Share

Pulang Tiba-Tiba

Penulis: yuelan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Arrggh!" jerit Aster tangannya disambar sosok tersebut.

Panci terayun. Jatuh ke lantai dan berbunyi gaduh.

Sosok berbaju hitam itu lebih dulu memutar badan sebelum panci mengenai dirinya. Dia lebih gesit.

Dia seorang pria muda yang menatap tajam pada Aster. Masih mencengkeram tangan Aster.

"Siapa kamu?" seru orang itu.

Aster mengernyitkan dahi. Dia berusaha menyentakkan tangan.

"Aster! Tomy!" seru Safira.

Aster menoleh ke arah Safira yang berjalan masuk ke dapur. Masih memakai jubah tidur tebal.

Segera menarik tangan Safira lepas dari pria asing tadi.

"Apa yang lakukan, Tomy? Kamu pulang subuh - subuh membuat gempar rumah," marah Safira.

Anti juga datang tergopoh - gopoh. Dia mengucek mata ketika mendapati majikannya sudah ada di sana.

"Lho, tuan Tomy pulang?" celetuknya.

"Nah, bu Anti! Tolong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Rapat Kecil

    "Mana mas David?" tanya Tomy untuk kesekian kalinya. Dan tak ada jawaban pula. Baik Safira mau pun Rendra memilih diam. Tomy menggeser duduknya di sofa. Dia menopang dagu ke arah Aster. "Sejak kapan mas David punya pacar secantik ini? Dia tidak pernah memberitahuku. Apa dia khawatir aku akan merebut calon kakak ipar?" ujar Tomy malas - malasan. Rendra berdeham. Dia membuat Tomy memperbaiki cara duduk santainya. "Kakakmu sangat sibuk sampai tidak ingat memberimu kabar. David dan Aster sudah bekerja sama lama, tapi mereka memutuskan menikah baru - baru saja," beritahu Rendra. "Oh, cinlok ya. Emang sih. Kalau aku kerja sama mbak Aster lama - lama juga jatuh cinta. Baguslah mas David akhirnya menikah. Aku tidak sabar punya keponakan," komentar Tomy. "Tapi, Tomy, sudah dua minggu ini David menghilang," ungkap Rendra berat hati. Tomy terperanjat. Dia menggeram kencang. "Papa jangan bercanda.

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Bersama Adik Ipar

    Tomy mengamati Aster tanpa jeda. Dia tidak menyembunyikan ekspresi penuh tanya. Aster sampai berdiri kikuk. Sabar menunggu Tomy bergerak masuk ke mobil. "Ada yang ingin kamu katakan?" Aster memberanikan diri bertanya. Tomy menggumam tidak. Dia pun naik ke mobil. Juga membiarkan Aster turut naik. "Apa kamu keberatan aku ikut?" kembali Aster bertanya. Tomy hanya melirik. Lebih sibuk menjalankan mobil. "Kita akan mengunjungi sejumlah teman mas David. Apa yang akan kamu katakan kalau mereka bertanya kamu siapa?" ujar Tomy. "Menurutmu apa yang harus aku katakan? Bicara jujur kalau aku tunangan mas David? Atau hanya karyawan yang ikut kamu adiknya?" balas Aster. Tomy mengusap dagu. Dia memandang ke jalan berpikir sesuatu. "Aku belum tahu mas David sudah memberitahu teman - temannya atau belum. Kalian belum mengumumkan ke kolega?" tanya Tomy.

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Petunjuk Samar

    "Brian? Kamu tahu Brian dari Pustaka Gemilang?" Pertanyaan itu bagai menabrak dinding kokoh. Sebuah angin yang terpelanting. Kembali tak terjawab. Tomy memilih bungkam. "Mama dan papa bilang aku nggak boleh dekat - dekat sama dia. Padahal dia klien aku," lanjut Aster. "Nanti aja. Aku mau nyetir dulu," sahut Tomy Maka Aster pun diam. Dia tidak akan lagi membahas Brian kalau keluarga David tidak memulai. Meski dia dalam dilema juga menanggapi permintaan Brian untuk bertemu dalam rangka pekerjaan. Tak berapa lama kemudian Tomy berhenti di suatu rumah besar dengan pagar tinggi. Tomy turun, menuju pagar yang kemudian terbuka oleh seorang sekuriti. Aster pun menyusul turun. "Pak, mas Lucky ada di rumah?" tanya Tomy santai. Sekuriti mengangguk. Tampaknya dia sudah mengenal Tomy, jadi tidak banyak bertanya. Malah mempersilakan Tomy masuk. Juga mengantar sampai ke ruang tamu. Tomy dan Aster duduk menunggu tuan rumah. Ruang tamu itu tidak lah terlalu terang. Cahaya han

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Mencari Jejak

    "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lucky lirih. Tomy tercenung. Dia memutar leher. Aster pun mematung di luar pintu. Tidak sanggup mengangkat muka ke arah sahabat calon suaminya. "Kalau mas Lucky mendengar apa pun soal mas David, tolong segera memberitahuku," jawab Tomy samar. Lucky mengernyit. Dia menelangkan kepala. "Sudah berapa lama?" sahutnya. Tomy menatapnya lekat. Agak berat baginya membagi informasi tersebut. "Dua minggu. Aku akan mencoba ke Kota S," ujar Tomy. "Baiklah. Aku juga akan memasang mata dan telinga. Dia akan baik - baik saja. Jaga calon kakak iparmu. Pastinya David tidak mau sesuatu hal buruk menimpa calon istrinya," tandas Lucky. Tomy mengangguk. Dia pun berpamitan. Begitu pula dengan Aster. Keduanya menuju mobil di luar pagar. Diam dalam proses masuk ke mobil. Aster menarik sabuk pengam

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Tak Tahu Waktu

    Aster membeliak melihat nama di layar ponsel. Untuk apa pula dia nekat menelepon. Apa belum kapok juga. Atau dia memang seorang yang terjepit kondisi. Aster mengabaikan telepon tersebut. Dia tidak mau membuat hatinya makin sakit. "Siapa? Kenapa tidak diangkat?" "Bukan siapa - siapa. Biarkan saja." Namun orang itu kembali menelepon. Suara dering makin memekakkan telinga Aster. Seakan berteriak langsung ke telinga Aster. Dia menggeram kesal. "Siapa sih? Ganggu banget. Angkat saja. Atau kamu mau aku yang angkat?" sergah Tomy. "Mantan pacarku. Dia punya utang padaku, tapi tingkahnya seakan aku yang berutang padanya," ungkap Aster pasrah. Tomy menepikan mobil. Dia lalu meminta ponsel Aster. Begitu telepon dari Reno kembali masuk, Tomy menekan tombol angkat. "Lama sekali kamu angkat. Jangan sok sibuk, Aster. Bukan k

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Tak Bisa Menghindar

    Hari kemarin Tomy tidak melanjutkan menuju tempat sahabat David yang lain. Dia membawa Aster kembali ke rumah. Dia sendiri lantas mengunci diri di kamar. Sementara Aster masuk ke kamar David. Namun Aster tidak tinggal lama. Dia pamit pulang ke rumahnya sendiri. Ibu mertuanya pun menyuruh sopir mengantar Aster pulang. Dia tidak mau ada apa - apa pada Aster. Terlebih Rendra memberitahu kalau kiriman makanan tempo waktu ternyata ada racun. Bukan racun yang mematikan. Namun tetap saja berbahaya. Rendra masih melacak bagaimana makanan tersebut bisa diracuni dan diantar. Aster tidak mengerti ada orang yang sampai berbuat demikian pada dirinya. Salah apa Aster pada orang itu? Lantas siapa orang tersebut? "Mbak Aster, mau berangkat sendiri apa sama aku?" tanya Fuad mengaburkan lamunan

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Terpaksa Bertemu

    Pesan Aster dibalas sendiri oleh nomor baru. Meski tidak perlu ada keterangan, Aster tahu milik siapa. Dia pun menyimpan nomor tersebut sebelum menjawab. Agaknya perlu berpikir panjang terlebih dahulu. Dia tidak bisa mengedepankan perasaan semata. /Saya harap kita bisa bertemu besok di hotel Semilir pukul 10 pagi. Saya perlu segera membereskan urusan rebranding ini./ Aster seakan mendengar nada tajam penuh tekanan. Sebuah perintah yang tak bisa diabaikan. Jelas harus dipatuhi tanpa tapi - tapi. Dan lama kelamaan Aster membenci hal tersebut. "Ayo pulang, Mbak," ajak Dini. Dia berdiri di dekat meja Aster, membelai perutnya. "Ayo, Din. Sudah ditunggu ya?" sahut Aster beranjak dari area kerjanya. Dini membenarkan. Mereka hendak memeriksakan kandungan Dini. Sampai di bawah, Dini menuju suaminya. Berpisah dengan Aster yang melanjut

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Kepingan Yang Terserak

    "Kapan?" cicit Aster. "Dia tidak mengatakan. Tiba - tiba dia mendapat telepon lalu pamit pergi," hela Tomy. Aster memejam mata sejenak. Dia menautkan tangan di pangkuan. Dia geram sendiri. Satu hal, dua hal, dia menemukan. Namun itu hanyalah potongan yang berbeda. Tidak dapar disatukan. Bagai keping puzzle yang berbeda posisi. Ditemukan acak tanpa adanya gambaran besar. "Kamu punya nomor telepon Andre?" tanya Aster. Sayangnya Tomy menggeleng. Dia bisa memotret Andre, tapi tidak mendapat kontaknya. Membuat Aster mengangguk pasrah. Dia mengaduk kopinya. Diminum perlahan beberapa teguk. "Dia tidak mengatakan apa pun soal perusahaannya? Nama? Alamat? Mungkin bisa kita cari," usul Aster. "Belum. Dia belum menyebutkan detail. Kurasa kita perlu kebetulan lain untuk bertemu Andre. A-pa..., mbak Aster tidak ada nomor y

Bab terbaru

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Hari - Hari Penuh Cinta

    "Aster," sebut Brian. Dia maju meraih tangan Aster, yang langsung ditampik oleh David. Keduanya lantas beradu pandang. Aster ditarik mendekat oleh David. Lengan David melingkar di pundaknya. "Jaga tanganmu dari istriku!" desis David penuh ancaman. Brian menyeringai. "Sebentar lagi dia akan meninggalkanmu karena tempramen labilmu, Dav. Aku sih mau saja menerima anakmu juga." Gerakan David begitu cepat. Dia mendorong Brian sampai terhempas menabrak dinding. Lekas Jimmy menahan Brian. Menariknya menjauh dari David yang berdiri dengan nafas menderu. Tanpa takut Aster menyentuh tangan suaminya. "Mas... sudah." Seketika David menoleh. Nafasnya melembut. "Sayang, maaf. Aku... ayo kita masuk saja. Tidak perlu bicara dengan pria konyol ini." Brian tertawa. Dia berusaha melepaskan diri dari kuncian Jimmy. "Aster, kembalilah padaku saja. David tidak pantas mendapat dirimu. Aku bisa menyayangimu dan anakmu." David sudah hampir merangsek maju. Namun cengkeraman kuat tangan Aster

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Pertemuan

    Aster mencubit tangan David. "Mengaku saja! Aku menemukan buku harian mas David di sini." David menegakkan diri. Dia mengusap leher Aster yang berdenyut lembut. "Wah... ternyata istriku. Kamu penasaran ya?" Aster mencubit makin sering. Dia jadi jengkel kalau digoda begitu. Dia menarik diri dari suaminya. Tanpa mengindahkan David yang membujuk, Aster berbaring. Dia memejamkan mata tidak mau mendengar David. Sang suaminya turut berbaring di sebelahnya. Tangannya melingkar di pinggang Aster yang berbaring miring. "Jangan marah, Sayang. Aku bercanda." Aster menggumam. Dia menyuruh David bergeser. "Anakku bilang ruangannya sempit." David tertawa pelan. Dengan rela bergeser sejengkal di belakang Aster. Sebentar lagi akan berubah keinginan istrinya. "Sayang... sudah tidur?" bisik David. Dia mendekat lagi. Namun Aster menggeram pelan. * David memegang tangan dan menyangga punggung Aster. Telaten membantu istrinya berjalan. "Awas lantainya tidak rata, Sayang." Mereka tengah

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Hidup yang Lebih Baik

    David berkacak pinggang. Dia mengerutkan dahi ke arah Jimmy. Asisten kepercayaannya tidak berani mengarahkan pandang pada David. Hanya ke arah leher David, yang sayangnya malah membuat Jimmy salah tingkah. Dia memutar mata ke pundak David saja. David memicingkan mata. "Kenapa kamu? Ada kesalahan yang tengah terjadi?" "Tidak, Bos. Semua berjalan lancar. Hanya saja... Anda yakin berangkat ke kantor hari ini?" Jimmy mengulas senyum hormat. "Memang kenapa? Aku sudah siap kembali menjadi David seperti sebelum hilang. Kamu mulai meragukanku, Jim? Apa Tomy semakin baik dan kamu mau beralih pada adikku?" Jimmy menggeleng cepat. "Tidak, Bos! Bos Tomy sudah punya asisten sendiri. Lagi pula beliau masih staf." "Kau sudah memanggilnya bos." David menerima tas yang Aster serahkan. Istrinya memberi senyum paling manis yang membuat David bersemangat. Namun tiba - tiba Aster berubah membelalak. Wajahnya memerah. "Mas, ke kamar sebentar." David mengerutkan dahi. Tapi dia mengikuti Aste

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Awal Bahagia

    Aster duduk lemas di bawah tempat tidur. Bersandar ke kasur dengan kaki diluruskan. Suaminya turut duduk di sebelah Aster. Dengan telaten menyeka keringat yang membasahi muka. "Masih mual?" Kepalanya diangguk pelan. Itu pun tetap terasa tidak nyaman. Dia menarik tangan David dan digenggam kuat. "Mas... apa aku hamil ya? Harusnya sudah datang bulan. Rasanya juga enggak nyaman mau apa - apa." David melebarkan mata. Raut riang menyeruak. "Kita ke dokter langsung ya, Sayang? Kita pastikan ke ahlinya langsung. Karena ini pertama buat kita." Aster mendekat ke suaminya, menyandar manja. "Mas daftar dulu ke dokternya, aku masih lemah." David mengecup dahi Aster. Dia terkekeh pelan. Tangannya agak gemetaran karena begitu antusias. Selesai bersiap dan Aster sudah merasa lebih baik, mereka pun berangkat ke rumah sakit. David sudah mendaftar ke dokter kandungan yang ternyata adalah temannya. Aster menggamit lengan David saat memasuki rumah sakit. Dia memandang ke sekeliling dengan c

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Berhenti

    Dari David yang segera memberi perintah pada Jimmy untuk mencari informasi, Aster jadi tahu kalau selama ini Ari lebih sering tinggal di luar negeri. Di sana dia tinggal bersama seorang wanita yang sekarang sudah diceraikan. Karena itu dia kembali. Aster harap dia tidak mencoba mendekati Aster lagi. Dalam lubuk hatinya Aster tak memiliki rasa rindu. Sama sekali tak tergerak untuk mengetahui lebih soal sosok ayah kandung. Seakan ruang dalam hati Aster telah hampa. Dia tak lagi mau tahu. Tak mau bertemu pula. David yang baru pulang kerja selesai mandi. Sambil mengeringkan rambut dia duduk di sebelah istrinya. "Ayo kita pergi bulan madu saja." Istrinya malah menggeleng pelan. "Di rumah saja. Atau ke hotel." David meringis. Handuk ditaruh sebelum merangkul pinggang istrinya. "Kau perlu melihat dunia luar yang lain, Aster sayang." "Belum ingin. Di sini saja." Aster menaruh kepala ke dada David. "Aku mau datang ke persidangan." "Kamu yakin, Sayang?" David mengusap kepala

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Kejutan

    Aster merapat ke David. Dia tidak berani menyentuh kue yang diberikan. Pikiran ada orang di sana yang tengah memperhatikan membuatnya merinding. Dingin tengkuknya terasa. David melingkarkan tangan ke pinggang Aster. Memberinya tekanan lembut menenangkan. "Kita tunggu sebentar." "Apa ya, Mas? Kenapa aku merasa tidak nyaman." Aster menautkan jari - jemari dengan gelisah. Senyum hangat David sedikit menenangkan Aster. Dia pun tak malu mengecup pelipis Aster di tempat umum. Sampai suara langkah kaki berhenti di dekat meja mereka. Pegawai restoran datang dan mengangguk sopan. "Maaf, Bapak dan Ibu sudah menunggu. Saya Edwin manager restoran," ujar pria itu mengulurkan tangan. David melepas Aster. Dia menjabat kuat tangan Edwin. "Terima kasih sudah berkenan menemui kami, pak Edwin. Saya David, dan ini istrinya Aster." Tanpa berbasa - basi manager restoran itu mempersilakan David dan Aster mengikuti dirinya. Mereka diajak ke ruang meeting kecil. Seseorang sudah ada di sana.

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Kepercayaan

    Aster terkesiap. Dia membuka bibir ragu. "Mas... waktu Brian...." David menaruh bibirnya di atas bibir Aster. Seketika membungkam perkataan istrinya. "Dia tidak menyentuhmu," desis David dengan mata menyala. Tangan David melingkar ke pinggang Aster erat - erat. "Kalau dia sudah sentuh kamu, maka sudah kupatahkan pula kedua tangannya." "Mas...." David kembali menghentikan kegelisahan Aster dengan lumatan lembut. Sentuhan tangannya mengusap lembut punggung sang istri. "Cukup, Sayang. Aku percaya kamu tidak melakukan apa pun dengan brengsek itu. Kekerasan yang dia lakukan padamu akan dibayar. Simpan rapat memori itu, Sayang. Pikirkan saja kebahagian kita berdua. Hehm... oke?" Pelan - pelan Aster membalas pelukan David. Dia sandarkan dirinya pada dada bidang pria yang menjadi rumahnya kini. Arin pergi ke rumah David menjelang malam. Ada penjaga yang mengantar dan menjemputnya. Tinggallah hanya Aster dan David di rumah baru tersebut. Penjaga ada luar rumah. Tidak ada yang men

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Mengurai Simpul

    Safira tampak kaget. Dia berdeham. "Mama mau lanjut masak. Tidak usah dibantu. Kalian istirahat saja sana." David bergeming. "Ma... apa yang mama sembunyikan?" "Tidak ada!" Safira kembali menyiapkan bahan masakan. Langsung sibuk tak mau diganggu. Aster pun menyentuh lengan suaminya. Dia jadikan topangan untuk berdiri. Serta mengajak David naik ke kamar. "Aku rasa mama tahu lebih banyak soal ayah kandungku," ujar Aster lelah. Dia mendudukkan diri ke tepi tempat tidur. David ikut duduk di sebelahnya setelah menutup pintu. "Tidak heran, Sayang. Mamaku itu, dia sangat mengerikan. Dia memiliki sumber daya yang tak disangka," ungkap David. Dia menghela nafas. "Karena itu, Sayang, aku kesal kenapa mereka tidak bisa segera menemukanku sewaktu diculik. Seakan mereka memiliki rencana tersendiri sampai membiarkan anaknya menderita." Aster memutar badan. Tangan kecilnya menyentuh rahang kokoh David. "Sudah, Sayang. Maafkan papa dan mama. Yang penting, sekarang kita sudah bersama." D

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Terkuaknya Rahasia

    Fuad memandang muram pada Aster. Lalu beralih ke David. Bahunya luruh turun. "Lakukan saja, Mas David. A-ku... kami pantas mendapatkannya." Fadil menoleh marah. Dia berseru lantang pada saudaranya. "Bodoh! Kamu sudah gila, Fu! Aku saudaramu!" Fuad mengangkat muka, memandang lekat pada Fadil. "Karena itu... itulah alasanku, Fad. Kamu saudara yang aku tak sampai hati membiarkanmu terperosok makin dalam." Aster mendekat ke suaminya. "Mas, ada apa ini? Kalian bicara soal apa?" Suami Aster merangkulnya. Dia mengajak mereka semua keluar dari pantry. Tak terduga, Fadil berjalan lebih dulu. Dia berlari ke arah pintu. Fuad berseru kaget. Namun David mencegah Fuad berlari mengejar saudara kembarnya. "Ada orangku di bawah. Fadil tidak akan bisa kemana - mana." Lelaki muda itu mengangguk pasrah. Dia beralih menghadap pada Aster yang masih tidak memahami keadaan. Tak ada keberanian dalam diri Fuad memandang Aster. Dia mengarahkan mata ke bayangan Aster. "Mbak ... aku menyesal. Ini semua

DMCA.com Protection Status