แชร์

Bab 67. Terpenuhi

ผู้เขียน: flam_boyan
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-11-03 18:16:35

Hana kembali memikirkan untuk berpisah dengan Adam. Awalnya dia memang ingin bertahan apalagi abahnya juga menginginkan hal itu. Dia tahu jika Keenan bukan anak dari Adam. Tapi sikap Adam yang sampai tega mengusirnya membuatnya hilang respect.

"Hana harus apa, Bah? Jika Hana mengambil keputusan untuk bercerai apakah Abah tidak akan marah di atas sana? Jujur saja Hana tak sanggup dengan status yang menggantung ini. Lebih baik Hana sendiri saja daripada seperti ini terus," keluh Hana sambil memandangi foto almarhum abahnya.

Selalu itu yang dipikirkan oleh Hana selama dia tinggal di kampung halamannya. Ingin melangkah tapi dia takut dan masih ragu. Hingga akhirnya hari itu tiba. Tanpa ada hujan dan angin Adam datang bersama dengan Alya.

"Akhirnya Allah menjawab doaku," ucap Hana setelah membaca isi amplop cokelat yang diberikan Alya.

Alya mengernyitkan dahi. "Kok kamu biasa aja, sih, Mbak?"

"Memangnya apa yang harus aku lakukan, Al? Syok atau sedih begitu maksudmu?" jawab Hana denga
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Neil Lita
lanjutan nya thor
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 68. Salah Paham

    Hati Habibi sangat senang sekali karena wanita yang dulu disukainya telah kembali. Walaupun dia tahu jika wanita itu telah menikah tapi tak bisa menghalangi rasa senangnya. Habibi merupakan teman sekolah Hana sejak SD. Diam-diam dia menyukai Hana sejak dulu tapi tidak berani mengungkapkan karena sadar diri akan perbedaan dirinya dan Hana. Habibi selalu bekerja keras dan giat menabung agar suatu saat bisa memantaskan diri untuk menjadi pendamping Hana. Tapi semuanya itu sirna ketika Habibi mendengar kabar pernikahan Hana dengan Adam. Sejak saat itulah Habibi menutup diri dari semua perempuan yang berusaha mendekatinya. Tak mudah menggeser Hana dari hati Habibi bahkan hingga kini. "Oalah, Le, mbok ya cari yang lain saja. Dari dulu kok gur ngarep wong siji," celetuk Ibu dari Habibi yang bernama Ratmi. "Apaan, sih, Bu? Selalu itu saja yang dibicarakan. Ibu tenang saja kalau soal itu. Habibi tak akan lupa status Hana, Bu. Sudah ah, Bu, Habibi mau berangkat dulu. Assalamu'alaikum!" uca

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-08
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 69. Obrolan Hana dan Habibi

    "Tapi tadi beneran, kan, Hana menyebut calon mantan suami? Itu artinya mereka tengah dalam proses perceraian. Ah, kenapa aku jadi begini, sih?" gumam Habibi seorang diri. "Maaf lama menunggu, Bib," ucap Hana yang keluar dengan karung berisi beberapa bungkusan paket yang siap dikirim. Habibi terkejut karena memang dia tengah berada dalam pikirannya sendiri. Sontak saja Habibi berdiri dengan wajah yang terlihat gugup. "Kamu kenapa, Bib? Kok gugup gitu?" ucap Hana dengan dahi mengernyit. "Oh enggak ada apa-apa kok. Sudah cuma ini saja?" tanya Habibi mencoba mencari topik pembicaraan lain. "Iya hari ini hanya ini. Maaf, ya, kalau merepotkan," jawab Hana. "Ya gak apa-apa, ini sudah tugasku sebagai kurir. Aku input dulu, ya!" kata Habibi.Habibi mengeluarkan peralatannya dan menginput paket milik Hana yang berjumlah dua puluh paket. Sembari menunggu semuanya selesai, Hana mengambilkan air minum serta sedikit camilan untuk Habibi. "Bib, teman-teman kita yang lain sekarang pada kemana,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-09
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 70. Digerebek

    Adam pergi dengan amarah yang memuncak di kepalanya. Dia tak terima jika Hana ada tamu seorang laki-laki. Seolah-olah Adam lupa jika dia lebih parah kelakuannya dari Hana. Alya yang sejak tadi bicara saja tidak didengarkan oleh Adam. Istri kedua Adam itu protes karena Adam terlihat cemburu pada Hana. Bukankah itu artinya Adam sudah ingat lagi dengan Hana?Alya sudah mengirim pesan kepada Romi soal tingkah Adam tadi. Tapi pesannya belum dibalas. Mungkin karena Romi tengah sibuk dengan Keenan karena memang dia sudah lama ingin menghabiskan waktu bersama sang anak. "Kamu gak dengerin aku bicara, Mas? Kamu itu kenapa, sih, Mas? Sejak dari rumah Hana, sikap kamu jadi aneh," tegur Alya karena kesal. Tak ada respon apapun dari Adam hingga membuat Alya semakin marah. Saking kesalnya, Alya sambil memukul lengan Adam agak keras hingga dia menjerit kesakitan. "Kamu kenapa, sih, Al? Bukankah sudah aku turuti keinginan kamu? Jadi tolong jangan ganggu aku sedang mengangguku yang sedang mengemud

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-13
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 71. Alya Kenapa?

    "Fitnahan macam apa ini, Pak? Saya di sini itu kerja bukan aneh-aneh, Pak! Lihat itu di motorku banyak paket yang harus dikirimkan. Saya kemari untuk mengambil paket milik Hana," ucap Habibi membela diri. Dia tampak emosional karena tuduhan tak berdasar itu. "Mana ada maling mengaku? Paling itu cuma buat kamuflase saja!" lirih Adam tapi masih terdengar oleh Habibi dan yang lainnya. "Apa maksud Anda bicara seperti itu? Anda menuduh saya?" tanya Habibi dengan nada yang tinggi. "Astaghfirullah hal adzim! Sebegitu kejinya kamu memfitnahku, Mas? Kenapa kamu tidak introspeksi lebih dulu? Tak perlu aku bicarakan masalah kita di sini, kan?" kata Hana membuka Adam terdiam. Pak RT dan yang lain diam saja. Mereka tak berhak ikut campur dalam masalah rumah tangga warganya. Pak RT di sana hanya untuk melegakan hati Adam yang sejak tadi memaksanya. "Mohon maaf Mbak Hana jika memang semua ini kesalahpahaman. Kami bukan menuduh Mbak Hana dan Mas ini. Kami ke sini hanya ingin mengkonfirmasi saja.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-14
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 72. Beraksi

    "Sudahlah lupakan itu. Sekarang hatimu sudah senang, kan?" kata Romi kemudian. Alya menganggukkan kepalanya. Terlihat tangan Romi mengambil sesuatu dari dalam tas yang dibawanya. Sebuah map tipis keluar dari sana. Lalu map itu diserahkan kepada Alya. Dahi Alya mengernyit. "Apa ini?" tanyanya pada Romi. "Sudah saatnya kamu keluar dari rumah itu. Kamu masih mau bersamaku, kan? Kita akan bersama-sama membesarkan Keenan. Bukan begitu?" ujar Romi. "Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu. Rumah, mobil dan semua yang kamu inginkan akan aku kabulkan," lanjut Romi yang membuat mata Alya berbinar. Perempuan mana yang tak tersipu diperlakukan bak ratu oleh laki-laki. Semua fasilitas mewah siap diberikan oleh Romi kepadanya. Tentu saja Alya mau dan tak rela jika semuanya itu jatuh ke tangan perempuan lain. "Aku harus apa sekarang?" tanya Alya dengan mata berbinar. Alya sudah membayangkan hidupnya terjamin dan mewah. Dia sudah capek ikut dengan Adam karena kadang jika Alya ingin sesuatu tida

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-20
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 73. Alya Cuek

    Adam luluh karena Alya merajuk. Dia akhirnya menandatangani kertas yang Adam sendiri tak tahu isinya karena tidak sempat membaca. Tentu saja Alya merasa di atas angin. Rencananya selama ini bersama dengan Romi akhirnya mencapai titik akhir. "Terima kasih, Mas," ucap Alya seraya tersenyum manis. Dia kemudian langsung masuk ke dalam. Tanpa menunggu lama, Alya langsung mengabari Romi jika misi sudah selesai. Mereka berdua tertawa bersama di telepon. Romi juga mengatakan pada Alya jika Alya harus sudah bersiap-siap mulai sekarang karena nanti Romi akan bisa menjemputnya kapan saja. Setelah mendapat kabar dari Alya, Romi segera memasang iklan. Iklan untuk menjual rumah yang di tempati oleh Adam dan Alya. Jika nanti rumah itu laku cepat, Romi akan segera mengusir Adam dari sana. Waktu cepat berlalu. Sudah satu minggu sejak Adam menandatangani surat pemindahan kekayaan miliknya kepada Romi. Adam belum tahu semua itu karena Alya masih di sana. Hanya saja, sikap Alya setelah hari itu berub

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-14
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 74. Terusir

    Pemandangan yang tak terduga dilihat oleh Adam. Alya tengah bermesraan dengan Romi di rumahnya. Ya, Romi yang selama ini dianggap sahabatnya sendiri. "Kamu juga ngapain di sini? Dan kalian sedang apa?" Begitu polosnya pertanyaan dari Adam. "Kamu b*ta atau pura-pura tidak lihat? Apa perlu kami ulangi lagi?" kata Romi dengan senyum piciknya. Adam langsung teringat dengan ucapan Hana. Hana pernah mengatakan jika Romi dan Alya ada sesuatu. Bahkan Hana mengatakan jika Keenan bukan anaknya. "Apa kalian?" Adam bahkan tak sampai hati menyelesaikan kalimatnya. Keduanya tertawa bersamaan. Mereka menertawakan keb*dohan Adam. Romi mendekat ke arah Adam. Dia memutari Adam sambil memegang pundak Adam. Sebuah senyuman penuh kemenangan terukir di bibir Romi. "Iya. Aku dan Alya ada hubungan. Dan kamu tahu Adam, Keenan itu bukan anakmu melainkan anakku," bisik Romi tepat di telinga Adam. "Jadi Hana selama ini benar? Kalian menipuku?" Adam mulai terpancing emosinya. Perempuan yang selama ini dia

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-15
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 75. Penyesalan

    Lama sekali Adam beristirahat di sana sambil merenungkan nasibnya kini. Semua yang dia punya sebenarnya bukan berasal dari harta ayahnya. Adam berjuang dari nol sampai dia bisa membeli rumah dan mobil. Namun tak demikian pikiran Romi. Saudara satu ayah itu menganggap itu harta ayahnya sehingga dengan tipu muslihatnya dia berhasil merebut semuanya dari tangan Adam. "Nak ..." Suara pria sepuh terdengar di telinga Adam. Seketika itu Adam menoleh dan mencari sumber suara. Adam mengucek matanya karena tak percaya dengan apa yang dilihat dihadapannya. Berulang kali dia melakukan itu tapi tetap saja yang dilihatnya sama. Hal itu membuat Adam bertanya-tanya apakah dia bermimpi? Tapi tidak, ini begitu nyata bagi Adam. "Ayah ..." seru Adam. Sang ayah tersenyum kepada Adam lalu mendekatinya. Ayah Adam memakai pakaian serba putih. Ayah Adam tersenyum melihat anaknya yang sekarang sudah besar. "Apa benar ini ayah?" tanya Adam yang masih tak percaya. Tangan Adam menyentuh tubuh ayahnya dan itu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-16

บทล่าสุด

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 98. Tanda-tanda

    Perasaan Adam dan Hana campur aduk. Mereka tidak mau bahagia lebih dahulu karena belum ada bukti, biarpun yang memeriksa Hana adalah dokter kandungan. Selama perjalanan menuju poliklinik Dokter Arif, Hana dan Adam saling berpegangan. Mereka menguatkan satu sama lain. Mereka akan melalui hari ini secara bersama-sama apapun hasilnya. "Aku takut, Mas," kata Hana ketika mereka menunggu di ruang tunggu depan poliklinik kandungan. "Kita hadapi sama-sama, ya! Berdoa saja semoga hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.""Aamiin."Hana dan Adam masih menunggu karena jadwal praktek Dokter Arif masih setengah jam lagi. Sudah ada beberapa ibu hamil yang juga ikut menunggu. Rasa rindu menghinggapi Hana ketika melihat hal itu. Dia rindu dengan Kanaya. Rindu akan tawa kecil yang selalu menghiasi harinya kala itu. Rindu hingga membuat Hana berharap jika dirinya saat ini benar-benar hamil. Setengah jam kemudian, mereka melihat Dokter Arif masuk ke dalam ruangan. Hati keduanya semakin berdeb

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 97. Hana Pingsan

    Kesedihan Hana tak berlangsung lama karena dia harus terus menjalani hidupnya. Masih ada Keenan dan juga Adam yang membuatnya bahagia. Tak ada waktu untuk bersedih. Dia harus bisa mensyukuri pemberian dari Allah setelah semua yang telah dia lalui. Dua bulan berlalu setelah kejadian testpack pagi itu. Hana semakin hari semakin giat bekerja. Sekarang bisnis Adam dan Hana mereka kelola sendiri-sendiri. Hana fokus pada bisnis baju-bajunya. Sedangkan Adam meneruskan bisnisnya yang sudah lama. "Kamu kok pucat sekali, Sayang? Kamu lagi sakit?" tanya Adam saat mereka hendak berangkat bekerja. Hana menggeleng pelan. Dia memang merasakan pusing. Tapi karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan, Hana terpaksa berbohong pada Adam. Jika Adam sampai tahu kalau dia sakit, pasti Adam tidak akan mengizinkannya untuk bekerja. Hana sudah terlalu mencintai pekerjaannya itu. Dengan bekerja, dia akan sedikit melupakan keinginannya untuk mempunyai anak. "Kamu yakin?" tanya Adam lagi untuk memastikan

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 96. Testpack

    "Ah rasanya aku sudah lupa hamil itu seperti apa. Apa aku cek saja? Tapi, nanti kalau hasilnya tak sesuai yang aku harapkan, pasti aku sedih. Tapi, aku penasaran juga. Toh aku juga sudah terlambat haid sudah hampir seminggu."Hati Hana bimbang. Dia merasa belum siap tapi penasaran juga. Apalagi dia juga sudah sangat merindukan kehadiran buah hati kembali. Walaupun ada Keenan, bukankah anak dari darahnya sendiri itu membahagiakan? Jikalau benar dia hamil, Hana berjanji akan tetap menyayangi Keenan seperti sebelumnya. Tanpa sepengetahuan Adam, Hana pergi ke apotik untuk membeli testpack. Dia memasukkan benda tipis itu ke dalam tasnya dan kembali lagi ke kantor. Kebetulan ada apotik yang dekat dengan tempat yang dijadikan kantor oleh Adam. Di kantor, dia pun bekerja seperti biasanya. Saat pertama kali Adam masuk ke kantornya, dia sangat kagum dengan banyaknya perubahan. Bahkan ada beberapa bisnis baru yang dikerjakan oleh Hana dan itu sangat diapresiasi oleh Adam. "Kamu darimana, Saya

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 95. Tertangkap

    "Kenapa kamu bisa sampai di sini, Lun?" tanya Hana yang kebingungan melihat sahabat yang sudah lama tidak ditemui sekarang ada di rumahnya. Bahkan sampai Marvin ada di rumahnya. Padahal mereka sudah lama sekali tidak berkomunikasi. Luna tak menjawab. Dia mengajak Hana dan Lita untuk duduk terlebih dahulu. Lalu, Luna mengambilkan air minum untuk diminum mereka berdua. Tujuannya agar bisa membuat keadaan keduanya lebih tenang. Sayup-sayup terdengar beberapa orang yang tengah berbisik. Saat itu juga mendadak rumah Hana menjadi ramai. Hana sampai dibuat bingung karenanya. "Terima kasih," ucap Hana setelah kondisinya agak tenang. Keenan pun juga ikut tenang saat melihat Hana tenang. Suasana menjadi hening. Baik Hana maupun Luna tidak saling bicara. Dan mata Hana pun menatap Luna seolah sedang menunggu jawaban dari sahabat yang sudah lama tidak dia temui itu. "Luna ..." ucap Hana lirih. "Iya, Hana. Kamu mau tahu kenapa aku dan Mas Marvin bisa di sini? Iya, kan?" Hana mengangguk cepat.

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 94. Teror di Rumah Hana

    Sebuah bungkusan plastik yang isinya sudah berhamburan keluar. Banyak darah di sekitar plastik hitam itu. Hana bertakbir karena terkejut melihat hal itu. Tak lama kemudian terdengar lagi suara kaca dilempar batu. "Astaghfirullah hal adzim!" seru Hana dan Lita hampir bersamaan."Apa lagi itu, Bu?" tanya Lita yang melihat kertas yang sudah diremas-remas ada di dekat batu yang dipakai untuk melempar. Hana dengan hati-hati mengambil kertas itu dan membukanya. Matanya melotot ketika melihat tulisan berwarna merah menyala itu. "MAT* KALIAN!" eja Lita saat membaca tulisan yang ada di kertas. "Siapa yang melakukan ini, Bu? Saya takut sekali, Bu," kata Lita kemudian. "Ayo kita masuk ke dalam kamar! Aku harus minta bantuan karena kita sudah diteror," balas Hana. Dia kemudian mengajak Lita untuk ke kamarnya. Saat itu Hana ponsel Hana terletak di dalam kamarnya. Dengan langkah yang cepat keduanya berjalan menuju ke kamar Hana. Sesampainya di kamar, Hana segera mengambil ponsel miliknya unt

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 93. Pengakuan Lita

    Hana membawa Lita ke klinik terdekat untuk diperiksa. Masih dengan ditemani pengacara dan juga polisi. Dan saat pemeriksaan Lita selesai, Hana pun pulang ke rumah.Asam lambung Lita naik karena dia terlalu stres dan juga makan tidak teratur. Dia membawa Lita pulang ke rumah agar bisa dipantau dengan baik. "Dia siapa, Nak?" tanya Ibu Muh saat mengantarkan Keenan pulang ke rumah Hana. "Dia karyawan Mas Adam, Bu. Ada hal yang ingin dia sampaikan ke Hana tapi kemarin dia sempat hilang. Baru tadi ketemu tapi malah dia sakit," jawab Hana. "Oh begitu. Semoga masalahmu cepat selesai, ya, Nak. Dan semoga Nak Adam cepat pulih juga seperti semula.""Aamiin. Terima kasih, ya, Bu, sudah mau Hana repotkan terus.""Gak apa-apa, Nak. Ibu malah senang jadi ada kegiatan ngurus Keenan. Badan Ibu rasanya sakit kalau gak dipakai ngapa-ngapain," sahut Ibu Muh. Walaupun menempuh jarak yang tidak dekat, Ibu Muh tidak pernah mengeluh. Dia dan Pak Muh sama-sama baiknya. Terkadang Ibu Muh diantar Pak Muh ke

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 92. Bertemu Lita

    Hana terus memaksa Lina untuk mengantarkan dirinya ke tempat Lita. Dia sudah tidak sabar mengetahui apa yang hendak dibicarakan oleh Lita kepadanya. "Tapi Lita bilang nanti setelah pulang kantor, Bu. Lita bilang takut ada yang mengikuti," ucap Lina mengutarakan alasannya. "Siapa yang akan mengikuti? Sebenarnya apa yang Lita tahu? Apa kamu tahu?" tanya Hana pada Lina. Lina menggelengkan kepala. Lina hanya penyampai pesan. Dia memang tak tahu apapun karena dia bukan di bagian keuangan. Dia dan Lita memang sudah berteman lama dan kebetulan bertemu kembali di satu kerjaan. Hanya Lina yang Lita percaya. Sehingga dia memberikan pesan untuk Lina sampaikan pada Hana. Dia sudah tak bisa menahan rahasia bisnis Adam lebih lama lagi karena ada beberapa orang yang mencari dirinya. "Kamu gak usah takut. Nanti sebelum kita sampai di tempat Lita, kita mampir ke kantor polisi untuk minta pengawalan dan perlindungan," ucap Hana menjawab kegundahan Lina. Setelah memikirkannya matang-matang, akhirn

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 91. Kabar Baik

    Hana mengendari motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dalam otaknya hanya berpikiran supaya cepat sampai di rumah sakit. Air matanya tak berhenti mengalir di sepanjang jalan. Tentu saja dia sudah menitipkan Keenan pada Bu Muh. Kebetulan atau tidak, Allah sudah merancang semuanya. Saat pihak rumah sakit menelepon dan meminta Hana untuk datang, kebetulan yang pas karena Bu Muh sedang berkunjung. Perjalanan kali ini terasa sangat lama sekali padahal Hana sudah berusaha cepat. Sebenarnya pihak rumah sakit tak menjelaskan apapun. Hanya saja Hana khawatir dan sampai punya pikiran yang tidak-tidak karena petugas yang menelepon dirinya mengatakan jika ada hal yang mendesak yang mengharuskan Hana untuk datang saat itu juga. "Dok! Sus! Ada apa? Suami saya baik-baik saja, kan?" Setengah berlari Hana menghampiri dokter dan perawat yang tengah berdiri di depan ruangan ICU. Keduanya sontak menoleh ke arah Hana tanpa ekspresi apapun. "Mari ikuti saya, Bu!" ajak perawat itu. Pintu ICU dibuka

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 90. Temuan

    Kejanggalan itu terjadi beberapa tahun lamanya. Dan suaminya tak menyadari hal itu. Dalam hatinya Hana bertekad harus menemukan Lita bagaimana pun caranya. Dia kemudian keluar dari ruangan dan mencoba bertanya ke beberapa karyawan yang ada di sana. Namun sayang tidak ada satu pun yang tahu alamat rumah Lita karena Lita hanya menyewa kamar. "Dulu sebelum pindah saya tahu, Bu. Tapi sudah hampir sebulan dia pindah dan saat saya mau main ke kosnya selalu tidak boleh sama Lita," kata teman yang bisa dibilang dekat dengan Lita saat ke kantor. "Oh begitu, ya. Boleh gak saya minta alamat kos yang lama?"Karyawannya itu langsung menuliskan sebuah alamat dan menyerahkannya kepada Hana. Hari berikutnya, Lita benar-benar tidak masuk kantor. Itu dapat diartikan bahwa Lita benar-benar mengundurkan diri dari kantornya. Setelah menyelesaikan beberapa urusan kantor, Hana keluar kantor dengan tujuan ke alamat kos Lita yang lama. Setelah berputar selama kurang lebih satu jam akhirnya Hana dapat men

DMCA.com Protection Status