Share

Wanita Cacat yang Ternodai
Wanita Cacat yang Ternodai
Author: Aqilazahra

Malam Nahas

"Tolong berhenti!"

Tavisha mencoba melepaskan diri. Mendorong dada bidang pria yang tidak ia kenal dengan tangan mungilnya, meskipun usahanya berakhir sia-sia karena kakinya tidak sanggup untuk berdiri tanpa bantuan tongkat.

Pria itu terlalu kuat baginya. Tubuhnya tinggi dan berotot meskipun wajahnya masih terbilang cukup muda.

“Tolong lepaskan saya!” pekik Visha memohon.

Usaha Visha untuk lepas, justru semakin membuat pria itu membungkam Visha dengan bibirnya.

Visha melihat wajah pria itu diliputi dengan kabut gairah yang membara. Tatapan matanya tajam dengan rahang tegas.

Dalam sekejap saja, pria itu melempar Visha ke lantai dan kini telah berada di atas tubuh Visha untuk menguncinya rapat-rapat.

Butiran air bening mulai mengalir deras melalui ekor matanya. Ia merasa begitu hancur ketika usahanya sia-sia untuk menjaga kesucian yang selama ini ia lindungi.

Ketika kesadaran Visha mulai kembali, hatinya diliputi dengan perasaan campur aduk. Ia merasa sedih, marah, dan menyesal. Mata nanarnya memandangi tubuh polos pria yang berbaring di sampingnya tanpa perasaan bersalah.

"Awww!" rintih Visha.

Kedua kakinya gemetaran, namun ia tetap berusaha mengayunkan langkah kaki untuk mengambil tongkatnya yang semalam terlempar begitu saja.

Diambilnya pakaian yang berserakan di lantai dan dengan langkah tertatih Visha beranjak pergi dalam diam, berusaha agar tidak membangunkan pria itu.

Sesampainya di rumah, Visha dengan segera membersihkan dirinya di bawah pancuran air dingin. Sambil terus menggosok-gosokan tubuhnya dengan kencang. Ia merasa begitu kotor ketika mengingat adegan panas menyakitkan yang baru saja terjadi.

Ingatan Visha sepenuhnya telah kembali, saat dirinya menerima sebuah pesan dari Rama, mantan kekasihnya yang semalam meminta untuk bertemu di balai desa. Namun, siapa sangka bukan bertemu dengan Rama, ia justru ditarik ke dalam ruangan kosong di balai desa oleh pria yang tak dikenal itu.

Visha yakin pria itu adalah salah satu dari mahasiswa yang sedang mengadakan KKN di desanya. Namun, ia juga tidak tahu mengapa pria itu bisa ada di balai desa.

Visha berharap dia dapat menghapus kenangan pahit itu seiring aliran air yang melewati tubuhnya. Sambil memukuli dadanya yang sesak, Visha merenungi nasibnya yang terus menerus ditimpa kemalangan. Bermula dari pernikahannya dengan Rama yang gagal karena dirinya mengalami kecelakaan hingga kakinya *menjadi pincang* dan keluarga Rama berakhir menjodohkannya dengan wanita lain.

Visha bahkan sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya sekarang karena merasa sudah tidak ada lagi hal berharga dalam dirinya. Namun, bayangan wajah ibunya, Asih yang muncul dalam benak kembali membuatnya tersadar.

'Aku tidak boleh menyerah! Aku harus bangkit dan melupakan ini semua. Sekalipun mungkin tidak akan ada lagi pria yang mau menerima perempuan kotor sepertiku.'

***

Getaran ponsel membangunkan sang pria yang masih tertidur pulas. Tangannya meraba-raba sementara matanya masih terpejam erat.

"Vin, lo kenapa belum ada di bus?" tanya pria di balik telepon.

"Ya? Bus apa?" jawabnya dengan suara parau.

"Lo masih tidur? Astaga! Ini sudah jam berapa? Kita udah harus segera pulang ke Jakarta. Teman-teman lain udah menunggu sejak tadi."

Kesadaran Calvin Abian Mahessa mulai kembali. Dirinya lantas mematikan ponselnya begitu saja setelah mendegar rentetan ucapan Dion, sahabatnya.

“Sial! Apa yang terjadi? Pasti ada yang menjebakku” sungutnya kesal ketika menyadari keadaan tubuhnya tanpa sehelai benang.

Calvin mencoba mengingat kejadian semalam di mana ia dipanggil oleh seorang warga untuk membantunya di balai desa, kemudian dirinya diberikan sebuah minuman sebagai ucapan terima kasih. Setelah itu, ia merasa tubuhnya panas dan gairahnya memuncak. Ketika ia mendengar langkah kaki seseorang, tanpa bisa berpikir lagi dirinya langsung menarik wanita itu untuk dijadikan pelampiasan.

“Siapa wanita yang ku tiduri semalam?” Lirih Calvin .

Pikirannya terasa kacau, tidak bisa memikirkan alasan di balik orang yang berusaha menjebaknya untuk melakukan hal ini.

Dirinya kemudian bergegas mengenakan kembali pakaiannya dan menghampiri teman-temannya yang telah menunggu di bus sejak tadi.

‘Maafkan aku, suatu hari nanti, aku harap kita bisa bertemu lagi’ batin Calvin putus asa.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status