Share

Kakak Tercinta

Author: Metya Putri
last update Last Updated: 2022-12-15 23:38:58

Malam Hari

Cecilia memegang tangan Irene di sampingnya dengan erat, pandangannya terus menyusuri tempat yang baru saja mereka masuki saat ini.

The Luxurious Bar

Bar kelas atas yang baru pertama kali Cecilia kunjungi seumur hidup!

"I-irene, apa kamu yakin kita diperbolehkan masuk kemari?" tanya Cecilia dengan sedikit takut.

Ya, bagaimana tidak takut, bar yang mereka kunjungi ini adalah bar yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Sedangkan dirinya seperti yang diketahui hanyalah seorang anak haram yang tidak diakui!

Tapi bukan itu poin utamanya, yang jadi masalahnya adalah mereka baru 18 tahun!

Bukankah ini ilegal?

"Tenang saja, untuk masalah uang aku yang akan membayarnya. Lagipula kita sudah 18 tahun, sudah masuk umur legal!" Irene merangkul bahu Cecilia dengan semangat seolah ia tahu apa yang ada di benak Cecilia.

"Jadi mari kita bersenang-senang hari ini!" lanjutnya dengan api yang membara.

Cecilia terdiam seribu bahasa. Entah mengapa saat ini ia menyesali ucapannya yang menyetujui ide gila Irene ini.

Memang sejak awal Iren belum mengatakan sama sekali tempat apa yang akan mereka kunjungi, tapi Cecilia sangat tidak menyangka jika tempat yang ia maksud adalah sebuah bar.

Dengan langkah yang terpaksa karena ditarik Irene, Cecilia pun ikut memasuki bar itu semakin dalam dan bercampur dengan lautan manusia yang mencari kesenangan.

'Ya sudahlah, mumpung sudah masuk lebih baik aku menikmati malam ini!' ucap Cecilia dalam hati sambil berjalan bergabung dengan lautan manusia itu.

Untuk sesaat, Cecilia pun terhanyut dalam alunan musik yang dimainkan oleh DJ diatas sana. Menari diiringi dengan musik memang adalah jalan terbaik untuk mendapatkan energi baru yang segar.

Setelah dirasa lelah, Cecilia pun memutuskan untuk kembali menepi untuk memesan segelas minuman dan beristirahat.

Sembari menunggu minuman yang ia pesan, Cecilia pun menolehkan pandangannya pada Irene yang masih asyik berjoget di tengah sana.

"Dia memang sangat bebas, ya!" gumam Cecilia dengan senyum kecilnya.

Jika boleh jujur, Cecilia sebenarnya iri dengan Irene yang seperti itu. Bebas, ceria, dan seolah tanpa beban menjalani hari.

Entah kapan Cecilia merasakan perasaan seperti itu.

"Hoo… lihat siapa ini? Cecilia Van, tumben sekali aku melihatmu ditempat seperti ini!" ucap suara pria yang tak asing dari arah samping.

Cecilia menolehkan kepalanya pada sumber suara, dan benar saja itu adalah pria yang ia kenal.

Odrey Van Persie, kakak tiri Cecilia yang tercinta!

Sangking cintanya Cecilia pada Odrey hingga ia ingin menendangnya jauh setiap kali mereka bertemu.

"Bukan urusanmu," balas Cecilia ketus dan tak acuh.

Odrey yang mendapat balasan seperti itu pun hanya tersenyum kecil.

"Yo, kamu tidak usah marah-marah. Itu tidak cocok dengan wajah cantikmu," balas Odrey sambil duduk di sebelah bangku Cecilia.

Mendengar kata-kata memuakkan itu, Cecilia pun hanya terdiam dengan tanpa ada niatan untuk membalas.

"Pura-pura jual mahal, heh?" cibir pria itu dengan senyum miringnya.

Namun lagi-lagi Cecilia tidak menggubris ucapan Odrey, menurutnya pria di sampingnya ini tidak akan ada habisnya jika dibalas terus menerus. Jadi lebih baik biarkan saja.

"Aku tebak kamu bisa kemari karena hasil mengemis pada Irene temanmu itu, ya?"

Cecilia meremas gelas minuman di tangannya dengan cukup erat ketika mendengar ucapan itu. Ingin rasanya ia menampar dan memelintir mulut Odrey, tapi Cecilia harus berusaha

menahannya.

Odrey yang kembali tidak mendapatkan balasan pun kini semakin menampakkan senyum jahatnya.

"Oh, lihat itu temanmu memanggil!" ucap Odrey sambil menunjuk ke arah kerumunan orang yang tengah menari.

Mendapati ucapan itu, seketika Cecilia pun menolehkan kepalanya melihat ke arah Irene berada. Namun setelah diperhatikan, tidak ada sama sekali gerakan jika Irene manggilnya. Menyadari jika dirinya telah ditipu, Cecilia pun langsung menatap Odrey dengan mata tajam.

"Ups, aku mungkin salah lihat orang!" ujar Odrey dengan tanpa rasa bersalah.

Melihat balasan Odrey yang seperti itu, Cecilia benar-benar tidak tahan. Dengan cepat ia menegak habis minuman pesanannya lalu kemudian menatap Odrey.

"Berhentilah menggangguku!" ucap Cecilia sambil menggebrak sedikit keras meja bar.

Setelah mengatakan itu, Cecilia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kakak tercintanya itu.

"Hei, Odrey! Wanita itu cukup cantik, apa kamu mengenalnya? Boleh aku pakai tidak?" ucap seorang pria lain dari arah samping Odrey.

Odrey tersenyum dengan licik sambil membuang kertas kecil di tangannya ke sembarang arah.

"Aku mengenalnya atau tidak itu bukan masalah, pakai saja semaumu!" balas Odrey santai. Mendapat balasan seperti itu, pria itu pun langsung mengerti dan segera menyusul ke tempat Cecilia pergi.

Melihat kepergian pria itu, Odrey pun hanya tersenyum kecil.

“Suruh siapa kau jual mahal padaku,” Odrey menegak minuman miliknya dengan senyum lebar. “Selamat menikmati malam yang panas, adikku!” lanjutnya sambil beranjak pergi dari bar untuk kemudian bergabung pada Wanita-wanita cantik di bar ini.

Cecilia berjalan terus menjauh dari hingar-bingar bar ini, berniat untuk mencari udara yang lebih segar.

Namun entah mengapa semakin ia melangkah jauh Cecilia semakin merasa kepalanya berputar dan hawa panas pun mulai menjalar di sekujur tubuhnya.

“Kurasa tadi aku tidak memesan minuman dengan kadar alkohol tinggi, tapi mengapa aku merasa sangat pusing?” gumam Cecilia sambil menyentuh dinding disampingnya.

Cecilia meraba leher putih miliknya dengan halus dan seketika ia pun merasa gelenyar aneh dari daerah itu.

“Tidak salah lagi,” lanjut Cecilia sambil tersenyum kecut.

Odrey, si pria sialan itu mencampurkan sesuatu di munumannya.

“Dasar brengsek!” umpatnya sambil meremas gaun hitam ketat yang dipinjamkan oleh Irene itu.

Seolah takdir tak ingin menghentikan ujian hidup Cecilia, sebuah tangan besar tiba-tiba saja menyentuh bahunya dan seketika membuat gadis itu terhenyak kaget.

“Adik manis, mau kakak bantu meredakan panasmu?” ucap pria bertubuh gempal dan tinggi dibelakang Cecilia.

Cecilia membalikkan tubuhnya seketika dan melihat perawakan pria yang seperti beruang hitam itu dengan mata bulat.

“Lepaskan, aku!” ucap Cecilia sambil menarik tangannya yang dipegang oleh pria itu.

“Jangan menolak seperti itu, aku tahu kamu sangat tersiksa. Jadi biarkan aku membantumu,” balas pria itu dengan wajah mesum hingga terlihat air liurnya akan menetes hanya dengan melihat Cecilia seperti ini.

“Dasar pria mesum! Lepaskan aku,” pekik Cecilia sambil terus meronta untuk melepaskan diri dari genggaman si mesum ini.

“Jangan panggil aku seperti itu, panggil aku kakak Key!” ucap pria itu sambil mendekatkan dirinya pada Cecilia.

Sialnya Cecilia pergerakan terbatas karena dibelakangnya terhalang oleh tembok terlebih pakaiannya saat ini sangat membatasi pergerakan Cecilia sehingga dirinya tidak bisa bergerak bebas.

Dengan sisa tenaga yang ia miliki Cecilia pun berusaha menahan pria itu agar tidak semakin mendekat padannya.

“Tolong!” teriak Cecilia dengan sekeras mungkin, berharap ada yang mendengarnya.

“Ohoho… melihatmu seperti ini semakin membuatku bersemangat!” ucap pria gila itu dengan wajah mesum yang semakin kentara.

Cecil memejamkan matanya kuat-kuat sambil terus menahan tubuh beruang hitam itu agar tidak terus mengikis jarak mereka.

Related chapters

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tampan

    Bugh!Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“Bugh!Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat b

    Last Updated : 2022-12-15
  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kegilaan Cecilia

    Langkah lebar Antonio seketika terhenti dengan mata datar yang lurus menatap ke arah ranjang, tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambut pun saat ini ikut terhenti dan terpaku sejenak.‘Apa yang sebenarnya gadis gila itu lakukan?’ pikir Antonio dalam hati sambil terus memandang Cecilia yang kini tengah berbaring diatas ranjang dengan posisi tangan menopang kepala dan tubuh yang meliuk-liuk layaknya model seksi di majalah dewasa.Perlahan tangan kanan Cecilia yang bebas itu terangkat mengarah pada Antonio dan jari lentiknya itu mulai melambai-lambai seolah mengisyaratkan pada Antonio untuk mendekat padanya.Wajah cantik nan manis itu pun kini berubah menjadi nakal dan menggoda.Namun pada kenyataanya, jauh di lubuk hati Cecilia yang paling dalam dirinya merasakan malu yang begitu dahsyat.Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan hal sekurang ajar ini!‘Kamu sudah gila, Cecil!’ teriak batin dalam hati.Ingin rasanya ia pergi jauh dari tempat ini, namun iika ia perg

    Last Updated : 2022-12-15
  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Wanita Jahat

    “Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.Cecilia terdiam sejenak.Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik. Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.Kenanga

    Last Updated : 2022-12-15
  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Mimpi Masa Depan

    Isak tangis yang diiringi dengan suara erangan terdengar jelas di malam yang sunyi itu, tangisan tersebut seolah menggambarkan betapa ia takut akan kejadian yang sedang menimpanya ini.Tubuhnya bergetar ketika tangan kecil nan mulusnya itu ditarik dengan paksa oleh tangan besar pria dihadapannya."Tidak, lepaskan aku!" teriaknya sambil berusaha melawan dengan tenaga sisa yang ia miliki dan suara bergetar.Seolah tuli, pria gemuk di hadapannya itu tidak menggubrisnya dan malah semakin menerbitkan senyum yang menyeringai."Kumohon... kumohon, lepaskan aku!" pintanya lagi sambil terus meronta sekuat yang ia bisa, walau pada nyatanya itu tidak membuat perubahan yang signifikan."Ayahmu telah memberikanmu padaku. Percuma kamu melawan, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" balas pria yang sudah berumur kepala 5 itu sambil menarik dengan lebih kuat gadis di depannya tersebut dan menyeretnya ke arah ranjang."Menurut lah padaku malam ini, maka aku akan memuaskanmu, Cecil!" lanjut pria itu

    Last Updated : 2022-12-15

Latest chapter

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Wanita Jahat

    “Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.Cecilia terdiam sejenak.Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik. Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.Kenanga

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kegilaan Cecilia

    Langkah lebar Antonio seketika terhenti dengan mata datar yang lurus menatap ke arah ranjang, tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambut pun saat ini ikut terhenti dan terpaku sejenak.‘Apa yang sebenarnya gadis gila itu lakukan?’ pikir Antonio dalam hati sambil terus memandang Cecilia yang kini tengah berbaring diatas ranjang dengan posisi tangan menopang kepala dan tubuh yang meliuk-liuk layaknya model seksi di majalah dewasa.Perlahan tangan kanan Cecilia yang bebas itu terangkat mengarah pada Antonio dan jari lentiknya itu mulai melambai-lambai seolah mengisyaratkan pada Antonio untuk mendekat padanya.Wajah cantik nan manis itu pun kini berubah menjadi nakal dan menggoda.Namun pada kenyataanya, jauh di lubuk hati Cecilia yang paling dalam dirinya merasakan malu yang begitu dahsyat.Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan hal sekurang ajar ini!‘Kamu sudah gila, Cecil!’ teriak batin dalam hati.Ingin rasanya ia pergi jauh dari tempat ini, namun iika ia perg

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tampan

    Bugh!Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“Bugh!Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat b

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tercinta

    Malam HariCecilia memegang tangan Irene di sampingnya dengan erat, pandangannya terus menyusuri tempat yang baru saja mereka masuki saat ini.The Luxurious BarBar kelas atas yang baru pertama kali Cecilia kunjungi seumur hidup!"I-irene, apa kamu yakin kita diperbolehkan masuk kemari?" tanya Cecilia dengan sedikit takut.Ya, bagaimana tidak takut, bar yang mereka kunjungi ini adalah bar yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Sedangkan dirinya seperti yang diketahui hanyalah seorang anak haram yang tidak diakui!Tapi bukan itu poin utamanya, yang jadi masalahnya adalah mereka baru 18 tahun!Bukankah ini ilegal? "Tenang saja, untuk masalah uang aku yang akan membayarnya. Lagipula kita sudah 18 tahun, sudah masuk umur legal!" Irene merangkul bahu Cecilia dengan semangat seolah ia tahu apa yang ada di benak Cecilia. "Jadi mari kita bersenang-senang hari ini!" lanjutnya dengan api yang membara.Cecilia terdiam seribu bahasa. Entah mengapa saat ini ia menyesali ucapannya yang menye

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Mimpi Masa Depan

    Isak tangis yang diiringi dengan suara erangan terdengar jelas di malam yang sunyi itu, tangisan tersebut seolah menggambarkan betapa ia takut akan kejadian yang sedang menimpanya ini.Tubuhnya bergetar ketika tangan kecil nan mulusnya itu ditarik dengan paksa oleh tangan besar pria dihadapannya."Tidak, lepaskan aku!" teriaknya sambil berusaha melawan dengan tenaga sisa yang ia miliki dan suara bergetar.Seolah tuli, pria gemuk di hadapannya itu tidak menggubrisnya dan malah semakin menerbitkan senyum yang menyeringai."Kumohon... kumohon, lepaskan aku!" pintanya lagi sambil terus meronta sekuat yang ia bisa, walau pada nyatanya itu tidak membuat perubahan yang signifikan."Ayahmu telah memberikanmu padaku. Percuma kamu melawan, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" balas pria yang sudah berumur kepala 5 itu sambil menarik dengan lebih kuat gadis di depannya tersebut dan menyeretnya ke arah ranjang."Menurut lah padaku malam ini, maka aku akan memuaskanmu, Cecil!" lanjut pria itu

DMCA.com Protection Status