Beranda / Romansa / Wanita Incaran CEO Arogan / BAB 105 ~ ANDAI KAU DI SINI

Share

BAB 105 ~ ANDAI KAU DI SINI

Penulis: R_niThio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 21:00:26
“Kamu kenapa, Baby?”

Suara William yang khawatir menyadarkan Debby. Ia langsung menurunkan ponselnya sambil mendesah panjang. Tangannya yang bebas diletakkan di pinggang.

“Baby?” Suara William kembali terdengar melalui speaker ponsel.

“Sebentar, Pak,” sahut Debby tanpa mengangkat ponselnya.

Debby memejamkan mata sejenak sembari mengatur napas dan melemaskan otot wajah. Lagi-lagi ia mengembuskan napas dan menampilkan senyum sebelum membawa ponsel kembali ke depan wajah.

“Maaf, tadi ada gangguan. Ada apa, ya, Pak?” Suaranya pun dibuat seceria mungkin.

“Harusnya aku yang tanya seperti itu, Baby. Kamu kenapa?” ulang William. “Dan jangan coba-coba bilang gak ada apa-apa, ya! Aku sudah lihat ekspresimu tadi.”

Debby menggelembungkan pipi dan menundukkan kepala. Saat kepalanya kembali terangkat, senyum tipis tercetak di wajah. “Habis beda pendapat sama Mami,” sahut Debby seraya mengangkat salah satu bahu.

“Hah! Itu terlalu mengecilkan situasi, Deb!” jerit Debby dalam hati.

“Apa serius? Kelihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 106 ~ BISIKAN MAUT

    Begitu sampai di hotel, William langsung menghubungi Debby lagi. Ada banyak pertanyaan yang menggelitik hatinya sejak dirinya muncul di rumah orang tua Debby. Senyum semringah tak kunjung sirna sejak William meninggalkan rumah besar bercat putih itu.“Baby, bolehkah aku berharap lebih?” tanya William begitu panggilan video diterima di ujung sana.“Ck!” Debby memutar bola matanya. “Bapak sudah sampai di hotel?”Mendengar pertanyaan tersebut membuat William meringis. Ia jadi malu pada Debby dan dirinya sendiri. “Ya ampun, Will! Jadi kelihatan banget ‘kan kalau kamu gak sabar!” rutuk William dalam hati.William berdeham. “Iya, barusan sampai. Hotelnya gak jauh-jauh amat kok dari rumah orang tuamu.” William kembali tersenyum. “Jadi, bagaimana? Pertanyaanku tadi belum dijawab, Baby,” tuntut William.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 107 ~ HUJAN KEJUTAN

    Hati William sudah melambung hingga entah ke langit yang ke berapa. Seandainya ada istilah yang melebihi langit ketujuh mungkin William akan menggunakan istilah itu. Malam ini, ia baru saja kembali dari makan malam bersama dengan kekasihnya. Kekasihnya! William masih tidak percaya dengan status baru mereka saat ini meskipun hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh mengingat niatnya sejak awal mendekati wanita itu. Hanya saja, sejak pertemuan pertama mereka hingga kini, ia tetap saja masih tidak bisa menduga tindakan, respons maupun sikap wanita itu. William tak bisa menghentikan senyum lebar yang terus menghias wajahnya setiap kali teringat pada wanita menggemaskan yang sudah mengaduk-aduk hatinya itu. Rasanya selalu ingin terus bersama wanita kesayangannya. Apalah daya status masih belum resmi. “Kamu benar-benar selalu penuh kejutan, Baby!” komentar William selagi jari tangannya bergerak di atas layar pons

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 108 ~ PANGGILAN KESAYANGAN

    Wanita di dalam layar ponsel tergelak. “Apa Koko cemburu?” “Jelas, Baby! Papi kamu aja bisa kucemburui, apalagi laki-laki lain!” Debby semakin tergelak. “Oh, ya ampun!” Tangan wanita itu mengusap kedua ekor matanya. “Kamu belum jawab pertanyaanku, Baby,” ujar William mengingatkan. Ia sangat penasaran dengan alasan pemilihan nama panggilan itu. “Kok bisa namaku berubah jadi Billy? Perasaan mamiku gak bikin bubur merah putih deh.” Debby kini tersenyum lebar dengan semburat merah muda yang kembali muncul di pipinya. William tak pernah bosan memandang wajah bulat telur itu. Ia sangat senang setiap kali melihat senyum maupun tawa Debby, apalagi jika ada rona merah yang menjalari pipi wanita itu. Ia selalu bersyukur dengan perubahan yang terjadi pada wanita yang dahulu selalu membangun tembok tinggi nan tebal itu. Kini, wanita itu bisa tersenyum bahkan tertawa dengan mudah seperti itu meskipun sifat tegas dan keras kepalanya tetap ada. “Baby,” gumam William dengan lembut, “aku harap ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 109 ~ JANJI MAKAN SIANG

    Debby yang sudah mantap dengan keputusannya merasa lebih lega sekarang. Setelah mengobrol dengan sang papi, Debby menyadari jika ia sudah menyia-nyiakan hidupnya selama ini. Sekarang, ia ingin meraih masa depan dan kebahagiaan yang sudah ia abaikan itu.Bukan karena dorongan sang papi saja, tetapi dari lubuk hati Debby sendiri pun menginginkan hal tersebut. Hanya saja, dengan dukungan yang diberikan oleh Gunawan membuat Debby merasa lebih siap menghadapi segala kemungkinan, bahkan yang terburuk sekalipun.Itu sebabnya saat William bertanya di sela-sela makan malam mereka kemarin, apa status hubungan mereka sekarang, dengan tanpa ragu Debby pun memberikan jawabannya.Namun, sebelum menjawab, Debby malah balik bertanya, “Bapak sendiri maunya apa?”William langsung tertawa. “Astaga, Baby! Kamu masih pakai tanya segala? Kalau mauku, jelas istrilah! Tapi untuk sekarang ... &rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 110 ~ KENCAN

    Sudah hampir seminggu mereka menjadi sepasang kekasih. Memang masih terbilang baru, bahkan mau disebut baru seumur jagung pun itu masih berlebihan. Namun, bagi William, hubungan yang baru seujung kuku itu sudah banyak tantangan yang harus dihadapi. William harus banyak menahan diri dan tetap memasang mode sabar setiap kali berhubungan dengan Debby. Meskipun sudah berstatus kekasih, Debby tidak serta-merta meluluskan semua keinginan William. Padahal, apa yang diminta William pun masih dalam batas kewajaran, bukan sesuatu yang sulit dilakukan, apalagi melanggar norma. Lelaki itu mengerang frustrasi pada satu saat kemarin, pada kunjungannya ke rumah Debby yang kesekian kalinya sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di rumah berukuran sedang itu. “Astaga! Ternyata ini gak segampang yang kukira!” William lantas melirik Debby sambil tersenyum masam. “Koko pikir, Koko bisa mengatasi ini saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 111 ~ KAPAN MENENGOK BORA?

    “Astaga! Chen-Chen! Bikin kaget aja! Jangan seperti anak kecil!” Debby langsung terkekeh mendengarnya. “Huu! Jangan suka marah-marah terus, Ko, nanti cepat tua. Eh, memang sudah tua, ya?” ejek Chen-Chen. “Kamu ini! Dasar!” Meskipun William bersungut-sungut, kedua ujung bibirnya terangkat ke atas. Debby tersenyum geli melihatnya. Pandangan Chen-Chen lantas beralih pada Debby tanpa menghiraukan gerutuan William. “Hai, Cici,” sapanya dengan ceria. “Kita ketemu lagi, Ci. Apa kabar?” Debby yang masih senyum-senyum melihat interaksi kakak adik di hadapannya menjawab, “Halo, Chen-Chen. Kabar Cici baik. Oh ya, makasih buat kemarin, ya.” Debby baru teringat kalau ia belum berterima kasih secara langsung pada dokter cantik itu. “Makasih buat apa, Ci,” tampik Chen-Chen. “Lagi apa kamu di sin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 112 ~ SELANGKAH DEMI SELANGKAH

    Netra sipit Debby seketika membola dan bibirnya ternganga.“Kenapa kaget gitu?” tanya William seraya terkekeh. “Koko sudah sering ke rumahmu, ‘kan? Sekarang, giliran kamu dong. Kapan kamu mau main ke tempat Koko? Bora pasti senang dikunjungi pemiliknya.”Serta-merta tawa Debby pecah mendengar omongan William. “Ya ampun, Ko Billy. Benar-benar deh! Bilang aja diri sendiri yang bakal senang. Nggak usah bawa-bawa Bora. Dia itu cuma guling!”“Tapi guling istimewa, Baby. Jadi, kapan?” kejar William di sela-sela tawanya.“Aish! Kapan-kapanlah, Ko,” elak Debby.“Bagaimana kalau minggu depan? Kita bisa atur kencan berikutnya dengan berolahraga. Kamu suka renang, ‘kan? Setelah kita ketemu di kolam renang hotel waktu itu, Koko sudah bolak-balik pengin ajak kamu renang bareng, lo. Tapi tunggu. Kalau pagi, kamu harus ke rumah papi kamu, ya? Kalau gitu, cuma bisa Minggu sore. Bagaimana menurutmu, Baby?”Debby tidak menyahut. Otaknya langsung berputar menganalisis situasi. Baru membayangkan berdua sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 113 ~ BERTEMU RIVAL

    Untuk saat ini, William tak bisa lebih bahagia lagi setelah mendengar izin dari sang kekasih. Namun, saat telapak tangan William akhirnya menyentuh bahu kanan Debby, lelaki itu merasakan sentakan halus. Bahkan bukan cuma itu saja! Tubuh Debby sedikit kaku dan William bisa mendengar sentakan napas yang tertahan. “Sial! Aku membuatnya ketakutan lagi,” rutuk William dalam hati. Tangannya segera diturunkan dari bahu Debby. Entah ia harus merasa apa saat ini. Beruntung atau sial? Mereka sudah tiba di samping mobil hatchback hitam yang akan membawa mereka ke rumah Debby. Jadi, tangannya memang harus segera menyingkir dari bahu wanita itu. Namun, reaksi Debby tadi menjadi indikasi kuat bagi William kalau wanita itu memang masih belum siap. “Ternyata permintaannya kemarin supaya gak ada kontak fisik sama sekali gak mengada-ada, ya? Hah! Aku malah protes, bilang kalau gak ada kontak fisik jadi seperti dua orang asing yang baru pertama kali ketemu, padahal statusnya pacaran. Ya ampun, Will! B

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26

Bab terbaru

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 198 ~ PROTES SI SULUNG

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Bukannya berhenti, sang istri justru berpindah ke titik sensitif lainnya.“Baby, please,” desis William lagi dengan gelisah.Tangannya kini mencengkeram pergelangan sang istri. “Koko gak mau sampai lepas kendali.”“Ssst! Kalau gitu, jangan ditahan-tahan, Ko. Aku sengaja kok mau kasih kompensasi buat Koko,” terang Debby sambil tangannya memainkan salah satu kepik tak bersayap milik William. “Jadi, Koko rileks aja. Serahkan semuanya sama aku. Aku bakal kasih servis yang memuaskan malam ini.”“Tunggu, tunggu! Kompensasi buat apa?” tanya William di antara giginya yang kembali bera

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 197 ~ SIKSAAN MENYENANGKAN

    William menunggu sejenak hingga anak perempuannya memusatkan perhatian padanya.“Ya, Pi,” sahut Grace.“Cici bantuin Papi sama Mami jagain Dedek Ello sementara waktu, ya.”“Siap, Pi,” sahut Grace dengan antusias. Kepalanya manggut-manggut dengan cepat.“Anak pintar,” puji William sambil mengacungkan ibu jari. “Ya sudah, kalian bobo sekarang. Papi sama Mami sayang kalian. Peluk cium buat kalian berdua. Selamat bobo dan mimpi indah, malaikat-malaikat kecil kesayangannya Papi sama Mami.”“Oh, Tuhan! Aku sudah kangen sama anak-anak, Ko,” ucap Debby begitu panggilan video terputus.“Bukan cuma kamu aja, Baby,” timpal William. Sesaat, ia jadi teringat ketika siang tadi, ia dan sang istri mengantar anak-anak ke rumah ka

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 196 ~ MALAIKAT KECIL

    “Happy wedding anniversary, Baby!” ucap William dengan sangat mesra. Lelaki itu mencium punggung tangan sang istri dengan sangat lembut.Mereka baru saja selesai makan malam romantis yang sengaja disiapkan oleh William. Sayangnya, kebahagiaan William bercampur dengan rasa jengkel setiap kali ada pria yang memandang istrinya hingga dua kali. Tak ingin membagi pesona sang istri dengan orang lain, William pun buru-buru mengajak wanita itu untuk kembali ke kamar suite yang khusus dipesan untuk momen istimewa ini.William tak bosan-bosannya memandangi sang istri. Hingga detik ini, ia masih dan selalu saja terpukau dengan sosok sang istri yang tak banyak berubah selain bertambah cantik sejak ia menikahinya, apalagi malam ini. Berbalut busana malam warna merah menyala dengan bahu terbuka dan belahan gaun setinggi setengah paha yang menampilkan lekuk tubuh di tempat-tempat yang tep

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 195 ~ CELETUKAN ASAL BIKIN KAGET

    “Koko kenapa? Masuk angin?” tanya Debby dengan panik. Wanita itu tahu-tahu sudah ada di sampingnya. Satu tangan memijat-mijat tengkuknya sementara tangan yang lain meraba keningnya.Perutnya kembali bergolak. Namun, William mencoba mengabaikannya. Tak berani membuka mulut, lelaki itu hanya bisa menggeleng sembari menghentikan apa pun niat Debby saat ini dengan isyarat tangan.Ketika Debby menyingkir, William sedikit merasa lega. Ia menghirup napas dalam-dalam sambil bertumpu pada dinding. William mengerutkan kening dengan perasaan tak enak.Setelah perutnya berhenti bergolak, William melangkah ke wastafel. Ia menatap sekilas pantulan dirinya di cermin, lalu membasuh wajahnya. Saat menegakkan tubuh, sang istri kembali muncul di sisinya dengan membawa botol minyak kayu putih.“Gak perlu, Baby. Koko gak apa-apa kok,&rdquo

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 194 ~ GANGGUAN PENCIUMAN

    “I love you too, Baby. My Love. My Wife. Now and forever,” sahut William dengan senyum mesra terpampang di wajah. Lelaki itu pun balas mencium Debby di beberapa titik di wajah.Setelah mendapatkan ciuman di kening, kedua pipi, dan bibir, Debby lantas menghirup napas dalam-dalam sambil memejamkan mata sejenak. Saat membuka mata, ada kebulatan tekad dan keberanian yang bersemayam di hati.“Aku percaya sama Koko. Kalau sikap Koko kayak gitu, mana mungkin aku tega membuat Koko berharap lama-lama. Aku nggak bakal minta Koko buat nunda kehamilan. Kalau Tuhan kasih kepercayaan itu sama kita sekarang, aku bakal menerima dan menjalaninya.”“Oh, Baby! Kamu serius? Kamu benar gak apa-apa?”Debby mengiyakan dengan mantap. Kepalanya ikut mengangguk untuk meyakinkan suaminya.&ldqu

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 193 ~ MAKIN CINTA

    Seringai jahil sang suami semakin lebar saja. Lelaki itu kemudian bertanya, “Apa kamu sadar, Baby, kalau nanti ada yang kebakaran lagi seperti dulu, sekarang sudah gak perlu bingung-bingung lagi buat cari pemadamnya?”“Ish! Koko ini, lo!” pekik Debby. Tangannya pun langsung mencubit daging terdekat.William sontak mengaduh kesakitan dan menggosok-gosok dada kirinya. “Astaga, Baby! Jarimu pedas juga, ya.”“Hmm! Siapa suruh godain terus?” rajuk Debby. Namun, sesaat kemudian Debby kembali berujar, “Tapi sori, ya, Ko, aku baru bisa kasih semalam.”“Hush! Kamu ini omong apaan sih! Setelah pemberkatan di gereja dan resepsi dengan segitu banyak tamu, kita kan sama-sama kecapaian, Baby. Kamu jangan omong gitu, ah. Meskipun Koko pengin, Koko juga gak mau ma

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 192 ~ OBROLAN PAGI HARI

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Selagi Debby menerka-nerka siapa sosok yang dengan lancang berani memanggil-manggil nama suaminya, tiba-tiba suara William yang terdengar parau menembus gendang telinga Debby. “Lepaskan, Baby. Lepaskan.”“Ko Billy!” jerit Debby putus asa. ‘Ah! Kenapa suara yang keluar sama dengan yang tadi? Apa tadi itu suaraku sendiri?’“Ya, Baby, ya. Ayo, jangan ditahan lagi. Koko pengin lihat kamu, Baby,” ucap William terus menyemangati.Tak ingin mengecewakan lelaki itu, Debby berusaha menuruti kata-katanya. Dengan sedikit takut, dorongan yang semula ia tahan-tahan kini ia biarkan lepas mengalir begitu sa

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 191 ~ GELOMBANG PASANG

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****“Umm!” gumam Debby sambil menggeliat. Namun, jerit tertahan langsung menyusul detik berikutnya. Tubuh wanita itu langsung mematung kaku. Kelopak mata tanpa lipatan yang semula susah dibuka seperti habis diberi lem pun langsung terbuka lebar-lebar.Kerutan halus muncul tak lama kemudian di antara kedua alis hitam melengkungnya. Saat Debby mencoba untuk kembali meregangkan tubuh, suara desisan panjang langsung meluncur dari bibirnya. Otaknya pun langsung menggali ingatan.“Oh, Tuhan!” seru Debby begitu berhasil mengumpulkan semua memori tentang semalam. Ia langsung menarik selimut hingga menutupi seluruh wajahnya yang kini terasa panas.Suara kekehan maskuli

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 190 ~ JUNGKIR BALIK TANGKAP INCARAN

    Jantung William tak bisa berhenti berdebar kencang. Meskipun ia sudah mengatur napas sedemikian rupa, tetap saja jantungnya masih bertingkah dengan brutal. Keempat jari tangan kanannya pun tak berhenti berderap di atas meja. Sebentar-sebentar netra sipitnya melirik arlojinya.“Ya, Tuhan! Kenapa kamu belum sampai juga, Baby?” desah William untuk ke sekian kalinya sejak lima menit yang lalu.Selain melirik arloji, lelaki itu juga berkali-kali menatap ke arah pintu. Pemandangan 360 derajat di sekelilingnya yang menampilkan gemerlap lampu ibu kota dari atap gedung tak mampu mengalihkan perhatian William.“Ya, Tuhan! Kalau tahu akan seperti ini, Koko gak akan mau menuruti permintaanmu tadi, Baby. Argh! Kenapa kamu gak mau Koko jemput aja sih?” gerutu William.Setelah gelisah hingga lima menit kemudian, akhirnya sosok yang dinanti-nanti tiba juga. William buru-buru bangkit berdiri sambil tersenyum semringah meski langsung berusaha ia redam. Ia masih tak tahu pasti apa yang akan terjadi malam

DMCA.com Protection Status