Empat jam sudah berlalu dengan sangat lama, tetapi proses operasi didalam ruangan operasi belum juga usai.
Aaron dan Alex sudah berada di depan ruangan operasi bersama detektif Aldi dan detektif Doni. Dengan setia, mereka menunggu proses pemasangan jari tangan detektif Pandu sampai selesai.
Setelah menunggu lebih dari empat jam, tim dokter yang menangani detektif Pandu akhirnya keluar dari ruangan dan menghampiri detektif Aldi dan yang lain.
“Dok, bagaimana operasinya?” tanya detektif Aldi yang langsung mencecar pertanyaan itu ketika melihat tim dokter keluar ruangan.
“Alhamdulillah, operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang, kita harus menunggu pasien siuman dan akan kita cek kembali perkembangannya. Nanti tim fisioterapi juga akan membantu agar detektif Pandu bisa menggunakan jari tangannya kembali seperti sedia kala.” Jelas dokter yang bertanggung jawab dalam proses operasi detektif Pandu.
“Alhamdulillah, sy
Drrtt drrrtt drrt drrrtttAera mem-pause film drakor yang tengah ia tonton bersama Boem Jin dikamarnya saat ia merasakan getaran ponselnya yang ia letakkan secara asal diatas kasur.“Kenapa di pause?” tanya Boem Jin yang kini tengah asik menikmati drakor bersama sahabatnya itu.“Wait, Aaron nelpon.” Jawab Aera sambil menunjukkan layar ponselnya kea rah Boem Jin.Boem Jin yang melihat nama Aaron dengan emoticon hati dilayar ponsel sahabatnya itu hanya bisa menghela nafas dan mengambil minuman bersoda yang sudah mereka siapkan dari awal mereka memulai menonton.“Hallo.” Sapa Aera saat ia sudah mengangkat panggilan dari kekasihnya itu.“Belum tidur?” tanya Aaron saat mendengar suara kekasihnya yang masih nampak segar, padahal sekarang sudah pukul 12 malam.“Lagi nonton drakor sama Boem Jin, hehe. Ada apa sayang? Udah malem kok tumben nelfon?”“Hmm gak papa, kangen a
Keesokan harinya, setelah matahari sudah terbit, Boem Jin segera mengambil ponselnya dan mencari nomor Aaron di penyimpanan kontak.Ia ingin segera mengabari kekasih sahabatnya itu terkait apa yang ia lihat semalam.Setelah menemukan nama Aaron diponselnya, Boem Jin langsung menekan tombol panggil dan menempelkan ponselnya ke telinga kananya.Tak membutuhkan waktu lama, orang yang ia tunggu pun menyapanya dengan suara sedikit serak khas orang bangun tidur.“Halo?” Sapa Aaron dengan mata yang masih terpejam.“Aaron, ini aku, Boem Jin.”“O, iya kenapa Jin?”“Aku send beberapa foto dan potongan rekaman vidio CCTV ke kamu, kamu bisa buka dulu.”Aaron yang mendengar perintah Boem Jin dengan nadanya yang sedikit serius itupun langsung membuka pesan whatsapp yang masuk kedalam ponselnya, satu persatu ia buka foto yang sudah masuk ke WA nya itu.Alis Aaron pun mengernyit tatkala ia
Tidak terasa satu minggu sudah berlalu, Reynaldpun masih mencari tahu tentang latar belakang Dimas lebih lanjut sesuai dengan perintah yang Alex berikan.Berhubung catatan kependudukan Dimas di Indonesia sangat bersih dan tidak ada cacat kasus satupun, Reynaldpun memilih mencarinya di kota kelahiran dan tempat Dimas tumbuh besar di Amrik.Sudah hampir seminggu Reynald mengerahkan anak buahnya dan kecanggihan teknologi yang dipunyai perusahaan Alex untuk mencari tahu latar belakang seorang Dimas, tapi hasilnyapun tetap nihil.Catatan terakhir Dimas adalah catatan yang kemaren detektif Pandu temui, dan hingga saat ini sudah tidak ada lagi catatan kasus yang dibuat Dimas karna penyakitnya itu.Karna merasa sudah tidak menemukan apa-apa lagi, Reynald segera memberitahukan kabar yang ia dapat dari anak buahnya ini ke Alex.“Sir,” panggil Reynald ke Alex yang tengah duduk santai diruang TV bersama sahabatnya, Aaron.“Ya, Rey?&rdq
Mereka bertiga kini sudah berada didalam unit apartemen milik Dimas, Aaron yang sudah lama tidak masuk kedalamnya semenjak pencarian pelaku utama dimulai kembali, mulai sedikit bernostalgia dan merindukan kenangan-kenangan lama yang sering ia lakukan bersama Dimas dan James jauh sebelum mereka mendapati masalah ini.Bisa dibilang, apartemen Dimas menjadi tempat favorit mereka kala itu. Saat mereka masih menjadi MaBa (Mahasiswa Baru), mereka sering nongkrong hingga larut malam sambil mengerjakan setiap tugas yang dosen mereka berikan di unit apartemen Dimas ini.Terkadang juga, Dimas yang sangat ahli dalam memasak tak segan memasakkan mereka setiap mereka kelaparan ditengah sibuknya mengerjakan tugas.Pentri milik Dimas, pasti akan menjadi salah satu spot favorit setiap wanita yang memasuki apartemen ini. Kenapa begitu? Karna Dimas memiliki peralatan masak yang sangat lengkap nan canggih sehingga memudahkan ia dalam mengerjakan hobi masaknya.Tidak terasa
Waktu sudah menujukkan pukul dua dini hari, dan Boem Jin terbangun dari tidur nyenyaknya karna ingin buang air kecil.Selepas dari kamar mandi, Boem Jin mencoba mengecek rekaman CCTV dari saat ia tertidur tadi hingga saat ini.Awal ia memutar rekaman, belum ada tanda-tanda hal yang aneh hingga pada sampai diwaktu rekaman pukul 12 malam, ada sebuah mobil sedan berwarna hitam yang kembali memarkirkan mobilnya didepan halaman rumahnya Aera.Pemilik mobil itu tidak menurunkan kaca jendela kemudinya, tetapi plat mobilnya sama dengan mobil yang kemarin Dimas gunakan untuk memantau.“Dia lagi,” gumam Boem Jin masih terus melihat vidio rekaman.Boem Jinpun mempercepat durasi pemutaran rekaman agar ia bisa lebih cepat melihat apa yang tengah Dimas lakukan didepan rumah Aera dua hari belakangan ini.Tapi, hingga pukul setengah satu malam, lagi-lagi, Dimas hanya melihat dan pergi begitu saja tanpa melakukan apa-apa.Karna perasaan Bo
“Jadi, pria ini tengah memeperhatikan dan menguntit mb Aera hingga ke toilet wanita, begitu?” tanya seorang petugas keamanan dikantor keamanan bandara.“Ya, Pak. Saya sudah sangat geram ketika ia sangat nekat mengikuti sahabat saya sampai ke toilet wanita. Karna memang sedang banyak yang mengincar sahabat saya, jadi saya takut dia salah satu komplotan dari penjahat yang pernah menculik sahabat saya ini.” Jawab Boem Jin yang masih berusaha menahan emosinya untuk tidak melanjutkan aksi jotosnya tadi.“Baiklah, kalian sudah menelfon pihak kepolisian yang menangani kasus mb Aera ini?” tanya petugas itu lagi.“Iya sudah pak, mereka sedang dijalan.”Tak lama kemudian, suara berat seorang pria yang sedang Aera tunggu sedari tadi memanggil namanya.“Sayang?” panggil papa Aera yang langsung menghampiri anaknya setelah ia tau kalau Aera dan Boem Jin tengah diamankan dikantor keamanan bandara.
“Kenapa dia tersenyum seperti itu?” tanya Boem Jin ke semua orang yang ada diruangan.Semua orang yang mendengar pertanyaan Beom Jinpun hanya menaikkah bahu tanda mereka juga tak tahu.Detektif Aldi kini kembali masuk kedalam ruang interogasi sambil membawa map yang baru ia dapatkan dari anak buahnya.Detektif Aldi kembali duduk dikursi yang sebelumnya ia tinggalkan. Dengan raut wajah yang penuh dengan kemenangan, detektif Aldi mendekatkan wajahnya ke pelaku,“I know who you are, Nou.” Detektif Aldipun kembali duduk dengan nyaman ke kursinya, lalu ia membuka map yang tadi ia bawa dan bersiap menginterogasi kembali si Nourdine.“Nourdine Fikrullah, warga kebangsaan Meksiko, and.. wow catatan kriminal kamu disana sangat banyak rupanya,” detektif Aldi menjeda ucapannya sambil menatap Nou dengan tatapan menyelidik.Nourdine sempat memasang wajah terkejutnya sejenak saat ia mendengar latar belakang kriminalnya
CeklekSuara pintu rumah Aera terbuka membuat semua penghuni rumah yang sedari tadi menunggu kepulangan Boem Jin seketika langsung menyerbunya diruang tamu.“O, udah pulang,” ucap Aera yang berlari menghampiri Boem Jin.“Gimana tadi hasilnya apa?” cecar Aera lagi dengan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan.“Aera… sabar dong sayang, Boem Jin aja baru masuk, belum duduk, belum minum, belum makan, biarin dia bersihan badan dulu!” teriak mama Aera yang masih berada di dapur untuk mengambilkan segelas minuman untuk Boem Jin.“Iya ma iyaa…”Boem Jin yang melihat wajah Aera seketika ditekuk karna mendapat teguran dari mamanya hanya bisa tersenyum geli karna kebiasaan Aera sejak dulu masih belum juga hilang.Papa Aerapun akhirnya menyuruh Boem Jin untuk segera membersihkan badannya dan turun kebawah untuk ikut makan malam.“Yasudah sana segera bersihkan badanmu dan se