“Apa yang harus aku lakukan? Fer, hanya kamu yang bisa ngebantu aku” ujar Dirga. Terlihat dua laki-laki sedang membahas hal yang serius di salah satu cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Dirga. Sebelum mereka memutuskan untuk ketemuan, Dirga telah menurunkan egonya dan mau memaafkan kesalahan Anya. Seharian penuh ia memikirkan cara untuk bisa kembali dekat dengan Anya seperti dulu. Hingga salah satu kerabatnya menginformasikan bahwa Fernando ada di rumah Anya. Dengan cepat Dirga mencari kontak telepon yang sempat ia simpan dan akhirnya hari ini mereka bisa bertatap muka.“Sebenarnya aku tidak mau ikut campur kedalam urusan rumah tangga orang lain, namun karena ini berhubungan dengan Anya, aku akan usahakan membantu. Tapi jangan senang dulu, ini belum tentu akan berhasil seratus persen” ujar Fernando.Raut wajah Dirga sedikit senang, seakan ada harapan untuk kembali rujuk dengan istri tercintanya. Merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Fernando, Yuda pun lang
Pagi hari mulai menyapa yang mendadakan aktivitas yang mulai berjalan dari kalangan manapun. Sama hal nya dengan Ayubi yang akan berangkat ke kampus. Namun sebelum itu ia selalu berpamitan kepada orang tua kepada kakak nya. Tepat saat ini Ayubi akan bergegas menuju ke kamar tidur mama sambung nya sambil membawa bubur ayam yang telah dia buat barusan, karena Ayubi tahu mama sambung nya yang bernama Kejora sedari tadi belum sempat kelihatan. Tanpa menaruh mencuriga apapun Ayubi mulai mengetuk pintu yang sudah berada di hadapan nya. Tok Tok Tok Setelah berulang kali mengetuk pintu namun tidak ada jawaban, Ayubi berinisiatif untuk membuka pintu kamar tidur tersebut saat membuka......... ''Mamaaaaaa!!!" teriak Ayubi dengan keras yang membuat seluruh orang yang ada di rumah juga turut mendengar teriakan tersebut. "Ada apa ini!!" seru Myline. "Aaaaa anu Mah!!!" Ayubi tidak dapat menjelaskan kata-kata namun sorotan mata nya menghadap kearah lantai di bawah tempat tidur. Orang-ora
Ayubi membawa mamanya ke salah satu teman di kampusnya yang cukup dekat dengan Ayubi. Hal ini adalah pilihan yang berat bagi keduanya, apalagi Ayubi harus membagi cerita tentang keluarganya dengan orang lain. Sebut saja nama temannya adalah Mica, orangnya manis dan memiliki gigi gingsul. Tidak banyak respon yang diperlihatkan oleh Mica, namun ada satu tawaran yang membuat Ayubi terperangah kaget.“Kamu seriuskah Ca?” tanya Ayubi memastikan.Raut wajah temannya seakan serius sambil menganggukkan kepalanya ia pun berkata, “Lagian rumah itu dalam keadaan kosong dan kalau tidak keberatan, kamu bisa kok tinggal sementara di rumahku yang itu” ujar Mica.“Tapi, bagaimana dengan kedua orang tua kamu? Aku jadi tidak enak sama mereka Ca” ujar Ayubi.“Kedua orang tua aku malah gak mau ngurusin rumah itu... Bagi mereka, punya banyak rumah itu sangatlah melelahkan. Lagian, kami sudah ada empat rumah kok” ujar Mica.Ayubi tidak dapat berkata banyak, hanya rasa syukur yang saat ini ia rasakan jauh d
Matahari mulai terpendam menandakan hari telah menuju malam.Namun sampai detik ini Ayubi belum juga datang. Padahal Mica sudah sedari tadi mengirimkan pesan kepada Ayubi. Hal ini pula tak surut menggangu pikiran mamanya yang merasa ada hal yang tidak beres pada putrinya tersebut. Sekali lagi Intan meminta Mica untuk menghubungi Ayubi. "Bagaimana? Apa Ayubi mengangkat telepone kamu?" Tanya Intan dengan gelisah. "Anuuu Tante, Ayubi tidak mengangkat telepone aku!" Seru Ayubi tidak kalah panik. Dengan pikiran yang sudah mulai tak tenang, tiba-tiba saja Mica teringat dengan aplikasi yang bisa melacak keberadaan orang lain. Dengan cepat, Mica mulai mendowload aplikasi tersebut. Ketika sudah berhasil mendowload, Mica pun langsung mengetes. "Aku sudah melacak keberadaanya!" seru Mica. "Bagaimana kamu tahu?" tanya Intan. Mica tersenyum sambil menujukkan ponselnya pada wanita yang sudah paruh baya tersebut. Meskipun umurnya tidak lagi muda, namun Intan juga tidak buta-buta amat tentang ya
“Sayang, bagaimana keadaan kamu? Apakah merasa sudah membaik?” tanya Puji.“Iya, Ma. Aku merasa sudah tidak sakit lagi” ujar Anya. “Syukurlah sayang! Untuk merayakan hari kesembuhan kamu, Mama akan kasih apapun yang kamu mau. Katakan saja sama Mama, kamu ingin apa? Rumah mewah? Mobil mewah? Liburan ke Paris?” tanya Puji.Anya tersenyum mendengar tawaran itu. Hanya saja, baginya percuma mendapatkan kemewahan jika hatinya merasa kosong. Anya belum ikhlas merelakan Dirga yang telah membuatnya menjadi sakit.“Aku ingin berlibur ke air terjun saja Ma–”Puji melorot ke arah Anya, sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya. Anya tidak heran karena sudah pasti mamanya akan melarangnya....“Baiklah Sayang, akan Mama turuti. Kapan rencananya kamu ingin ke air terjun?” tanya Puji.Reina sedikit terkejut melihat reaksi mamanya yang sudah mulai sabar dan pengertian. Anya sebenarnya bingung? Dengan asal ia mengatakan bahwa detik ini juga bisa ke air terjun. “Baiklah Sayang, apa hanya kita berdua ke a
Eleanor keluar dari mobil, berlari dan bergegas menuju ke sumber air terjun. Matanya berbinar dengan sempurna. Anya dan Puji hanya mengikutinya dari arah belakang. “Wah, ini benar-benar pemandangan yang indah!” seru Eleanor.“Eleanor, tolong bantu Tante dong!” Puji berniat membangun tenda di area yang datar, dengan cepat Eleanor membantunya. Anya pun turut membantunya juga. Saat sedang sibuk-sibuknya, tiba-tiba Anya kebelet ingin buang air kecil. “Ma, aku cari tempat buat buang air kecil dulu” ujar Anya.“Sayang, kamu berani? Atau sama Eleanor saya!” seru Puji.Eleanor mengangguk sebagai jawaban setuju. Anya menghela nafasnya, “Memangnya Mama berani sendirian disini? Apalagi masih sangat sepi belum terlihat ada pengunjung lain” ujar Anya dengan santai.Seketika bulu kuduk Puji langsung berdiri. Dengan penuh kebimbangan, Puji mempersilahkan putrinya pergi sendirian. Eleanor terlihat biasa saja karena memang ia sudah terbiasa berpetualang. Anya tidak tahan lagi, ia pun segera berlari
“Anya!!!””Eleanor!"Terlihat, Eleanor dan Puji menghampiri Anya. Mereka terlihat begitu senang terlebih pada Puji. Anya pun menjelaskan mengapa ia sampai di tepi jurang. “Kita harus membawanya ke rumah sakit!” seru Puji sembari bergidik ngeri melihat luka-luka di sekujur tubuh Youbi.“Apa kamu mampu berjalan? Karena mobil kami terletak tak begitu jauh dari sini” ujar Anya pada Youbi.“Aku masih kuat kok kak” jawab Youbi.“Tidak... Tidak! Saya tak berani melihatnya” ujar Puji.“Tapi Tante, bagaimana bisa kita pulang kalau hanya berdiam diri disini? Tujuan kita juga awalnya ingin melihat air terjun” ujar Eleanor.Semua terdiam tak ada yang mengerti. Puji tertawa sekilas lalu mengutarakan unek-uneknya, saya akan meminta bantuan! Urusan uang, biar saya yang bayar” Mereka duduk karena tak mungkin terus-menerus berdiri. Sebenarnya Puji tak rela bila harus duduk di tempat yang kotor karena ia tidak ingin pakainya yang mahal itu kotor dengan sia-sia. Eleanor merasa bosan jika harus menungg
“Ha ga enak sekali jadi ratu! Aku bisa melakukan apapun yang aku mau!!!” seru Myline yang telah dibutakan oleh harta. Tak ada yang berani menegur ataupun melawan dirinya. Myline meminta Taher agar menceraikan semua istrinya kecuali dirinya. Hal ini tak mudah bagi Taher, karena ia mencintai semua istrinya. Terlebih pada istri pertama, pemegang saham ahli waris keluarga Sultan. Centini menganggap suaminya lemah hingga terjadi pertengkaran antara mereka.“Aku tidak akan ada apa-apanya bila aku menceraikan istri pertamaku. Jika aku boleh memilih, aku akan menceraikan istriku yang lain” ujar Taher.“Seberapa besar pengaruhnya terhadap kamu Mas?! Oh, jika kamu tak dapat menceraikannya hidup-hidup maka jangan salahkan aku bila aku bertindak Kejam–” Ancaman itu membuat hati Taher tak tenang. Bagaimana bila nantinya ucapan Myline terbukti nyata? Akan ada bahaya yang menantinya! Saat situasi sedang tidak kondusif, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Pembantu di rumah itu dengan cepat mem
Di dalam kamar yang sunyi, Ajun duduk sendirian di ujung tempat tidur, terdiam dalam kesedihan yang memenuhi hatinya. Wajahnya terlihat muram, dan matanya terpejam rapat, mencerminkan penderitaan yang mendalam yang merasuk ke dalam jiwanya. Dia merasa seperti dunia ini runtuh di atas bahunya, dan dia terjebak dalam gelombang kesedihan yang tak tertahankan.Di dalam hatinya yang hancur, Ajun merenungkan kehilangan yang baru saja dia alami. Dia merasa seperti sepotong dari dirinya telah diambil, meninggalkannya dalam kekosongan dan kehampaan yang tak terlukiskan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban yang tak tertahankan, dan dia merindukan kehangatan dan cinta yang telah hilang dari hidupnya.Meskipun berusaha untuk tetap tegar, setiap ingatan tentang kehilangan itu menyulut api kesedihan yang menyala di dalam hatinya. Dia merenungkan kenangan indah yang dia bagikan dengan orang yang dicintainya, dan betapa sulitnya baginya untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah pergi unt
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, Myline duduk sendirian di ruang tamu yang sunyi, merenung dalam keheningan yang menyelimuti dirinya. Wajahnya terlihat tegang, dan matanya dipenuhi dengan ekspresi penyesalan yang mendalam. Dia merasakan beban yang berat di pundaknya, menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan yang besar yang menghantui hatinya.Myline memikirkan kembali semua pilihan yang telah dia buat dalam hidupnya, dan setiap kata yang telah dia ucapkan. Dia merasakan rasa sesal yang tak terbendung saat dia menyadari akibat dari tindakannya. Kesalahannya telah menyakiti orang-orang yang dicintainya, dan dia merasa terjebak dalam belenggu penyesalan yang tak terlupakan.Dia merenung tentang saat-saat ketika dia bertindak tanpa berpikir, terbawa emosi dan keinginan untuk membalas dendam atau mendapatkan keuntungan pribadi. Dia merasakan setiap keputusan yang salah, seperti sebatang duri yang menusuk hatinya, meninggalkan luka yang dalam dan tak terobati.Di tengah-tengah penyesalan
Anya adalah seorang ibu yang penuh kasih dan perhatian. Namun, ketika putrinya, Elera, tak kunjung pulang dari sekolah pada waktunya seperti biasa, gelombang kekhawatiran mulai melanda hatinya.Semua dimulai ketika Anya menunggu dengan gelisah di depan pintu rumah mereka, menatap jam dengan hati yang semakin gelisah. Waktu terus berjalan, tetapi Elera belum juga muncul. Ketika bel sekolah berbunyi untuk yang kedua kalinya, Anya merasa detak jantungnya semakin cepat dan napasnya semakin sesak.Dengan cepat, Anya menghubungi teman-teman Elera, tetapi tidak ada yang tahu di mana dia berada. Gelombang kekhawatiran semakin memenuhi pikirannya saat dia membayangkan berbagai kemungkinan yang mengerikan.Tanpa ragu, Anya segera melaporkan kehilangan Elera ke polisi, berharap agar mereka segera menemukan putrinya. Tetapi setiap detik terasa seperti jam, dan kegelisahan Anya semakin memuncak seiring berjalannya waktu.Dalam kegelapan malam, Anya duduk sendiri di ruang tamu, menangis dan berdoa
Anya dan Rangga adalah pasangan yang telah lama menantikan kehadiran buah hati dalam keluarga mereka. Mereka adalah dua pribadi yang penuh kasih, dan impian mereka menjadi orangtua akhirnya terwujud ketika Anya hamil dengan bayi kembar.Kehamilan Anya penuh dengan kegembiraan dan antisipasi. Setiap bulan, mereka pergi ke dokter untuk memeriksa kesehatan dan perkembangan bayi kembar mereka. Anya dan Rangga tak pernah lelah menyuarakan kebahagiaan mereka kepada si kembar di dalam rahim Anya.Namun, pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba Anya merasakan kontraksi yang kuat. Mereka segera bergegas ke rumah sakit, di mana dokter memastikan bahwa persalinan sedang berlangsung. Dalam waktu yang singkat, Anya melahirkan dua bayi kembar yang sehat.Ketika Anya dan Rangga mendengar tangisan pertama kedua bayi mereka, air mata kebahagiaan pun berlinang. Mereka dipenuhi oleh rasa syukur dan keberuntungan atas kelahiran kedua anak mereka.Anak kembar mereka diberi nama Adit dan Nadia. Adit adalah ba
Di hari libur musim panas, Anya mengunjungi toko barang bekas favoritnya di salah satu toko yang tidak terlalu jauh dari tempat ia tinggal. Saat menjelajahi rak-rak yang penuh dengan barang-barang bersejarah, matanya tertarik pada sebuah buku diary tua yang terlihat sangat kuno. Namun, ketika dia membukanya, bukan hanya usia diari itu yang menarik perhatiannya, tetapi juga nama di dalamnya: "Eleanor."Anya penasaran dan membawa diari itu pulang. Di rumah, dia membaca setiap halaman dengan penuh antusiasme. Diari itu berisi kisah-kisah kehidupan seorang gadis bernama Eleanor, yang tampaknya hidup pada abad ke-19. Eleanor adalah seorang gadis yang cerdas, penuh semangat, dan penuh keingintahuan, sangat berbeda dengan Anya.Namun, semakin Anya membaca, semakin dia merasa terhubung dengan Eleanor. Mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama pada seni, musik klasik, dan juga cinta pada petualangan. Namun, yang paling mengejutkan Anya adalah menemukan bahwa Eleanor secara jelas mencintai
POV TaherHari itu, ketika aku memandang matanya yang penuh ketakutan, ada kebingungan dan penyesalan yang berkecamuk di dalam diriku. Aku tahu, keputusanku untuk membunuh istriku adalah tindakan yang tidak bisa terampuni. Tapi, apakah aku bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat hidupku sedikit lebih baik? Hatiku dipenuhi dengan rasa sesal.Sesaat setelah perbuatan mengerikan itu, aku merasakan penyesalan yang mendalam. Meski demikian, aku juga merasa bahwa takdirku telah terpatri dalam dunia ini sebagai seseorang yang harus bertanggung jawab atas hidup yang aku jalani. Aku bertekad untuk berhadapan dengan konsekuensi dari tindakanku dan merelakan diriku diseret kedalam penuntasan hukum.POV Polisi:Kami menerima laporan tentang kematian tragis seorang wanita yang ditemukan di kediaman Taher. Tugas kami sebagai pihak berwenang adalah untuk mencari kebenaran dan menjalankan keadilan. Ketika kami tiba di tempat kejadian, kami dihadapkan dengan pemandangan yang mengejutkan. Tubuh sang is
Anya perlahan membuka pintu kamarnya dan dengan senang hati melihat suaminya, Dirga, membawa seikat mawar hidup. Terlihat senyum bahagia di wajahnya saat melihat hadiah indah tersebut. Dalam hati, Anya merasa terharu dan bersyukur memiliki seorang suami yang peka dan perhatian."Dari mana kau mendapatkan bunga mawar ini, Dirga?" tanya Anya dengan penuh rasa ingin tahu.Dirga tersenyum sambil memberikan bunga mawar itu ke tangan Anya. "Aku melihat bunga-bunga ini di kebun, dan langsung terbayang wajahmu saat melihat mereka. Aku ingin memberikanmu sesuatu yang indah seperti dirimu," jawab Dirga dengan lembut.Anya merasa hangat di dalam hatinya mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Dirga. Aku sangat bersyukur memiliki suami seperti kamu. Setiap momen bersamamu adalah berkah yang tak ternilai bagiku," ucapnya dengan penuh cinta.Mereka berdua saling berpandangan, memadukan kebahagiaan dan kehangatan dalam satu tatapan. Tanpa kata-kata, mereka merasakan kekuatan cinta yang tak tergoyahk
Sebelumnya, Youbi telah mengejar Anya, namun harapannya sia-sia begitu saja. Ia kembali menghampiri sang kakak, yang juga tidak memiliki harapan. Mereka berdua lagi-lagi dikejutkan dengan Myline yang memberikan pesan singkat pada Rangga, “Apaaa? Besok kakak harus menikah sama dia!” pekik Youbi.Rangga menghubungi Myline dan itu kali pertamanya Myline kembali melihat Youbi telah kembali. Semakin senangnya Myline, ia berhasil mengacaukan mereka dengan pikiran yang licik. Sebuah ancaman telah terucap dan itu benar-benar membuat Youbi bergidik ngeri.“Aku tidak main-main sama kalian... Jika sampai Rangga tidak mau menikah denganku maka rahasia papa kalian akan saya bongkar–” ucap Myline melalui telepon.Percakapan itu telah membuat Rangga memutuskan sesuatu. Tak ada pilihan selain harus menikah dengan mantan Mama sambungnya tersebut.***Seperti halnya petir yang menyambar langit, kepahitan hati Rangga melanda dengan dahsyatnya. Setelah menikah dengan Myline, ibu tirinya yang licik, ia me
Di tengah kehidupan yang penuh liku dan penuh dengan pilihan sulit, Taher, seorang pria paruh baya yang dikenal memiliki karakter yang tenang dan bertanggung jawab, harus menghadapi situasi yang mengharuskannya untuk mengambil keputusan yang sulit. Keputusan tersebut adalah menceraikan Myline, istri yang tergila-gila dengan putra mereka sendiri bernama Rangga. Sebagai seorang CEO dengan wibawa dan kebijaksanaan, Taher merasa bertanggung jawab untuk menjaga martabatnya. Namun, ketika menyaksikan percintaan yang terlarang antara Myline dan Rangga, dia menyadari bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar nilai-nilai moral, tetapi juga dapat mengancam kewibawaannya dihadapan orang lain.Dengan hati yang berat, Taher akhirnya membuat keputusan pahit untuk menceraikan Myline. Meskipun dia sangat mencintainya, dia menyadari bahwa tidak ada jalan lain yang dapat ia lalui. Bagi Taher, tanggung jawab sebagai seorang penguasa dan keluarga adalah hal yang paling penting. “Kita sudah sah di m