“Tolong katakan padaku dimana Rangga sekarang?” pinta Anya. “Kamu tidak usah memikirkan sesuatu yang tidak akan bisa kembali lagi. Lupakan dan lebih baik kamu melayani kita saja” ujar penjahat.Anya putus asa, para penjahat tertawa picik ketika melihat Anya melamun. Mereka mulai mendekati Anya tanpa adanya perlawanan. Anya telah kehilangan seseorang yang sangat berarti. Kini ia bagaikan seperti benda yang setiap saat akan terbuang sia-sia. Anya menangis dalam diam, memanggil papanya yang telah tiada. Meminta tuhan untuk mencabut nyawanya detik ini juga.“Ah... Rasanya enak sekali!” seru penjahat tersebut ketika puas bercinta dengan Anya.Mereka membiarkan Anya begitu saja dan merasa bahwa Anya tidak akan bisa meloloskan diri ditempat yang sepi seperti itu. Disisi lain, Myeline telah mendengar kabar mengenai Anya yang sudah dilenyapkan. Betapa bahagianya ia saat ini sampai-sampai beberapa karyawannya menatapnya dengan heran.“Ini jawaban yang aku nanti-nantikan, sekarang tidak ada lag
Dari kejauhan, terlihat ada mobil polisi yang tengah menuju ke arah rumah kedua orang tua Yuda. Merasa putranya sudah pergi tanpa kabar selama beberapa hari membuat hati seorang ibu merasa cemas. Dian yang meminta suaminya untuk melaporkan kasus orang hilang hingga polisi pun datang kerumahnya. Disana juga ada Anita, bukan tanpa alasan ia ikut berada di rumah mertuanya hal itu ia lakukan karena belum puas untuk menguras harta kekayaan konglomerat tersebut. Naasnya, Yuda hilang hingga membuatnya memundurkan diri untuk mengajukan surat cerai pada Yuda.“Permisi, apa disini rumah dari Pak Wiguna?” tanya salah satu polisi.“Iya, saya pak” ujar Wiguna.“Bolehkah kami melihat foto anak bapak? Agar mempermudah proses pencarian” ujar polisi.Dian memberikan foto putranya kepada polisi. Lalu proses pencarian pun dimulai, polisi mencoba mencari barang bukti yang dapat membantunya untuk menyelesaikan persoalan. Salah satu bukti kuat yang dapat terdeteksi adalah lokasi ponsel Yuda. Polisi langsun
Anya jatuh tak berdaya dihadapan rerimbunan pohon besar disekitarnya. Mata mulai berkunang-kunang, Anya menatap langit cerah seakan cahaya dari matahari tersebut tengah menjemputnya untuk pergi dari dunia yang menyedihkan. Hembusan angin menggoyangkan rambut panjangnya, Anya merasa hidupnya akan berakhir dengan perjuangan yang sia-sia dan rasa yang masih sakit, karena disaat ia seperti ini suaminya tak kunjung menolongnya.“Aku menyesal telah memilihmu, menyesal mengira bahwa kamu akan membahagiakan aku seperti saat kita berpacaran. Bahkan kini aku setengah mati pun kamu tidak menenangkan aku” Anya membayangkan Dirga dengan hati hancur berkeping-keping. Ada secercah harapan dari hatinya, ingin meminta maaf atas kebohongannya pada kedua orang tua. Meskipun kemungkinan besar harapannya tak akan kesampaian.Perlahan Anya mulai menutup mata mencoba mengikhlaskan semuanya yang sudah berlalu. Dalam kesendirian, kedamaian pun ia rasakan, tak lagi merasa ketakutan dan kesakitan. Beberapa jam k
Myeline berjalan menuju ke rumah Taher dengan menggunakan kendaraan mobil BMW. Seperti biasa, Myeline akan menanyakan keberadaan selingkuhnya, apakah tinggal di rumah A atau rumah B. Dilihat dari harta kekayaannya, Taher sangat banyak membangun rumah pribadi yang tidak kaleng-kaleng. Sekitar ada 10 rumah mewah dengan lokasi yang berbeda.“Hallo sayang, kamu masih disana’kan? Soalnya aku hampir sampai” ujar Myeline sambil saat menelpon Taher.“Iya Sayang, aku dan keluarga sedang menunggu kamu. Cepatlah kesini, aku sudah tidak tahan ingin melamarmu” ujar Taher di balik telepon.Myeline begitu sumringah mendengar ucapan itu, ia tak dapat membayangkan sebentar lagi akan menjadi seorang ratu. Sambil menghayal, Myeline tidak melihat ada pedagang yang hendak menyeberang yang membuat Myeline hampir menabraknya. Akibatnya, pedagang kaki lima tersebut terjatuh karena terkejut ketakutan. Myeline merasa kesal lalu turun dari mobil dan menghampirinya.“Eh... Kalau mau nyebrang lihat-lihat!!!” peki
Setelah berkelakuan buruk membuat Puji di usir secara tidak tidak terhormat. Puji juga tidak dapat meyakinkan mereka bahwa dirinya adalah orang kaya dilihat dari pakaian dan sikapnya yang membuat warga ragu untuk mempercayainya. Mau tidak mau Puji mesti pergi dari sana, membawa diri sendiri tanpa apapun. Kembali hidup menjadi gelandangan, bersiap diri menahan rasa lapar yang sebentar lagi akan menghampiri.“Dasar orang miskin! Berani-beraninya mereka memperlakukan aku seperti ini, tunggu saja balasanku, akan ku beli semua rumah mereka kalau perlu aku keturunannya juga!” gerutu Puji.Berjalan tanpa tujuan mengingatnya dengan pengalaman beberapa minggu yang lalu. Puji mulai merasa letih saat berjalan, memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh agar bisa melanjutkan aktivitasnya. “Huuu lelah sekali” gumamnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya sendiri ke arah leher. Dari kejauhan, terlihat seseorang tengah memandanginya. laki-laki itu mengenalnya dan perlahan mulai menghampiri Puji. Suara
Dirga datang menjenguk Anya ke rumah sakit setelah Eleanor memberikan kabar kepadanya tengah Anya. Dengan perasaan bercampur aduk, Dirga pun mengendarai mobil dengan ngebut. Saat sudah sampai, ia memakirkan mobilnya di parkiran khusus untuk mobil. Didepan ruangan, sudah ada Eleanor yang menanti kedatangannya.“Kemana si Dirga? Lama sekali” gumam Eleanor.Samar-samar seseorang melihat seseorang yang ia nanti. Dengan cepat, Eleanor pun melambaikan tangannya untuk memberi isyarat pada Dirga. Benar saja, Dirga melihatnya lalu berlari menghampiri Eleanor. Saat sudah dekat, Dirga langsung menanyakan ruangan mana Anya dirawat? “Sini ikut aku!” seru Eleanor.Dirga mengikutinya hingga tepat pada salah satu ruang. Eleanor menolehkan kepalanya ke arah Dirga sembari memberikan kode pada Dirga untuk ikut masuk ke dalam ruangan. Dirga masuk setelah Eleanor masuk. Lalu Dirga melihat Anya yang terbaring dengan lemah. Terlihat, Anya masih tertidur pulas dan Dirga tidak tega membangunkan istrinya ters
Dirga memandangi foto pengantin yang disimpan di atas meja. Melihat foto itu, membuat Dirga mengingatnya kembali. Mulai menyalahkan diri sendiri karena telah membuat kehancuran bagi dirinya dan orang lain. Dirga meraih foto tersebut lalu memeluknya sambil menangis sesenggukan.“Anya, aku sangat merindukan kamu. Tapi, aku tidak tahu apakah kita bisa bersatu dengan hal yang sudah terlalu jauh, kesalahanku begitu fatal tapi aku tidak siap bila melihat kamu meninggalkan aku” gumamnya.Keheningan malam itu menemaninya dengan rasa sesal yang sudah tidak ada gunanya. Tidak akan bisa membuka semuanya akan seperti semula, perlahan... Dirinya harus siap menghadapi kenyataan. Dalam kesendirian itu, Dirga mengingat masa kecilnya yang terlahir sudah tidak melihat orang tua. Hal yang menyakitkan, telah ia rasakan sejak lahir dan merasa tuhan begitu tidak adil kepadanya.“Aku adalah orang yang paling malang sedunia” gumamnya dalam hati.Dilain sisi, Anya pun merasakan rasa pilu dari hatinya. Menatap
Dari luar rumah istana sudah banyak orang-orang yang berdatangan. Rata-rata dari mereka datang dengan mengendarai mobil mewah yang harganya tidak kaleng-kaleng. Mereka turun dari mobil lalu istri-istri Taher menyambut mereka dengan baik. Yang paling terlihat ramah adalah istri ketiga, yang bernama kejora. Dia begitu terlihat bahagia seakan tidak memendam rasa sedih karena suaminya menikah kembali.“Jeng Kejora, jangan sedih ya! Ikhlaskan semuanya, yang penting suami kamu tetap menafkahi kamu dan anak-anak kamu” ujar tamu undangan yang memang lumayan dekat dengan kejora.“Aku sudah ikhlas jauh-jauh hari, sekarang aku malah senang karena akan ada anggota baru di rumah ini” ujar kejora.“Kamu memang aneh jeng, kalau aku jadi kamu jangan pastinya aku akan minta cerai” ujar tamu undangan yang lain.Kejora hanya membalasnya dengan senyuman tulus dan tidak ingin menanggapi perkataan orang-orang terhadap persoalan di rumah tangganya. Selain itu, istri kedua dan keempat juga sibuk menyambut pa