Share

Bab 36

"Wah, hebat sekali bumil yang satu ini. Kamu berani bicara di depan publik, lalu mengakui siapa ayah yang ada dalam rahimmu. Aku benar-benar salut padamu, Marin," ucap Erick saat aku meminta bertemu dengannya di sebuah cafe yang cukup terjaga privasinya.

Bukan apa-apa, aku hanya merasa bersalah pada orang yang selama ini selalu mendampingiku. Semoga Erick tidak tersinggung saat aku menyebut mantan suamiku dan kembali mengaitkannya dengan anak yang ada dalam rahimku.

"Entah itu sindiran atau kau benar-benar mengagumiku," balasku mengulas senyum sambil duduk di depannya.

Erick terkekeh menampilkan gigi-giginya yang bersih dan rapi.

"Jelas sebenarnya aku cemburu. Bahkan setelah ketuk palu, Bian masih saja dikait-kaitkan denganmu."

"Lalu aku harus bagaimana, hm? Masa iya aku mengakui kalau ini adalah anakmu. Yang ada aku akan semakin dibully habis-habisan oleh para netizen yang maha benar. Lagipula mana mungkin aku berbohong untuk menjatuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status