Share

Wanita Jahat untuk CEO Kejam
Wanita Jahat untuk CEO Kejam
Penulis: Metya Putri

Mimpi Masa Depan

Penulis: Metya Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-15 23:38:54

Isak tangis yang diiringi dengan suara erangan terdengar jelas di malam yang sunyi itu, tangisan tersebut seolah menggambarkan betapa ia takut akan kejadian yang sedang menimpanya ini.

Tubuhnya bergetar ketika tangan kecil nan mulusnya itu ditarik dengan paksa oleh tangan besar pria dihadapannya.

"Tidak, lepaskan aku!" teriaknya sambil berusaha melawan dengan tenaga sisa yang ia miliki dan suara bergetar.

Seolah tuli, pria gemuk di hadapannya itu tidak menggubrisnya dan malah semakin menerbitkan senyum yang menyeringai.

"Kumohon... kumohon, lepaskan aku!" pintanya lagi sambil terus meronta sekuat yang ia bisa, walau pada nyatanya itu tidak membuat perubahan yang signifikan.

"Ayahmu telah memberikanmu padaku. Percuma kamu melawan, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" balas pria yang sudah berumur kepala 5 itu sambil menarik dengan lebih kuat gadis di depannya tersebut dan menyeretnya ke arah ranjang.

"Menurut lah padaku malam ini, maka aku akan memuaskanmu, Cecil!" lanjut pria itu dengan senyum penuh nafsunya.

Cecilia, gadis yang dijual oleh ayahnya untuk membayar hutang itu pun sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan diri. Namun sekuat apapun gadis itu melawan, kekuatannya masih lemah dibandingkan dengan pria setengah abad di depannya saat ini.

"Nikmatilah malam ini, aku jamin kau tidak akan kecewa!" ujar pria itu sambil melempar tubuh Cecilia ke atas ranjang.

Dengan tangis yang terus berderai, Cecilia pun melihat dengan pria dihadapannya ini dan seketika menutup matanya ketika pria itu mulai merangkak naik menuju kearahnya.

Tangan kecil itu ia silangkan erat-erat seolah menjadi pertahanan terakhir dirinya dan tak lupa ia menekuk lutut serapat mungkin, berusaha untuk menutupi apapun yang ia miliki.

Tangan besar nan kasar itu pun sesaat kemudian menyentuh bahu Cecilia dan mulai mengelus-elusnya membuat tubuh itu semakin bergetar dengan tangis yang semakin lirih.

Perlahan tangan itu mulai turun menelusuri punggung Cecilia menuju ke salah satu titik sensitif setiap wanita.

"Hentikan!" teriak Cecilia dengan sekuat tenaga sambil membuka matanya dengan lebar.

Sesaat setelah membuka mata gadis itu pun terdiam dengan nafas yang terengah-engah dan keringat dingin yang mengucur di pelipisnya.

Perlahan nafasnya pun kembali menjadi normal. Setelah merasa lebih baik, Cecilia pun menghela nafas panjang sambil mengelap keringat dingin di dahi dan pelipisnya lalu kemudian tertawa lirih.

"Lucu sekali," gumam Cecilia sambil mengakhiri tawanya yang hambar itu.

Perlahan ia pun bangkit dari tidurnya dan memperhatikan setiap sudut kamar yang ia tempati. Pandangan Cecilia seketika terhenti pada jendela kamarnya yang tertembus cahaya matahari pagi.

Entah ini adalah anugerah atau kutukan yang diberikan Tuhan kepadanya, Cecilia bahkan tidak tahu dirinya harus bersyukur atau bersedih atas kelebihan yang ia miliki.

Kelebihan?

Apa ini benar kelebihan dirinya?

Dapat mengetahui masa depan lewat mimpi, apakah ini benar sebuah kelebihan?

Mengetahui jika pada akhirnya diri ini akan dijual oleh 'ayah' sendiri pada pria 50 tahun hanya untuk melunasi hutang yang dia miliki, apakah ini sungguh patut disyukuri?

Cecilia Van Persie, seorang gadis berumur 18 tahun, anak haram dari keluarga Persie dan menjalani hidup menyedihkan sejak ia lahir. Dikucilkan, diskriminasi, dan tidak dianggap adalah makanan sehari-hari baginya.

Apakah siksaan ini masih kurang, sehingga ia dimasa depan akan dijual oleh 'ayahnya' sendiri?

Cecilia turun dari ranjang single yang sudah mulai tipis karena dimakan waktu itu dan berjalan menuju jendela kamarnya lalu membuka jendela tersebut.

Cecilia terdiam mematung di depan jendela itu dengan tatapan kosong. Selama ini ia tahu apa yang akan terjadi padanya lewat mimpi-mimpi itu, semua yang muncul dalam mimpinya pasti akan menjadi kenyataan dan anehnya, mimpi yang muncul itu semuanya tidak ada yang baik.

Jika ia ditanya mengapa dirinya tidak menghentikan itu jika sudah tahu apa yang terjadi, maka Cecilia akan menjawab dengan lantang jika dirinya telah melakukan sebisa yang ia lakukan untuk mencegahnya.

Namun itu semua gagal.

Cecilia tidak bisa menghindari kejadian yang ada di mimpinya.

"Sebelum ini, aku mendapati mimpi ditindas terus menerus. Aku sudah terbiasa dengan itu, jadi aku tidak terlalu memikirkannya. Tapi…" Cecilia menengadahkan kepalanya ke langit biru itu dengan tatapan yang menajam.

"Aku benar-benar tidak terima jika aku mendapati takdir dengan pria tua!" teriak Cecilia dengan cukup keras dan tangan yang ikut mengepal menunjukkan tekad besarnya.

Cecilia bahkan belum merasakan apa itu kebahagiaan, tapi mengapa ia selalu mendapati kesialan terus menerus dalam hidupnya?

Cecilia juga ingin memiliki pasangan, hidup yang damai dan memiliki keluarga seutuhnya yang dapat menemani dirinya dalam keadaan suka maupun duka.

Bukan seperti apa yang ada di dalam mimpinya.

Cecilia kini memiliki tekad yang sangat kuat, ia memutuskan untuk mencegah apapun caranya agar kejadian di mimpinya ini tidak terjadi.

Cecilia harus memperjuangkan hidupnya dan menciptakan kebahagiaan dirinya sendiri, walau hujan, badai, halilintar harus ia lewati.

Berdasarkan pengalaman dirinya, setelah ia mendapati mimpi ini maka itu akan terjadi dalam kurun waktu 2-3 bulan ke depan.

Maka dari itu, dalam waktu 2-3 bulan ini ia harus memikirkan matang-matang apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya.

"Tapi apa yang harus aku lakukan?" gumam Cecilia sambil menempelkan jarinya di dagu mungil miliknya dengan pikiran yang mencoba untuk berpikir sekeras mungkin.

Di tengah fokusnya ia berpikir, sebuah ketukan kasar pun terdengar dari arah pintu.

"Cecil, bangun sekarang! Cucian kotor itu tidak akan bersih dengan sendirinya jika tidak kamu sentuh," ucap seorang wanita dari balik pintu tersebut dengan tidak sabaran.

Pikiran Cecilia seketika terputus saat mendengar teriakan nyaring tersebut, wajah manis itu perlahan menunjukkan raut masam sambil menatap lurus ke arah pintu.

"Untung tadi malam aku tidak lupa mengunci pintu," gumam Cecilia dengan datar.

Ia tahu betul siapa yang berbicara di balik pintu itu, dia adalah Agustin, salah seorang pelayan di kediaman Persie.

Lucu sekali, kan. Bahkan seorang pelayan pun tidak menganggap dirinya sama sekali, tapi itu wajar, sih. Karena pada kenyataannya kamar Cecilia pun berada di kawasan para pelayan.

Jadi tidak heran jika mereka menganggap dirinya adalah salah satu dari mereka.

"Cecil, kau dengar tidak?" tanya Agustin dengan teriakan yang sama.

Cecilia menghela nafasnya terlebih dahulu lalu kemudian menyunggingkan senyum kecil.

"Iya, aku segera kesana!" jawabnya pada Agustin.

Setelah membalas ucapan itu, terdengar langkah kaki yang berjalan menjauh dari depan kamarnya.

Sekali lagi Cecilia menolehkan kepalanya pada langit biru pagi ini.

'Pokoknya aku harus menghentikan kejadian itu!' teguh Cecilia dalam hati dengan tangan yang kembali mengepal.

***

Cecilia merenggangkan tubuhnya berusaha untuk melenturkan otot-otot yang telah dia gunakan sejak tadi pagi.

"Hah… memang sekolah pagi adalah yang terbaik!" ucap Cecilia sambil melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah atas dimana ia menempuh pendidikan.

Pukk!

Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahu Cecilia dari arah belakang, membuat gadis itu seketika memutar pandangannya untuk melihat siapa pelakunya.

"Cecil!" panggil Irene, teman Cecilia disekolah ini dengan senyum lebarnya.

"Oh, hai, Ren!" jawab Cecilia dengan senyum masam.

Entah mengapa sejak mimpi tadi pagi, Cecil akan merasa tidak nyaman jika ada yang memegang pundaknya. Bayang-bayang pria tua saat memegangnya masih sangat teringat jelas dalam pikiran Cecilia.

"Kamu kenapa? Senyummu itu tidak tulus sekali," ucap Irene sambil menghentikan senyum lebarnya.

'Karena kamu mengingatkanku pada si tua bangka itu,' balas Cecilia dalam hati.

Cecilia menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak apa-apa," balasnya singkat.

Oh, iya. Teringat dengan mimpi itu, Cecilia lupa jika ia belum menemukan cara agar terlepas dari 'mimpi' itu.

"Irene," Cecilia menatap temannya itu dengan mata yang berbinar.

"Ya?"

"Apa kamu tahu bagaimana cara agar kita terlepas dari pria yang tidak diinginkan?"

"Hah, kenapa tiba-tiba?"

"Jawab saja pertanyaannya,"

"Emm," Irene terdiam sejenak sambil berpikir. "Menurutku itu mudah, kamu hanya perlu mencari pria lain yang disukai!" lanjutnya dengan senyum puas di wajahnya.

Cecilia terdiam sejenak mempertimbangkan ucapan Irene.

"Mencari pria lain yang disukai, ya?" gumam Cecilia sambil terus mencerna ucapan Irene.

"Aku menyukai pria yang tampan, baik hati, tidak sombong dan pandai menabung!" Cecilia menatap Irene di depannya.

"Dimana aku akan mendapatkan pria seperti itu?" tanyanya lagi.

Senyum evil pun perlahan muncul di bibir Irene sambil menatap Cecilia.

"Aku akan membawamu ke tempat itu malam ini, bagaimana?" tawar Irene dengan senyum yang penuh makna.

Dengan tanpa pikir panjang, Cecilia pun mengagumkan kepalanya cepat.

"Dengan senang hati!"

Bab terkait

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tercinta

    Malam HariCecilia memegang tangan Irene di sampingnya dengan erat, pandangannya terus menyusuri tempat yang baru saja mereka masuki saat ini.The Luxurious BarBar kelas atas yang baru pertama kali Cecilia kunjungi seumur hidup!"I-irene, apa kamu yakin kita diperbolehkan masuk kemari?" tanya Cecilia dengan sedikit takut.Ya, bagaimana tidak takut, bar yang mereka kunjungi ini adalah bar yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Sedangkan dirinya seperti yang diketahui hanyalah seorang anak haram yang tidak diakui!Tapi bukan itu poin utamanya, yang jadi masalahnya adalah mereka baru 18 tahun!Bukankah ini ilegal? "Tenang saja, untuk masalah uang aku yang akan membayarnya. Lagipula kita sudah 18 tahun, sudah masuk umur legal!" Irene merangkul bahu Cecilia dengan semangat seolah ia tahu apa yang ada di benak Cecilia. "Jadi mari kita bersenang-senang hari ini!" lanjutnya dengan api yang membara.Cecilia terdiam seribu bahasa. Entah mengapa saat ini ia menyesali ucapannya yang menye

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tampan

    Bugh!Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“Bugh!Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat b

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kegilaan Cecilia

    Langkah lebar Antonio seketika terhenti dengan mata datar yang lurus menatap ke arah ranjang, tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambut pun saat ini ikut terhenti dan terpaku sejenak.‘Apa yang sebenarnya gadis gila itu lakukan?’ pikir Antonio dalam hati sambil terus memandang Cecilia yang kini tengah berbaring diatas ranjang dengan posisi tangan menopang kepala dan tubuh yang meliuk-liuk layaknya model seksi di majalah dewasa.Perlahan tangan kanan Cecilia yang bebas itu terangkat mengarah pada Antonio dan jari lentiknya itu mulai melambai-lambai seolah mengisyaratkan pada Antonio untuk mendekat padanya.Wajah cantik nan manis itu pun kini berubah menjadi nakal dan menggoda.Namun pada kenyataanya, jauh di lubuk hati Cecilia yang paling dalam dirinya merasakan malu yang begitu dahsyat.Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan hal sekurang ajar ini!‘Kamu sudah gila, Cecil!’ teriak batin dalam hati.Ingin rasanya ia pergi jauh dari tempat ini, namun iika ia perg

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Wanita Jahat

    “Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.Cecilia terdiam sejenak.Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik. Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.Kenanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15

Bab terbaru

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Wanita Jahat

    “Aku serius! Aku bisa melihat masa depan dari mimpi,” Keukeuh Cecilia sambil menatap Antonio sungguh-sungguh.Namun walau bagaimanapun ia menatap pria itu, rupanya aura gelapnya tidak mengurang sedikit pun.“Aku sudah berulang kali mendapati mimpi seperti itu dan semuanya nyata,” Cecilia memegang tangan Antonio dengan jemari yang mulai keriput karena terlalu lama berendam dalam air.“Dan kau pikir aku akan percaya?” balas Antonio dengan aura suram yang semakin pekat.Cecilia terdiam sejenak.Wajar bila orang lain tidak mempercayainya karena mereka tidak mengalami apa yang Cecilia alami.Ya, mungkin orang lain akan menganggapnya gila.Tapi ini sungguhan, mimpi Cecilia adalah gambaran masa depannya.“Aku pernah memimpikan ibuku sebelum dia meninggal, semua rangkaian hari itu sama seperti yang dimimpiku!” jelas Cecilia jujur.Cecilia memejamkan matanya dengan alis yang menukik. Kalimat yang tadi ia sebut seketika mengingatkannya pada kenangan pahit saat dirinya berusia 10 tahun.Kenanga

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kegilaan Cecilia

    Langkah lebar Antonio seketika terhenti dengan mata datar yang lurus menatap ke arah ranjang, tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambut pun saat ini ikut terhenti dan terpaku sejenak.‘Apa yang sebenarnya gadis gila itu lakukan?’ pikir Antonio dalam hati sambil terus memandang Cecilia yang kini tengah berbaring diatas ranjang dengan posisi tangan menopang kepala dan tubuh yang meliuk-liuk layaknya model seksi di majalah dewasa.Perlahan tangan kanan Cecilia yang bebas itu terangkat mengarah pada Antonio dan jari lentiknya itu mulai melambai-lambai seolah mengisyaratkan pada Antonio untuk mendekat padanya.Wajah cantik nan manis itu pun kini berubah menjadi nakal dan menggoda.Namun pada kenyataanya, jauh di lubuk hati Cecilia yang paling dalam dirinya merasakan malu yang begitu dahsyat.Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan hal sekurang ajar ini!‘Kamu sudah gila, Cecil!’ teriak batin dalam hati.Ingin rasanya ia pergi jauh dari tempat ini, namun iika ia perg

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tampan

    Bugh!Sebuah pukulan keras terdengar jelas di telinga Cecilia, beriringan dengan suara itu beruang hitam didepannya ini perlahan mulai melepaskan cengkramannya.Perlahan Cecilia pun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.Dan seketika manik hijau itu pun membulat saat melihat pria pemandangan dihadapannya.“Menjijikan sekali melihat makhluk sepertimu secara langsung,” ucap pria itu dengan wajah datar sambil mengelap tangan miliknya yang dipakai untuk memukul itu dengan kain.“Akhh… siapa kamu? Beraninya kau mengganggu kesenanganku!” geram si beruang hitam sambil bangkit dari duduknya dan menghampiri pria yang memukulnya itu.“Pergi sekarang atau aku akan memukulmu lagi,” balas pria itu dengan nada yang masih tetap datar namun kini semakin menusuk.Tangan beruang hitam itu pun mengepal dan wajahnya menunjukkan raut marah.“Kau yang seharusnya pergi dari sini, ak-“Bugh!Belum sempat beruang hitam itu menyelesaikan ucapannya, satu tendangan kaki telah mendahuluinya dan membuat b

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Kakak Tercinta

    Malam HariCecilia memegang tangan Irene di sampingnya dengan erat, pandangannya terus menyusuri tempat yang baru saja mereka masuki saat ini.The Luxurious BarBar kelas atas yang baru pertama kali Cecilia kunjungi seumur hidup!"I-irene, apa kamu yakin kita diperbolehkan masuk kemari?" tanya Cecilia dengan sedikit takut.Ya, bagaimana tidak takut, bar yang mereka kunjungi ini adalah bar yang hanya bisa diakses oleh kalangan atas. Sedangkan dirinya seperti yang diketahui hanyalah seorang anak haram yang tidak diakui!Tapi bukan itu poin utamanya, yang jadi masalahnya adalah mereka baru 18 tahun!Bukankah ini ilegal? "Tenang saja, untuk masalah uang aku yang akan membayarnya. Lagipula kita sudah 18 tahun, sudah masuk umur legal!" Irene merangkul bahu Cecilia dengan semangat seolah ia tahu apa yang ada di benak Cecilia. "Jadi mari kita bersenang-senang hari ini!" lanjutnya dengan api yang membara.Cecilia terdiam seribu bahasa. Entah mengapa saat ini ia menyesali ucapannya yang menye

  • Wanita Jahat untuk CEO Kejam   Mimpi Masa Depan

    Isak tangis yang diiringi dengan suara erangan terdengar jelas di malam yang sunyi itu, tangisan tersebut seolah menggambarkan betapa ia takut akan kejadian yang sedang menimpanya ini.Tubuhnya bergetar ketika tangan kecil nan mulusnya itu ditarik dengan paksa oleh tangan besar pria dihadapannya."Tidak, lepaskan aku!" teriaknya sambil berusaha melawan dengan tenaga sisa yang ia miliki dan suara bergetar.Seolah tuli, pria gemuk di hadapannya itu tidak menggubrisnya dan malah semakin menerbitkan senyum yang menyeringai."Kumohon... kumohon, lepaskan aku!" pintanya lagi sambil terus meronta sekuat yang ia bisa, walau pada nyatanya itu tidak membuat perubahan yang signifikan."Ayahmu telah memberikanmu padaku. Percuma kamu melawan, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" balas pria yang sudah berumur kepala 5 itu sambil menarik dengan lebih kuat gadis di depannya tersebut dan menyeretnya ke arah ranjang."Menurut lah padaku malam ini, maka aku akan memuaskanmu, Cecil!" lanjut pria itu

DMCA.com Protection Status