Share

5. Menarik perhatian iblis

 “Ku kira kau tidak akan kemari? Bukannya kau sudah mendapatkan mainan baru?” Dayn bertanya pada seorang pria dengan setelan kemeja hitam yang dipadukan dengan celana kain dengan warna serupa yang baru saja duduk di kursi ruangan mereka, pria itu tidak lain adalah Caid Walton

Setelah sibuk dengan semua jadwalnya akhirnya Caid dapat merilekskan dirinya di club malam ini. Tapi jangan salah, tempat yang di datanginya bukanlah club malam biasa, tidak sembarang orang bisa masuk ke tempat seperti ini.

Hanya orang-orang dari kelas tertentu yang bisa kemari, hal itu kerena semua identitas baik para tamu, penghibur, bahkan pelayan sekalipun menjadi rahasia yang tidak bisa disebarluaskan.

“Dia sudah mati” Sahut Caid santai. Lucius tertawa pelan. Dia tau jika Georgina pasti akan memancing amarah seorang Caid

“Sepertinya memang Jess yang terbaik untukmu” Sahut Dayn membuat Caid mendengus.

“Sayang sekali kau pergi ke Italia kemarin padahal jika kau berada disini kau bisa bertemu Angelic” Seru Lucius.

“Ya dan dia sangat cantik sekaligus imut. Aku bahkan tidak menyangka jika Angelic adalah wanita seperti itu, mau ku pikirkan berapa kalipun aku tidak menyangka jika dia salah satu pelacur disini” Seru Dylan, kembaran Dayn. Mereka kembar identik yang membedakannya hanyalah warna mata. Jika Dayn memiliki mata coklat cerah maka Dylan memiliki mata coklat gelap.

“Dan dia bersama dengan Enid malam ini, hah.. beruntungnya Enid padahal dia yang paling kotor dari kita semua tapi kenapa justru dia yang mendapatkannya, eh salah yang paling kotor itu Caid” Ucap Lucius sambil menegak minumannya. Sepertinya Lucius mulai mabuk dan meracau tak jelas.

Caid menatap mereka dengan sebelah alis terangkat. Entah ini sudah kali ke berapa dia mendengar sosok Angelic yang selalu disebutkan oleh sahabat-sahabatnya itu.

Jujur saja Caid juga penasaran dengan Angelic. Wanita itu adalah sosok yang menjadi primadona di tempat ini. Semua pria berharap dapat menghabiskan malam dengannya.

Meskipun Caid salah satu pelanggan tempat ini namun dia sangat jarang datang. Dia disibukan dengan dunia bisnis yang harus dilakukannya namun bukan berarti pria itu bersih. Terkadang dia juga butuh wanita untuk melepaskan hasratnya.

“Tapi wanita yang bersamanya kemarin juga cantik” Seru Dylan

“Ah wanita itu.. dia salah satu pekerja. Aku sudah pernah menghabiskan malam dengannya, rasanya? Emm biasa saja” Jawab Lucius setengah sadar “Mungkin setelah Enid, aku akan langsung membeli satu malam dengan Angelic” ucapnya lagi.

“Humff, kau tidak akan bisa membeli malamnya tampan. Bukankah lebih baik kau menghabiskan malam denganku, servis ku yang terbalik di sini“ Sela salah satu wanita yang sedari menemani mereka minum.

Lucius langsung menarik tangan wanita itu menuju kamar yang bersebelahan dengan tempat mereka minum. Ruangan mereka adalah salah satu dari 10 tempat khusus yang bisa di gunakan hanya oleh pelanggan dengan member gold yaitu ruangan di lantai tiga sedangkan lantai satu dan dua adalah bagi mereka yang memiliki member silver.

Total ada tiga wanita yang berada di ruangan para pria tampan itu. Ketiga wanita itu adalah para ‘pelayan’ yang memang melayani para tamu terhormat di sana. Dan salah satu yang dibawa Lucius tadi bernama Yuresi, salah satu primadona yang melayani tamu khusus.

“Hey, kenapa rekanmu bilang Luc tidak bisa membeli malam Angelic” Tanya Dayn pada wanita yang duduk di pangkuannya

“Dia spesial di sini, kau tidak bisa menyentuhnya sembarangan terlebih lagi Angelic itu pemilih” Seru wanita itu sambil membusungkan dadanya menggoda Dayn.

Caid menampakan smirknya, tipe pemilih adalah kesukaannya karena sangat menantang apabila dia bisa menjadikan sosok itu miliknya lalu membuangnya saat Caid sudah bosan.

“Kapan aku bisa bertemu dengannya?” Caid bertanya dengan datar pada wanita yang berada di pangkuan Dayn, tanpa menyadari tatapan bertanya yang diberikan oleh para sahabatnya.

“Kau ingin mencobanya?” tanya Dayn

BRAK…

Suara pintu dibuka membuat ketiga pria tampan yang berada diruangan itu menoleh.

“Wow, kukira kau tidak akan kemari malam ini, Dude” Ucap Dylan pada Enid yang baru saja masuk dengan keadaan kacau.

“Bukannya kau memiliki malam yang panas dengan Angelic” Seru si kembar Dayn. Wanita yang duduk di pangkuan Dayn pun tertawa kecil

“Malam panas apanya. Ku tebak kencan kalian berakhir dengan sebuah ciuman” Seru wanita itu. Mata Dayn menyorot pada Enid dengan pandangan bertanya. Enid menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya di sofa.

“Panggilkan Elga” Seru Enid. Wanita yang tadi duduk manja di pangkuan Dayn pun melangkah keluar memanggil rekannya. Dayn dan Dylan membelalak. Jika pria itu memanggil Elga berarti apa yang dikatakan wanita dipangkuan Dayn tadi benar. Kencan mereka hanya berakhir dengan ciuman tanpa malam panas.

“Kau tidak ingin cerita pada kami apa yang terjadi?” tanya Dylan. Enid menghela nafas lalu menegakkan tubuhnya.

“Aku tidak mengira jika Angelic memiliki hubungan dengan Mr. Broker”

“Mr. Broker? Bukankah dia pria paruh baya yang baru-baru ini bekerja sama denganmu Caid?” tanya Dylan lagi. Caid mengangguk acuh namun masih menyimak ucapan Enid selanjutnya.

“Ku pikir kami bakal memiliki malam yang panjang setelah makan malam. Kami berciuman. Memang sih aku kemarin hanya mengajaknya makan malam, tapi kan tidak mungkin wanita itu nggak paham apa yang akan kami lakukan setelahnya. Aku bahkan sudah menyewa hotel di dekat retoran itu” Jelas Enid panjang

“Huuk, Poor You Enid” Ucap Dayn, Enid menatap sahabatnya itu dengan tatapan tajam.

“Aku memang pernah dengar jika Angelic itu spesial, tapi aku tidak tau jika dia tipe orang yang mencampakan, ku rasa harga dirinya terlalu tinggi. Tapi dia punya hubungan apa dengan Mr. Broker?” Tanya Dylan

“Rumor yang beredar Angelic itu simpanan Mr. Broker” Wanita yang menuangkan anggur beralkohol pada gelas Dylan menjawab membuat pria itu tersedak

“What? Kau yakin?” Tanyanya tak percaya

“Rumornya seperti itu. Ada yang pernah melihatnya dijemput oleh Mr. Broker lewat pintu belakang dan mereka menghabiskan banyak waktu bersama”

Mendengar penuturan wanita itu membuat Dylan memandang Caid dengan tatapan bertanya. Caid yang menyadari itu menaikkan satu alisnya

“Kenapa?” Tanya Caid datar.

“Kau jadi mengincarnya?” Tanya Dylan

“Tentu saja” Caid menyesap minuman digelasnya sambil bersadar pada sofa. Tatapannya terlihat menerawang, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang berbeda dengan Angelic dan hal itu membuatnya semakin tertarik

“Bagaimana jika ternyata dia benar-benar simpanan Mr. Broker?” Tambah Dylan

“Memangnya kenapa?” Kali ini Dayn yang bersuara “Jika benar simpanan, sepertinya Mr. Broker tidak akan keberatan memberikannya pada Caid dengan pertukaran kontrak kerja sama, benarkan Caid?” lanjut Dayn

Caid mengangguk setuju. Didunia ini semua hal dapat Caid dapatkan dengan mudah. Bahkan jika itu sudah menjadi milik orang lain.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status