Home / Romansa / Wanita Incaran Sang Billionaire / 13. Kau dan aku, bukan kita

Share

13. Kau dan aku, bukan kita

Author: Strrose
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kelas Lova berakhir lebih cepat namun Lova berharap jika kelas itu tidak akan pernah berakhir.

Lova merasa malas jika harus menemui Caid

‘aku tahu kau sudah selesai, temui aku diparkiran dosen sekarang’

Sebuah pesan membuat mata Lova membelalak, bagaimana bisa Caid mendapat nomor pribadinya?? Kebingungan menghantui pikirannya. Dia berusaha menenangkan diri sebelum mengetik balasan. “Baiklah, aku akan segera ke parkiran.”

Setelah mengumpulkan barang-barangnya dengan cepat, Lova meninggalkan ruang kelas dan menuju parkiran kampus. Suasana parkiran itu cukup sepi, mungkin karena parkiran ini memang dikhususkan untuk para dosen dan letaknya di bagian belakang. Hanya ada 4 mobil yang terparkir di sana dan salah satunya adalah milik Caid.

Saat Lova tiba di tempat parkir, dia melihat Caid berdiri di samping mobilnya, tampak santai dan elegan. Caid memandangnya dengan senyuman yang tampaknya penuh arti.

“Relova” s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   14. Teman minum dan pesta

    New york, USALova menggandeng tangan Caid memasuki ballroom sebuah hotel mewah yang Lova yakini 100 persen adalah milik keluarga Walton. Hal itu karena nama hotel ini adalah Wtons, singkatan dari nama belakang CaidBallroom itu dipenuhi dengan para tamu yang mengenakan gaun dan jas glamor. Ketika mereka memasuki ruangan, suasana seketika berubah, dan banyak mata tertuju pada mereka.Caid, dengan sikap percaya dirinya yang khas dan gaun Lova yang anggun, membuat mereka menjadi pusat perhatian malam itu.Di tengah kerumunan, Caid mengangkat tangan dan melambai kepada seorang pria tua yang berdiri bersama beberapa orang lainnya. Pria itu, Calton, adalah ayah Caid. Calton adalah pria yang berwibawa dengan rambut abu-abu dan mata yang tajam, mengenakan jas yang elegan namun sederhana.“Dad!” seru Caid sambil melangkah mendekatCalton tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Caid. “Caid, putraku. Selamat

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   15. Dia wanitaku

    Ting..Dentingan gelas terus beradu, memenuhi ruangan dengan suara yang halus namun penuh dengan kemewahan. Lova tetap berada di sisi Caid, mengikuti setiap gerakannya dengan penuh ketenangan. Saat itu, seorang pria lain mendekati mereka, membawa dua gelas minuman berkilauan. Dia mengulurkan salah satunya kepada Caid dengan senyum penuh hormat.“Mr. Walton, selamat atas pencapaianmu” katanya sambil memberikan gelas tersebut.Lova dengan cepat mengambil gelas itu dari tangannya “Izinkan aku yang meneguknya lebih dulu” ucap Lova, suaranya lembut namun tegas.“Oh silahkan..” Pria yang membawa gelas itu menatap Lova dengan senyum senang.Mereka nampak berbincang sejenak sebelum pria itu pergi meninggalkan mereka“Namanya Riki Yamazaki, dia keturunan Jepang” Caid mengenalkan pria yang tadi menyapanyaLova mengangguk pelan. Sejak tadi Caid memang selalu memberitahu nama orang-orang yang menyap

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   16. Caid menginginkannya

    “Hidupmu terlalu merepotkan” celetuk Lova dengan nada setengah bercanda setelah Steve dan putrinya menjauh.Caid tertawa kecil, senyum tpis yang mengejek menghiasi wajahnya yang tampan. “Bukankah hidupmu jauh lebih merepotkan” Caid menjeda sejenak, dia meraih gelas alcohol yang dibawakan oleh seorang pelayan “Hidup dengan dua identitas yang berbeda”“Aku menyukainya” Jawab Lova singkatCaid tersenyum tipis lalu menyesap minumannya dan Lova memperhatikan Caid“Bukannya kau bilang ingin tetap sadar?” Tanyanya“Satu gelas tidak akan membuatku mabuk”Lova mengangkat alisnya dengan sedikit skeptis, tetapi tidak berkata apa-apa. Dia tahu Caid cukup kuat untuk menahan satu atau bahkan puluhan gelas minuman tanpa kehilangan kendali, namun tetap saja, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengamati gerak-gerik Caid dengan lebih seksama.“Yakin? Kau tampaknya cukup

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   17. Bibit posesif

    Aleandro Broker, pria berusia 43 tahun itu adalah rekan kerja Calton, ayah Caid. Pria itu datang sebagai CEO perusahaan yang memenangkan tender untuk perumahan elite yang Caid resmikan malam iniDengan setelan jas mahal dan aura old money, Aleandro berjalan menuju sang tokoh utama malam ini, Caid Walton.Awalnya ekspresi wajahnya tenang dan nampak ramah, namun ketika melihat siapa wanita yang mendampingi Caid, ekspresi ramahnya digantikan dengan amarah dan kekesalanLangkahnya menuju Caid semakin cepat dan kuat“Selamat malam Mr Walton” Aleandro menyapa tetapi pandangannya fokus pada Lova“Aleandro…” Lova bergumam pelan namun Caid masih bisa mendengarnyaCaid, yang tidak melewatkan perubahan ekspresi Aleandro dan kegelisahan Lova, tersenyum tipis.Bukankah Aleandro Broker ini salah satu pelanggan Angelic, bagaimana perasaan pria itu melihat Angelic berakhir dengannya, pasti sangat menyenangkan.De

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   18. Semakin tertarik

    Lova tetap melakukan tugasnya dengan menggantikan Caid minum namun kali ini dia minum bukan untuk formalitas belaka, melainkan untuk melenyapkan bayang-bayang Aleandro dipikirannya.Hati Lova sakit.Aleandro menolaknya.Dan seharusnya Lova tahu jika dari dulu Aleandro hanya menganggapnya anak kecil yang harus dijaga, bukan wanita sejati seperti julukannya Angelic, sang primadona“Hey, kau masih sadar?” Suara Caid sayup-sayup di pendengaran Lova, tetapi kata-katanya seperti menghilang dalam kekacauan pikirannya.“Angelic”“Caid?” Lova berbalik, tetapi pandangannya samar. “Kenapa kau di sini? Kenapa kau tidak pergi bersama paman tua itu?” Suaranya sedikit terngangah, memunculkan kekacauan dalam dirinya.Caid menatapnya “Jangan bilang kau sudah minum terlalu banyak. Kau tidak boleh begini, masih ada tamu yang akan menyapa” ucapnya, berusaha menahan Lova agar tidak terjatuh.

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   19. Sisi berbahaya

    ‘Terima kasih... ternyata kau lebih baik dari yang kukira’“Sepertinya ada yang sangat bahagia malam ini”Caid tersentak dari pikirannya ketika Dylan menepuk pundaknya, menariknya kembali ke kenyataan. Senyuman jahil terukir di wajah Dylan, sementara sahabat-sahabat lainnya, Dayn, Lucius dan Enid duduk mengelilingi meja, tampak penasaran dengan apa yang baru saja terjadi.“Apa?” Caid memasang ekspresi tenang dan nada datarnya“Jangan berpura-pura, Caid. Kami semua melihat caramu keluar dari kamar itu dengan ekspresi yang... ya, kita semua tahu apa artinya,” kata Dayn, terkekeh pelan.Caid mengerutkan kening, merasa sedikit terganggu dengan godaan teman-temannya. “Lalu?” jawabnya datar“Ck, tidak menyenangkan sekali” Lucius berdecak sedangkan Enid tetap diam sambil menahan kesal“bagaimana rasanya?” tanya Dylan“Manis”

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   20. run Lova run

    Lova terbangun kala merasakan perih di perutnya. Tubuhnya terasa lemas dan kepalanya terasa berat seolah-olah dunia berputar di sekitarnya.Dengan susah payah, dia duduk di tepi ranjang, mencoba menenangkan diri, tapi rasa mual yang semakin parah membuatnya terpaksa bergegas mencari kamar mandi.Di sana, Lova muntah dengan perasaan yang bercampur aduk antara ketidaknyamanan fisik dan emosi yang kacau. Ketika akhirnya rasa mual itu mereda, dia berdiri di depan wastafel, menatap cermin, mencoba memahami apa yang terjadi.“Kau bodoh Lova” Lova memaki dirinya sendiri yang terus minum hingga berharap bisa melupakan AleandroTatapannya kemudian beralih ke sekitar kamar mandi yang luas dan mewah, perlahan menyadari bahwa ini bukanlah tempat yang bisa dia kunjungiLova berjalan kembali ke kamar, memperhatikan dekorasi mewah dan detail-detail elegan yang membuat ruangan itu terasa seperti milik seorang konglomerat. Kemudian ingatannya mulai puli

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   21. Tidak akan ada yang mencintaimu

    Di sebuah mansion yang sangat mewah itu terdapat seorang wanita yang tengah asik menyesap wine-nya. Suara pintu yang terbuka membuat bibirnya yang dilapisi lipstick berwarna merah menyala itu tersenyum lebar.Dengan cepat wanita itu meletakkan gelas kacanya dimeja dan mendekati sosok pria rupawan yang baru memasuki kamar tempatnya berada“Aku sudah menunggumu” Ucap wanita itu sambil membuka bathrobe nya, menampakan tubuh yang tidak tertutupi apapun. Ia berjalan mendekati Caid dengan tatapan menggoda sambil memainkan tangannya pada tubuhnya sendiri, mengedipkan sebelah mata dan menggigit bibirnya, menggoda sosok pria tampan di depannya ini.“Bagaimana pestanya kemarin?” tanyanya yang tidak mendapatkan jawaban dari Caid, pria itu justru mengeluarkan kalimatnya yang membuatnya tertegun“Kau harus meninggalkan tempat ini sebelum malam, Jess” Seruan datar dan dingin itu membuat langkah wanita itu berhenti sebelum kembali mel

Latest chapter

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   126. Why you so obses with me

    Lova perlahan membuka matanya, kebingungannya terlihat jelas di wajahnya. Cahaya lampu ruangan rumah sakit terasa terlalu terang untuk matanya yang baru saja terbuka. Dia mencoba menggerakkan tangannya, tetapi merasakan genggaman kuat di tangannya."Love..." suara Caid terdengar lembut, namun penuh dengan nada emosional yang jarang ia tunjukkan. Matanya yang biasanya tajam kini dipenuhi rasa khawatir yang sulit disembunyikan. "Kau sadar."Lova mencoba tersenyum tipis, meskipun wajahnya terlihat lelah. "Apa yang terjadi?" tanyanya pelan, suaranya hampir seperti bisikan."Kau pingsan" jawab Caid sambil menatapnya dengan penuh perhatian.Lova terdiam sejenak, mengingat kilasan terakhir yang ia lihat sebelum kehilangan kesadaran. Gambar tubuh Robertino yang tergeletak di lantai kembali menghantui pikirannya. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri."Maaf" gumamnya pelan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi... semuanya terlalu berat."C

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   125. Psycho

    “Jika ku katakan sekarang semuanya ada dalam kendali Caid Walton, apa kau akan percaya, Relova?”Lova merasa hatinya bergetar. Robertino menyebutkan nama Caid dengan cara yang jauh lebih dalam dan penuh makna. Ada kebenaran di balik kata-kata pria ini, meskipun dia tahu bahwa Robertino adalah seorang yang berbahaya dan manipulatif. Namun, semakin banyak yang diungkap, semakin banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya."Apa yang ingin kau katakan?" suara Lova menjadi lebih tegas, meski masih ada kekhawatiran yang mendera. "Kau mengungkapkan hal-hal yang tidak mudah dipercaya begitu saja.""Percayalah, Relova." Robertino menatapnya dengan mata yang penuh perasaan. "Caid Walton sudah memiliki kendali penuh atas semua permainan ini. Dia bukan hanya kepala kudeta, dia adalah otak di balik semuanya. Semua yang terjadi di sekitar kita... Ada dua sisi dari koin, dan kau baru saja terjebak di salah satunya. Pikirkan baik-baik, dia tidak mungkin bisa menggu

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   124. Semakin kusut

    Lova sudah pernah mengatakan jika dia diterlantarkan oleh orang tuanya, kan? Hal itu benar, meskipun alasan dibalik penelantaran itu adalah karena ayahnya menjadi buronan CIATak mengherankan Lova bisa masuk CIA disaat usianya masih 16 tahun dan masuk unit khusus diusia 19 tahun, hal itu karena dirinya adalah putri agen terbaik, kemampuan ayahnya secara tidak langsung menurun pada Lova. Sayangnya, Logan tidak hanya mewariskan kemampuannya tapi juga pengkhinatan ayahnya“Aku ingat sekali dulu dia mengajak bekerja sama dengan Walton dan Kingston untuk mengulingkanku” kekehnya bernostalgia "Dan kau tahu apa yang terjadi pada mereka, bukan?Robertino kembali terkekeh sebelum menjawab “Walton kacau karena Calton dan Kingston dalam masalah karena bisnis narkobanya tercium keamanan dan kau jelas tahu apa yang terjadi pada ayahmu kan? Relova?”Lova menatap tajam Robertino, seakan kata-katanya menyentuh sisi yang dalam, yang hampir tak ingi

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   123. Sedikit kejelasan

    Montrouge, Paris, PerancisCaid mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Kali ini tujuan mereka bukanlah sebuah klub seperti dulu, melainkan pada sebuah villa terpencil di pinggiran kota Montrouge“Kau memindahkannya?” Lova bertanya pelan“Hmm, aku tak mau kau datang ke klub itu” Jawab CaidLova melirik Caid dari sudut matanya, alisnya sedikit terangkat. "Oh? Kenapa? Takut aku menggoda pelangganmu lagi?" tanyanya dengan nada penuh sindiran.Caid hanya tersenyum samar, matanya tetap fokus ketika gerbang dibuka oleh seorang penjaga. "Aku hanya tidak ingin kau berada di tempat seperti itu. Bukan tempat yang tepat untuk seseorang sepertimu" jawabnya dengan nada tenang tetapi tegas.“Tumben? Sebelumnya kau tidak bicara begini saat membawaku kesana tanpa pikir panjang”Caid memarkir mobil di depan villa, mesinnya dimatikan dengan gerakan santai tetapi penuh kontrol. Dia menatap Lova sejenak, senyum tipis di wajahnya. "Setelah melihatmu ditatap oleh para bajingan itu. Aku berubah pikiran"

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   122. Sumpah

    “I’ll burn the world for you” ikrar caidLova terkekeh pelan “Ngomong-ngomong aku belum selesai bicara tadi” ucapnya membuat Caid menarik diri. Dia menatap Lova dengan alis yang sedikit terangkat."Belum selesai bicara? Apa lagi yang kau tuntut dariku, Love?" Lova menghela napas, mencoba menenangkan dirinya sebelum mengutarakan apa yang ia pikirkan. "Aku akan menikah denganmu, nanti" katanya pelan namun tegas. "Tapi ada syaratnya" lanjut Lova, tatapannya tajam seperti pisau. Caid melipat tangannya di dada, wajahnya tenang namun sedikit waspada. "Katakan saja. Apa pun itu, aku bisa mengatasinya.”Lova mengambil langkah mendekat, hanya beberapa inci dari wajah Caid. "Bawa aku menemui Robertino." Tatapan Caid langsung berubah, dingin dan tajam seperti baja. "Robertino?" gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. "Untuk apa kau ingin bertemu dengan pemimpin monarki yang sudah dilengserkan itu?" “Aku ingin bertanya padanya” Jawab Lova, baru sekarang dia bisa memikirkan hal itu, sebelum

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   121. Burn the world

    Lova tercengang, dia tak menyangka jika seorang Meredith adalah selingkuhan Calton WaltonSosok wanita yang selama ini ia anggap tegas, profesional, dan tak tersentuh ternyata memiliki hubungan kelam dengan ayah dari pria yang kini memonopoli pikirannya.“Dia tampak sangat… berbeda dari apa yang kuduga” gumam Lova, hampir berbicara kepada dirinya sendiri. Meredith seperti sosok ibu baginya, sejak awal bergabung dengan CIA, Meredith tak pernah terlibat dengan pria manapun, dia bahkan selalu menggunakan logika dalam menentukan pilihanTunggu...Ada beberapa momen saat Meredith tak bisa ditemui atau menghilang sesaat"Kau harus melihat wajahmu" Calton tertawa kecil melihat reaksi Lova yang tampak kaget sekaligus bingung. Dia berucap santai dengan senyum menyiratkan bahwa dia menikmati kekacauan kecil yang baru saja ia ciptakan.Caid, di sisi lain, memijat pelipisnya dengan ekspresi kesal. "Dad, serius? Haruskah kau selalu membuat semuanya terasa seperti lelucon murahan?"Calton melirik pu

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   120. Just like animal

    “Goodboy, huh?" suaranya rendah namun berbahaya, hampir seperti geraman.Lova terkekeh, dia mendongak menatap mata abu itu yang menyorotnya tajam.“Apa aku boleh memutar lagu Animal-Marron 5?”Caid mengangkat alis, sedikit terkejut oleh respons tak terduga Lova. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tapi tatapan tajamnya tidak berubah. "Kau ingin menambah suasana?”Lova mengangkat bahu santai “Aku hanya merasa lagu itu cocok untuk kita”“Siapa pemburunya?”“Kau. Tapi sayangnya sang pemburu terlena pada tangkapannya”Caid tertawa kecil, suara rendahnya bergema di ruangan. Terkadang Lova bersikap dewasa, terkadang nampak seperti anak kecil yang polos dan terkadang menjadi sangat liar. Kombinasi itu membuat Caid tak pernah bosan, selalu terpesona sekaligus tertantang oleh wanita di depannya.Mungkin inilah yang membuat Caid tak bisa melepaskannya bahkan setelah 3 bulan be

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   119. Liar

    Ciuman antara dua insan itu sempat terputus karena mereka harus kembali kerumah. Namun setibanya dirumah itu, Caid keluar dari mobil terlebih dahulu, membanting pintu dengan keras, sorot matanya penuh gairah dan ketegangan yang ia tahan sepanjang perjalanan.Lova, yang masih mencoba mengatur napasnya setelah interaksi panas mereka sebelumnya, hanya bisa menatapnya dengan senyum miring, tahu persis apa yang sedang terjadi dalam pikiran pria itu.“Kau tak sabar, Walton” kata Lova dengan nada santai, meskipun ada kilauan tantangan di matanya.Caid tidak menjawab. Sebaliknya, dia melangkah cepat ke arah Lova, membuka pintu mobil untuknya dengan kasar, lalu menarik tangannya hingga Lova terpaksa melangkah turun. Sebelum Lova bisa berkata apa-apa lagi, Caid menerjangnya—tangannya melingkar di pinggangnya, mengangkat tubuhnya dengan mudah seperti dia tidak berbobot sama sekali.“Caid! Tanganmu?!” seru Lova. Dia khawatir dengan perba

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   118. Be Dominant

    Lova menatap Dr. Annelise yang memeriksa Caid. Dia memicingkan mata, fokus pada setiap gerakan Dr. Annelise yang tampak begitu profesional, namun sedikit berlebihan di mata Lova. Dokter itu dengan santai menggeser stetoskop di dada Caid, menyentuhnya dengan hati-hati namun terlalu lamaLova mendengus, kenapa rasanya dia menjadi kekanakan begini? Tapi tetap saja, ada sesuatu dalam cara Dr. Annelise memeriksa Caid yang membuatnya merasa tidak nyaman. Tatapan lembut dokter itu, sentuhan yang menurutnya terlalu personal, dan cara bibirnya melengkung saat berbicara dengan Caid, semuanya memicu rasa tidak suka di dalam dirinya.‘Kau cemburu’Suara dalam otaknya itu terus berputar‘Ayo patahkan saja tangannya, berani sekali dia menyentuh milikmu’Lova menggeleng pelan, mengepalkan tangannya dengan kuat, berusaha keras menahan dorongan impulsif yang menguar dalam dirinya.Ini gila. Aku tidak mungkin benar-benar mematahkan

DMCA.com Protection Status