Keesokan harinya, setelah matahari sudah terbit, Boem Jin segera mengambil ponselnya dan mencari nomor Aaron di penyimpanan kontak.
Ia ingin segera mengabari kekasih sahabatnya itu terkait apa yang ia lihat semalam.
Setelah menemukan nama Aaron diponselnya, Boem Jin langsung menekan tombol panggil dan menempelkan ponselnya ke telinga kananya.
Tak membutuhkan waktu lama, orang yang ia tunggu pun menyapanya dengan suara sedikit serak khas orang bangun tidur.
“Halo?” Sapa Aaron dengan mata yang masih terpejam.
“Aaron, ini aku, Boem Jin.”
“O, iya kenapa Jin?”
“Aku send beberapa foto dan potongan rekaman vidio CCTV ke kamu, kamu bisa buka dulu.”
Aaron yang mendengar perintah Boem Jin dengan nadanya yang sedikit serius itupun langsung membuka pesan whatsapp yang masuk kedalam ponselnya, satu persatu ia buka foto yang sudah masuk ke WA nya itu.
Alis Aaron pun mengernyit tatkala ia
Tidak terasa satu minggu sudah berlalu, Reynaldpun masih mencari tahu tentang latar belakang Dimas lebih lanjut sesuai dengan perintah yang Alex berikan.Berhubung catatan kependudukan Dimas di Indonesia sangat bersih dan tidak ada cacat kasus satupun, Reynaldpun memilih mencarinya di kota kelahiran dan tempat Dimas tumbuh besar di Amrik.Sudah hampir seminggu Reynald mengerahkan anak buahnya dan kecanggihan teknologi yang dipunyai perusahaan Alex untuk mencari tahu latar belakang seorang Dimas, tapi hasilnyapun tetap nihil.Catatan terakhir Dimas adalah catatan yang kemaren detektif Pandu temui, dan hingga saat ini sudah tidak ada lagi catatan kasus yang dibuat Dimas karna penyakitnya itu.Karna merasa sudah tidak menemukan apa-apa lagi, Reynald segera memberitahukan kabar yang ia dapat dari anak buahnya ini ke Alex.“Sir,” panggil Reynald ke Alex yang tengah duduk santai diruang TV bersama sahabatnya, Aaron.“Ya, Rey?&rdq
Mereka bertiga kini sudah berada didalam unit apartemen milik Dimas, Aaron yang sudah lama tidak masuk kedalamnya semenjak pencarian pelaku utama dimulai kembali, mulai sedikit bernostalgia dan merindukan kenangan-kenangan lama yang sering ia lakukan bersama Dimas dan James jauh sebelum mereka mendapati masalah ini.Bisa dibilang, apartemen Dimas menjadi tempat favorit mereka kala itu. Saat mereka masih menjadi MaBa (Mahasiswa Baru), mereka sering nongkrong hingga larut malam sambil mengerjakan setiap tugas yang dosen mereka berikan di unit apartemen Dimas ini.Terkadang juga, Dimas yang sangat ahli dalam memasak tak segan memasakkan mereka setiap mereka kelaparan ditengah sibuknya mengerjakan tugas.Pentri milik Dimas, pasti akan menjadi salah satu spot favorit setiap wanita yang memasuki apartemen ini. Kenapa begitu? Karna Dimas memiliki peralatan masak yang sangat lengkap nan canggih sehingga memudahkan ia dalam mengerjakan hobi masaknya.Tidak terasa
Waktu sudah menujukkan pukul dua dini hari, dan Boem Jin terbangun dari tidur nyenyaknya karna ingin buang air kecil.Selepas dari kamar mandi, Boem Jin mencoba mengecek rekaman CCTV dari saat ia tertidur tadi hingga saat ini.Awal ia memutar rekaman, belum ada tanda-tanda hal yang aneh hingga pada sampai diwaktu rekaman pukul 12 malam, ada sebuah mobil sedan berwarna hitam yang kembali memarkirkan mobilnya didepan halaman rumahnya Aera.Pemilik mobil itu tidak menurunkan kaca jendela kemudinya, tetapi plat mobilnya sama dengan mobil yang kemarin Dimas gunakan untuk memantau.“Dia lagi,” gumam Boem Jin masih terus melihat vidio rekaman.Boem Jinpun mempercepat durasi pemutaran rekaman agar ia bisa lebih cepat melihat apa yang tengah Dimas lakukan didepan rumah Aera dua hari belakangan ini.Tapi, hingga pukul setengah satu malam, lagi-lagi, Dimas hanya melihat dan pergi begitu saja tanpa melakukan apa-apa.Karna perasaan Bo
“Jadi, pria ini tengah memeperhatikan dan menguntit mb Aera hingga ke toilet wanita, begitu?” tanya seorang petugas keamanan dikantor keamanan bandara.“Ya, Pak. Saya sudah sangat geram ketika ia sangat nekat mengikuti sahabat saya sampai ke toilet wanita. Karna memang sedang banyak yang mengincar sahabat saya, jadi saya takut dia salah satu komplotan dari penjahat yang pernah menculik sahabat saya ini.” Jawab Boem Jin yang masih berusaha menahan emosinya untuk tidak melanjutkan aksi jotosnya tadi.“Baiklah, kalian sudah menelfon pihak kepolisian yang menangani kasus mb Aera ini?” tanya petugas itu lagi.“Iya sudah pak, mereka sedang dijalan.”Tak lama kemudian, suara berat seorang pria yang sedang Aera tunggu sedari tadi memanggil namanya.“Sayang?” panggil papa Aera yang langsung menghampiri anaknya setelah ia tau kalau Aera dan Boem Jin tengah diamankan dikantor keamanan bandara.
“Kenapa dia tersenyum seperti itu?” tanya Boem Jin ke semua orang yang ada diruangan.Semua orang yang mendengar pertanyaan Beom Jinpun hanya menaikkah bahu tanda mereka juga tak tahu.Detektif Aldi kini kembali masuk kedalam ruang interogasi sambil membawa map yang baru ia dapatkan dari anak buahnya.Detektif Aldi kembali duduk dikursi yang sebelumnya ia tinggalkan. Dengan raut wajah yang penuh dengan kemenangan, detektif Aldi mendekatkan wajahnya ke pelaku,“I know who you are, Nou.” Detektif Aldipun kembali duduk dengan nyaman ke kursinya, lalu ia membuka map yang tadi ia bawa dan bersiap menginterogasi kembali si Nourdine.“Nourdine Fikrullah, warga kebangsaan Meksiko, and.. wow catatan kriminal kamu disana sangat banyak rupanya,” detektif Aldi menjeda ucapannya sambil menatap Nou dengan tatapan menyelidik.Nourdine sempat memasang wajah terkejutnya sejenak saat ia mendengar latar belakang kriminalnya
CeklekSuara pintu rumah Aera terbuka membuat semua penghuni rumah yang sedari tadi menunggu kepulangan Boem Jin seketika langsung menyerbunya diruang tamu.“O, udah pulang,” ucap Aera yang berlari menghampiri Boem Jin.“Gimana tadi hasilnya apa?” cecar Aera lagi dengan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan.“Aera… sabar dong sayang, Boem Jin aja baru masuk, belum duduk, belum minum, belum makan, biarin dia bersihan badan dulu!” teriak mama Aera yang masih berada di dapur untuk mengambilkan segelas minuman untuk Boem Jin.“Iya ma iyaa…”Boem Jin yang melihat wajah Aera seketika ditekuk karna mendapat teguran dari mamanya hanya bisa tersenyum geli karna kebiasaan Aera sejak dulu masih belum juga hilang.Papa Aerapun akhirnya menyuruh Boem Jin untuk segera membersihkan badannya dan turun kebawah untuk ikut makan malam.“Yasudah sana segera bersihkan badanmu dan se
“Terus, Dimas ngapain selama disana?” tanya Alex lagi.“Saya tidak bisa melihat apa yang dilakukan Dimas didalam rumah itu, Sir. Karna saya hanya memantau dari jauh. Tempat itu benar-benar dijaga oleh para pria berbadan besar disetiap pintu masuknya.”Reynaldpun menyodorkan dua buah foto lagi, “saya sudah berusaha mengelilingi rumah itu, dan ada dua pintu masuk. Satu dari depan, dan satu dari belakang. Tapi keduanya dijaga oleh dua penjaga.”Alex mengelus-elus dagunya sambil berfikir langkah apa yang akan ia gunakan untuk bisa meneror isi rumah Dimas.“Gimana kalo kita langsung teror aja Lex? Terus, penjaga nya itu kita suntik bius biar kaya di film-film.” Ucap Aaron tiba-tiba.“Lo kira neror tempat begitu seenak yang ada di film action?” jawab Alex sedikit kesal.“Lah ya kan emang enak, hahaha.”“Gak seenak yang dibayangkan kali Aaron.”&
Boem Jin dan Aera bergegas pergi ke unit apartemen Aaron untuk mengikuti rapat yang akan dilakukan oleh Alex dan anak buahnya.Mereka berenam kini tengah berkumpul dengan cemilan dan minuman yang sudah disiapkan oleh Aaron untuk menemani mereka berfikir ekstra dalam mengatur strategi apa yang akan mereka buat.“Ra, Boem Jin, kenalin ini Jolie. Dia adalah kapten dari agen wanita ditempat gue. Kemampuan bela dirinya jangan diragukan lagi, karna Jolie sangat menguasai beberapa jenis bela diri dan iapun pandai dalam mengatur strategi.” Jelas Alex memperkenalkan Jolie ke Aera dan Boem Jin.Aera dan Boem Jin tersenyum ramah dan mengulurkan tangan mereka bergantian untuk memperkenalkan diri masing-masing.“Aera…”“Jolie…”“Kim Boem-Jin…”“Jolie…”“Cantik banget,” bisik Boem Jin ke Aera setelah ia berjabat tangan dengan Jolie.Aer