Share

Bertanya tentang perasaan

Visha kembali ke kamar dengan piring berisi nasi goreng hangat. Dia mendapati Kai, yang ceria, sedang asyik menggambar bersama Calvin. Suasana kamar yang tadinya sepi, kini terasa hangat dengan tawa dan obrolan kecil antara ayah dan anak itu.

“Kai, ayok sayang katanya mau makan?” tawar Visha dengan nada lembut, berusaha memecah keseruan yang tengah terjadi

“Ok Bunda!” seru Kai antusias, segera meninggalkan krayon dan kertas gambar di lantai.

“Papah Kainya enggak ditawari?” goda Calvin dengan kerlingan nakal, matanya berbinar menantang Visha yang tampak terganggu.

Visha hanya berdecak kesal. Perasaannya masih belum sepenuhnya pulih dari pertengkaran kecil mereka pagi itu. Hatinya yang dingin tak semudah itu luluh hanya karena rayuan singkat Calvin.

“Papah, ayok?” ajak Kai, tidak menyadari ketegangan yang terjadi, sambil menarik lengan Calvin agar segera bergabung di meja makan.

Dengan langkah gontai, Calvin menghampiri meja dan duduk di sebelah Kai yang sudah bersemangat dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status