Share

Part 40 Terungkap 1

last update Last Updated: 2023-07-11 15:39:45
Waktu yang Hilang

- Terungkap

Sindi tampak sangat akrab dengan Akbar, karena mereka memang sudah lama saking kenal. Namun kedekatan itu membuat dada Nara terasa panas. Hanya saja ia tidak berani menghampiri. Ada yang lebih ditakuti daripada rasa cemburunya. Jika perempuan itu sampai nekat menyindir, tamat sudah riwayatnya. Jujur, dia sangat takut kehilangan Akbar.

Masa lalunya memang kelam. Hidupnya penuh catatan hitam. Namun ia masih punya harapan. Ingin hidup normal seperti wanita-wanita di luar sana. Ingin membina rumah tangga bersama laki-laki yang diinginkannya.

"Nara, kenapa kamu di situ? Ke mari lah!" seloroh Sindi yang melihat Nara ada di ambang pintu.

Akbar juga menoleh sekilas, karena sibuk mengupas buah jeruk untuk Moana. Hubungannya dengan Nara sejak awal sudah hambar. Kadang ia merasa menjadi lelaki yang paling pengecut. Harusnya ia bisa menerima perempuan itu apa adanya. Perempuan yang ia perjuangkan sampai harus kehilangan Melati. Namun rasa kecewanya lebih mendominasi.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
ayo sindi hajar terus itu nara biar tau rasa
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Sungguh apes kamu Akbar, melepas berlian hanya untuk pecahan beling ...pure you are
goodnovel comment avatar
Barra
di tantang Nara tu bongkar saja Sindi boroknya biar kapok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 41 Terungkap 2

    Wajah Nara memerah menahan amarah. Ingin sekali ia menjambak atau mencakar wajah cantik Sindi."Kamu itu sok suci, Sindi. Padahal kamu juga keturunan dari laki-laki yang doyan main perempuan."Sindi tersenyum sinis. Orang lain tahunya dia memang anak kandung pasangan Yahya. Padahal sebenarnya, Sindi hanya anak angkat mereka. Sindi putri dari adik bungsu Bu Yahya yang telah ditinggal meninggal kedua orang tuanya sejak Sindi baru berumur dua bulan. Orang tua Sindi meninggal dalam sebuah kecelakaan."Ya, kuakui aku memang anak dari laki-laki yang pernah memeliharamu. Membelikanmu apapun yang kamu inginkan. Laki-laki yang kamu keruk hartanya hingga keluargamu bisa hidup mewah. By the way, berapa kamu jual keperawananmu?"Darah Nara kian mendidih, tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya karena menahan amarah."Hei, nggak usah marah gitu. Rileks saja, Bestie. Bukankah yang aku omongkan ini fakta. Siapa yang memerawanimu? Papaku? Atau orang lain. Kalau bosmu itu pasti hanya dapat sisa saja.

    Last Updated : 2023-07-11
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 42 Rindu 1

    Waktu yang Hilang- RinduSaga berhenti lama di depan sebuah rumah bergaya mediterania dengan halaman yang lumayan luas. Beberapa pohon buah-buahan berjajar menjadi pagar hidup. Ada pohon mangga, jambu air, kelengkeng, dan satu pohon besar di pojok halaman sebelah kanan. Buahnya lebat, kehitaman mirip anggur dan sebagian telah berjatuhan di tanah. Buah Juwet. Buahnya manis agak sepet, kalau di makan membuat bibir berwarna ungu pekat.Matahari sore menerobos dedaunan dan sinarnya jatuh ke pelataran. Suasana pedesaan di tengah perkotaan.Seorang perempuan muncul dari pintu. "Saga," panggilnya pada Saga yang tengah memperhatikan beberapa burung liar yang asyik memakan buah-buahan. Kicaunya bersahutan, terdengar merdu. Ia jadi rindu dengan perkebunan."Masuklah, Nak," kata Bu Ariana bergitu bahagia menunggu kedatangan Saga.Saga melepaskan sepatunya. Mencium tangan buleknya kemudian mengikuti wanita itu masuk ke ruang tamu yang lumayan luas. Ada guci-guci mahal menghiasi pojok ruangan. "

    Last Updated : 2023-07-11
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 43 Rindu 2

    Saga yang awalnya cuek, kini mulai penasaran. Ia memperhatikan kafe di seberang jalan. Kafe bergaya minimalis industrial yang unik. Sekilas terkesan usang, tapi tampak modern. Furniture yang dipilih terlihat hangat dan manis."Masakannya juga enak, Ga. Apa kamu belum pernah ke situ?""Belum.""Padahal banyak diminati anak-anak muda lho. Dari depan kelihatan sempit, tapi ada space lagi di bagian belakang. Ada beberapa gazebo yang di bawahnya ada kolam ikan. Seperti suasana di pedesaan."Kendaraan mulai berjalan. Saga mengikuti petunjuk Bu Ariana, hingga mereka sampai di sebuah rumah klasik modern yang memiliki halaman sangat luas. Model rumah ini mirip dengan Losmen Wijaya Kusuma, juga restoran Wijaya Kusuma. Bentuk bangunan yang menunjukkan ciri khas tersendiri bagi pemiliknya. Masih keturunan darah bangsawan. Itu profil yang ia ketahui dari sosok Pak Benowo."Ayo, Nak. Kita turun!" ajak Bu Ariana saat melihat masih diam.Jujur saja ia nervous. Apalagi di halaman sudah berjajar bebera

    Last Updated : 2023-07-11
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 44 Kafe Kasturi 1

    Waktu yang Hilang- Kafe Kasturi Moana asyik bermain di kamarnya. Main masak-masakan di temani Tini. Bocah kecil itu bercerita pada pengasuhnya kalau tadi bertemu sang mama. Dibelikan mainan, baju, jepit rambut, dan sepatu.Tini bolak-balik mengusap air mata di pipinya karena sedih. Entah sudah berapa kali ia mengambil foto Moana untuk dikirimkan pada Melati. Supaya wanita di ujung sana bahagia bisa melihat putrinya. Entah Melati berada di mana, Tini tidak pernah tahu. Dan ia pun tidak pernah menanyakannya.Selama ini dia yang sering menyaksikan Melati banyak menghabiskan air mata di kamar Moana. Ketika Akbar sedang tergila-gila pada Nara. Apalagi setelah sang suami memintanya menandatangani surat izin menikah lagi. Tiap malam Melati meringkuk di kamar putrinya sambil menangis. Tini melihat semuanya. Wanita yang berusaha tegar itu sesungguhnya telah hancur lebur di saat pertama kali mendapati suaminya berselingkuh.Makanya sekarang, dengan suka rela ia sering mengabarkan keadaan Moan

    Last Updated : 2023-07-12
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 45 Kafe Kasturi 2

    Ia merasa bersalah, karena tidak bisa melindungi ibunya Saga. Pak Norman ingat ketika jatahnya bermalam di rumah Bu Ariani. Dengan arogannya Bu Rista menyusul dan mengamuk disaat dirinya dan Bu Ariani tengah memadu cinta. Menjambak perempuan yang tubuhnya hanya berbalut selimut. Kala itu Saga masih umur sekitar lima tahun. Bu Hasanah datang dan menggendong Saga yang menjerit ketakutan dan mengajak anak itu ke rumahnya.Pak Norman mendesah pelan, kemudian memejam. Menikmati segala sesal dan kenangannya bersama perempuan yang sangat dicintainya. Rasa bersalah yang tak lagi bisa ditebusnya. Bersalah pada istri pertama dan bersalah pada istri kedua yang tidak bisa ia lindungi.***LS***Nara duduk di lantai kamar dan bersandar di tepi ranjang. Setelah rahasianya terungkap, hampir setiap hari hanya mengurung diri di kamar berteman sepi dan air mata.Hubungannya dengan sang suami sekarang seperti terhalang tembok tinggi. Akbar tidak pernah lagi tidur di kamar mereka. Laki-laki itu memilih ti

    Last Updated : 2023-07-12
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 46 Speechless 1

    Waktu yang Hilang- Speechless Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya pintu terkuak perlahan. Saga menahan napas. Berharap Mbak Mel yang disebut karyawan tadi adalah Melati. Gadis berjilbab warna krem keluar lebih dulu. Kemudian ... degup jantung Saga seolah terhenti ketika melihat perempuan berhijab warna biru di belakang pelayan tadi. Sosoknya yang melekat dalam ingatan Saga tidak bisa ditutupi. Saga hafal di luar kepala. Bahkan suara langkah kaki Melati saja sangat ia kenali.Saga berdiri dari duduknya. "Mel," panggilnya dengan perasaan yang sulit diuraikan. Ini sebuah kejutan yang luar biasa.Wanita itu mengangkat wajah dan alangkah kagetnya ketika bersipandang dengan Saga yang mematung ke arahnya."Ga," panggil Melati tak kalah kaget. Wanita itu terpaku sesaat. Tak percaya bertemu Saga malam itu. Melati menghampiri dengan netra berkaca-kaca. Bibirnya yang tersenyum tampak bergetar. Berbagai rasa membuncah dalam dadanya."Kamu di sini?" tanya Melati dengan nada tak percaya."Y

    Last Updated : 2023-07-13
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 47 Speechless 2

    Saga mengulas tentang kejadian di Surabaya waktu itu. Dibilang kecewa, ya sudah pasti kecewa. Namun Alita sebenarnya juga bukan perempuan yang ia sukai. Jadi rasa sakitnya tidak berlangsung lama."Kamu sendiri bagaimana? Kenapa sampai bisa di Jogja."Melati menarik napas sejenak. Mengingat ketika ia mengambil keputusan besar untuk merantau meski tanpa pengalaman sama sekali. Apalagi pengalaman membuka restoran. Sedangkan selama ini ia hanya bisa masak sekedarnya saja. Masakan rumahan."Kamu tahu Mbak Yuli, 'kan? Pengacaraku waktu itu.""Aku ingat.""Setelah selesai masa Iddah, aku bersama Budhe Tami bertemu dengan Mbak Yuli dan Bu Romlah. Niatnya hanya untuk mengucapkan rasa terima kasih dan silaturahmi. Lalu dia bertanya apa rencanaku selanjutnya. Aku jujur bilang mau bekerja. Tapi nggak tahu mau kerja apa dan di mana. Kemudian ia menawari untuk buka kafe dan aku setuju. Akhirnya kami join modal. Aku pakai uang mut'ah dan Iddah dari Mas Akbar juga uang dari pemberian Papa Norman." Me

    Last Updated : 2023-07-13
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 48 Kenangan 1

    Waktu yang Hilang- Kenangan Jika dulu ucapan begini dianggap hal biasa oleh Melati, lain pula terasa sekarang. Mereka tak lagi ada ikatan sebagai kerabat. Namun dua orang dewasa yang kembali dipertemukan setelah beberapa waktu berpisah. Dua insan yang sudah berteman semenjak masih kecil lagi. Namun Melati tetap menjaga sikap, meski dadanya bergemuruh. Senyum wanita itu terbit seraya tengadah memandang Saga. "Pulanglah, sambangi Papamu, Ga. Dia pasti kangen sama kamu."Saga mengangguk. "Ya, pasti aku pulang. Tapi belum bisa nentuin kapan waktunya. Bulek Ariana juga ingin bertemu papa. Aku belum bisa menyanggupi kapan akan mengajaknya ke Malang."Keduanya menatap gerimis yang berubah menjadi hujan lebat. Beberapa orang pengunjung nekat pulang dan sebagian lagi masih duduk di bawah kanopi tempat parkir. Yang membawa mobil juga langsung pergi."Duduklah dulu, Ga." Melati mengajak Saga duduk di kursi teras kafe."Kamu tidur di sini juga?" tanya Saga memandang ke arah dalam."Ya. Bersama

    Last Updated : 2023-07-14

Latest chapter

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 173 Best Moment 2

    Saga meletakkan ponsel di jok samping. Beberapa kali membunyikan klakson tapi juga percuma. Kemacetan sudah memanjang mulai dari depan. Macet total karena ada perbaikan jalan. Bisa jalan hanya bergerak maju sendikit, lantas berhenti lagi.Sabar sabar. Ini bukan di film India yang dia bisa meninggalkan mobilnya di sana dan lari secepat Cetah yang melompat dari mobil ke mobil lainnya, bahkan melangkahi bangunan tinggi. Adegan film yang rasanya sangat mustahil dan tidak masuk akal itu, ingin rasanya di tiru saat ini.Melihat ponselnya kembali berpendar, membuat Saga menyambar benda itu. "Halo, Sayang. Bagaimana?""Aku sudah sampai rumah sakit, Mas. Barusan di periksa dokter.""Lalu ....""Ternyata ini sudah bukaan lima. Dan aku bisa lahiran normal.""Loh, katanya beresiko kalau lahiran normal? Mana dokternya biar mas ngomong sama dia.""Dokternya sudah kembali ke kantor. Katanya nggak apa-apa aku lahiran normal. Barusan di cek semua baik-baik saja. Tensiku juga normal. Mas, jangan khawati

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 172 Best Moment 1

    Waktu yang Hilang- Best MomentSaga membantu Melati menyiapkan segala perlengkapan untuk persalinan Minggu depan. Dokter kandungan sudah menyarankan supaya Melati melahirkan secara cesar saja untuk persalinan bayi kembarnya. Melati menolak, tapi Saga memintanya untuk menyetujui. Mengingat dua bulan terakhir ini Melati dua kali opname karena demam tinggi. Minggu depan genap 38 minggu usia kehamilannya. Dokter kandungan sudah menetapkan jadwal operasi untuknya.Kedua janinnya sehat. Masing-masing memiliki plasenta dan air ketuban. Jadi sudah siap dilahirkan di Minggu ke 38."Budhe Tami sampai sini sekitar jam setengah tiga sore, Mas. Tadi siang beliau ngabari," kata Melati sambil melipat baju yang hendak di masukkan ke dalam travel bag."Oke, besok mas akan pulang lebih awal dan langsung jemput budhe ke stasiun."Budhe Tami memang akan menemani Melati pada persalinan nanti. Rencananya wanita itu akan tinggal di Jogja sampai si kembar umur selapan."Mulai besok nggak usah lama-lama di

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 171 Gama dan Perempuan Itu 2

    Melati tersenyum. Jagoan kecilnya sudah tebar pesona. Melihat Shaka, ia jadi teringat masa kecil suaminya. Begitulah Saga waktu kecil. Tapi Shaka memang lebih bersih dan terawat, karena jarang bermain di kebun. Kalau Saga dulu, keluyuran di kebun sampai kulitnya lecet-lecet. Berenang di kali bersama teman-teman, termasuk dirinya juga. Melati paling kecil di antara mereka."Kenapa senyum-senyum?" senggol Saga."Aku ingat masa kecilmu, Mas."Saga hendak menggoda sang istri, tapi mereka dikejutkan oleh suara salam dari pintu depan."Itu Gama datang!" Bu Ariana bangkit dari duduknya dan melangkah ke ruang tamu. Wanita itu tercekat sejenak saat melihat Gama datang bersama seorang wanita tinggi semampai. Memakai celana bahan warna krem dan blouse warna putih. Diakah pacar Saga? Gadis itu tersenyum ramah dan mencium tangan Bu Ariana. "Selamat malam, Tante.""Selamat malam.""Namanya Alita, Bulek." Gama memperkenalkan gadis itu pada sang bulek. Membuat Bu Ariana kaget, tapi tidak menunjukkan

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 170 Gama dan Perempuan Itu 1

    Waktu yang Hilang- Gama dan Perempuan ItuAkbar melongok ke luar jendela. Meninggalkan sejenak laptopnya untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh Moana dan Shaka di luar sana.Tampak dua bocah itu sedang duduk di bawah pohon mangga. Bermain masak-masakan. Moana menuangkan sesuatu dari teko kecil ke dalam cangkir mainan. Shaka lantas pura-pura meminumnya. "Manis?"Shaka mengangguk-angguk. Moana kemudian memberikan piring kecil berisi biji-bijian. "Di makan, ya!"Bocah laki-laki itu mengikuti perintah sang kakak. Pura-pura memakan benda di piring kecil yang sama sekali memang tidak boleh di konsumsi.Pertama kali diajak bermain masak-masakan oleh Moana, Shaka sempat bingung. Dia tidak pernah bermain seperti itu, bahkan melihatnya pun belum pernah, karena mainannya di rumah hanya mobil-mobilan, robot, puzzle, dan buku mewarnai.Akbar tersenyum melihat tingkah mereka. Bahagia karena mereka sangat rukun. Shaka juga penurut. Dia juga kerasan tinggal di Malang. Tapi di Jogja sana, Saga

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 169 Terbongkarnya Rahasia 2

    Sebenarnya Melati berharap kalau Moana yang akan tinggal di Jogja selama liburan. Ternyata Shaka yang justru ingin ikut ke Malang. Baik Saga maupun Melati hanya khawatir kalau anak itu tiba-tiba rewel dan minta pulang. Sebab selama ini jarang sekali berjauhan dari kedua orang tuanya. Paling seharian main ke rumah Bu Ariana dan sorenya sudah di antar pulang."Lasmi kamu suruh ikut?""Ya, Bulek. Mak Lasmi sendiri juga pengen ke Malang.""Uti bakalan kangen sama kamu." Bu Ariana mengusap kepala Shaka."Uti, mau ikut?" Ah, malah ditawari pula."Enggak. Uti nunggu Shaka di sini saja."Bu Ariana mengusap permukaan perut Melati. "Kemarin jadi pergi ke dokter?""Ya.""Cowok apa cewek?""Cowok lagi dua-duanya," jawab Melati sambil tersenyum."MasyaAllah. Moana bakalan cantik sendiri."Melati tersenyum. Akbar yang duduk tidak jauh dari mereka mendengar jelas percakapan itu. Dia juga tidak sabar ingin segera melihat bayi kembar Melati lahir ke dunia. Dalam hati turut juga merasakan kebahagiaan i

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 168 Terbongkarnya Rahasia 1

    Waktu yang Hilang- Terbongkarnya Rahasia "Aku paham bagaimana perasaan Mbak Melati, Mas. Dulu saja dia sempat stres saat berpisah dengan Moana, setelah kalian resmi bercerai." Tini berusaha memberikan pengertian pada Akbar. Sebab dia tahu betul bagaimana sedihnya Melati kala itu."Kamu tahu?""Ya, aku tahu." Tini menarik diri dan duduk tegak menghadap sang suami. "Maafkan aku. Dulu aku diam-diam membalas pesan yang dikirimkan Mbak Melati. Hampir tiap saat aku mengirimkan foto kegiatan Moana."Akbar juga menegakkan duduknya. Serius mendengarkan istrinya bicara. Baru kali ini ia tahu kenyataan yang sudah lewat kurang lebih empat tahun yang lalu."Aku nggak sampe hati melihat Mbak Melati menangis setiap hari dan menderita, Mas. Tiap malam telepon aku dengan suaranya yang serak. Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya berpisah dari anak. Aku saja yang hanya pengasuh Moana, selalu terbayang-bayang jika aku izin pulang. "Dia cerita mengalami hal tersulit setelah meninggalkan Wonosari. Data

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 167 Keputusan Saga 2

    "Mas, cepetnya dapat buah ini!" Melati berbinar-binar melihat dua pack nectarin di atas meja makan setelah ia turun dari lantai dua.Saga tersenyum menghampiri. Tubuh laki-laki itu basah berkeringat setelah joging dan push up di teras samping.Melati membuka bungkusnya dan langsung meletakkan di wadah untuk dicuci. Kembali duduk dan menikmati buah yang semalam membuatnya ngiler saat melihat review seorang food vlogger."Sayang, kamu nggak sarapan dulu. Kamu bisa mules nanti.""Habis ini aku langsung sarapan.""Gimana, manis?" tanya Saga yang duduk di depan sang istri dan memerhatikan Melati yang tengah menikmati buah yang diidamkan."Manis, juicy, padet, tapi masih ada sedikit asemnya. Mas, coba saja!" Melati menyodorkan wadah buah ke hadapan sang suami.Saga tersenyum. Lagak istrinya sudah meniru seperti seorang food vlogger yang tengah bikin konten. Diambilnya sebiji dan memperhatikannya sebelum digigit. Donut Nectarine. Memang bentuknya seperti donat, tapi tidak berlubang tengahnya

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 166 Keputusan Saga 1

    Waktu yang Hilang- Keputusan SagaSaga meletakkan ponselnya setelah mengetik balasan untuk pesan dari sang kakak. Laki-laki itu menatakan bantal agar sang istri lekas berbaring.Dibantunya Melati merebahkan diri. Begitu payahnya kehamilan kali ini. Untuk berbaring saja kesulitan. Tiap tidur berulang kali merubah posisi karena terasa engap."Gimana, nyaman begini?" tanya Saga setelah meletakkan satu bantal di belakang punggung Melati dan meletakkan bantal tipis sebagai penyangga perut, karena Melati tidur agak miring."Ya."Saga juga berbaring setelah menarik selimut hingga sebatas perut Melati. Mereka saling berhadapan."Tadi yang ngirim pesan Mas Akbar. Besok keluarga Malang datang ke sini karena Moana sudah mulai libur sekolah." Saga bicara dengan nada lembut, khawatir Melati kaget.Kalau dulu mereka pasti bahagia jika keluarga dari Malang datang berkunjung. Mungkin kali ini berbeda setelah Melati mengetahui keinginan kakak ipar sekaligus mantan suaminya.Tampak ada binar bahagia s

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 165 Twin 2

    Tiga tahun kemudian ....Seorang bocah laki-laki umur tiga tahun setengah tengah asyik bermain mobil balap. Duduk anteng di bangku besi sebelah kanan sang papa. Seorang wanita yang tengah hamil duduk di sebelah kiri dari pria tampan itu.Saga dan Melati memang tengah antri di dokter kandungan. Malam ini jadwal pemeriksaan kehamilannya yang ketiga. Makanya Saga mengusahakan pulang lebih awal, supaya bisa menemani sang istri ke dokter.Kehamilan Melati sudah memasuki usia lima bulan. Namun besar perutnya seperti tengah mengandung usia tujuh bulan. Sejak awal pemeriksaan, dokter sudah memberitahu kalau mereka akan memiliki bayi kembar. Dan pemeriksaan kali ini, mereka sepakat ingin mengetahui jenis kelamin kedua calon anak kembarnya.Bapaknya Melati juga terlahir kembar. Tapi kembarannya meninggal sehari setelah dilahirkan.Ketika diberitahu tengah mengandung janin kembar. Kebahagiaan Saga dan Melati tiada terlukiskan. Rasa syukur tiada tara di ucapkan nyaris setiap waktu. Janin kembar y

DMCA.com Protection Status