Beranda / CEO / Wanita Incaran CEO Arogan / BAB 111 ~ KAPAN MENENGOK BORA?

Share

BAB 111 ~ KAPAN MENENGOK BORA?

Penulis: R_niThio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Astaga! Chen-Chen! Bikin kaget aja! Jangan seperti anak kecil!”

Debby langsung terkekeh mendengarnya.

“Huu! Jangan suka marah-marah terus, Ko, nanti cepat tua. Eh, memang sudah tua, ya?” ejek Chen-Chen.

“Kamu ini! Dasar!” Meskipun William bersungut-sungut, kedua ujung bibirnya terangkat ke atas. Debby tersenyum geli melihatnya.

Pandangan Chen-Chen lantas beralih pada Debby tanpa menghiraukan gerutuan William. “Hai, Cici,” sapanya dengan ceria. “Kita ketemu lagi, Ci. Apa kabar?”

Debby yang masih senyum-senyum melihat interaksi kakak adik di hadapannya menjawab, “Halo, Chen-Chen. Kabar Cici baik. Oh ya, makasih buat kemarin, ya.” Debby baru teringat kalau ia belum berterima kasih secara langsung pada dokter cantik itu.

“Makasih buat apa, Ci,” tampik Chen-Chen.

“Lagi apa kamu di sin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 112 ~ SELANGKAH DEMI SELANGKAH

    Netra sipit Debby seketika membola dan bibirnya ternganga.“Kenapa kaget gitu?” tanya William seraya terkekeh. “Koko sudah sering ke rumahmu, ‘kan? Sekarang, giliran kamu dong. Kapan kamu mau main ke tempat Koko? Bora pasti senang dikunjungi pemiliknya.”Serta-merta tawa Debby pecah mendengar omongan William. “Ya ampun, Ko Billy. Benar-benar deh! Bilang aja diri sendiri yang bakal senang. Nggak usah bawa-bawa Bora. Dia itu cuma guling!”“Tapi guling istimewa, Baby. Jadi, kapan?” kejar William di sela-sela tawanya.“Aish! Kapan-kapanlah, Ko,” elak Debby.“Bagaimana kalau minggu depan? Kita bisa atur kencan berikutnya dengan berolahraga. Kamu suka renang, ‘kan? Koko sudah lama pengin ajak kamu berenang. Tapi tunggu. Kalau pagi, kamu harus ke rumah papi kamu, ya? Kalau gitu, cuma bisa Minggu sore. Bagaimana menurutmu, Baby?”Debby tidak menyahut. Otaknya langsung berputar menganalisis situasi. Baru membayangkan berdua saja dengan laki-laki di tempat asing menimbulkan sedikit kepanikan dal

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 113 ~ BERTEMU RIVAL

    Untuk saat ini, William tak bisa lebih bahagia lagi setelah mendengar izin dari sang kekasih. Namun, saat telapak tangan William akhirnya menyentuh bahu kanan Debby, lelaki itu merasakan sentakan halus. Bahkan bukan cuma itu saja! Tubuh Debby sedikit kaku dan William bisa mendengar sentakan napas yang tertahan. “Sial! Aku membuatnya ketakutan lagi,” rutuk William dalam hati. Tangannya segera diturunkan dari bahu Debby. Entah ia harus merasa apa saat ini. Beruntung atau sial? Mereka sudah tiba di samping mobil hatchback hitam yang akan membawa mereka ke rumah Debby. Jadi, tangannya memang harus segera menyingkir dari bahu wanita itu. Namun, reaksi Debby tadi menjadi indikasi kuat bagi William kalau wanita itu memang masih belum siap. “Ternyata permintaannya kemarin supaya gak ada kontak fisik sama sekali gak mengada-ada, ya? Hah! Aku malah protes, bilang kalau gak ada kontak fisik jadi seperti dua orang asing yang baru pertama kali ketemu, padahal statusnya pacaran. Ya ampun, Will! B

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 114 ~ MASIH LAMPU MERAH

    William dibuat terkesiap saat tangan yang baru saja meletakkan gelas langsung digenggam Debby.“Tangan Koko nggak apa-apa?” tanyanya penuh kekhawatiran. Wanita itu bahkan membolak-balik telapak tangannya.William langsung terkekeh sekaligus tersentuh. Tangan yang bebas pun mengusap-usap puncak kepala Debby. “Ya ampun, Baby. Bisa-bisanya kamu masih memikirkan orang lain di saat seperti ini. Tangan Koko gak apa-apa. Justru tanganmu itu, sakit apa gak? Kenapa tadi ikut-ikutan menampar sih?”“Aku nggak tahan sama omongannya, Ko!” geram Debby.“Memang sih.” William menghela napas berat. Ia balik menggenggam tangan Debby.“Dari mana Koko tahu soal laki-laki itu? Koko tahu maksudku, ‘kan? Aku nggak sudi menyebut namanya!”“Bagus! Koko juga gak mau kamu menyebut nama laki-laki lain di de

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 115 ~ TERSESAT

    William langsung menindaklanjuti apa yang sudah diputuskannya saat masih berada di rumah Debby tadi begitu tiba di apartemen. Ia bahkan sampai menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk mematangkan apa yang terlintas di kepalanya tadi. Ia juga memikirkan dan menambahkan alternatif lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan keamanan sang kekasih. William benar-benar memikirkan dengan cermat semua kemungkinan yang bisa ia gunakan untuk mencapai tujuannya.Kini, setelah segala upaya yang mungkin dilakukan sudah dipikirkan dan direncanakan sedemikian rupa, William bisa sedikit mengendurkan kewaspadaan. Esok hari, tinggal menjalankan rencana yang bisa ia kerjakan sendiri sementara yang membutuhkan pihak lain akan ia diskusikan dengan pihak-pihak terkait.Meski ia tidak puas dengan pengaturan seperti itu, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Status mereka saat ini yang masih pasangan kekasih cukup membatasi bentuk perlindungan yang William ingin

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 116 ~ SEKUTU

    “Dua atau tiga hari lagi Papi akan antar Bi Siti ke rumahmu,” ucap Gunawan dari seberang telepon.“Buat apa, Pi? Bi Siti kan lebih diperlukan di rumah daripada di sini,” tolak Debby pada rencana sang papi yang disampaikan secara tiba-tiba itu.“Ya, buat menemani kamulah. Kamu di sana kan sendirian. Soal di sini gak usah kamu khawatirkan. Masih ada orang yang bisa bantu di sini. Papi lebih khawatir sama kamu di sana.”Debby mendesah. “Apa ini karena ancaman yang Debby tunjukkan ke Papi minggu lalu? Kayaknya itu cuma gertakan aja kok, Pi. Nggak ada apa-apa juga selama ini,” kecoh Debby.Gunawan langsung berdecak. “Jangan bohong, Sayang. Papi sudah tahu soal kemarin malam. Ferdinand datang lagi ke rumahmu, ‘kan?”Debby mengernyit. “Dari mana Papi tahu?”“Hah! Anaknya sendiri yang laporan sama Mami tadi siang. Huh. Mami benar-benar keras kepala, padahal Papi sudah larang supaya jangan berhubungan dulu sama anak itu buat sementara waktu, tapi … hah!”“Kenapa, Pi? Memangnya dia laporan apa s

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 117 ~ PROTEKTIF

    Debby terlonjak kaget saat ponselnya berdering. Namun, detik berikutnya, embusan napas lega langsung terlontar dari bibir mungilnya. “Ugh! Kukira Mami. Sialan! Gara-gara orang itu aku jadi waswas kapan Mami meledak. Hah! Kalau cuma aku sih nggak masalah, tapi kalau Koko sampai kena omel juga … huff!” gerundel Debby dalam hati.“Halo, Fan,” sahut Debby setelah tombol hijau digeser. “Ada apa?”“Kamu lagi apa, Say? Mau menginap di tempatku beberapa hari? Atau mau kutemani?” tanya Fanny tanpa basa-basi.“Eh?” Debby langsung menoleh pada William dengan mata memicing. “Koko bilang sama Fanny?” tanya Debby tanpa suara. Tangannya yang bebas ikut bergerak, menunjuk dada William kemudian menunjuk ponsel yang masih menempel di telinga.Melihat lelaki itu hanya menyengir, membuat Debby langsun

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 118 ~ TEROR

    Beberapa hari berlalu begitu saja. Kemarahan maminya masih belum reda. Sekarang, sang mami bahkan tengah mendiamkan dirinya.Wanita itu hanya mengangkat bahu saat William bertanya bagaimana perasaannya saat ini. “Hah, biasa aja sih, Ko. Itu bukan hal baru buatku. Lagi nggak berantem aja nggak dekat, apalagi sekarang situasinya kayak gini.”Debby bahkan sampai menganggukkan kepala saat melihat sang kekasih melebarkan mata dan mengangkat alis. “Koko sendiri pernah bilang, ‘kan, kalau menurut penilaian Koko waktu itu aku dekat sama Papi tapi nggak dekat sama Mami? Yah, itu memang benar.”“Hmm,” gumam William terdengar ragu-ragu. Bola matanya yang beriris cokelat tua tampak bergerak-gerak menyelisik wajah Debby.“Koko mau tanya apa?”William meminta tangan Debby dan langsung menggenggamnya

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 119 ~ PENYESALAN

    Giliran Debby yang sekarang mengernyitkan kening. Hatinya langsung terasa sakit mendengar omongan William yang terakhir. Apa yang dituduhkan lelaki itu tidaklah benar. Ia benar-benar ingin bersama dengan lelaki itu. Apa yang sudah ia lakukan selama ini untuk lelaki itu pun tulus dari hati meski mungkin tidak seberapa nilainya. Namun, ia tidak mungkin mengungkapkan itu semua saat ini.Debby lagi-lagi mengeraskan hati. “Maaf, Ko. Aku tahu aku sudah menyakiti Koko duluan. Tapi karena sudah telanjur kayak gini, mungkin ini justru lebih baik. Koko jadi bisa menjauh dengan sendirinya,” batin Debby.“Terserah Koko mau bilang apa, tapi sekarang aku benar-benar pengin sendiri dulu. Maaf, Ko.”Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Debby tetap saja menyesal sudah menyakiti lelaki itu hingga sedemikian rupa, apalagi melihat ekspresi yang ditampilkan oleh sang kekasih. R

Bab terbaru

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 188 ~ TERTANGKAP BASAH

    William sangat terkejut mendengar penuturan Debby. Ia sama sekali tak mengira jika kekasihnya memiliki ketakutan sampai seperti itu. William mengulurkan tangan hendak menenangkan sang kekasih yang kembali berderai air mata. Ia terenyuh melihat wanita itu bahkan bernapas dengan tersengal-sengal.Namun, belum sempat merengkuh sang kekasih, William kembali dikejutkan dengan suara jeritan histeris yang terdengar tiba-tiba. William dan Debby yang masih menangis sontak menoleh berbarengan ke sumber suara.“Jangan lagi, ya, Tuhan! Jangan lagi!” desis seseorang yang baru saja tiba hingga berkali-kali.Dalam sekejap, suara tangis di sisi William pun lenyap, berganti dengan kesiap tajam. Lelaki itu pun tak kalah terperanjat saat menatap kedua sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu. Satu orang memapah yang lainnya yang tampak tak baik-baik saja. Buru-buru William ban

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 187 ~ BUKAN ALERGI

    “Apa maksudmu, Baby?!” tuntut William yang kaget setengah mati.Jantungnya langsung menggila mendengar keputusan sepihak yang meluncur dari bibir mungil sang kekasih. Hati William menolak keras untuk mencerna maksud yang terkandung di dalamnya. Namun, otaknya jelas-jelas menerima pesan tersebut dengan sangat gamblang. Seketika, otaknya dipenuhi dengan kata-kata keramat yang sangat dihindari oleh lelaki itu.William pun langsung menyambar tangan Debby yang keburu membelakanginya. Namun, sebelum tubuh kekasihnya berbalik sepenuhnya, William masih sempat melihat kekasihnya menutup mulut dan mendengar suara isakan lirih. William langsung mengernyit. Hatinya sedikit terusik dengan sikap dan omongan Debby yang lagi-lagi saling bertolak belakang di saat bersamaan.“Baby?” panggil William dengan lebih lembut saat wanita itu tetap me

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 186 ~ UJUNG PENANTIAN

    William berusaha keras untuk tidak menyentuh wanita yang duduk di sampingnya—meski tak sedekat biasanya, apalagi saat wanita itu mengangguk tak mantap sambil menggigit bibir bawahnya.“Kurang lebih,” jawab Debby. “Aku sadar kalau aku selalu menghindar tiap kali Koko memintaku buat melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kupikir aku bisa kayak gitu dulu buat sementara waktu. Tapi ternyata yang terakhir kemarin itu ....”Debby mengangkat bahu sambil tersenyum sendu sementara William agak terusik dengan sesuatu yang diucapkan kekasihnya. Ia pun menautkan kedua alisnya meski berusaha untuk tak menyela.“Aku nggak tahu apa yang terakhir itu yang paling parah,” lanjut Debby, “atau justru saking banyaknya Koko nimbun kekesalan jadi bikin Koko jaga jarak sama aku. Tapi apa pun itu, yang jelas aku mau minta maaf sama Koko soal ini. Bolak-balik aku selalu mengecewakan Koko. M

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 185 ~ IRIT BICARA BIKIN GALAU

    “Wow!” seru Debby yang masih takjub dengan kabar bahagia yang dibawa oleh sahabatnya. Ujung-ujung bibir Debby sudah terangkat sejak tadi.“Jadi, benar ini dari Ko Niel?” tanya Debby lagi sembari mencermati sebentuk cincin bermata berlian tunggal yang tersemat pada jari manis tangan Fanny.Wanita berambut sebahu itu sekarang sudah duduk di hadapannya. Namun, Debby belum melepas genggaman tangannya sejak dirinya melihat kilau sebuah cincin baru yang ia tahu belum pernah dikenakan oleh Fanny sebelumnya.Debby ikut berbahagia untuk Fanny yang senyumnya juga tak pernah lekang dari wajah perseginya sejak muncul di hadapan Debby. “Aku benar-benar ikut senang, Fan. Ya ampun. Selamat, ya, Say. Selamat. Omong-omong, kapan Ko Niel melamar?”“Uhm ... baru hari Sabtu kemarin sih,” ucap Fanny dengan pipi merona.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 184 ~ PAMER CINCIN

    Di hadapan William, kini tersaji semangkuk bubur ayam tanpa kuah bumbu. Hanya ada bubur nasi yang sudah bercampur dengan potongan daging ayam dengan pugasan kulit pangsit goreng, irisan seledri, tongcai, dan cakwe. Kekasihnya bahkan juga menyediakan kecap asin di mangkuk terpisah yang ukurannya jauh lebih kecil.William kembali termangu sambil menatap sajian itu. Hatinya benar-benar terbelah dua. Ia merasa sangat bahagia sekaligus frustrasi. Baru kali ini, ia dilayani untuk sarapan sampai sedemikian rupa, apalagi oleh wanita yang sangat dicintai dan diinginkannya. Selain sosok sang mami tentu saja.“Kenapa cuma dilihat aja, Ko? Oh, astaga! Apa Koko nggak suka bubur ayam?”Suara merdu sang kekasih menyentak angan William. Ia gelagapan sesaat sebelum menimpali, “Oh, gak apa-apa kok, Baby. Siapa bilang Koko gak suka bubur ayam? Koko cuma lagi

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 183 ~ DI PERSIMPANGAN

    William memang memutuskan untuk bersikap biasa saja sebelum mengetahui dengan pasti apa keinginan kekasihnya dari hubungan mereka ini. Namun, tetap saja lelaki itu tak bisa menahan ujung-ujung bibirnya yang mulai terangkat setelah mendengar pesan suara dari Debby. Ia pun melempar tubuhnya ke matras sambil terkekeh kecil.“Ya, Tuhan. Seperti ini nih yang bikin Koko gak bisa berpaling dari kamu, Baby. Bagaimana kelak Koko bisa hidup tanpamu?”Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Ada satu lagi pesan suara yang masuk dari kekasihnya.“Ko Billy? Koko baik-baik aja? Kenapa nggak ada respons, Ko? Aku tahu Koko sudah buka pesan suaraku. Jangan nakut-nakutin aku, Ko. Aku mencemaskan Koko. Kalau Koko butuh aku, bilang aja. Aku bakal menemani Koko. Aku sayang sama Koko.”Lagi-lagi William tak bisa menahan senyum. Namun, se

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 182 ~ ALARM GARIS KERAS

    William terjun ke dalam air dan langsung menghilang di bawah permukaan air yang seketika bergolak seakan baru saja terjadi gempa bumi. Setelah satu-dua menit, tiba-tiba William kembali muncul ke permukaan dengan gerakan yang kembali mengentak keras. Permukaan air pun kembali berguncang sementara air memercik ke mana-mana saat kepala William menengadah ke langit malam dengan gerakan cepat.Bibir William langsung terbuka lebar dengan suara tarikan napas yang terdengar sangat jelas. Sejurus kemudian, dadanya bergerak naik turun dengan sangat cepat. Ia sengaja menahan napas selama berada di dalam air. Egonya tengah tertantang untuk menguji batas kemampuan dirinya.Tanpa mengambil jeda untuk menetralkan debar jantungnya yang masih menggila, William kembali masuk ke dalam air setelah menghirup napas dalam-dalam. Kali ini, ia meluncur dengan cepat seperti ikan di bawah permukaan air yang langs

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 181 ~ NYONYA CHRISTIADJIE

    Debby menatap sosok laki-laki yang pada suatu waktu dahulu sangat dikaguminya, tetapi juga sekaligus sosok yang menorehkan luka yang dalam di hatinya. Debby menghela napas sambil menautkan tangan pada jari jemari William.“Ko Yuyun,” panggil Debby dengan penuh kesabaran, “aku benar-benar sudah memaafkan Koko. Tapi tolong jangan buat aku menyesali keputusanku ini. Berhentilah meminta sesuatu yang sudah nggak bisa kuberikan lagi. Aku berusaha buat menghormati Koko lagi sekarang.“Tapi kalau Koko terus-terusan memaksa, jangan salahkan aku kalau aku akhirnya benar-benar kehilangan respek sama Koko. Hal yang bisa kuberi saat ini cuma maaf buat Koko, nggak lebih. Jadi, tolong mengertilah, Ko. Aku nggak mungkin balik lagi sama Koko.”Untuk sesaat, Yunan hanya menatap Debby lurus-lurus dengan bibir membentuk garis lurus. Lelaki berambut gondrong itu diam seribu bahasa, hany

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 180 ~ DIBAYAR LUNAS

    Warning!!! Mengandung adegan kekerasan! Mohon bijak dalam menyikapi!*****Urat kendali diri William benar-benar sudah super tegang. Rasanya hanya butuh sentuhan ringan saja untuk memutus tali tak kasatmata itu. Ia bisa meledak kapan saja. William sampai ketakutan dengan dirinya sendiri. Ia seperti tak mengenali lagi sosoknya sendiri.Sebelum mengenal Debby, ia tak pernah lepas kendali. Namun, sekarang ini rasa-rasanya ia sanggup dan bersedia menghancurkan seseorang demi orang yang dikasihinya. Ia siap bertarung habis-habisan dengan siapa pun tanpa peduli risikonya!William benar-benar tak terima kekasihnya hendak diserobot dengan terang-terangan di bawah hidungnya!“Lebih baik diselesaikan sekarang aja, Ko, biar nggak berlarut-larut. Aku juga nggak mau terus-terusan kayak gini. Tolong percaya sama aku, Ko,&rd

DMCA.com Protection Status