Beranda / Romansa / Wanita Pengganti Cintanya / Bab 1 Hamil dan Cerai

Share

Wanita Pengganti Cintanya
Wanita Pengganti Cintanya
Penulis: J Cruz

Bab 1 Hamil dan Cerai

Penulis: J Cruz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 10:35:32
Sudut pandang Nikita:

"Bu Nikita, selamat, ya, kehamilan Anda sudah masuk minggu ke-10."

Aku keluar dari ruang pemeriksaan dalam keadaan linglung. Ucapan dokter barusan terus terngiang di kepalaku hingga membuat jantungku berdebar kencang.

'Setidaknya masih ada kabar baik di tengah pedih dan pilu ini,' ujarku dalam hati.

Aku merasa sangat bahagia, saking bahagianya sampai senyum lebar di wajahku tidak mau lepas. Aku merasa sedikit lega.

Dengan semangat yang baru, aku mempercepat langkahku dan masuk ke lift. Begitu pintu lift terbuka, aku keluar dan berjalan melewati pos perawat ke arah ruang ICU.

"Bu Nikita," sapa seorang suster.

"Hai. Bagaimana keadaan Noah?" tanyaku pada suster dengan nada lemas.

"Pak Noah masih belum sadar dari komanya." Ucapan suster itu membuatku kecewa. Aku pun menghampiri tempat tidur suamiku, menarik kursi, dan duduk. Lalu, suster itu keluar dan meninggalkan kami berdua di ruangan itu.

Aku menatap wajah pria yang kucintai dan rasa kerinduan yang mendalam menggerogoti hatiku. Spontan, aku mengangkat tanganku dan menyentuh wajahnya, mengusap pelan kelopak matanya dengan jariku sebelum menyibakkan sehelai rambut yang jatuh di dahinya.

Kurasa rambutnya sudah harus dipotong dan dia juga perlu untuk bercukur. Aku pun mengingatkan diriku untuk membawa serta tukang cukurnya saat berkunjung di lain waktu.

"Noah, bangun .... Ini sudah berminggu-minggu ...," gumamku. Makin aku melihat wajahnya yang pucat, rasa sedih ini makin tidak dapat kubendung. Pada saat yang sama, aku meraba perut bagian bawahku. Aku suka tanpa sadar melakukan hal ini semenjak aku mengetahui bahwa diriku hamil.

"Kumohon, bukalah matamu. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui," pintaku. Meskipun merasa gembira, aku berusaha agar tetap terdengar biasa saja mengingat kondisi kami saat ini.

Noah telah terbaring di ruang ICU ini sejak malam ulang tahun pernikahan kami yang ke-3 setelah kecelakaan kendaraan yang juga merenggut nyawa orang tuanya. Aku tidak ingin trauma itu terjadi kembali.

Saat itu, aku sedang berada di rumah. Aku pulang kerja lebih awal karena merasa sakit kepala, tetapi aku diminta untuk menghadiri rapat dadakan setelahnya. Noah yang saat itu berada di kantor menawarkan untuk menjemputku agar kami bisa ke tempat acara ulang tahun pernikahan pada malam harinya, tetapi dia tidak pernah datang.

Pelayan kami kemudian memberitahuku bahwa polisi sedang menungguku di luar. Aku begitu ketakutan saat mereka mengatakan bahwa kedua mertuaku telah meninggal dan suamiku berada dalam kondisi kritis.

Aku bingung harus berkata apa. Kabar mengejutkan ini membuatku syok. Air mataku menggenang dan akhirnya tumpah membasahi pipi tiada henti.

Kemudian, dering ponselku menyadarkanku dari lamunan. Rupanya, itu adalah telepon dari pengacara perusahaan. Aku buru-buru menyeka air mata di wajahku dan menarik napas panjang untuk menenangkan diriku.

Ada banyak hal yang terjadi di Perusahaan Adhitama. Kini, setelah kematian mendadak kedua mertuaku dan suamiku yang sedang dirawat intensif, mau tidak mau aku harus mengerjakan semuanya. Mulai dari menjenguk suamiku di rumah sakit hingga mengawasi jalannya perusahaan. Aku harus membuktikan bahwa tanpa campur tangan mereka sekalipun, aku tetap bisa menyukseskan bisnis ini.

Perusahaan Adhitama adalah buah dari hasil kerja keras orang tua Noah. Ketika Noah mengambil alih perusahaan dan menikahiku, kami berhasil mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.

Tanpa sadar, aku mengusap perut bawahku. Aku sadar aku harus kembali ke perusahaan. Namun, berhubung sekarang aku sedang mengandung, aku harus mengurangi beban pekerjaanku di kantor sesuai dengan anjuran dokter.

Setelah selesai menelepon, aku bangkit dan mencium dahi Noah. "Sayang, aku pergi dulu. Pak Randy ingin bertemu denganku. Aku akan kembali lagi nanti," ujarku kepada suamiku yang sedang koma, lalu pergi.

Perusahaan Adhitama terletak dua blok dari rumah sakit ini. Cuaca hari ini sangat cocok untuk berjalan kaki, jadi aku memutuskan untuk berjalan ke sana. Lagi pula, aku memang butuh udara segar dan kebetulan aku juga sedang lapar.

Perjalanannya terasa menyenangkan. Setelah mengisi perut, aku lanjut berjalan. Saat aku melihat gedung Perusahaan Adhitama, aku tersenyum. Namun, sesampainya aku di pintu masuk, para penjaga mengadangku.

"Apa maksudnya ini?" tanyaku dengan kaget.

Awalnya, aku kira mereka sedang bercanda dan aku tidak menganggap serius perilaku mereka. Namun, ekspresi mereka tampak serius dan di situlah aku sadar bahwa ada sesuatu yang salah. Aku melihat ke sekelilingku dan semua orang memalingkan wajah mereka ke arahku. Mereka diam-diam mendengarkan!

"Kenapa aku nggak bisa masuk ke gedung milik suamiku sendiri?" gerutuku untuk menutupi rasa malu yang kurasakan.

Ini adalah pertama kalinya aku dipermalukan seperti ini di gedung milik suamiku sendiri.

"Maaf, Bu Nikita, tapi ini perintah dari Pak Matthew." Aku mengangkat alis dan menatap mereka dengan ekspresi jengkel.

Matthew Millano dan ibu Noah adalah saudara kandung, yang berarti dia adalah paman Noah.

Aku menghela napas panjang, mencoba untuk menenangkan diriku. Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada bayiku.

"Aku adalah istri Pak Noah. Justru aku punya hak untuk menentukan siapa saja yang boleh masuk ke gedung ini," tegasku dengan nada jengkel dan tidak sabar.

"Yah, sekarang udah nggak lagi. Mulai sekarang, kamu nggak diterima di Perusahaan Adhitama." Terdengar suara dibelakangku. Sambil mengernyit, aku membalikkan tubuhku dan melihat siapa yang berbicara. Ternyata, dia adalah Matthew.

Lalu, dari ekor mataku, aku bisa melihat Randy, sang pengacara perusahaan, berlari menghampiriku.

"Bu Nikita .... Ah, bukan. Nikita, maaf," katanya, lalu memberikan sebuah folder padaku.

Aku menatap tajam ke arahnya, tetapi dia berusaha menghindari kontak mata denganku.

"Apa ini?" tanyaku. Aku langsung mengeluarkan berkas-berkas yang ada di folder itu dan menelaahnya.

Matthew memandang ke arahku dengan ekspresi penuh kemenangan. Kesombongannya itu membuatku kesal. Aku berusaha mengabaikannya seraya memasukkan kembali berkas-berkas itu ke folder sebelum aku mengerutkan dahi. Aku benar-benar tidak paham.

Perhatianku kemudian tertuju kepada Randy. Dia balik menatapku dengan ekspresi bersalah dan keringat mulai muncul di dahinya. Dia menyeka keringatnya menggunakan punggung tangannya sementara aku masih terus menatapnya.

"Maafkan aku, Nikita. Pak Noah sudah memecatmu dari jabatan asisten eksekutifnya. Beliau juga memerintahkanku untuk mengatur berkas-berkas ceraimu," terang Randy. Aku memandangnya dengan ekspresi penuh tanya.

Dia terlihat seperti alien yang sedang berbicara. Perkataannya tidak masuk akal.

"Noah yang memerintahkannya? Apa maksudmu?" tanyaku sambil meremas surat cerai itu.

"Suamiku masih dalam keadaan koma. Bagaimana mungkin dia bisa melakukannya?" seruku sambil menatap tajam ke arah Matthew. Kalau dilihat secara saksama, aku yakin semua ini adalah ulah Matthew.

Randy berdeham dan menggosok bagian belakang kepalanya. "Beliau sudah siuman dan ini adalah perintah pertamanya untukku," jawabnya. "Beliau ingin menceraikanmu."

Bab terkait

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 2 Bukan Lagi Nikita Adhitama

    Sudut pandang Nikita:Ada dua hal yang muncul di pikiranku: suamiku sudah siuman dan dia ingin menceraikanku."Ini nggak masuk akal," ujarku kepada Randy yang terlihat seperti ingin ditelan oleh bumi. Bahasa tubuhnya jelas menunjukkan rasa bersalah dan iba.Aku tidak tahan lagi. Pasti ada kesalahapahaman dalam hal ini dan satu-satunya orang yang bisa menjelaskan semua pertanyaan di kepalaku adalah suamiku, yang aku yakini, masih terbaring di ruang ICU. .Saat itu juga, aku meminta salah satu sopir perusahaan untuk menyiapkan sebuah mobil untukku. Namun, setelah aku mengeluarkan perintah, tidak ada satu pun yang mulai bertindak seolah-olah semua orang, kecuali aku, sudah tahu tentang keputusan yang diambil Noah untuk menceraikanku.Aku tidak bisa menahan rasa pahit saat melihat bagaimana orang-orang yang dulunya tunduk di hadapanku tiba-tiba bersikap dingin dan acuh tak acuh. Bagaimana bisa keadaan berbalik dengan begitu cepat?Aku berbalik dan mulai berjalan kembali ke rumah sakit, tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 3 Diusir dari Rumah

    Sudut pandang Nikita:Setelah menandatangani surat cerai itu, aku bergegas keluar dari ruangan Noah. Entah mengapa, aku merasakan hawa tidak enak di dalam ruang rawat Noah yang membuatku merasa sesak."Bu Nikita, Anda baik-baik saja?" tanya salah satu suster ketika dia melihatku menyandarkan telapak tangan ke dinding untuk bertumpu dan bernapas dengan berat.Dia menghampiriku dan menggenggam lenganku. "Anda terlihat pucat. Apa saya perlu memanggil dokter untuk Anda?" tanyanya dengan ekspresi khawatir.Aku menggelengkan kepala. Saat itulah aku tersadar aku sedang menangis. "Aku nggak apa-apa. Terima kasih," jawabku kepada suster baik hati itu dan segera menghapus air mata di pipiku.Aku mengernyit. Tiba-tiba, aku merasa sangat mual. "Aku harus pergi," ujarku."Kotakmu," katanya, mengingatkanku.Aku menatap kotak itu dengan jijik dan menggelengkan kepala, dadaku terasa sakit. Kotak itu mewakili kenangan yang menyakitkan hari ini dan aku tidak mau mengambilnya."Bisakah aku meninggalkanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 4 Tersangka

    Sudut pandang Nikita:Noah pasti menganggap bungkamnya aku sebagai tanda bahwa aku mengakui tuduhannya. Merasa sudah berhasil menyudutkanku, dia pun berbicara dengan nada penuh kebencian."Fakta nggak pernah bohong, Nikita. Lagi pula, laporan itu jelas mengatakan bahwa seseorang dengan sengaja menyebabkan kecelakaan itu, seseorang merusak mobil itu.""Bukan aku orangnya!" sangkalku membela diri. Suaraku terdengar kasar karena aku tidak pernah menyangka—bahkan dalam mimpi terliarku, bahwa aku akan menjadi tersangka dalam kecelakaan itu."Kamu punya motif.""Motif apa?""Jangan bilang kamu udah lupa tentang kekasihmu? Bukannya kamu udah rencanain semua ini sama dia supaya kalian bisa warisin harta keluarga kami begitu kami tiada?" ujarnya dengan penuh kebencian. Aku mengerutkan dahiku, mencoba mengingat kapan aku punya kekasih lain."Kamu tahu aku nggak mungkin bisa ngebunuh mereka. Aku sangat sayang sama Maria dan Dion!" Aku berusaha mencari kata yang pas untuk mengekspresikan kedekata

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 5 Selamat dan Aman

    Sudut pandang Nikita:Saat aku tersadar, aku langsung dapat mencium bau antiseptik yang kuat. Aku membuka mata dan melihat langit-langit putih sebelum perhatianku beralih ke dinding putih, pintu, dan selimut yang menutupi sebagian tubuhku.Kini aku tahu di mana aku berada. Saat mencoba mengangkat tubuhku untuk duduk, aku tersadar tanganku dipasangi selang kanula yang terhubung ke infus.Detik berikutnya, pintu ruang rawatku didobrak dari luar. Empat pria asing yang tampan dan tinggi melangkah masuk. Entah mengapa, alih-alih takut, kehadiran mereka justru membuatku merasa aman, nyaman, dan tidak kesepian."Kamu nggak apa-apa?" tanya salah satu dari mereka. Dia memiliki sepasang mata berwarna hitam dan rambut cokelat, sama sepertiku, tetapi warna cokelat rambutku lebih sedikit pucat.Aku merasa canggung saat ditatap oleh keempat pria itu dan yang bisa kulakukan untuk meresponsnya hanyalah mengangguk.Wajah mereka sangat mirip."Aku Cahya Feri," ujar pria yang menanyakan keadaanku tadi."

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 6 Siapa yang Sebenarnya Berselingkuh?

    Sudut pandang Nikita:Dua hari kemudian, aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.Sebenarnya, aku sudah bisa pulang di hari saat aku pertama kali bertemu keempat saudaraku, tetapi mereka bersikeras aku harus menginap satu hari lagi.Ketika sudah saatnya aku keluar, aku terkejut karena di luar ruanganku, ada banyak pria berpakaian hitam berdiri tegak."Apa ada pasien VIP yang dirawat di lantai ini?" tanyaku kepada Yeni. Dia tertawa dan berkomentar, "Kakak-kakakmu udah gila."Kemudian, dia memegang pegangan kursi roda untuk mendorongku keluar dari ruang rawatku.Saat tiba di pintu masuk rumah sakit, aku terkesima melihat deretan mobil yang tampak serupa terparkir di luar. Ketika kakak-kakakku melihat kami, mobil pertama melaju sampai berhenti di hadapanku, lalu diikuti oleh mobil-mobil lain setelahnya.Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. "Astaga! Jangan bilang mobil ini untukku?" tanyaku pada keempat pria itu. Aku paham sekarang. Semua mobil ini adalah milik mereka dan par

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 7 Bukan Orang yang Bisa Dipermainkan

    Sudut pandang Nikita:Aku kira aku sudah berhasil mengatasi mimpi buruk terburukku .... Aku pikir Noah tidak akan pernah bisa menyakitiku lagi setelah apa yang sudah dia lakukan padaku sebelumnya, tetapi pengkhianatan ini adalah hal terburuk yang bisa dia lakukan padaku.Menyadari bahwa dia merancang rencana yang rapi untuk mengeluarkanku dari hidupnya selamanya dan mengarang cerita seolah-olah akulah yang menjadi penyebab atas keretakan rumah tangga kami adalah pukulan yang terberat bagiku.Dia bahkan menuduhku sebagai dalang dari kematian orang tuanya!Tidak ada istri yang setia melayaninya sama sepertiku yang pantas menerima apa yang dia lakukan padaku.Betapa bodohnya aku menolak semua upaya saudara-saudaraku untuk bersatu kembali karena kupikir aku sudah memiliki keluarga bersamanya.Aku hampir tertawa lepas saat menyadari betapa naifnya aku.'Betapa memalukan! Betapa sia-sianya! Aku mencintainya! Aku memercayainya! Namun, apa yang dia balas? Pengkhianatan!'Dadaku serasa tertekan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 8 Kejutan Bayi

    Sudut pandang Nikita:Tujuh tahun kemudian."Yeni .... Tolong panggil Yeni," kataku pada Fino. Aku mencoba menarik napas untuk menahan rasa sakit di perutku.Waktu sudah menunjukkan tengah malam dan aku sedang merintih kesakitan di atas tempat tidur."Ada apa?" tanya Fino di telepon. Aku bisa mendengar suara selimut yang disibak dari ujung sana. Sepertinya, dia bangun dari tempat tidurnya dengan buru-buru.Tak berselang lama, ada suara langkah kaki di luar kamarku. Pada detik berikutnya, pintu dibuka lebar dan ketiga saudara laki-lakiku berlari masuk."Nikita!" Markuslah yang pertama mendekati tempat tidurku. Tatapannya terarah ke celana piamaku yang basah dan matanya langsung terbelalak."Kayaknya udah waktunya," ujarku dengan napas tersengal-sengal.Mereka menatapku dengan ekspresi ngeri.Markus dengan sigap bertindak. Dia menyelimutiku dengan seprai, lalu menggendongku. Sementara itu, Fino bergegas menahan pintu dan Markus, sembari menggendongku, setengah berlari keluar dari kamar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 9 Dia Sudah Bertunangan

    Sudut pandang Nikita:"Kamu yakin kita nggak perlu kasih tahu Noah soal bayinya?" tanya Markus."Apa gunanya kasih tahu dia? Lagian, dia mungkin nggak akan tertarik," jawabku dengan datar.Keesokan paginya, bayi kembar tiga itu sudah diantar ke kamar rawatku. Suasana di kamar ini terasa ramai, seolah-olah kami sedang mengadakan pesta. Kakak-kakakku membawa balon, kue, dan petasan pesta yang tidak sempat mereka nyalakan karena mendapat larangan dari Yeni. Aku hampir tertawa saat melihat ekspresi kecewa Romi. Bahkan dengan kacamata yang dia kenakan sekalipun, aku tahu perintah Yeni benar-benar merusak kesenangannya."Jangan paksa Nikita untuk kembali ke pria berengsek itu. Nikita udah milih kita. Jangan sampai dia mengubah pemikirannya lagi," kata Fino mengingatkan Markus."Aku nggak bilang dia harus kembali padanya. Aku cuma ingin bilang kalau Noah mungkin harus tahu kalau dia sudah jadi ayah dari tiga anak yang imut," balas Markus seraya menunjuk ke arah anak-anakku yang tengah tertid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 100 Cari Perhatian

    Sudut pandang Noah:Aku mengikuti langkah Nikita dengan mataku. Sambil memperhatikannya berjalan tergesa-gesa menaiki tangga, aku memutuskan bahwa kali ini, aku akan berusaha mati-matian hingga kami bisa bersatu lagi.Setelah beberapa menit, Nikita turun lagi. Dia menghindari tatapan mataku saat aku berusaha bertatapan dengannya."Kamu mau berangkat ke kantor?" tanyaku."Iya," jawabnya singkat seperti sengaja menghindar dariku. Namun, aku tidak terlalu memikirkannya. Nikita pasti merasa canggung setelah kejadian di dapur tadi.Aku bangkit dari sofa, lalu mengambil kunci mobil dari saku depan celanaku."Ayo. Biar aku antar ke sana." Aku memberi isyarat padanya untuk mengikutiku, tetapi Nikita menghentikan langkahnya. Saat aku menoleh ke belakang, Nikita tampak canggung."Ayo. Aku antar ke Hotel Jati sebelum aku berangkat kerja," ujarku.Nikita berdeham. Namun, aku tidak menyangka akan mendengar jawaban seperti ini darinya."Lukas menungguku di luar," katanya.Langkah kakiku yang beriram

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 99 Rumah Bagiku

    Sudut pandang Nikita:Saat memasuki dapur, aku mendengar salah satu kakakku sedang mendiskusikan sesuatu dengan Roni."Karena Ayah kami ada di sini. Aku takut Om Romi kesepian dan merasa cemburu, jadi aku carikan seorang gadis supaya Om Romi bisa menikah dan punya bayi," kata Roni. Ucapannya membuat mulutku ternganga karena terkejut.Romi tiba-tiba mengalihkan pandangan matanya. Dia tampak tercengang saat tatapan mata kami bertemu."Roni, kamu ngomong apa, sih?" tanyaku pada anakku. Nada suaraku terdengar kaget, sementara para lelaki di sekitarku tertawa, kecuali Romi sendiri."Menurut Ayah, Om Romi nggak butuh bantuanmu, Ron," kata Noah saat melihat Roni tampak kecewa karena ditertawakan yang lainnya."Kenapa kamu mikir begitu?" tanyaku penasaran. Noah tampak sangat bersemangat dan itu membuatku merasa ada yang aneh."Kemarin, kakakmu keluar dari hotel bareng seorang karyawan," ungkap Noah. Ucapannya itu membuat Romi malu. Tidak biasanya kakakku merasa malu saat ketahuan sedang bersam

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 98 Carikan Gadis untuk Om Romi

    Sudut pandang Romi:Aku meninggalkan Hilda setelah melihat ekspresi sakit hati di wajahnya. Mungkin orang lain akan berpikir kalau aku ini berengsek, tapi aku merasa puas karena hinaanku membuatnya tersinggung.Aku pun pergi ke kamar mandi dalam untuk mandi. Ketika aku keluar dengan hanya berbalut handuk di pinggangku, kulihat dia memalingkan wajahnya."Kamu sengaja mempermainkanku, ya?!" bentak Hilda.Aku mengernyitkan alis dan menyadari kalau gadis itu tidak mau melihat ke arahku. Aku pun tersenyum sinis saat melihat lehernya merona merah."Kenapa? Kamu nungguin aku telanjang bulat?" tanyaku seraya menarik handukku dan melemparkannya ke arah Hilda. Handuk itu jatuh mengenai dadanya."Romi!" serunya parau. Wajahnya menoleh padaku dengan marah. Aku merentangkan tanganku lebar-lebar agar dia melihat bahwa aku tidak telanjang seperti dugaannya.Aku melihatnya menelan ludah ketika matanya beralih dari wajahku ke dadaku yang terbentuk sempurna, perutku yang berotot, dan kakiku yang kencang

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 97 Pengkhianat Sering Kali adalah Sahabat

    Sudut pandang Romi:"Keluar!" perintahku saat Hilda tidak beranjak dari kursi penumpang.Aku tidak menunggunya dan beranjak dari kursi pengemudi untuk membukakan pintu untuknya.Hilda bergerak perlahan.Saat dia keluar dari mobil, cahaya menyinari wajahnya. Saat itulah aku melihat wajah pucatnya yang tidak wajar.Dia terhuyung saat melangkah dan hampir terjungkal saat kehilangan keseimbangan.Aku menyusulnya tepat waktu. Tanganku segera mencengkeram bagian atas lengannya."Kamu nggak apa-apa?" tanyaku sambil mengerutkan kening.Dia tidak menjawab dan bergeming di tempatnya."Aku merasa nggak enak badan," ucapnya akhirnya.Keraguan memenuhi hatiku. Kupikir itu taktik untuk mengalihkan perhatianku agar bisa melarikan diri. Aku tidak mengira kepala Hilda akan terkulai ke samping sebelum kemudian jatuh ke dadaku.Saat itulah aku menyadarinya. Kutempelkan punggung tanganku ke dahinya dan merasakan tingginya suhu tubuhnya. Hal ini langsung membuatku khawatir. Tanpa pikir panjang, aku membopo

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 96 Diculik

    Sudut pandang Hilda:Area lift itu kosong.Saat berbelok di tikungan, aku merapatkan tubuhku ke dinding dan mengintip ke luar, ke tempat terakhir kali aku melihat Romi Feri. Aku memastikan diriku benar-benar tidak terlihat dari luar.Selama pengintaian ini, jantungku terus berdebar kencang.Rasa bersalah menggerogotiku. Kecurigaan yang kulihat di mata Romi tadi membuatku gelisah.Aku menghela napas lega saat melihat tempat itu sudah kosong. Dia sudah pergi.Napasku mulai teratur dan dadaku kembang kempis dengan cepat saat aku mengisi paru-paruku dengan udara.Lift berdenting, lalu pintunya terbuka untuk mengeluarkan penumpangnya.Saat lift sudah kosong, aku masuk. Setiap kali lift berhenti dan terbuka, jantungku mulai berdetak lebih kencang.Pemikiran gila memenuhi otakku. Romi Feri pasti tidak akan tinggal diam dengan temuannya itu. Dia akan mengikutiku untuk mengorek informasi sebanyak mungkin. Dia adalah saudara Nikita. Kecurigaannya terhadapku mungkin akan membuat Nikita turut menc

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 95 Kakak Nikita

    Sudut pandang Hilda:Aku baru saja hendak meninggalkan kafe. Tiba-tiba, seseorang menyambar lenganku.Gerakan itu terlalu tiba-tiba.Aku terkejut, tetapi saat aku mengenali pelakunya, mataku membelalak dengan ketakutan dan aku menahan teriakan yang hampir keluar dari mulutku.Ketakutan memenuhi sekujur tubuhku saat aku menatap mata coklatnya, warna yang sama seperti mata Nikita."Romi," ucapku terbata-bata.Mulutku mengucapkan namanya dengan gugup. Dia adalah kakak Nikita.Dalam sekejap, kepalaku bergerak mengarah ke kafe dengan gelisah."Aku senang kamu mengingatku," kata Romi sambil tersenyum seraya mengikuti arah pandang mataku.Aku mulai banjir keringat. Tangan-tanganku juga terasa dingin dan basah."Kita pernah ketemu sekali," jelasku dengan terbata-bata.Aku ingin sekali melarikan diri, tetapi cengkeraman Romi di lenganku menghalangiku untuk pergi.Aku menatap tangannya yang menggenggam lenganku. Mataku beralih ke wajahnya yang penuh amarah, dan aku menelan ludah dengan susah pay

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 94 Adik Tersayang

    Sudut pandang Bella:"Apa maumu?" Nada tajam Hilda membuatku terkejut."Lama nggak jumpa, adikku sayang. Apa kita nggak bisa setidaknya sopan satu sama lain? Kamu nggak bisa membenciku selamanya cuma karena Ibu lebih menyayangiku daripada kamu."Hilda memutar bola matanya."Kamu pikir aku masih marah soal itu? Dewasalah, Bella!"Aku tidak peduli saat dia memelototiku. Aku langsung ke inti pembicaraan."Aku nggak tahu di mana Matthew Millano, paman Noah. Kamu punya petunjuk soal keberadaannya?"Mata Hilda langsung menyipit."Sudah kubilang, aku nggak akan bekerja sama denganmu lagi. Terakhir kali kulakukan itu, aku membuat Nikita kecewa berat. Aku nggak bisa melakukannya lagi, mengkhianati sahabatku cuma karena kita saudari!"Aku tertawa, meskipun suaranya terasa hampa."Kamu yang bilang kalau kita saudari, ‘kan? Bukankah darah lebih kental daripada air? Kenapa kamu selalu membela dia? Apa kamu nggak lihat yang dia lakukan padaku?"Hilda tampak tidak peduli, malah seolah ingin membuat e

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 93 Musuh di Balik Bayangan

    Sudut pandang Bella:"Nomor yang Anda hubungi berada di luar jangkauan. Silakan menghubungi kembali setelah beberapa saat." Aku sudah berkali-kali mendengar rekaman suara ini sejak minggu lalu dan suara itu membuatku gila.Aku mencoba menghubungi nomor itu lagi tetapi hasilnya sama saja."Sial!" Aku menengadah ke langit dengan putus asa."Bella, jangan mondar-mandir. Kamu butuh istirahat. Kamu belum tidur sejak tadi malam," kata manajer sekaligus temanku."Gimana aku bisa tidur kalau Noah ninggalin aku begitu saja? Dia mutusin semua hubungan denganku." Aku menjerit frustrasi dan marah.Manajerku terkejut melihat sikap kasar yang kutunjukkan. Ini pertama kalinya dia melihatku seperti ini. Biasanya aku selalu tenang dan terkendali."Ya ampun. Noah memang putus sama kamu, tapi ini bukan berarti kiamat, 'kan?"Aku mengepalkan tangan dan merapatkan gigiku saat mengingat ancaman Noah, yaitu surat perintah penahanan sementara. Yang lebih buruk lagi, dia mengumumkan putus hubungan denganku di

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 92 Keluarga

    Sudut pandang Nikita:Awalnya, Noah tampak tidak memahami ucapanku."Heidi. Dia mantan pacarmu. Kamu pernah berpacaran dengannya sebelum aku muncul," kataku, mencoba menyegarkan ingatannya.Kerutan di wajah Noah menghilang dan dia mengangkat bahu seolah-olah masalah itu tidak mengganggunya."Kenapa nggak? Dia punya kemampuan. Lagi pula, kejadian itu sudah lama sekali. Aku yakin Heidi sudah melupakannya, sama sepertiku."Noah jelas tidak tahu apa yang kumaksud. Jadi, siapa yang bodoh sekarang?Aku mengangguk mengejek."Ya, dan kujamin dia belum melupakanmu. Dia adalah gunung berapi yang menunggu untuk meletus. Apa kamu nggak melihat caranya memandangmu? Gadis itu masih merindukanmu!" teriakku frustrasi."Memangnya kenapa? Aku nggak peduli kepadanya.""Noah!" tegasku memperingatkannya.Noah menyisir rambutnya ke belakang."Kamu mau aku bagaimana? Memecatnya?" balasnya.Apakah aku hanya membesar-besarkan masalah kecil?Aku berbalik untuk pergi saat dia mulai menjelaskan."Kayak aku peduli

DMCA.com Protection Status