapa baru sekarang dia bisa melihat bayangan Helena setelah 5 tahun berlalu dalam kesunyian yang sepi.“Alex, ayo, mereka semua sudah menunggu!” ajak Destiana.Destiana berusaha tenang dan sabar. Walaupun hatinya sakit karena nama pertama yang keluar dari mulut Alex adalah nama Helena tetapi Destiana sedikit lega karena nama tersebut sudah tidak memiliki bentuk lagi tetapi Destiana juga sadar bahwa dia harus berusaha lebih keras lagi untuk memenangkan hati Alex.Tidak ada ketenengan di dalam diri Alex setelah dia melihat bayangan Helena. Matanya selalu mencari diantara banyaknya pelayan catering yang memakai seragam sama seperti yang dia lihat pada Helena. Para pelayan mondar-mandir membawa berbagai macam minuman serta makanan yang sangat lezat tetapi Alex tidak melihat lagi pelayan yang dia cari. Satu-satunya yang dia temukan adalah wajah mertuanya yang sangat berseri-seri seola
Dengan tekad penuh, Darla dan Juli mendatangi Kristin di ruang kerjanya. Setelah bicara dengan salah satu pelayan, mereka diterima Kristin di ruang kerjanya dan secara kebetulan di ruangan tersebut ada 2 orang wanita dengan penampilan yang sangat luar biasa dan terlihat kesan sebagai wanita terhormat.“Selamat siang, Nyonya, saya Darla dan keponakan saya Juli, ingin bicara dengan Kristin.”“Darla? Apakah kalian pengusaha catering yang akan memasak hidangan penutup?” Marisa memperhatikan Darla dan Juli yang lebih banyak menunduk untuk menghormati mereka secara bergantian begitu juga dengan wanita muda yang duduk di kursi yang ada di depannya.“Benar, Nyonya. Kami dari perusahaan catering itu.”“Ada apa?”Dengan singkat dan lugas, Darla menyampaikan keluhannya dan dia sempat melihat wajah wanita yang lebih muda terlihat memandangi mereka dengan curiga.“Apakah kalian sengaja mengatakannya karena permintaanku terlalu tinggi?” tanyanya.“Bukan maksud kami seperti itu, Nona. Setiap kali s
Juli terbangun dengan sakit kepala yang membuatnya merintih pelan. Sudah lama Juli tidak merasakan sakit pada kepalanya tetapi setelah semalam, Juli memutuskan pagi ini dia harus ke dokter agar bisa mendapatkan obat untuk sakit kepalanya.Dan kepalanya semakin bertambah sakit ketika pesawat telepon di mejanya memperdengarkan bunyi yang memekakkan telinga.“Halo.”“Juli, kau tidak akan percaya!”Juli duduk di atas kursi mendengar suara bibiknya yang sangat nyaring. “Aku memang sudah lama tidak percaya, Bik. Tidak percaya sejak kapan bibik bisa bersuara lembut dan merdu setiap kali bicara di telepon.”“Tidak pernah,” bibiknya mengaku. “Tetapi aku tidak peduli apalagi kalau kau tahu mengapa aku meneleponku sekarang!”“Bik, kepalaku saat ini begitu sakit dan aku tidak bisa menebak mengapa bibik telepon sepagi ini,” keluhnya.Juli mengangkat sebelah tangannya untuk memberikan pijitan yang diperlukan pada keningnya. “Dengar, Juli! Kita akan dapat untung besar dan aku pastikan kita tidak ak