Home / Rumah Tangga / WEDDING PROJECT / Bersama Seharian

Share

Bersama Seharian

Author: Sahabat2M
last update Last Updated: 2022-10-24 12:00:30

"Ini restoran yang kamu maksud?" 

"Ya, aku bahkan sering melihatmu makan di sini bersama Om disini."

"Kau tahu," ucap David terhenti, membuat Catherine berhenti memotong daging rendangnya, dan menatap balik David.

"Sebelum kita di jodohkan, aku bahkan ingin mendekatimu lebih dulu."

"Aku pernah 10 hari berturut-turut mendatangi restoran ini, berharap kita bertemu, kau tidak pernah datang lagi, sampai ayahku menyampaikan keinginannya menjodohkanku. Jujur Cath, aku marah dan menentang perjodohan ini, karena masih berharap bertemu denganmu.  Tapi, aku berubah pikiran, saat Papaku mengirimkan fotomu. Luar biasa bahagia Cath! Aku bahkan minta Papa mengatur pertemuanku langsung denganmu sesegera mungkin. Itulah pertemuan kita di restoran. Aku menyukaimu Cath,' ucap David membuat Catherine terdiam.

"Besok aku jemput lagi ya, boleh?"

"David, bukannya tidak boleh. tapi besok aku akan ke lokasi proyek," ucap Catherine apa adanya. Memang benar dia akan ke proyek, bersama perwakilan Winston Corp, hanya Catherine belum tahu saja, siapa team Winston Corp yang akan bersamanya nanti. 

"Tidak bisa di wakilkan dengan asistenmu?" David menghentikan makannya, menuntut jawaban yang baik bagi gendang telinganya.

"Jujur, karena ini tahap awal, aku lebih suka meninjau langsung ke Proyek. Berbeda jika progressnya sudah 70%, biasanya aku akan menyerahkannya pada asistenku," ucap Catherine menjelaskan detail. Catherine sengaja menjelaskan secara detail, berharap David paham, dan saat mereka menikah nanti, David tidak melarangnya ke lokasi Proyek.

"Baiklah, semoga urusanmu di lokasi Proyek berjalan dengan baik, Cath."

Catherine pagi ini sudah sampai di Winston Group sendirian tanpa di dampingi asistennya Sophia yang sedang sakit. 

"Selamat pagi Bu Catherine, saya di tugaskan Pak Arnold untuk menjemput Ibu, dan langsung mengantarkan ibu ke landasan Helipad. Mari ikuti saya Bu," ucap pria tersebut lembut dan sopan. Catherine hanya mengangguk pada asisten tersebut.

Catherine dan asisten tersebut sampai di landasan Helipad, dan melihat Arnold berdiri menunggunya dekat Helikopter tersebut. 

"Ayo, aku bantu naik" Arnold mengulurkan tangannya dan disambut oleh Catherine. Arnold memicingkan ekor matanya, saat asistennya ingin ikut dalam helikopter tersebut, membuat asisten tersebut menahan langkahnya, dan membiarkan helikopter tersebut terbang, tanpa dirinya. 

"Kau suka pemandangannya?" tanya Arnold via headset,menatap Catherine yang sangat terpukau dengan pemandangan di sekitar proyek mereka. 

"Sangat indah, jika di lihat dari sini!"

Arnold tidak bertanya apapun lagi sampai mereka landing di helipad, tetap membiarkan Catherine menatap kagum pada ciptaan Tuhan di hadapannya. 

"Mendung sekali," ucap Catherine yang baru saja menyadari keadaan cuaca di sekitarnya. 

"Sepertinya semua area akan turun hujan," gumam Catherine yang terdengar oleh Arnold yang masih berbicara dengan kepala proyek. Merasakan arah angin yang tiba-tiba kencang, Arnold segera meminta kepala proyek tersebut menghentikan pembangunan sementara, sampai kondisi cuaca membaik. 

"Sebaiknya kita juga segera pulang, sebelum cuaca semakin memburuk," ucap Arnold langsung menarik dan menggenggam tangan Catherine, sedikit berlari ke arah Helipad. 

"Maaf Tuan, sepertinya kita tidak bisa berangkat saat cuaca buruk seperti ini, harus menunggu cuaca reda dulu, baru kita bisa pulang," ucap Pilot Helikopter tersebut berlari mendatangi Arnold dan Catherine yang sedang menuju Helipad.

"Bagaimana Cath?" tanya Arnold berusahan menghalangi debu yang berterbangan melewati mereka, tapi tetap tidak bisa, angin terlalu kencang saat ini.

"Bisakah kita pulang dengan mobil saja? Jujur ayahku sedang kurang sehat saat ini, jadi aku tetap akan pulang, please." Catherine mengatupkan kedua tangannya menatap Arnold.

Belum menjawab pertanyaan Catherine, Arnold menarik Catherine kembali, menuju ke mess proyek di ujung sana. Mereka bertiga berusaha berlari dari kepungan debu-debu tersebut. Angin menyebalkan!! Gerutu Arnold.

Setelah berbicara dengan kepala proyek, Arnold menggandeng kembali Catherine menuju mobil perusahaan yang ada di lokasi proyek. Membuka pintu dan memasang seatbelt Catherine, Arnold menengadah sebentar menatap kondisi langit saat ini, "Apa kami bisa menerobosnya?" gumamnya pelan, langsung memasuki mobil, dan menghidupkan mobilnya, "Ayo kita pulang Cath!"

Hanya beberapa kilometer saja dari lokasi proyek, hujan deras disertai angin kencang, menyertai perjalanan Catherine dan Arnold saat ini. Catherine yang mendengar gemuruh, memegang erat seatbelt dan menutup matanya. Ini pertama kali, dirinya di hadapkan dengan cuaca esktrim seperti ini.

"Kau takut?" tanya Arnold setengah berteriak, takut Catherine tidak mendengar karena suara gemuruh hujan.

"Aku? Takut? Cih tidak," ucap Catherine berusaha menunjukkan pada Arnold dia gadis yang tegar, lalu mencoba tertawa kuat menutupi rasa takutnya, namun tawanya terdengar sangat horor di telinga Arnold.

GRGHHHHH  GRGHHHHH  GRGHHHHH  

"Arnold, kau dengar suara itu?" tanya Catherine. Suara itu sangat jelas di gendang telinganya.

Arnold yang masih fokus mengendarai mobilnya, hanya menggelengkan kepalanya, pertanda dia tidak tahu. Tapi tiba-tiba fokus Arnold pecah, melihat beberapa batang pohon di atas sana melungsur turun bersama air dan tanah. Mendadak, Arnold menghentikan mobilnya mendadak. 

Berusaha secepat mungkin mengganti posisi mobil ke posisi mundur, menghindari longsor di atas mereka, menekan gas mundur dengan kecepatan penuh. Catherine bahkan merapalkan doa pertobatan saat longsor diatas mereka.

"Kau baik-baik saja?" Arnold memutar balik mobilnya, menuju penginapan yang dia lewati beberapa kilometer dari lokasi longsor. 

"Apa aku terlihat baik-baik saja?" balas Catherine gemetaran. Hampir saja dia pulang tinggal nama, jika Arnold tidak segera mundur dengan kecepatan penuh.

Tidak ada kalimat apapun dari Catherine, saat Arnold membawanya. Catherine masih terlalu shock dengan kejadian tadi. Bahkan sampai tak sadar, mobil mereka masuk ke area penginapan kecil. 

"Kau masih sanggup berjalan?" Arnold bertanya sembari membuka seatbeltnya, melihat tubuh Catherine yang masih saja gemetaran, Arnold turun dan membuka pintu Catherine, lalu memeluknya sampai tubuh Catherine tidak gemetaran lagi.

"Baru kali ini lihat Catwoman gemetaran!" gurau Arnold, mengajak Catherine ke Front Desk Hotel.

"Mohon maaf Tuan,hanya tersisa 1 kamar single bed terakhir saat ini," ucap pegawai penginapan tersebut saat Arnold meminta 2 kamar untuk mereka. Arnold menatap Catherine, memberikan keputusan pada Catherine. Apakah ingin tidur di penginapan atau di mobil!. Namun sampai 10 menit, belum menjawab apapun. 

"Kami ambil saja," jawab Arnold langsung, saat melihat beberapa mobil masuk ke parkiran penginapan. Daripada menunggu Catherine yang berpikir, lebih baik dia ambil kamar tersebut, daripada di ambil orang.

"Kenapa kau ambil?" tanya Catherine tidak terima, akan sekamar dengan yang bukan suaminya. 

"Aku sangat lelah, dan butuh istirahat Cath, kau mau kamar terakir di ambil mereka?!" Arnold menunjuk segerombolan orang yang baru saja memasuki Lobby Hotel. Catherine  menggelengkan kepalanya, dia juga sangat lelah dan butuh tidur nyenyak saat ini.

"Ini kuncinya Pak," ucap pegawai tersebut dan menunjuk arah kamar mereka. 

Memasuki kamar mereka, Catherine terkejut dengan size ranjang mereka yang tergolong sempit bagi tubuh mereka berdua.Mengedarkan bola matanya, mencari sofa, namun hanya ada 1 kursi saja di dekat meja. Dasar penginapan pelit! sungutnya menatap ranjang. Catherine jelas melihat betapa mahalnya harga ruangan tersebut. Benar-benar memanfaatkan situasi mereka, ya! sungut Catherine lagi. 

Drttt

Drtt

Catherine melihat panggilan yang masuk, menatap aneh ponsel tersebut, ada signal masuk ke ponselnya di suasana seperti ini. Melangkah lurus ke arah jendela. Catherine mengangkat panggilan dari Papanya.

"Cath, kau dimana? Kenapa belum pulang juga?"

"Masih di lokasi proyek Pa, kami tidak bisa pulang, karena cuaca buruk dan longsor."

"Cuaca buruk? Kau tidak apa-apa kan sayang?"

"Aku baik-baik saja Papa, sekarang sudah di penginapan. Mungkin aku akan pulang besok Pa,"balas Catherine dan menatap Arnold agar tidak bersuara selama Papanya menghubunginya.

"Cath, tadinya Papa mau diskusi sesuatu, tapi sebaiknya Papa tunggu kamu di rumah saja ya."

"Jangan buat aku penasaran Pa. Katakan saja Pa," desak Catherine ingin tahu.

"Baiklah, ini tentang Keanu,sayang. Sepertinya Papa menyukainya. Boleh Papa adopsi Keanu menjadi adikmu? Tentunya setelah kita cari info tentang orangtuanya. Bagaimana?" tanya Ardi, namun beberap detik menunggu jawaban, tetap belum ada jawaban dari lawan bicaranya.

"Halo Cath?"

"Halo Pa?"

"Pa?"

"Pa?" 

Catherine mengecek batterainya, masih tersisa 87% lagi. Mencoba mengelilingi area kamarnya, dan menaiki meja di hotel tersebut, tetap tidak bisa. "Tadi Papa bicara apa ya?" gumam Catherine  penasaran.

Signal? Sial!

Related chapters

  • WEDDING PROJECT   TOGETHER AGAIN

    Catherine menatap tak percaya dengan suasana cuaca dari balik jendela di kamarnya, angin menumbangkan beberapa pohon di sekitar penginapan mereka. Bahkan dua mobil rusak parah di timpa pohon tersebut. Sudah hampir 2 jam mereka semua di dalam penginapan ini. Tapi suasana bukannya membaik, malah semakin mencekam saja. Catherine berbalik dan menatap Arnold yang sudah terlelap sejak Papanya menghubungi tadi. "Cih, mudah sekali dia tertidur. Bahkan sangat lelap di tengah badai begini," ucap Catherine berusaha mencari signal lagi, sekedar ingin menonton berita update saat ini atau menonton drama historical China kesukaannya. Mencoba mengalihkan pikirannya dengan bermain game di ponselnya. Sudah beberapa menit memainkan gamenya, Catherine masih tetap belum fokus pada gamenya. Dirinya masih waspada, selama badai belum usai. "Ada apa dengan badai hari ini?" gumamnya sambil melanjutkan permainan gamenya Catherine terdiam dan menghentikan permainan gamenya sesaat saat tanah bergetar, Cat

    Last Updated : 2022-10-25
  • WEDDING PROJECT   KISS AGAIN

    Arnold mencoba membuka kelopak matanya, menyesuaikan sinar matahari yang masuk di pupil matanya. Berdiri dan membuka lebar gorden jendela kamarnya. Mencari Cathy yang tidak ada di dalam kamar, mengambil jaket dan keluar dari ruang kotak tersebut. Berjalan ke arah lobby, dan melihat Catherine mengulurkan tangannya menyentuh bulir hujan"Kenapa tidak bangunkan aku?""Aku hanya bosan saja, pengap dalam kamar," ucap Catherine berjalan ke sofa. "Kau sudah sarapan?""Baru saja.""Ck, gadis menyebalkan, bahkan sarapan sendirian!" sungut Arnold menatap Catherine."Setidaknya, aku membuatkanmu kopi hangat," ucap Catherine menunjuk cangkir diatas meja.Tersenyum melihat kopi yang dimaksud Catherine, Arnold mengambil posisi duduk di sebelah Catherine dan menyesap kopinya."Kita seperti pasangan honeymoon saja, ya!" Catherine mendelik mendengar Arnold berbicara begitu. "Hujan terus, kapan kita pulang?! Bosan!!" gerutu Catherine melihat hujan di luar lobby. Meneguk kopinya, Arnold tersenyum de

    Last Updated : 2022-10-26
  • WEDDING PROJECT   Lets Cancel Our Wedding

    "Tunggu!" teriak seseorang menahan langkah Catherine, belum sempat Catherine berbalik, tangannya sudah ditarik seseorang. Melepaskan tangannya, Catherine menatap bingung Arnold."Apa yang kau lakukan? Bukannya, harusnya makan siang bersama mereka?""Oh come on, kau saja lari dari makan siang itu, kenapa aku harus ikut? Kalau kau tidak ikut makan, lalu wajah siapa yang aku tatap Cath!""Dasar Gila!""Iya, kan gila karenamu,Cath!" balas Arnold menaikturunkan kedua alisnya, lalu menarik lembut tangan Jill ke dalam mobilnya. Arnold mencoba menarik nafasnya, saat Catherine kesal menatapnya."Cath, kau kesal masalah pernikahanku?"Arnold, duduk dan belum menjalankan mesin mobilnya. Menarik tangan Cath, dan mengecupnya, "Kau ingat, pertemuan kita di Taman? Di situ, setelah mengenalmu, aku pulang, menemui Mamaku, agar membatalkan rencana pernikahan kami. Tapi mamaku menolak, merasa Audrey, gadis yang baik. Aku sudah tunjukkan bukti k

    Last Updated : 2022-10-27
  • WEDDING PROJECT   Dont Panic

    Pagi ini, Catherine menerima telepon dari Rumah Sakit, yang menginformasikan Papanya sudah membaik, dan akan di pindahkan ke ruangan perawatan. Catherine berdoa dan mengucap syukur karena Tuhan sudah menjawab doanya. Segera, bergegas bersiap-siap menuju rumah sakit.Sedikit berlari menuju salah satu, ruangan VIP di lantai 6, menggandeng tangan Keanu. "Keanu, ingat pesan Dokter tadi malam?" tanya Catherine menunduk."Nggak boleh cengeng kalau ketemu Papa, Kak." Keanu tersenyum menatap Catherine, yang sedang mengelus kepalanya."Anak pintar, adiknya siapa sih?" Catherine mencubit gemas Keanu, yang tertawa dengan ulahnya."Papa.....," sapa Keanu dan Catherine saat membuka pintu. Melihat Papa Ardi, yang tersenyum menyambut mereka. "Papa sakit apa?" Keanu yang sudah berjanji tidak menangis pun, berusaha menahan isaknya."Ish, siapa bilang Papa sakit? Dokter? Ck, jangan percaya Dokter sayang, Papa cuman kurang tidur saja!" balas Ardi memeluk Keanu dan Catherine."Kalau kurang tidur,

    Last Updated : 2022-10-27
  • WEDDING PROJECT   Bingung

    Pagi ini, Dinda datang kembali ke rumah sakit tanpa Rosa. Membawa bekal, untuk Papi Ardi dan Dokter cintanya. Melewati pusat informasi, Dinda berhanti, dan menanyakan letak ruang Aiden, dan jadwal kunjungan ke ruangan Papinya.Bersiul dengan riang, sampai di ruangan Papinya, menyapa Papinya dan Catherine dengan semangat."Papinya Dinda, yang paling tampan di kamar ini, apa kabar?" gurau Dinda, meletakkan menu bekalnya, dan memberikan satu bekal buat Catherine ."Ck, yah pasti paling tampan, pria sendiri di sini," cibir Catherine menerima bekal tersebut. Tidak membalas cibiran Catherine, lalu mengambil kursi duduk di sebelah Papinya. Senyum Dinda mengembang, saat pintu kamar di ketuk, dan melihat Dokter cintanya datang."Pi, Dinda udah cakep belum?" bisik Dinda, dan diangguk Ardi menahan senyum. Dinda berdiri langsung, dan mempersilahkan Dokter tersebut memeriksa Papinya lebih dulu."Keadaan Pak Ardi semakin membaik, nanti saya jadwalkan untuk kemot

    Last Updated : 2022-10-28
  • WEDDING PROJECT   WEDDING, ON GOING!

    Aiden mendorong pelan Dinda, menatap tajam gadis kurang ajar di depannya ini. Berani sekali menyentuhnya! Maju dan menarik kasar Dinda, lalu membuka pintunya. "Keluarlah, dan jangan muncul lagi di depanku!" geram Aiden kesal. "Aiden, itu first kissku, jangan lupakan,manisnya!" pesan Dinda mengganjal pintu dengan kakinya. "Singkirkan kakimu!" "Sepertinya aku akan bermimpi indah malam ini," ucap Dinda mendorong pintu kuat, dan segera mengecup pipi Aiden kembali, lalu kabur sebelum Aiden marah. Lima hari sejak kejadian itu, Dinda tidak pernah lagi bertemu dengan Aiden, karena pekerjaannya yang sedang overload. Menatap tumpukan sketsa wedding dress di depannya. "Ck, sepertinya aku hanya membuatkan gaun untuk orang lain saja. Entah, kapan bisa merancang untuk gaunku sendiri." Mengambil ponsel dan membaca pesan masuk di salah satu aplikasinya. Mengetik beberapa kata, lalu mengirimnya, "Naik saja ke lantai 2, pintu mer

    Last Updated : 2022-10-29
  • WEDDING PROJECT   BUKAN AKHIR KISAH

    Belum beranjak dari posisinya, Arnold masih menatap emosi, pintu ruangan, tempat Papa dirawat saat ini. Tidak rela, wanita yang di cintainya, menikahi pria lain, Arnold berdiri dan memutuskan akan meminta putrinya baik-baik sebagai pendampingnya.Berjalan dengan percaya diri, Arnold terkejut, melihat seseorang yang sudah lama, tidak pulang ke rumah, Kakaknya Aiden. Mencoba berpikir, untuk apa masuk ruangan tersebut? Sedangkan dia, belum pernah memberitahukan siapa pun, tentang Catherine. Aiden kan Spesialis kanker? Apa Papanya Catherine, punya penyakit kanker? Tidak ingin menebak-nebak, Arnold akan memastikan dulu, pada Kakaknya. Duduk menunggu, tidak jauh dari kamar pasien.Melihat Aiden keluar dari kamar tersebut, Arnold mengikuti langkah Aiden, menuju ruangannya. Tanpa mengetuk pintu, Arnold langsung masuk, dan duduk di depan Aiden, yang terkejut."Sedang apa kau disini?" tanya Aiden heran. Adiknya ini, bukan tipekal orang, yang memiliki banyak wa

    Last Updated : 2022-10-30
  • WEDDING PROJECT   Welcome Home, PAPA!

    Keanu, sangat gembira menyambut kepulangan Papanya. Melompat-lompat kegirangan, saat Ardi turun dari mobil, langsung memeluknya erat."Welcome Home Papa," bisik Keanu saat memeluk Papanya, dan menuntun Ardi, duduk di sofa."Ck, adik lu, manis banget, sumpah!" ucap Dinda, berjalan dan duduk di sebelah Ardi."Pi, kalau kontrol nanti biar sama aku aja ya?" tawar Dinda melirik Catherine, berdecak padanya."Nggak, biar Papa gwa yang antar, kalau lu yang antar, takutnya di bawa kemana-mana lagi!""Cih, anak Papi, ih....., pelit banget sih!""Ya udah, nanti kalian berdua saja yang antar Papa," balas Ardi, membuat girang Dinda. Setidaknya, ada alasan bagi Dinda, bertemu Dokter cintanya! Melihat waktu di jamnya, Dinda segera pamitan kembali ke Boutiquenya."Keanu ikut juga ya Pa?" bujuk Keanu, menatap kepergian Dinda."Jangan Keanu, rumah sakit nggak baik buat anak-anak." Ardi mengelus rambut dan memberi pengertian buat Kean

    Last Updated : 2022-10-31

Latest chapter

  • WEDDING PROJECT   Welcome Home, PAPA!

    Keanu, sangat gembira menyambut kepulangan Papanya. Melompat-lompat kegirangan, saat Ardi turun dari mobil, langsung memeluknya erat."Welcome Home Papa," bisik Keanu saat memeluk Papanya, dan menuntun Ardi, duduk di sofa."Ck, adik lu, manis banget, sumpah!" ucap Dinda, berjalan dan duduk di sebelah Ardi."Pi, kalau kontrol nanti biar sama aku aja ya?" tawar Dinda melirik Catherine, berdecak padanya."Nggak, biar Papa gwa yang antar, kalau lu yang antar, takutnya di bawa kemana-mana lagi!""Cih, anak Papi, ih....., pelit banget sih!""Ya udah, nanti kalian berdua saja yang antar Papa," balas Ardi, membuat girang Dinda. Setidaknya, ada alasan bagi Dinda, bertemu Dokter cintanya! Melihat waktu di jamnya, Dinda segera pamitan kembali ke Boutiquenya."Keanu ikut juga ya Pa?" bujuk Keanu, menatap kepergian Dinda."Jangan Keanu, rumah sakit nggak baik buat anak-anak." Ardi mengelus rambut dan memberi pengertian buat Kean

  • WEDDING PROJECT   BUKAN AKHIR KISAH

    Belum beranjak dari posisinya, Arnold masih menatap emosi, pintu ruangan, tempat Papa dirawat saat ini. Tidak rela, wanita yang di cintainya, menikahi pria lain, Arnold berdiri dan memutuskan akan meminta putrinya baik-baik sebagai pendampingnya.Berjalan dengan percaya diri, Arnold terkejut, melihat seseorang yang sudah lama, tidak pulang ke rumah, Kakaknya Aiden. Mencoba berpikir, untuk apa masuk ruangan tersebut? Sedangkan dia, belum pernah memberitahukan siapa pun, tentang Catherine. Aiden kan Spesialis kanker? Apa Papanya Catherine, punya penyakit kanker? Tidak ingin menebak-nebak, Arnold akan memastikan dulu, pada Kakaknya. Duduk menunggu, tidak jauh dari kamar pasien.Melihat Aiden keluar dari kamar tersebut, Arnold mengikuti langkah Aiden, menuju ruangannya. Tanpa mengetuk pintu, Arnold langsung masuk, dan duduk di depan Aiden, yang terkejut."Sedang apa kau disini?" tanya Aiden heran. Adiknya ini, bukan tipekal orang, yang memiliki banyak wa

  • WEDDING PROJECT   WEDDING, ON GOING!

    Aiden mendorong pelan Dinda, menatap tajam gadis kurang ajar di depannya ini. Berani sekali menyentuhnya! Maju dan menarik kasar Dinda, lalu membuka pintunya. "Keluarlah, dan jangan muncul lagi di depanku!" geram Aiden kesal. "Aiden, itu first kissku, jangan lupakan,manisnya!" pesan Dinda mengganjal pintu dengan kakinya. "Singkirkan kakimu!" "Sepertinya aku akan bermimpi indah malam ini," ucap Dinda mendorong pintu kuat, dan segera mengecup pipi Aiden kembali, lalu kabur sebelum Aiden marah. Lima hari sejak kejadian itu, Dinda tidak pernah lagi bertemu dengan Aiden, karena pekerjaannya yang sedang overload. Menatap tumpukan sketsa wedding dress di depannya. "Ck, sepertinya aku hanya membuatkan gaun untuk orang lain saja. Entah, kapan bisa merancang untuk gaunku sendiri." Mengambil ponsel dan membaca pesan masuk di salah satu aplikasinya. Mengetik beberapa kata, lalu mengirimnya, "Naik saja ke lantai 2, pintu mer

  • WEDDING PROJECT   Bingung

    Pagi ini, Dinda datang kembali ke rumah sakit tanpa Rosa. Membawa bekal, untuk Papi Ardi dan Dokter cintanya. Melewati pusat informasi, Dinda berhanti, dan menanyakan letak ruang Aiden, dan jadwal kunjungan ke ruangan Papinya.Bersiul dengan riang, sampai di ruangan Papinya, menyapa Papinya dan Catherine dengan semangat."Papinya Dinda, yang paling tampan di kamar ini, apa kabar?" gurau Dinda, meletakkan menu bekalnya, dan memberikan satu bekal buat Catherine ."Ck, yah pasti paling tampan, pria sendiri di sini," cibir Catherine menerima bekal tersebut. Tidak membalas cibiran Catherine, lalu mengambil kursi duduk di sebelah Papinya. Senyum Dinda mengembang, saat pintu kamar di ketuk, dan melihat Dokter cintanya datang."Pi, Dinda udah cakep belum?" bisik Dinda, dan diangguk Ardi menahan senyum. Dinda berdiri langsung, dan mempersilahkan Dokter tersebut memeriksa Papinya lebih dulu."Keadaan Pak Ardi semakin membaik, nanti saya jadwalkan untuk kemot

  • WEDDING PROJECT   Dont Panic

    Pagi ini, Catherine menerima telepon dari Rumah Sakit, yang menginformasikan Papanya sudah membaik, dan akan di pindahkan ke ruangan perawatan. Catherine berdoa dan mengucap syukur karena Tuhan sudah menjawab doanya. Segera, bergegas bersiap-siap menuju rumah sakit.Sedikit berlari menuju salah satu, ruangan VIP di lantai 6, menggandeng tangan Keanu. "Keanu, ingat pesan Dokter tadi malam?" tanya Catherine menunduk."Nggak boleh cengeng kalau ketemu Papa, Kak." Keanu tersenyum menatap Catherine, yang sedang mengelus kepalanya."Anak pintar, adiknya siapa sih?" Catherine mencubit gemas Keanu, yang tertawa dengan ulahnya."Papa.....," sapa Keanu dan Catherine saat membuka pintu. Melihat Papa Ardi, yang tersenyum menyambut mereka. "Papa sakit apa?" Keanu yang sudah berjanji tidak menangis pun, berusaha menahan isaknya."Ish, siapa bilang Papa sakit? Dokter? Ck, jangan percaya Dokter sayang, Papa cuman kurang tidur saja!" balas Ardi memeluk Keanu dan Catherine."Kalau kurang tidur,

  • WEDDING PROJECT   Lets Cancel Our Wedding

    "Tunggu!" teriak seseorang menahan langkah Catherine, belum sempat Catherine berbalik, tangannya sudah ditarik seseorang. Melepaskan tangannya, Catherine menatap bingung Arnold."Apa yang kau lakukan? Bukannya, harusnya makan siang bersama mereka?""Oh come on, kau saja lari dari makan siang itu, kenapa aku harus ikut? Kalau kau tidak ikut makan, lalu wajah siapa yang aku tatap Cath!""Dasar Gila!""Iya, kan gila karenamu,Cath!" balas Arnold menaikturunkan kedua alisnya, lalu menarik lembut tangan Jill ke dalam mobilnya. Arnold mencoba menarik nafasnya, saat Catherine kesal menatapnya."Cath, kau kesal masalah pernikahanku?"Arnold, duduk dan belum menjalankan mesin mobilnya. Menarik tangan Cath, dan mengecupnya, "Kau ingat, pertemuan kita di Taman? Di situ, setelah mengenalmu, aku pulang, menemui Mamaku, agar membatalkan rencana pernikahan kami. Tapi mamaku menolak, merasa Audrey, gadis yang baik. Aku sudah tunjukkan bukti k

  • WEDDING PROJECT   KISS AGAIN

    Arnold mencoba membuka kelopak matanya, menyesuaikan sinar matahari yang masuk di pupil matanya. Berdiri dan membuka lebar gorden jendela kamarnya. Mencari Cathy yang tidak ada di dalam kamar, mengambil jaket dan keluar dari ruang kotak tersebut. Berjalan ke arah lobby, dan melihat Catherine mengulurkan tangannya menyentuh bulir hujan"Kenapa tidak bangunkan aku?""Aku hanya bosan saja, pengap dalam kamar," ucap Catherine berjalan ke sofa. "Kau sudah sarapan?""Baru saja.""Ck, gadis menyebalkan, bahkan sarapan sendirian!" sungut Arnold menatap Catherine."Setidaknya, aku membuatkanmu kopi hangat," ucap Catherine menunjuk cangkir diatas meja.Tersenyum melihat kopi yang dimaksud Catherine, Arnold mengambil posisi duduk di sebelah Catherine dan menyesap kopinya."Kita seperti pasangan honeymoon saja, ya!" Catherine mendelik mendengar Arnold berbicara begitu. "Hujan terus, kapan kita pulang?! Bosan!!" gerutu Catherine melihat hujan di luar lobby. Meneguk kopinya, Arnold tersenyum de

  • WEDDING PROJECT   TOGETHER AGAIN

    Catherine menatap tak percaya dengan suasana cuaca dari balik jendela di kamarnya, angin menumbangkan beberapa pohon di sekitar penginapan mereka. Bahkan dua mobil rusak parah di timpa pohon tersebut. Sudah hampir 2 jam mereka semua di dalam penginapan ini. Tapi suasana bukannya membaik, malah semakin mencekam saja. Catherine berbalik dan menatap Arnold yang sudah terlelap sejak Papanya menghubungi tadi. "Cih, mudah sekali dia tertidur. Bahkan sangat lelap di tengah badai begini," ucap Catherine berusaha mencari signal lagi, sekedar ingin menonton berita update saat ini atau menonton drama historical China kesukaannya. Mencoba mengalihkan pikirannya dengan bermain game di ponselnya. Sudah beberapa menit memainkan gamenya, Catherine masih tetap belum fokus pada gamenya. Dirinya masih waspada, selama badai belum usai. "Ada apa dengan badai hari ini?" gumamnya sambil melanjutkan permainan gamenya Catherine terdiam dan menghentikan permainan gamenya sesaat saat tanah bergetar, Cat

  • WEDDING PROJECT   Bersama Seharian

    "Ini restoran yang kamu maksud?" "Ya, aku bahkan sering melihatmu makan di sini bersama Om disini.""Kau tahu," ucap David terhenti, membuat Catherine berhenti memotong daging rendangnya, dan menatap balik David."Sebelum kita di jodohkan, aku bahkan ingin mendekatimu lebih dulu.""Aku pernah 10 hari berturut-turut mendatangi restoran ini, berharap kita bertemu, kau tidak pernah datang lagi, sampai ayahku menyampaikan keinginannya menjodohkanku. Jujur Cath, aku marah dan menentang perjodohan ini, karena masih berharap bertemu denganmu. Tapi, aku berubah pikiran, saat Papaku mengirimkan fotomu. Luar biasa bahagia Cath! Aku bahkan minta Papa mengatur pertemuanku langsung denganmu sesegera mungkin. Itulah pertemuan kita di restoran. Aku menyukaimu Cath,' ucap David membuat Catherine terdiam."Besok aku jemput lagi ya, boleh?""David, bukannya tidak boleh. tapi besok aku akan ke lokasi proyek," ucap Catherine apa adanya. Memang benar dia akan ke proyek, bersama perwakilan Winston Corp,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status