Share

Ketika Lampu Mati

Penulis: yuelan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

David melambaikan tangan. Dia berdiri di samping mobilnya. Berada di parkir basement gedung kantor.

Aster menoleh ke kiri kanan. Sepi tidak ada orang. Dia pun berlari kecil mendatangi David.

"Kenapa? Takut ketahuan?" goda David.

"Bukan. Takut diculik alien," sahut Aster sekenanya.

David tertawa pelan. Dia membukakan pintu agar Aster bisa naik. Lalu memutari mobil, duduk di kursi kemudi.

"Aku sudah beli tiket. Film romantis thailand. Nggak apa apa kan?" ujar David.

"Oke, nggak apa apa. Asal bukan horor," jawab Aster.

"Tidak lah. Aku saja tidak suka horor."

"Ih, iya kah? Cowok cowok biasanya suka horor."

"Yeah, aku bukan cowok cowok biasanya."

Aster mencebik. Dia membenarkan sabuk pengaman. Duduk beringsut sampai nyaman.

"Baguslah. Tidak memakai film horor sebagai alasan buat jadi pahlawan ke cewek."

"I know metode yang lebih keren."

"Sound fishy."

David mendengkus. Dia menggeleng geleng tak suka. Dia bilang kalau metode film horor sudah terlalu kampungan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Makan Ramen Berdua

    "Kita makan dulu yuk," ajak David. Tanpa ragu David memegang tangan Aster. Dia pegang pergelangannya. Seakan memang di sanalah seharusnya berada. "Em..., tapi tempat lain saja. Kalau di sekitar sini nanti masih ketemu mereka," jawab Aster. Dia pun membiarkan David memegangnya. Jantungnya sudah bekerja sama baik. Perutnya saja yang terus bergejolak panas. David mengangguk. Dia membawa Aster bergegas ke tempat parkir. Mereka menuju mobil. Dengan aman keluar dari mall. Bergulir di jalan raya yang tidak akan bertemu Fuad dan kakak kembarnya. Juga Dini yang pastinya tengah ada di rumah. David membawa Aster ke restoran jepang. Mereka memesan ramen. Aster melihat David makan dengan lahap. "Kukira makanan timur tengah kesukaanmu?" kata Aster. "Ya. Aku suka banyak jenis makanan. Pedas pun suka," beritahu David.

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Jadi Berbeda ?

    Mereka tidak melihat bintang. Tidak berusaha sedikit pun. Langit sempat cerah tanpa polusi. Selesai makan David mengantarkan Aster sampai ke rumah. Tanpa adanya percakapan. Hanya sempat berdebat singkat di depan kasir restoran. Namun David yang menang. Dia mengancam akan membuat revisi kalau Aster nekat membayar. Kemudian mereka menjadi patung bergerak. David menghentikan mobil di depan pagar. Aster berkutat dengan sabuk pengaman. Sambil menahan senyum, David membantu melepaskan tali tersebut. "Kurasa aku harus membawanya ke bengkel. Dia berulang kali menolak membebaskanmu," kelakar David. "Jangan jangan pemiliknya yang sengaja ngrusak," balas Aster. Dia memutar badan. Bersegera menekan handle pintu. Hendak melangkah keluar. Dan dia pu

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Masak Tidak Rindu

    "Siapa itu, Mbak?" heran Panji melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah. Mereka berdua sampai di rumah setelah mampir ke beberapa tempat. Aster tidak segera membawa adiknya pulang. Mereka makan di luar dan mampir belanja. Aster pun mengamati mobil tak asing itu. Bukan kah itu salah satu mobil David. Bagaimana bisa ada di depan rumahnya. Maka Aster segera memasukkan mobil ke teras. Dia keluar kembali menghampiri mobil tersebut. Tidak dijawab sama sekali keingintahuan Panji. Pintu mobil terbuka begitu Aster mendekat. David berjalan tegap menghampiri Aster. Dia tampak kusut berantakan. Masih memakai celana training dan hoodie longgar. Dia belum bercukur dilihat dari mukanya yang abu samar di atas bibir dan dagu. Malah mungkin hanya mencipratkan air ke muka. Rambutnya pun berantakan. Benar benar bukan David yang perlente. Kesan angkuh wibawanya tersapu. "David? Kamu nggak

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Tidak Boleh Coba Coba

    Panji bangun setelah tidur dari siang. Dia menggaruk kepala sambil menyapa kakaknya. Ringan melompat ke sebelah Aster. Begitu santai mengambil sepotong kentang dari piring di tangan Aster. Ikut menonton televisi yang menyiarkan sinetron remaja. Kakaknya menonton tanpa kedip. "Sudah pulang?" tanya Panji. "Siapa?" jawab Aster. "Hagrid cabang batavia." Aster berkerut dahi. Masak ya dimiripin dengan makhluk setengah raksasa. Lagi pula kumis dan jenggot David tidak selebat itu. Mungkin kalau genap seminggu tidak bercukur baru lebih mirip lagi. Ditambah jas besar dan payung kuning. Termasuk sikap kekanakan penuh manjanya. "Hei, dia bukan Hagrid." "Terus? Waras nggak? Mobil boleh mewah, tapi buluk kayak gel

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Di Bawah Meja

    "Din, hari ini ada meeting apa saja?" tanya Aster begitu sampai kantor. Dini melesat ke meja Aster. Ditangannya terbuka buku agenda. Tercatat apa saja kegiatan mereka. "Jam 11 ketemu manager H, bahas perpanjangan kontrak. Jam 2 ketemu pak David finalisasi logo," Dini membaca catatannya. Aster mengerang pelan. Dia menyuruh Dini kembali ke mejanya. Dia sendiri hendak menyiapkan diri. "Beneran deh, Mbak. Kamu kalau sedang tidak enak badan, ijin saja. Auto acc," kata Fuad. Pria yang suka memakai vest di atas kemejanya itu menatap Aster lekat. Dia duduk tegak di kursi depan meja Aster. Tengah menyerahkan berkas yang akan dibawa Aster menemui klien klien. "Aku nggak apa apa. Aku nggak sakit. Memangnya aku terlihat pucat?" sungut Aster seraya menyentuh dahi sendiri. "Enggak sih. Tapi muka mbak itu kucel. Nggak fresh gitu. Kayak sayur pada jam ja

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Tidak Mau Berpisah

    "Dav, mau kemana?" tanya Aster. David memegang tangannya meski tengah mengemudi. Senyum di wajahnya tiada surut. Namun tidak memberitahu Aster kemana mereka hendak menuju. Lalu lintas padat tak mengendurkan semangat David. Dia berkelit mencari jalan yang lebih sepi. Bergerak menjauh dari kota. "Kamu jangan macam macam ya!" ancam Aster. "Enggak lah. Satu macam saja," kelakar David. Aster memberengut. Begitu tangannya bebas, dia melipat tangan di atas perut. Pandangan pun dilempar ke arah jendela. "Aku nggak suka ya kalau kamu seenaknya sendiri. Aku itu bukan cewek gampangan," kata Aster menegaskan. David menoleh. Dia menyentuh pipi Aster. Tampak luluh dengan amarah Aster yang sungguh sungguh. "I am sorry, Aster. Aku terlalu antusias. Aku, well, I miss you too much. Aku seneng banget ketemu kamu. A-ku, aku nggak mau jauh jauh dari kamu," ungkap David. "Dav, berpikirlah jernih. Kamu itu kayak remaja baru jatuh cinta. Sadar lah!" teg

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Baru Sadar Ada yang Aneh

    Tidurnya kembali didatangi mimpi yang membuat debaran jantung. Kejar kejaran di reruntuhan. Jatuh dari tempat tinggi. Terbangun duduk. Terengah engah dengan keringat membanjiri pelipis. Aster memegang dada yang kembang kempis. Aster menoleh ke jam weker. Pukul empat pagi. Masih sangat gelap di luar sana. Kesulitan untuk melanjutkan tidur, Aster duduk bersandar ke headboard. Dan meraih ponsel di nakas. Dia tidak tahu mau berbuat apa. Ponselnya yang melambai lambai minta diberi perhatian. Suara notifikasi terdengar. Layarnya berkedip kedip. Ada pesan dari David. Terkirim pada pukul dua tadi. Aster pun membukanya. /Aku nggak sabar bertemu papa kamu./ Aster menghela nafas. Dia menaruh ponsel lalu mengusap muka. Masih belum bisa menerima betapa cepatnya David bertindak. Dia pun memejamkan mata. Sambil memijat pelipis. David itu nyata atau tidak sih. Bagaimana bisa setelah bertemu tak sengaja, dia bagai terjampi jampi. Padahal dulu sering bertemu ketika awal bekerja sama,

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Memikirkan Sekretaris

    Kantor berjalan normal. Pekerjaan yang harus diselesaikan. Pekerjaan baru yang perlu dikejar. Dan tiba-tiba Aster kehilangan fokus ketika Dini bicara padanya. Padahal soal pekerjaan. Juga berisi berita baik. "Apa tadi, Din?" tanya Aster meminta Dini mengulang. Dini yang bersabar mau mengulang berita baik. Dia pun menyerahkan sebuah berkas. Aster menerima dan membukanya dengan tetap memandang Dini. "Yessi, sekretaris pak David, kirim surel berita acara. Mereka sudah setuju dengan semua desain. Kontrak juga sudah ditandatangan. Kita bisa mengambilnya serta mengirim mock up. Bisa aku teruskan ke Fuad agar dia bisa memproses produksi mock up?" "Yessi?" sebut Aster. Di lidahnya terasa asam. Dia pun mengerutkan dahi. Sekretaris David seorang perempuan. Ah, bukan kah mereka pernah bertatap muka. Yessi seorang gadis manis yang berpenampilan rapi nan anggun. Dia datang pagi-pagi ke kediaman pribadi bosnya? "Iya. Kenapa dengan sekretaris pak David, Mbak?" heran Dini. "Ah, en

Bab terbaru

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Hari - Hari Penuh Cinta

    "Aster," sebut Brian. Dia maju meraih tangan Aster, yang langsung ditampik oleh David. Keduanya lantas beradu pandang. Aster ditarik mendekat oleh David. Lengan David melingkar di pundaknya. "Jaga tanganmu dari istriku!" desis David penuh ancaman. Brian menyeringai. "Sebentar lagi dia akan meninggalkanmu karena tempramen labilmu, Dav. Aku sih mau saja menerima anakmu juga." Gerakan David begitu cepat. Dia mendorong Brian sampai terhempas menabrak dinding. Lekas Jimmy menahan Brian. Menariknya menjauh dari David yang berdiri dengan nafas menderu. Tanpa takut Aster menyentuh tangan suaminya. "Mas... sudah." Seketika David menoleh. Nafasnya melembut. "Sayang, maaf. Aku... ayo kita masuk saja. Tidak perlu bicara dengan pria konyol ini." Brian tertawa. Dia berusaha melepaskan diri dari kuncian Jimmy. "Aster, kembalilah padaku saja. David tidak pantas mendapat dirimu. Aku bisa menyayangimu dan anakmu." David sudah hampir merangsek maju. Namun cengkeraman kuat tangan Aster

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Pertemuan

    Aster mencubit tangan David. "Mengaku saja! Aku menemukan buku harian mas David di sini." David menegakkan diri. Dia mengusap leher Aster yang berdenyut lembut. "Wah... ternyata istriku. Kamu penasaran ya?" Aster mencubit makin sering. Dia jadi jengkel kalau digoda begitu. Dia menarik diri dari suaminya. Tanpa mengindahkan David yang membujuk, Aster berbaring. Dia memejamkan mata tidak mau mendengar David. Sang suaminya turut berbaring di sebelahnya. Tangannya melingkar di pinggang Aster yang berbaring miring. "Jangan marah, Sayang. Aku bercanda." Aster menggumam. Dia menyuruh David bergeser. "Anakku bilang ruangannya sempit." David tertawa pelan. Dengan rela bergeser sejengkal di belakang Aster. Sebentar lagi akan berubah keinginan istrinya. "Sayang... sudah tidur?" bisik David. Dia mendekat lagi. Namun Aster menggeram pelan. * David memegang tangan dan menyangga punggung Aster. Telaten membantu istrinya berjalan. "Awas lantainya tidak rata, Sayang." Mereka tengah

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Hidup yang Lebih Baik

    David berkacak pinggang. Dia mengerutkan dahi ke arah Jimmy. Asisten kepercayaannya tidak berani mengarahkan pandang pada David. Hanya ke arah leher David, yang sayangnya malah membuat Jimmy salah tingkah. Dia memutar mata ke pundak David saja. David memicingkan mata. "Kenapa kamu? Ada kesalahan yang tengah terjadi?" "Tidak, Bos. Semua berjalan lancar. Hanya saja... Anda yakin berangkat ke kantor hari ini?" Jimmy mengulas senyum hormat. "Memang kenapa? Aku sudah siap kembali menjadi David seperti sebelum hilang. Kamu mulai meragukanku, Jim? Apa Tomy semakin baik dan kamu mau beralih pada adikku?" Jimmy menggeleng cepat. "Tidak, Bos! Bos Tomy sudah punya asisten sendiri. Lagi pula beliau masih staf." "Kau sudah memanggilnya bos." David menerima tas yang Aster serahkan. Istrinya memberi senyum paling manis yang membuat David bersemangat. Namun tiba - tiba Aster berubah membelalak. Wajahnya memerah. "Mas, ke kamar sebentar." David mengerutkan dahi. Tapi dia mengikuti Aste

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Awal Bahagia

    Aster duduk lemas di bawah tempat tidur. Bersandar ke kasur dengan kaki diluruskan. Suaminya turut duduk di sebelah Aster. Dengan telaten menyeka keringat yang membasahi muka. "Masih mual?" Kepalanya diangguk pelan. Itu pun tetap terasa tidak nyaman. Dia menarik tangan David dan digenggam kuat. "Mas... apa aku hamil ya? Harusnya sudah datang bulan. Rasanya juga enggak nyaman mau apa - apa." David melebarkan mata. Raut riang menyeruak. "Kita ke dokter langsung ya, Sayang? Kita pastikan ke ahlinya langsung. Karena ini pertama buat kita." Aster mendekat ke suaminya, menyandar manja. "Mas daftar dulu ke dokternya, aku masih lemah." David mengecup dahi Aster. Dia terkekeh pelan. Tangannya agak gemetaran karena begitu antusias. Selesai bersiap dan Aster sudah merasa lebih baik, mereka pun berangkat ke rumah sakit. David sudah mendaftar ke dokter kandungan yang ternyata adalah temannya. Aster menggamit lengan David saat memasuki rumah sakit. Dia memandang ke sekeliling dengan c

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Berhenti

    Dari David yang segera memberi perintah pada Jimmy untuk mencari informasi, Aster jadi tahu kalau selama ini Ari lebih sering tinggal di luar negeri. Di sana dia tinggal bersama seorang wanita yang sekarang sudah diceraikan. Karena itu dia kembali. Aster harap dia tidak mencoba mendekati Aster lagi. Dalam lubuk hatinya Aster tak memiliki rasa rindu. Sama sekali tak tergerak untuk mengetahui lebih soal sosok ayah kandung. Seakan ruang dalam hati Aster telah hampa. Dia tak lagi mau tahu. Tak mau bertemu pula. David yang baru pulang kerja selesai mandi. Sambil mengeringkan rambut dia duduk di sebelah istrinya. "Ayo kita pergi bulan madu saja." Istrinya malah menggeleng pelan. "Di rumah saja. Atau ke hotel." David meringis. Handuk ditaruh sebelum merangkul pinggang istrinya. "Kau perlu melihat dunia luar yang lain, Aster sayang." "Belum ingin. Di sini saja." Aster menaruh kepala ke dada David. "Aku mau datang ke persidangan." "Kamu yakin, Sayang?" David mengusap kepala

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Kejutan

    Aster merapat ke David. Dia tidak berani menyentuh kue yang diberikan. Pikiran ada orang di sana yang tengah memperhatikan membuatnya merinding. Dingin tengkuknya terasa. David melingkarkan tangan ke pinggang Aster. Memberinya tekanan lembut menenangkan. "Kita tunggu sebentar." "Apa ya, Mas? Kenapa aku merasa tidak nyaman." Aster menautkan jari - jemari dengan gelisah. Senyum hangat David sedikit menenangkan Aster. Dia pun tak malu mengecup pelipis Aster di tempat umum. Sampai suara langkah kaki berhenti di dekat meja mereka. Pegawai restoran datang dan mengangguk sopan. "Maaf, Bapak dan Ibu sudah menunggu. Saya Edwin manager restoran," ujar pria itu mengulurkan tangan. David melepas Aster. Dia menjabat kuat tangan Edwin. "Terima kasih sudah berkenan menemui kami, pak Edwin. Saya David, dan ini istrinya Aster." Tanpa berbasa - basi manager restoran itu mempersilakan David dan Aster mengikuti dirinya. Mereka diajak ke ruang meeting kecil. Seseorang sudah ada di sana.

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Kepercayaan

    Aster terkesiap. Dia membuka bibir ragu. "Mas... waktu Brian...." David menaruh bibirnya di atas bibir Aster. Seketika membungkam perkataan istrinya. "Dia tidak menyentuhmu," desis David dengan mata menyala. Tangan David melingkar ke pinggang Aster erat - erat. "Kalau dia sudah sentuh kamu, maka sudah kupatahkan pula kedua tangannya." "Mas...." David kembali menghentikan kegelisahan Aster dengan lumatan lembut. Sentuhan tangannya mengusap lembut punggung sang istri. "Cukup, Sayang. Aku percaya kamu tidak melakukan apa pun dengan brengsek itu. Kekerasan yang dia lakukan padamu akan dibayar. Simpan rapat memori itu, Sayang. Pikirkan saja kebahagian kita berdua. Hehm... oke?" Pelan - pelan Aster membalas pelukan David. Dia sandarkan dirinya pada dada bidang pria yang menjadi rumahnya kini. Arin pergi ke rumah David menjelang malam. Ada penjaga yang mengantar dan menjemputnya. Tinggallah hanya Aster dan David di rumah baru tersebut. Penjaga ada luar rumah. Tidak ada yang men

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Mengurai Simpul

    Safira tampak kaget. Dia berdeham. "Mama mau lanjut masak. Tidak usah dibantu. Kalian istirahat saja sana." David bergeming. "Ma... apa yang mama sembunyikan?" "Tidak ada!" Safira kembali menyiapkan bahan masakan. Langsung sibuk tak mau diganggu. Aster pun menyentuh lengan suaminya. Dia jadikan topangan untuk berdiri. Serta mengajak David naik ke kamar. "Aku rasa mama tahu lebih banyak soal ayah kandungku," ujar Aster lelah. Dia mendudukkan diri ke tepi tempat tidur. David ikut duduk di sebelahnya setelah menutup pintu. "Tidak heran, Sayang. Mamaku itu, dia sangat mengerikan. Dia memiliki sumber daya yang tak disangka," ungkap David. Dia menghela nafas. "Karena itu, Sayang, aku kesal kenapa mereka tidak bisa segera menemukanku sewaktu diculik. Seakan mereka memiliki rencana tersendiri sampai membiarkan anaknya menderita." Aster memutar badan. Tangan kecilnya menyentuh rahang kokoh David. "Sudah, Sayang. Maafkan papa dan mama. Yang penting, sekarang kita sudah bersama." D

  • Wanita Gila Mencari Cinta   Terkuaknya Rahasia

    Fuad memandang muram pada Aster. Lalu beralih ke David. Bahunya luruh turun. "Lakukan saja, Mas David. A-ku... kami pantas mendapatkannya." Fadil menoleh marah. Dia berseru lantang pada saudaranya. "Bodoh! Kamu sudah gila, Fu! Aku saudaramu!" Fuad mengangkat muka, memandang lekat pada Fadil. "Karena itu... itulah alasanku, Fad. Kamu saudara yang aku tak sampai hati membiarkanmu terperosok makin dalam." Aster mendekat ke suaminya. "Mas, ada apa ini? Kalian bicara soal apa?" Suami Aster merangkulnya. Dia mengajak mereka semua keluar dari pantry. Tak terduga, Fadil berjalan lebih dulu. Dia berlari ke arah pintu. Fuad berseru kaget. Namun David mencegah Fuad berlari mengejar saudara kembarnya. "Ada orangku di bawah. Fadil tidak akan bisa kemana - mana." Lelaki muda itu mengangguk pasrah. Dia beralih menghadap pada Aster yang masih tidak memahami keadaan. Tak ada keberanian dalam diri Fuad memandang Aster. Dia mengarahkan mata ke bayangan Aster. "Mbak ... aku menyesal. Ini semua

DMCA.com Protection Status