“Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.Cecilia terdiam sejenak.Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik. Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.Kenanga
Isak tangis yang diiringi dengan suara erangan terdengar jelas di malam yang sunyi itu, tangisan tersebut seolah menggambarkan betapa ia takut akan kejadian yang sedang menimpanya ini.Tubuhnya bergetar ketika tangan kecil nan mulusnya itu ditarik dengan paksa oleh tangan besar pria dihadapannya."Tidak, lepaskan aku!" teriaknya sambil berusaha melawan dengan tenaga sisa yang ia miliki dan suara bergetar.Seolah tuli, pria gemuk di hadapannya itu tidak menggubrisnya dan malah semakin menerbitkan senyum yang menyeringai."Kumohon... kumohon, lepaskan aku!" pintanya lagi sambil terus meronta sekuat yang ia bisa, walau pada nyatanya itu tidak membuat perubahan yang signifikan."Ayahmu telah memberikanmu padaku. Percuma kamu melawan, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" balas pria yang sudah berumur kepala 5 itu sambil menarik dengan lebih kuat gadis di depannya tersebut dan menyeretnya ke arah ranjang."Menurut lah padaku malam ini, maka aku akan memuaskanmu, Cecil!" lanjut pria itu
Malam HariCecilia memegang tangan Irene di sampingnya dengan erat, pandangannya terus menyusuri tempat yang baru saja mereka masuki saat ini.The Luxurious BarBar kelas atas yang baru pertama kali Cecilia kunjungi seumur hidup!"I-irene, apa kamu yakin kita diperbolehkan masuk kemari?" tanya Cecilia dengan sedikit takut.Ya, bagaimana tidak takut, bar yang mereka kunjungi ini adalah bar yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Sedangkan dirinya seperti yang diketahui hanyalah seorang anak haram yang tidak diakui!Tapi bukan itu poin utamanya, yang jadi masalahnya adalah mereka baru 18 tahun!Bukankah ini ilegal? "Tenang saja, untuk masalah uang aku yang akan membayarnya. Lagipula kita sudah 18 tahun, sudah masuk umur legal!" Irene merangkul bahu Cecilia dengan semangat seolah ia tahu apa yang ada di benak Cecilia. "Jadi mari kita bersenang-senang hari ini!" lanjutnya dengan api yang membara.Cecilia terdiam seribu bahasa. Entah mengapa saat ini ia menyesali ucapannya yang menye
Bugh!Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“Bugh!Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat b
“Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.Cecilia terdiam sejenak.Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik. Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.Kenanga
Langkah lebar Antonio seketika terhenti dengan mata datar yang lurus menatap ke arah ranjang, tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambut pun saat ini ikut terhenti dan terpaku sejenak.‘Apa yang sebenarnya gadis gila itu lakukan?’ pikir Antonio dalam hati sambil terus memandang Cecilia yang kini tengah berbaring diatas ranjang dengan posisi tangan menopang kepala dan tubuh yang meliuk-liuk layaknya model seksi di majalah dewasa.Perlahan tangan kanan Cecilia yang bebas itu terangkat mengarah pada Antonio dan jari lentiknya itu mulai melambai-lambai seolah mengisyaratkan pada Antonio untuk mendekat padanya.Wajah cantik nan manis itu pun kini berubah menjadi nakal dan menggoda.Namun pada kenyataanya, jauh di lubuk hati Cecilia yang paling dalam dirinya merasakan malu yang begitu dahsyat.Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan hal sekurang ajar ini!‘Kamu sudah gila, Cecil!’ teriak batin dalam hati.Ingin rasanya ia pergi jauh dari tempat ini, namun iika ia perg
Bugh!Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“Bugh!Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat b
Malam HariCecilia memegang tangan Irene di sampingnya dengan erat, pandangannya terus menyusuri tempat yang baru saja mereka masuki saat ini.The Luxurious BarBar kelas atas yang baru pertama kali Cecilia kunjungi seumur hidup!"I-irene, apa kamu yakin kita diperbolehkan masuk kemari?" tanya Cecilia dengan sedikit takut.Ya, bagaimana tidak takut, bar yang mereka kunjungi ini adalah bar yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Sedangkan dirinya seperti yang diketahui hanyalah seorang anak haram yang tidak diakui!Tapi bukan itu poin utamanya, yang jadi masalahnya adalah mereka baru 18 tahun!Bukankah ini ilegal? "Tenang saja, untuk masalah uang aku yang akan membayarnya. Lagipula kita sudah 18 tahun, sudah masuk umur legal!" Irene merangkul bahu Cecilia dengan semangat seolah ia tahu apa yang ada di benak Cecilia. "Jadi mari kita bersenang-senang hari ini!" lanjutnya dengan api yang membara.Cecilia terdiam seribu bahasa. Entah mengapa saat ini ia menyesali ucapannya yang menye
Isak tangis yang diiringi dengan suara erangan terdengar jelas di malam yang sunyi itu, tangisan tersebut seolah menggambarkan betapa ia takut akan kejadian yang sedang menimpanya ini.Tubuhnya bergetar ketika tangan kecil nan mulusnya itu ditarik dengan paksa oleh tangan besar pria dihadapannya."Tidak, lepaskan aku!" teriaknya sambil berusaha melawan dengan tenaga sisa yang ia miliki dan suara bergetar.Seolah tuli, pria gemuk di hadapannya itu tidak menggubrisnya dan malah semakin menerbitkan senyum yang menyeringai."Kumohon... kumohon, lepaskan aku!" pintanya lagi sambil terus meronta sekuat yang ia bisa, walau pada nyatanya itu tidak membuat perubahan yang signifikan."Ayahmu telah memberikanmu padaku. Percuma kamu melawan, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" balas pria yang sudah berumur kepala 5 itu sambil menarik dengan lebih kuat gadis di depannya tersebut dan menyeretnya ke arah ranjang."Menurut lah padaku malam ini, maka aku akan memuaskanmu, Cecil!" lanjut pria itu