Home / Romansa / Wanita Pengganti Cintanya / Bab 5 Selamat dan Aman

Share

Bab 5 Selamat dan Aman

Author: J Cruz
last update Last Updated: 2024-11-12 10:35:32
Sudut pandang Nikita:

Saat aku tersadar, aku langsung dapat mencium bau antiseptik yang kuat. Aku membuka mata dan melihat langit-langit putih sebelum perhatianku beralih ke dinding putih, pintu, dan selimut yang menutupi sebagian tubuhku.

Kini aku tahu di mana aku berada. Saat mencoba mengangkat tubuhku untuk duduk, aku tersadar tanganku dipasangi selang kanula yang terhubung ke infus.

Detik berikutnya, pintu ruang rawatku didobrak dari luar. Empat pria asing yang tampan dan tinggi melangkah masuk. Entah mengapa, alih-alih takut, kehadiran mereka justru membuatku merasa aman, nyaman, dan tidak kesepian.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya salah satu dari mereka. Dia memiliki sepasang mata berwarna hitam dan rambut cokelat, sama sepertiku, tetapi warna cokelat rambutku lebih sedikit pucat.

Aku merasa canggung saat ditatap oleh keempat pria itu dan yang bisa kulakukan untuk meresponsnya hanyalah mengangguk.

Wajah mereka sangat mirip.

"Aku Cahya Feri," ujar pria yang menanyakan keadaanku tadi.

"Aku Romi," tambah seorang lagi yang mengenakan kacamata berbingkai emas. Lalu, dia menunjuk ke dua pria di belakangnya. "Mereka adalah Fino dan Markus. Kita adalah kakak-kakakmu."

Sesaat setelahnya, seorang pria lain masuk. Dia tampak berbeda dari keempat pria itu, tetapi dia sama tampannya, atau bahkan bisa dibilang lebih tampan. Kurasa dengan ketampanannya itu, dia bisa bersaing dengan para model catwalk.

Aku mengangguk ke arahnya. Aku mengenalnya. Dia mungkin satu-satunya pria di ruangan ini yang kukenal karena dialah yang menghubungiku dan memberitahuku tentang keberadaan keempat saudaraku.

"Anton," sapaku.

"Kalian mengerumuni pasienku." Suara tegas seorang wanita terdengar dan semua mata secara otomatis tertuju padanya. Dia memiliki wajah imut dengan mata almond yang berkerut di ujungnya saat dia tersenyum dan rambut keritingnya menambah kecantikan wajahnya.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Baik," jawabku. Aku mengalihkan pandanganku ke luar jendela dan melihat langit sudah sangat cerah.

"Sudah berapa lama aku pingsan?" tanyaku kepada dokter.

"Sekitar 36 jam," jawabnya.

"Pak Anton nemuin kamu tergeletak di trotoar. Dia membawamu kemari dan menghubungi keempat saudaramu. Omong-omong, namaku Yeni Feri. Aku udah menikah dengan salah satu saudaramu," jelasnya sambil menunjuk ke arah pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Cahya.

Aku menatap keempat pria yang sangat mirip satu sama lain itu lagi dan mataku mulai berkaca-kaca. Aku ingat kali terakhir aku berbincang dengan Pak Anton. Dia adalah pengacara yang mewakili keempat saudaraku menjadi mediator untuk pertemuan antara kami berlima, tetapi aku menolak.

"Apa gunanya? Aku sudah punya keluarga. Keluarga Adhitama yang menjemputku ketika nggak ada orang lain yang melakukannya." Aku meluapkan semua emosi yang kusimpan selama ini. Fakta mengejutkan bahwa ternyata selama ini aku mempunyai empat kakak laki-laki masih sulit untuk kuterima.

Selama bertahun-tahun, kerinduan untuk memiliki keluarga selalu menghantuiku. Aku berada di panti asuhan sejak aku masih bayi hingga berumur enam tahun. Di tahun ke-6 itulah, Maria dan Dion Adhitama mengangkatku. Meski tidak mengadopsiku, mereka tetap merawatku layaknya anak kandung sendiri. Mereka adalah satu-satunya keluarga bagiku.

'Namun, sekarang Maria dan Dion udah nggak ada dan Noah udah menceraikanku. Aku udah tidak punya siapa-siapa.' Memikirkannya membuatku sedih.

"Jangan menangis. Itu nggak baik buat bayimu," ujar Yeni kepadaku.

"Dia hamil?" tanya keempat saudaraku secara bersamaan. Yeni mengisyaratkan mereka untuk memelankan suara sementara aku berusaha menahan tawaku saat melihat ekspresi lucu di wajah mereka.

"Dia sudah pernah menikah. Kenapa kalian terkejut mendengarnya?" tanya Yeni kepada mereka.

Mereka semua menatapku dan melongo, seolah-olah mereka menganggap gagasanku hamil adalah hal konyol.

Tidak bisa dipungkiri, saat melihat reaksi mereka, aku merasa sangat canggung. Situasi ini membuatku kembali merenungkan fakta pahit itu bahwa aku sudah cerai dan kini mengandung. Aku tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat anakku akan lahir tanpa adanya figur seorang ayah.

"Apa bayinya nggak apa-apa?" tanya salah satu dari mereka memecahkan ketegangan.

Mataku terbelalak saat aku melihat wajahnya dengan saksama.

"Kamu adalah Markus Feri, sang model itu!" seruku.

Dia mengangguk dan pengakuannya itu membuatku bersemangat.

Aku teringat pernah membuat surat proposal untuknya beberapa bulan lalu.

"Keluarga Adhitama hampir mengontrakmu menjadi model brand ambassador hotel kami," ucapku padanya.

Semangatku seketika hilang begitu teringat bahwa aku tidak lagi menjadi bagian dari Keluarga Adhitama. Semua kerja kerasku selama bertahun-tahun kini sirna.

"Nggak lagi. Aku udah tolak tawarannya kemarin," balasnya.

Nada suaranya terdengar tegas dan ekspresinya terlihat serius. Seketika, aku merasa tidak nyaman.

'Apa dia lakuin ini untukku?'

Jawabannya terlihat dari ekspresi wajahnya sehingga tidak mengejutkanku lagi saat dia mengonfirmasinya. "Aku akan selalu ada untukmu."

Rasa syukur yang mendalam memenuhi hatiku.

"Terima kasih," ungkapku dengan mata berkaca-kaca. Sekarang aku tidak sendiri lagi.

Lalu, aku melihat ke arah ketiga orang lainnya. Sekarang aku tidak cuma punya satu, tetapi empat pendukung. Dadaku serasa sesak saat aku merasakan kerinduan yang mendalam di hatiku untuk mereka.

"Bahkan saat dunia melawanmu, kamu masih punya kami, Nikita," tegas Romi.

Aku menggigit bibirku. 'Mereka tahu Noah menceraikanku dan mencoba untuk meyakinkanku. Kira-kira, apa lagi yang mereka ketahui tentangku?'

Spontan, aku meletakkan tanganku di perut bawahku dan senyuman perlahan muncul di wajahku.

'Kita bakal baik-baik saja, Nak,' ujarku dalam hati kepada bayi di perutku.

Related chapters

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 6 Siapa yang Sebenarnya Berselingkuh?

    Sudut pandang Nikita:Dua hari kemudian, aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.Sebenarnya, aku sudah bisa pulang di hari saat aku pertama kali bertemu keempat saudaraku, tetapi mereka bersikeras aku harus menginap satu hari lagi.Ketika sudah saatnya aku keluar, aku terkejut karena di luar ruanganku, ada banyak pria berpakaian hitam berdiri tegak."Apa ada pasien VIP yang dirawat di lantai ini?" tanyaku kepada Yeni. Dia tertawa dan berkomentar, "Kakak-kakakmu udah gila."Kemudian, dia memegang pegangan kursi roda untuk mendorongku keluar dari ruang rawatku.Saat tiba di pintu masuk rumah sakit, aku terkesima melihat deretan mobil yang tampak serupa terparkir di luar. Ketika kakak-kakakku melihat kami, mobil pertama melaju sampai berhenti di hadapanku, lalu diikuti oleh mobil-mobil lain setelahnya.Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. "Astaga! Jangan bilang mobil ini untukku?" tanyaku pada keempat pria itu. Aku paham sekarang. Semua mobil ini adalah milik mereka dan par

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 7 Bukan Orang yang Bisa Dipermainkan

    Sudut pandang Nikita:Aku kira aku sudah berhasil mengatasi mimpi buruk terburukku .... Aku pikir Noah tidak akan pernah bisa menyakitiku lagi setelah apa yang sudah dia lakukan padaku sebelumnya, tetapi pengkhianatan ini adalah hal terburuk yang bisa dia lakukan padaku.Menyadari bahwa dia merancang rencana yang rapi untuk mengeluarkanku dari hidupnya selamanya dan mengarang cerita seolah-olah akulah yang menjadi penyebab atas keretakan rumah tangga kami adalah pukulan yang terberat bagiku.Dia bahkan menuduhku sebagai dalang dari kematian orang tuanya!Tidak ada istri yang setia melayaninya sama sepertiku yang pantas menerima apa yang dia lakukan padaku.Betapa bodohnya aku menolak semua upaya saudara-saudaraku untuk bersatu kembali karena kupikir aku sudah memiliki keluarga bersamanya.Aku hampir tertawa lepas saat menyadari betapa naifnya aku.'Betapa memalukan! Betapa sia-sianya! Aku mencintainya! Aku memercayainya! Namun, apa yang dia balas? Pengkhianatan!'Dadaku serasa tertekan

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 8 Kejutan Bayi

    Sudut pandang Nikita:Tujuh tahun kemudian."Yeni .... Tolong panggil Yeni," kataku pada Fino. Aku mencoba menarik napas untuk menahan rasa sakit di perutku.Waktu sudah menunjukkan tengah malam dan aku sedang merintih kesakitan di atas tempat tidur."Ada apa?" tanya Fino di telepon. Aku bisa mendengar suara selimut yang disibak dari ujung sana. Sepertinya, dia bangun dari tempat tidurnya dengan buru-buru.Tak berselang lama, ada suara langkah kaki di luar kamarku. Pada detik berikutnya, pintu dibuka lebar dan ketiga saudara laki-lakiku berlari masuk."Nikita!" Markuslah yang pertama mendekati tempat tidurku. Tatapannya terarah ke celana piamaku yang basah dan matanya langsung terbelalak."Kayaknya udah waktunya," ujarku dengan napas tersengal-sengal.Mereka menatapku dengan ekspresi ngeri.Markus dengan sigap bertindak. Dia menyelimutiku dengan seprai, lalu menggendongku. Sementara itu, Fino bergegas menahan pintu dan Markus, sembari menggendongku, setengah berlari keluar dari kamar.

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 9 Dia Sudah Bertunangan

    Sudut pandang Nikita:"Kamu yakin kita nggak perlu kasih tahu Noah soal bayinya?" tanya Markus."Apa gunanya kasih tahu dia? Lagian, dia mungkin nggak akan tertarik," jawabku dengan datar.Keesokan paginya, bayi kembar tiga itu sudah diantar ke kamar rawatku. Suasana di kamar ini terasa ramai, seolah-olah kami sedang mengadakan pesta. Kakak-kakakku membawa balon, kue, dan petasan pesta yang tidak sempat mereka nyalakan karena mendapat larangan dari Yeni. Aku hampir tertawa saat melihat ekspresi kecewa Romi. Bahkan dengan kacamata yang dia kenakan sekalipun, aku tahu perintah Yeni benar-benar merusak kesenangannya."Jangan paksa Nikita untuk kembali ke pria berengsek itu. Nikita udah milih kita. Jangan sampai dia mengubah pemikirannya lagi," kata Fino mengingatkan Markus."Aku nggak bilang dia harus kembali padanya. Aku cuma ingin bilang kalau Noah mungkin harus tahu kalau dia sudah jadi ayah dari tiga anak yang imut," balas Markus seraya menunjuk ke arah anak-anakku yang tengah tertid

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 10 Anak-Anak Noah Adhitama

    Sudut pandang Nikita:Aku tidak tahu harus berkata apa. Sejujurnya, aku seperti sudah punya firasat bahkan sebelum Hilda mengabarkan hal ini padaku. Bella Welas selalu menjadi cinta sejati Noah Adhitama.Aku perlahan memijat dadaku ketika merasakan nyeri dan menghela napas."Aku nggak tahu apa yang terjadi dengan Noah. Apa dia udah gila?" Aku biarkan Hilda terus mengeluh sementara aku mencoba untuk menenangkan diriku."Nggak. Dia cuma sedang jatuh cinta. Noah jatuh cinta padanya sejak dia masih kuliah.""Tapi dia menikah denganmu," balas Hilda."itu karena paksaan dari orang tuanya dan sekarang, orang tuanya sudah tiada. Jadi, udah nggak ada yang bisa nahan dia dan dia nggak perlu berpura-pura lagi. Itulah kenapa dia ceraiin aku dan kembali ke sisi cinta pertamanya." Akhirnya, aku bisa menceritakan apa yang Noah katakan padaku sebelum kami bercerai kepada teman baikku.Aku merasakan air mata jatuh di pipiku. Kini, aku tersadar bahwa ingatan tentang pertemuan terakhir kami dan perkataan

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 11 Terlihat seperti Penjahat

    Sudut pandang Nikita:Setelah menyusui dan menyendawakan mereka, Yeni duduk bersamaku untuk beberapa waktu. Kami mengawasi bayi-bayi ketika mereka tertidur."Jadi, apa kamu udah pikirin nama buat si kembar?" tanyanya."Udah. Kakak-kakakku juga membantuku memilih nama. Kami berlima udah setuju dengan namanya," jelasku padanya.Ketika administrator rumah sakit datang, aku memberitahunya bahwa aku akan menamai anak-anak ini Roni, Mori, dan Beni. Mereka memakai Feri sebagai nama belakang mereka dariku. Sekarang, aku adalah Nikita Feri. Nikita Tanzil sudah hilang. Dia adalah sosok masa lalu, seseorang yang sebaiknya aku lupakan.Kami tinggal di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan sebelum Yeni memberikan izin untuk pulang.Semua kakakku sangat perhatian kepada anak-anakku. Mereka bergantian merawat mereka, sampai-sampai tiga pengasuh yang kami sewa hampir tidak melakukan apa-apa.Aku ingin menghubungi agensi untuk mengembalikan para pengasuh itu, tetapi Romi bersikeras agar aku tetap me

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 12 Membuka Lembaran Baru

    Sudut pandang Nikita:Amarah yang belum pernah kurasakan sebelumnya meluap dalam diriku dan menyebar ke setiap bagian tubuhku. Ada begitu banyak hal yang harus dijawab oleh Noah Adhitama kepadaku. Kebohongan yang dia karang tidak dapat termaafkan.Ketika ketiga anakku lahir, cinta memenuhi hatiku, mengubah sudut pandangku untuk tidak lagi membalaskan dendamku pada Noah. Anak-anakku adalah segalanya bagiku. Aku tidak ingin mengacaukan hidup kami dengan muncul di wilayah Noah dan sudah bertekad untuk menjaga jarak demi ketenangan batinku.Namun, setelah mendengar fakta dari mulut Anton, kemarahan yang kian memuncak menguasai diriku. Saat mengetahui bahwa Noah sengaja menutup hal tentang warisan itu dariku, lubuk hatiku kini dipenuhi oleh kebencian yang mendalam. Dia sudah sangat keterlaluan."Aku harus apa?" tanyaku dengan tegas sembari menatap Anton tajam.Untuk sesaat, kami saling pandang dalam diam. Dia pasti sedang menilai diriku dan semangatku. Kemudian, dia tersenyum, memperlihatk

    Last Updated : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 13 Nikita Feri Versi 2.0

    Sudut pandang Nikita:"Salon Calvin Anggara?" Aku terkejut saat menginjakkan kaki di luar gedung dua lantai yang akan menjadi tempat pertemuan untuk janji yang Cahya atur untukku.Awalnya, aku pikir aku salah. Aku melihat galeri ponselku dan membuka foto kertas yang Cahya berikan tadi malam untuk melihat apakah aku datang di tempat yang tepat. Di dalam hatiku, aku masih berpikir mungkin aku salah ingat.Ketika sudah mengecek ulang dan membuktikan bahwa alamatnya benar, aku perlahan mengerutkan dahiku. 'Kenapa dia memberikan alamat salon untukku?'Kemudian, ketika aku hendak berbalik dan meninggalkan tempat itu, pintu kaca terbuka dan memperlihatkan wajah sempurna seorang pria berusia sekitar 30 tahun dengan rambut cepak yang menonjolkan janggut dan kumisnya."Bu Nikita, halo. Aku Calvin Anggara. Senang bertemu dengan Anda," sapanya sebelum mengulurkan tangannya padaku.Saat dia mengulurkan tangannya, aku memperhatikan bagaimana dia mengamati tubuhku seolah-olah aku barang yang sedang d

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 100 Cari Perhatian

    Sudut pandang Noah:Aku mengikuti langkah Nikita dengan mataku. Sambil memperhatikannya berjalan tergesa-gesa menaiki tangga, aku memutuskan bahwa kali ini, aku akan berusaha mati-matian hingga kami bisa bersatu lagi.Setelah beberapa menit, Nikita turun lagi. Dia menghindari tatapan mataku saat aku berusaha bertatapan dengannya."Kamu mau berangkat ke kantor?" tanyaku."Iya," jawabnya singkat seperti sengaja menghindar dariku. Namun, aku tidak terlalu memikirkannya. Nikita pasti merasa canggung setelah kejadian di dapur tadi.Aku bangkit dari sofa, lalu mengambil kunci mobil dari saku depan celanaku."Ayo. Biar aku antar ke sana." Aku memberi isyarat padanya untuk mengikutiku, tetapi Nikita menghentikan langkahnya. Saat aku menoleh ke belakang, Nikita tampak canggung."Ayo. Aku antar ke Hotel Jati sebelum aku berangkat kerja," ujarku.Nikita berdeham. Namun, aku tidak menyangka akan mendengar jawaban seperti ini darinya."Lukas menungguku di luar," katanya.Langkah kakiku yang beriram

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 99 Rumah Bagiku

    Sudut pandang Nikita:Saat memasuki dapur, aku mendengar salah satu kakakku sedang mendiskusikan sesuatu dengan Roni."Karena Ayah kami ada di sini. Aku takut Om Romi kesepian dan merasa cemburu, jadi aku carikan seorang gadis supaya Om Romi bisa menikah dan punya bayi," kata Roni. Ucapannya membuat mulutku ternganga karena terkejut.Romi tiba-tiba mengalihkan pandangan matanya. Dia tampak tercengang saat tatapan mata kami bertemu."Roni, kamu ngomong apa, sih?" tanyaku pada anakku. Nada suaraku terdengar kaget, sementara para lelaki di sekitarku tertawa, kecuali Romi sendiri."Menurut Ayah, Om Romi nggak butuh bantuanmu, Ron," kata Noah saat melihat Roni tampak kecewa karena ditertawakan yang lainnya."Kenapa kamu mikir begitu?" tanyaku penasaran. Noah tampak sangat bersemangat dan itu membuatku merasa ada yang aneh."Kemarin, kakakmu keluar dari hotel bareng seorang karyawan," ungkap Noah. Ucapannya itu membuat Romi malu. Tidak biasanya kakakku merasa malu saat ketahuan sedang bersam

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 98 Carikan Gadis untuk Om Romi

    Sudut pandang Romi:Aku meninggalkan Hilda setelah melihat ekspresi sakit hati di wajahnya. Mungkin orang lain akan berpikir kalau aku ini berengsek, tapi aku merasa puas karena hinaanku membuatnya tersinggung.Aku pun pergi ke kamar mandi dalam untuk mandi. Ketika aku keluar dengan hanya berbalut handuk di pinggangku, kulihat dia memalingkan wajahnya."Kamu sengaja mempermainkanku, ya?!" bentak Hilda.Aku mengernyitkan alis dan menyadari kalau gadis itu tidak mau melihat ke arahku. Aku pun tersenyum sinis saat melihat lehernya merona merah."Kenapa? Kamu nungguin aku telanjang bulat?" tanyaku seraya menarik handukku dan melemparkannya ke arah Hilda. Handuk itu jatuh mengenai dadanya."Romi!" serunya parau. Wajahnya menoleh padaku dengan marah. Aku merentangkan tanganku lebar-lebar agar dia melihat bahwa aku tidak telanjang seperti dugaannya.Aku melihatnya menelan ludah ketika matanya beralih dari wajahku ke dadaku yang terbentuk sempurna, perutku yang berotot, dan kakiku yang kencang

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 97 Pengkhianat Sering Kali adalah Sahabat

    Sudut pandang Romi:"Keluar!" perintahku saat Hilda tidak beranjak dari kursi penumpang.Aku tidak menunggunya dan beranjak dari kursi pengemudi untuk membukakan pintu untuknya.Hilda bergerak perlahan.Saat dia keluar dari mobil, cahaya menyinari wajahnya. Saat itulah aku melihat wajah pucatnya yang tidak wajar.Dia terhuyung saat melangkah dan hampir terjungkal saat kehilangan keseimbangan.Aku menyusulnya tepat waktu. Tanganku segera mencengkeram bagian atas lengannya."Kamu nggak apa-apa?" tanyaku sambil mengerutkan kening.Dia tidak menjawab dan bergeming di tempatnya."Aku merasa nggak enak badan," ucapnya akhirnya.Keraguan memenuhi hatiku. Kupikir itu taktik untuk mengalihkan perhatianku agar bisa melarikan diri. Aku tidak mengira kepala Hilda akan terkulai ke samping sebelum kemudian jatuh ke dadaku.Saat itulah aku menyadarinya. Kutempelkan punggung tanganku ke dahinya dan merasakan tingginya suhu tubuhnya. Hal ini langsung membuatku khawatir. Tanpa pikir panjang, aku membopo

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 96 Diculik

    Sudut pandang Hilda:Area lift itu kosong.Saat berbelok di tikungan, aku merapatkan tubuhku ke dinding dan mengintip ke luar, ke tempat terakhir kali aku melihat Romi Feri. Aku memastikan diriku benar-benar tidak terlihat dari luar.Selama pengintaian ini, jantungku terus berdebar kencang.Rasa bersalah menggerogotiku. Kecurigaan yang kulihat di mata Romi tadi membuatku gelisah.Aku menghela napas lega saat melihat tempat itu sudah kosong. Dia sudah pergi.Napasku mulai teratur dan dadaku kembang kempis dengan cepat saat aku mengisi paru-paruku dengan udara.Lift berdenting, lalu pintunya terbuka untuk mengeluarkan penumpangnya.Saat lift sudah kosong, aku masuk. Setiap kali lift berhenti dan terbuka, jantungku mulai berdetak lebih kencang.Pemikiran gila memenuhi otakku. Romi Feri pasti tidak akan tinggal diam dengan temuannya itu. Dia akan mengikutiku untuk mengorek informasi sebanyak mungkin. Dia adalah saudara Nikita. Kecurigaannya terhadapku mungkin akan membuat Nikita turut menc

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 95 Kakak Nikita

    Sudut pandang Hilda:Aku baru saja hendak meninggalkan kafe. Tiba-tiba, seseorang menyambar lenganku.Gerakan itu terlalu tiba-tiba.Aku terkejut, tetapi saat aku mengenali pelakunya, mataku membelalak dengan ketakutan dan aku menahan teriakan yang hampir keluar dari mulutku.Ketakutan memenuhi sekujur tubuhku saat aku menatap mata coklatnya, warna yang sama seperti mata Nikita."Romi," ucapku terbata-bata.Mulutku mengucapkan namanya dengan gugup. Dia adalah kakak Nikita.Dalam sekejap, kepalaku bergerak mengarah ke kafe dengan gelisah."Aku senang kamu mengingatku," kata Romi sambil tersenyum seraya mengikuti arah pandang mataku.Aku mulai banjir keringat. Tangan-tanganku juga terasa dingin dan basah."Kita pernah ketemu sekali," jelasku dengan terbata-bata.Aku ingin sekali melarikan diri, tetapi cengkeraman Romi di lenganku menghalangiku untuk pergi.Aku menatap tangannya yang menggenggam lenganku. Mataku beralih ke wajahnya yang penuh amarah, dan aku menelan ludah dengan susah pay

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 94 Adik Tersayang

    Sudut pandang Bella:"Apa maumu?" Nada tajam Hilda membuatku terkejut."Lama nggak jumpa, adikku sayang. Apa kita nggak bisa setidaknya sopan satu sama lain? Kamu nggak bisa membenciku selamanya cuma karena Ibu lebih menyayangiku daripada kamu."Hilda memutar bola matanya."Kamu pikir aku masih marah soal itu? Dewasalah, Bella!"Aku tidak peduli saat dia memelototiku. Aku langsung ke inti pembicaraan."Aku nggak tahu di mana Matthew Millano, paman Noah. Kamu punya petunjuk soal keberadaannya?"Mata Hilda langsung menyipit."Sudah kubilang, aku nggak akan bekerja sama denganmu lagi. Terakhir kali kulakukan itu, aku membuat Nikita kecewa berat. Aku nggak bisa melakukannya lagi, mengkhianati sahabatku cuma karena kita saudari!"Aku tertawa, meskipun suaranya terasa hampa."Kamu yang bilang kalau kita saudari, ‘kan? Bukankah darah lebih kental daripada air? Kenapa kamu selalu membela dia? Apa kamu nggak lihat yang dia lakukan padaku?"Hilda tampak tidak peduli, malah seolah ingin membuat e

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 93 Musuh di Balik Bayangan

    Sudut pandang Bella:"Nomor yang Anda hubungi berada di luar jangkauan. Silakan menghubungi kembali setelah beberapa saat." Aku sudah berkali-kali mendengar rekaman suara ini sejak minggu lalu dan suara itu membuatku gila.Aku mencoba menghubungi nomor itu lagi tetapi hasilnya sama saja."Sial!" Aku menengadah ke langit dengan putus asa."Bella, jangan mondar-mandir. Kamu butuh istirahat. Kamu belum tidur sejak tadi malam," kata manajer sekaligus temanku."Gimana aku bisa tidur kalau Noah ninggalin aku begitu saja? Dia mutusin semua hubungan denganku." Aku menjerit frustrasi dan marah.Manajerku terkejut melihat sikap kasar yang kutunjukkan. Ini pertama kalinya dia melihatku seperti ini. Biasanya aku selalu tenang dan terkendali."Ya ampun. Noah memang putus sama kamu, tapi ini bukan berarti kiamat, 'kan?"Aku mengepalkan tangan dan merapatkan gigiku saat mengingat ancaman Noah, yaitu surat perintah penahanan sementara. Yang lebih buruk lagi, dia mengumumkan putus hubungan denganku di

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 92 Keluarga

    Sudut pandang Nikita:Awalnya, Noah tampak tidak memahami ucapanku."Heidi. Dia mantan pacarmu. Kamu pernah berpacaran dengannya sebelum aku muncul," kataku, mencoba menyegarkan ingatannya.Kerutan di wajah Noah menghilang dan dia mengangkat bahu seolah-olah masalah itu tidak mengganggunya."Kenapa nggak? Dia punya kemampuan. Lagi pula, kejadian itu sudah lama sekali. Aku yakin Heidi sudah melupakannya, sama sepertiku."Noah jelas tidak tahu apa yang kumaksud. Jadi, siapa yang bodoh sekarang?Aku mengangguk mengejek."Ya, dan kujamin dia belum melupakanmu. Dia adalah gunung berapi yang menunggu untuk meletus. Apa kamu nggak melihat caranya memandangmu? Gadis itu masih merindukanmu!" teriakku frustrasi."Memangnya kenapa? Aku nggak peduli kepadanya.""Noah!" tegasku memperingatkannya.Noah menyisir rambutnya ke belakang."Kamu mau aku bagaimana? Memecatnya?" balasnya.Apakah aku hanya membesar-besarkan masalah kecil?Aku berbalik untuk pergi saat dia mulai menjelaskan."Kayak aku peduli

DMCA.com Protection Status