Share

Kasih sayang yang tulus

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Nih 320 ribu buat tunggakan Ibu mertuaku dan ini 480 ribu buat enam bulan kedepan untuk uang keamanan, kebersihan, sama sumbangan rutin. Nih aku tambah lagi 200 ribu buat nambahin uang sumbangan rutinnya. Jadi, genep satu juta Ibu mertua aku bayar sama Bu Salamah."

Bu Salamah terdiam. Entah dia sedang memikirkan apa tapi yang jelas gak akan lagi kubiarkan tetangga di sini menghina Ibu mertuaku. Seenaknya saja mereka memandang seseorang dari uangnya saja.

"Sudah kan, Bu? Kenapa diam saja? Catat dong. Jangan sampai lupa takutnya nanti kelupaan belum dicatat eh dikata belum bayar lagi."

"Maksud kamu apa? Kamu mau nuduh saya nilep duit ini?"

"Lah, saya gak ngomong begitu kan? Itu asumsi Ibu sendiri kan? Tapi baguslah kalau sadar. Namanya aja jaga-jaga kan takutnya, takutnya ya …."

"Dasar sombong! Baru bayar segitu saja sudah merasa paling kaya!"

"Dih, ya biarin, memangnya kenapa? Yang penting saya sudah bayar lunas buat enam bulan ke depan kan? Sekalian dicatet nama Ibu mertuaku juga melebihkan uang sumbangan rutinnya. Biar kalian gak julidin Ibu mertuaku lagi."

"Halah timbang duit 200 ribu aja pake segala kudu diumumin. Saya yakin habis ini kamu pasti kalau belanja nanti ngutang soalnya duit udah habis. Iya kan?"

"Lah, sok tau nih si Ibu. Kayak yang paling tau soal keuanganku aja. Lagian biarin aja aku dikata somse, biar pada gak ngelunjak jadi orang. Seenaknya saja menghina orang mentang-mentang miskin."

"Ya kenyataan kalau Ibu mertua situ miskin."

"Lha terus kalau Ibu mertuaku miskin memangnya ada gitu nyusahin Ibu dan yang lainnya? Ada gitu Ibu mertuaku sama suamiku minta makan sama kalian? Enggak kan? Jangan mandang orang dari kastanya, Bu. Kalau sudah diperlihatkan isi saldo di atm nya bisa-bisa nanti Ibu kejang-kejang lagi."

"Halah, palingan juga berapa sih isi saldo atm nya? Sombong banget. Benar kata Bu Maemunah kamu memang gak punya adab! Bu Marini! Ajarin tuh menantu barunya sopan santun! Baru juga jadi warga sini sudah sok banget!"

Bu Salamah pun akhirnya pergi meninggalkan rumah Ibu mertuaku. Aku mendengkus kesal. Huh ingin sekali rasanya aku melahap habis badan orang itu. Baru sehari tinggal di sini tapi udah dua orang yang bikin aku kesal! 

Aku pun berniat untuk kembali ke kamarku. Namun, saat kaki ini baru saja akan meninggalkan pintu utama tiba-tiba Ibu mertuaku memanggil. 

"Sofia …."

"Ya, Bu?"

"Kenapa kamu barbar sekali, Nak?"

"Ibu mau nyalahin aku juga? Aku cuma membela Ibu. Aku tuh kesel karena mereka merendahkan Ibu. Memangnya kenapa kalau Mas Farhan hanya tukang parkir? Memangnya kenapa kalau Ibu miskin? Apa ada aturan kalau orang miskin dan tukang parkir gak boleh hidup dengan layak?" Dadaku terasa sesak. Tiba-tiba mataku terasa panas hingga tanpa aku sadari air mata sudah menetes di kedua pipiku. 

"Yuk kita duduk dulu. Kita bicara jangan sambil berdiri nanti emosi kamu kembali meledak." Ibu mertua menuntunku menuju sofa yang sudah banyak tambalan di sana dan sini. Ia lantas mengambilkan air putih di dalam gelas dan menyodorkannya padaku. Aku pun menerimanya dan minum air pemberian Ibu mertuaku. Ah … rasanya tenggorokan ini lega sekali sebab sejak tadi terasa kering gara-gara debat sama Bu Salamah si sundel bolong itu. 

"Terima kasih, Bu."

"Sama-sama, Sayang." Ibu mertua mengelus lembut rambut panjangku. Aku pun merebahkan kepala pada bahunya. Ah, rasanya nyaman sekali. Sudah lama aku tidak merasakan belaian lembut seorang Ibu. Dan kini aku kembali dapat merasakannya. 

"Coba ceritakan sama Ibu apa yang terjadi? Kenapa sampai bisa Bu Salamah mengataimu tidak punya adab dan sombong?" Aku menarik kepala dan menatap Ibu. Ibu pun membalas tatapanku sembari tersenyum. Betapa teduhnya wajah Ibu, ia sama sekali tidak menyiratkan kemarahan. 

Akhirnya aku pun menceritakan awal mula aku dan Bu Maemunah beradu mulut. Ibu sejak tadi hanya diam saja. Beliau sepertinya memberikanku kesempatan untuk mengeluarkan apa yang aku rasa. Setelah aku rasa cukup aku pun terdiam. 

"Jadi, apa menurut Ibu aku salah kalau aku membela diri dan keluargaku dari orang-orang toxic seperti mereka? Aku gak ada nyenggol orang-orang itu. Malah aku gak kenal kan aku baru sehari di sini. Tapi sikap mereka menunjukkan kalau mereka benar-benar tidak suka sama keluarga kita."

"Ibu tidak menyalahkanmu, Nak, hanya saja kita tidak bisa memaksa orang untuk suka sama kita. Apa pun yang kita lakukan sekalipun itu yang terbaik menurut kita jika orang itu tidak suka maka tidak akan ada artinya. Jadi, lebih baik diam agar masalah tidak merembet kemana-mana. Kalau seperti ini nanti akan ada lagi omongan menantu Bu Marini yang begini dan begitu."

"Biarin saja, Bu, biar mereka tau kalau keluarga kita tidak lagi bisa diinjak-injak. Biar aku yang maju nanti."

"Memangnya kamu gak capek kalau harus kelahi terus? Selain bertengkar bikin capek hati dan badan, kelahi juga bisa bikin rezeki seret."

"Astaghfirullahaladzim. Maafin aku ya, Bu. Aku benar-benar emosi. Mereka memandang kita sebelah mata hanya karena profesi Mas Farhan tukang parkir."

"Ya soal itu biarkan saja, toh mereka  pernah tahu kan kondisi yang sebenarnya. Lagian bukan mereka juga yang kasih kita makan kan? Yang penting itu dari kamunya. Apakah kamu akan sabar menjadi teman hidup seorang tukang parkir seperti Farhan yah, secara kehidupan kamu sebelumnya itu kan serba ada dan serba wah. Dan sekarang kamu harus tinggal di rumah Ibu yang sangat sederhana ini, ditambah lagi tetangga di sini yah begitu itu lah."

"Ibu bicara apa sih? Aku memutuskan untuk menikah dengan Mas Farhan tentu saja sudah persiapkan semuanya. Lagian memangnya apa ada yang salah dengan kerjaan tukang parkir? Selama pekerjaan itu halal gak masalah buatku. Dan lagi mereka juga gak tahu kan dari uang hasil tukang parkir itu Mas Farhan bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi hingga akhirnya kenal sama aku dan menikah. Hanya tinggal bersabar sedikit saja Mas Farhan akan lulus terus diwisuda deh. Setelah itu aku berencana mengajak Mas Farhan untuk bekerja di kantornya Papa. Dan hal ini juga sudah aku bicarakan sama Papa. Alhamdulillah Papa setuju."

"Maksud kamu? Kamu mau minta Farhan kerja di kantor Papa kamu? Kamu serius, Sofia? Kamu gak lagi becandain Ibu kan? 

"Iya, Bu, mana mungkin aku bercanda soal beginian. Jadi, nanti Mas Farhan sudah tidak usah lagi kerja jadi juru parkir di kantor Papa aku. Ibu setuju kan? Aku sangat yakin kalau Mas Farhan pasti bisa menaikkan derajat Ibu dan keluarga kita. Gimana? Ibu senang gak?"

"Lho, Ibu kok nangis? Apa ucapanku ada yang salah?" Aku bingung karena tiba-tiba Ibu menangis dan kini beliau sudah memelukku. 

"Terimakasih, Nak. Kehadiranmu di keluarga kami seperti malaikat penolong. Terima kasih juga sudah mau menerima anak Ibu apa adanya. Berkat kamu Farhan akhirnya bisa mewujudkan impiannya yaitu bekerja di tempat yang dingin dan pastinya bisa Ibu banggakan. Hanya kasih sayang tulus yang bisa Ibu berikan sebagai bentuk balas jasa atas kebaikanmu dan juga Papamu."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zuhdi Ahmad
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Surat undangan

    "Terimakasih, Nak. Kehadiranmu di keluarga kami seperti malaikat penolong. Terima kasih juga sudah mau menerima anak Ibu apa adanya. Berkat kamu Farhan akhirnya bisa mewujudkan impiannya yaitu bekerja di tempat yang dingin dan pastinya bisa Ibu banggakan. Hanya kasih sayang tulus yang bisa Ibu berikan sebagai bentuk balas jasa atas kebaikanmu dan juga Papamu.""Ibu? Sofia? Kok kalian pada peluk-pelukan begini kayak teletubies deh. Ada apa?" Tiba-tiba saja suara Mas Farhan terdengar di telingaku. Aku pun menoleh ke arahnya, melepaskan pelukan Ibu dan berjalan menghampiri Mas Farhan. Lantas, aku mencium takzim tangan pria yang bergelar suamiku beberapa hari ini. "Sudah pulang, Mas?""Belum, Dek, ini cuma bayangannya aja yang pulang."Aku memukul kecil dada bidang pria tampan di depanku. Dia tertawa dan hal itu membuatku sedikit terpaku. Ah, betapa tampannya paras lelaki yang kucintai ini. Tutur katanya lembut dan sikapnya yang sopan membuatku jatuh cinta padanya. "Kok dipukul?""Lagia

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Datang aja deh, dan bungkam mulut mereka

    WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKUBAB 4"Huft, sabar Sofia … ingat, mungkin ini ujian dari Tuhan untuk menaikkan derajat dirimu. Aku pun meletakkan kertas undangan dari si ibu-ibu gila tadi. Oh astaga, Tuhan … iya sih punya suami dan mertua yang baiknya kebangetan tapi kok ya ganti punya tetangga yang hampir semuanya kayak jelmaan iblis, astaghfirullahaladzim. Sembari menunggu Mas Farhan dan Ibu pulang dari mushola aku pun menuju ke dapur. Berniat untuk menata sayur dan lauk yang aku masak siang tadi ke atas meja. Meski aku adalah seorang anak orang berduit tapi memasak adalah kegemaranku. Bahkan, dari hobiku memasak ini aku sampai punya restoran aneka seafood dan juga toko roti. Hal itu tentu saja Mas Farhan dan ibu mertuaku tidak mengetahuinya sebab memang aku belum kasih tahu. Hahahaha. Setelah di meja tertata aneka menu dan juga nasinya yang sudah aku masukkan ke dalam bakul baru lalu terdengar suara Ibu dan Mas Farhan masuk ke dalam rumah. Aku bergegas menemui mereka

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ketulusan Sofia pada bu Marini

    "Oh tentu tidak Sayangku. Aku gak akan seperti itu. Kamu tenang aja. Pokoknya aku akan bungkam yang sudah menghina keluarga kita dengan caraku, aku jamin mereka bakal klakep.""Ah kamu ada-ada saja deh. Sudahlah biarin saja mereka mau bilang apa. Kita dan mereka itu berbeda, kalau misal kita balas mereka yang ada kira sama saja dong dengan mereka?" Aku yang posisinya sudah rebahan di sebelah Mas Farhan pun mendongak dan menatapnya lekat. "Sesekali orang model begitu itu memang perlu dibales, Mas, masa iya kita diam saja ketika diinjak? Allah itu memberikan kita insting dan kekuatan untuk pertahanan diri. Lha kita manusia punya perasaan kok.""Iya Mas tau, tapi nanti gak akan ada habisnya dong kalau balas membalas begitu?""Hemm gak tau deh, Mas, aku sih besok yang jelas tetap bakal nemani kamu buat hadirin undangan itu dan aku akan diam saja gak akan cari keributan. Tapi kalau sampai mereka yang memulainya duluan ya berarti bukan salahku dong kalau pada akhirnya aku ikutan ribut?"Sa

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Bab 6

    "Ya Allah, Nak. Kenapa kamu baik sekali, Ibu sampai gak bisa membalasnya." Mata Ibu sudah berkaca-kaca. Aku pun jika sekali kedip saja pasti akan keluar air mata keharuan ini. Namun, karena tidak mau merusak make up yang sudah on point di wajahku jadi aku tahan. "Aku tidak minta sesuatu yang sulit sama Ibu. Hanya satu pintaku, aku ingin disayang layaknya putri kandung Ibu. Sudah lama aku tidak merasakan kasih sayang seorang Ibu." Beliau pun langsung memelukku dan aku membalasnya. "Pasti, Nak, Ibu pasti akan menyayangimu seperti anak kandung Ibu. Sudah lama juga Ibu menginginkan anak perempuan, eh yang keluar si Farhan. Tapi gak apa-apa karena sekarang Ibu sudah dapat anak yaitu kamu.""Yaudah yuk kita berangkat. Biarkan perhiasan itu ada di tangan Ibu. Biar gak ada lagi yang bisa menghina Ibu di sini. Mulai sekarang aku yang akan menjadi garda terdepan jika ada yang berani menghina Ibu seperti kemarin.""Makasih ya, Nak." Aku hanya mengangguk sembari tersenyum. Aku dan Ibu pun sama-

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Kesedihan ibu mertua

    BAB 7"Gimana? Masih mau hina kami cuma numpang makan enak di sini? Bahkan, kurasa uang amplopan kalian tidak ada seujung kukunya dari uang amplopan kami. Dengan uang ini kalau di resto, kami sudah bisa makan dengan menu yang lebih enak dari yang ada di sini. Ingat ya kalian, sekali lagi kalian berani menghina Ibu mertuaku dan suamiku kalian akan berhadapan denganku. Camkan itu!""Halah, kamu pikir kita-kita takut sama ancamanmu itu?" Bu Saras berucap dengan lantang. Bahkan, sudah banyak pasang mata yang menatap ke arah kami. Hah, kalau sudah begini haruskah aku masih diam saja? Oh tentu tidak. Aku akan menjunjung tinggi harga diri keluargaku. "Dan kalian pikir kita peduli? Tentu tidak, mungkin dulu kalian bisa menghina Ibu mertua dan suamiku seenak jidat kalian, tapi setelah adanya aku di kehidupan mereka. Maka kalian tidak akan lagi bisa menghina.""Halah, baru ngasih duit segitu saja sombongnya bukan kepalang. Palingan juga hasil duit ngutang.""Iya nih, duit ngutang aja belagunya

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Rencana papanya Sofia

    BAB 8DrrtttDdrrtttPonsel di atas meja di dapur bergetar. Aku yang sedang memasak untuk makan siang nanti pun menghentikan aksiku dan mematikan kompor sejenak. Kuambil ponsel tersebut dan melihat ternyata yang menelpon adalah Papa. Aku menggeser tombol berearna hijau ke atas. "Ya, Pa, assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Sayangku. Sepertinya ada yang muali melupakan Papa nih. Hemm jadi sedih deh.""Kok Papa ngomong begitu sih? Mana mungkin aku lupa sama Papa. Kan baru tiga hari juga aku ninggalin Papa ke rumah Mas Farhan.""Yah, namanya saja tidak pernah pisah dengan kamu, Nak. Ngomong-ngomong gimna kabarmu? Apakah di sana kamu bahagia?""Ahamdulillah, Pa. Aku sangat-sangat baik. Aku bahagia kok di sini. Ibu mertua dan suamiku sangat sayang sama aku.""Syukurlah kalau begitu. Berarti tidak sia-sia Papa merestui hubunganmu dengan Farhan. Awalnya Papa khawatir kalau dia hanya memanfaatkanmu saja. Yah, kamu paham lah maksud Papa. Tapi kalau dia memperlakukanmu dengan baik maka Papa san

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ternyata anak bu Saras adalah ....

    BAB 9"Ya ampun pantesan saja bisa nyumbang uang sampe sejuta, ternyata gebetannya om-om senang kayak begini toh."Suara Bu Saras yang cukup memekakkan telinga hampir saja membuatku terlonjak. Astaga, kenapa dunia sempit sekali. Di mana-mana ketemu sama titisan jin tomang kayak dia. Huft …."Siapa dia, Ma?" tanya seorang wanita yang kutaksir usianya tidak jauh berbeda denganku. Mungkin dia anaknya Bu Saras kali. "Itu lho, yang Mama ceritain ke kamu kalau dia menantunya si Marini yang sombongnya sampai ke langit ke tujuh.""Oh dia toh, huh biasa aja tuh mukanya. Cantik juga cantikan aku, tapi panteslah mungkin dia perawatan dapat biaya dari sugar daddynya itu." Ucapan wanita yang ternyata anak dari Bu Saras itu membuat mataku melotot. "Apa dia bilang? Papaku sugar daddy? Itu artinya aku sugar babbynya Papa gitu? Huh, sialan memang! Dikiranya aku wanita murahan apa? Hanya demi harta aku rela menjual diri ke om-om senang." Aku menggerutu dalam hati. "Maksud kamu apa ya ngomong begitu?

    Last Updated : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Fitnah keji tetangga

    BAB 10"Hahahaha, tetangga barumu pada aneh begitu, Sof. Heran Papa. Kok ya ada orang yang julidnya kayak begitu. Astaghfirullahaladzim.""Jangankan Papa yang baru ketemu dan lihat. Lha Sofia sendiri saja kadang masih suka heran. Kok ada ya orang gak tau malu begitu. Ya Allah bukannya Sofia mau sombong, Pa. Apa sih yang Sofia gak punya. Mau beli apa tinggal tunjuk. Tapi kayaknya gak pernah deh Sofia melihat orang hanya dari apa yang dia punya.""Jangan, Nak, jangan sampai seperti itu. Tetaplah rendah hati karena yang seperti itu hanya sesaat saja.""Iya, Pa, Sofia sangat paham. Tapi terkadang Sofia juga suka kesel sama orang model begitu. Ibarat baru punya duit selembar tapi sombongnya ngalahin orang yang lunya duit lima lembar.""Yasudah biarkan saja. Yang penting bukan kamu dan keluargamu yang begitu.""Iya, Papa benar. Oh iya habis ini Papa mau kemana?""Emm mau ke rumah Om Roni. Biasalah beliau ngajakin Papa mancing di kolam ikan yang ada di pemancingan gak jauh dari rumahnya. Bol

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ending

    Sofia melajukan mobilnya menuju rumah Pak RT. Meski begitu Sofia tetap memerintahkan bawahannya untuk bersiap di kantor polisi dan menunggu telepon darinya. Dia akan memberikan salah satu kesempatan untuk yang terakhir kalinya. Kalau saja Bu Saras tetap tidak mengaku maka dengan sangat terpaksa Sofia akan memenjarakannya."Ingat, kamu harus bersiap di sana. Begitu aku telepon kamu ke sini sama polisi," titah Sofia penuh ketegasan.Tanpa menunggu jawaban, Sofia langsung memutuskan sambungan telepon dan fokus menyetir.BrakBrakTerdengar suara langkah berderap yang kian mendekat saat Sofia memukul pintu dengan keras. "Siapa, sih gak sabaran ...." Mata Bu Saras membelalak dan terdiam saat melihat Sofia yang datang. "Pantesan gak sabaran."Sofia menyunggingkan senyum seringai. "Justru karena aku terlalu sabar makanya baru ke sini. Ayo, ikut!"Bu Saras menahan tangannya yang ditarik oleh Sofia. "Heh, dasar gak sopan! Datang-datang malah tarik orang.""Masih mending Bu Saras aku tarik.

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Bu Saras dilaporkan juga

    "Halah gak usah pura-pura, Bu Saras. Aku tahu kalau Bu Saras yang bikin mertuaku pingsan."Antara terkejut, tetapi senang Bu Saras berkata, "Jadi si Marini cuma pingsan?"Tentu saja Bu Saras senang mengetahui kenyataan kalau Bu Marini hanya pingsan dan bukannya meninggal. Artinya dia bukanlah seorang pembunuh dan tidak akan dipenjara. "Maksud perkataan Bu Saras apa?"Sofia tersenyum samar, dia berhasil menjebak Bu Saras. Memancingnya untuk mengaku kalau yang membuat Bu Marini pingsan adalah dirinya. Sofia tidak punya bukti, karena itu dia harus membuat bukti.Degh"Ya ... ya maksudnya ke-kenapa kamu sampai besar-besarkan masalah ini kalau mertuamu itu cuma pingsan? Emang apa lagi?" jawab Bu Saras terbata-bata. Bahkan keringat sebesar biji jagung sudah memenuhi dahinya. Mulutnya mungkin bisa berbohong, tetapi tidak dengan gerak-geriknya yang jelas menunjukkan kecemasan."Beneran?" Mata Sofia memicing, tetapi Bu Saras tetap bungkam. "Padahal aku punya bukti CCTV loh.""Mana mungkin! Ta

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Penangkapan lusi

    "Ibu kenapa–""Aku gak bisa cerita, Mas. Pokoknya kamu nyusul ke rumah sakit sekarang," potong Sofia sebelum suaminya selesai bicara. Setelah itu langsung mematikan sambungan telepon. Tanpa berpikir, Farhan langsung izin untuk pulang cepat dan menuju rumah sakit. Meski tidak bisa berpikir jernih, Farhan berusaha fokus berkendara. Salah-salah dia justru ikut dirawat di rumah sakit. Setelah sampai, Farhan menghampiri gegas Sofia yang sedang duduk dengan raut cemas di depan ruang UGD. "Mas!" Sofia bangkit dan memeluk sang suami saat melihatnya. "Bagaimana keadaan ibu? Kenapa dia bisa pingsan?" cecar Farhan yang langsung memberondong Sofia dengan pertanyaan begitu mereka bertemu. Sofia menggeleng. "Aku juga nggak tahu Mas. Sebab waktu aku pulang Ibu udah pingsan."Mendengar hal itu, Farhan makin khawatir dengan kondisi sang ibu. Pasalnya selama ini, Bu Marini tidak pernah menunjukkan tanda-tanda penyakit kronis. Bahkan Beliau juga tidak pernah mengeluh sakit. "Mau ke mana?" tanya

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ibu kenapa?

    "Lho Mama mau ke mana?" tanya Lusi saat melihat mamanya sudah seperti bersiap untuk pergi. "Mau ke rumah si Marini. Mau buat perhitungan sama tuh menantunya, enak saja main pecat anak orang tanpa alasan yang jelas.""Tapi, Ma ...." Lusi mencoba mencekal lengan mamanya. Meski detik berikutnya sang mama menghentakkan tangannya dan cekalan Lusi langsung terlepas. "Sudah, jangan halangi Mama, Lusi! Kamu terlalu baik, makanya si Sofia seenaknya sama kamu. Udah, biar mama aja yang urus," ujar Bu Saras dengan mata memerah dan rahang mengeras. Perempuan paruh baya itu sangat marah. "Aku ikut, Ma.""kamu di sini aja. Tunggu beres. Kalau mama yang turun tangan dijamin masalah beres."Meski Bu Laras melarang Lusi, nyatanya sang anak tetap membuntutinya secara diam-diam. Lusi mau melihat secara langsung bagaimana Sofia diberi pelajaran oleh mamanya. Pokoknya Lusi mau mensyukuri setiap kejatuhan Sofia. Sesampainya di tujuan, rupanya Sofia dan Farhan masih belum pulang. Mereka masih di kantor

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Pelakor tidak perlu cantik, yang penting gatal

    "Tutup mulutmu!" "Ups maaf aku sengaja, hahaha!" Sofia tergelak sembari memegang perutnya karena tidak tahan sebab menahan kegelian melihat wajah shock di depannya. Namun, menurut Lusi tawa Sofia seperti ejekan baginya. "Katakan apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lusi sembari menatap Sinis Sofia. "Lho kan aku sudah bilang barusan kalau aku ke sini karena menggantikan suamiku bertemu dengan mantan pacarnya yang tidak tahu malu dan tidak tahu diri ini." Sofia memandang remeh pada Lusi. "Tutup mulutmu Sofia! Aku ke sini tidak untuk bertemu denganmu tapi dengan Farhan. Katakan di mana dia!""Ups, sabar dulu dong nafsu amat sih sama laki orang." Sofia sengaja mengeraskan suaranya sehingga membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh ke arah mereka. "Pelankan suaramu, Sofia!" Lusi menatap Sofia penuh amarah bahkan wajahnya saja sudah memerah. "Lho, kenapa? Bukankah ini yang kamu inginkan? Mana Lusi yang pandai merayu suami orang saat di chat? Kenapa tiba-tiba sekarang melempe

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Surat pemecatan Lusi

    BAB 36[Baiklah, kalau kamu serius dengan ucapanmu silahkan temui aku di cafe wash-wush besok pas jam makan siang.][Baiklah, aku udah gak sabar buat ketemuan sama kamu deh. Sampai jumpa besok ya, Sayangku]Sofia sampai menggelengkan kepalanya membaca isi pesan dari Lusi. Ia tidak habis pikir kenapa bisa ada manusia tidak tahu diri dan tidak tahu malu seperti Lusi. Dulu saja dihina, dicaci, bahkan, dicampakkan. Lantas? Kenapa sekarang dia seolah-olah mau membahas masa lalu seakan masih peduli? Cih! "Yasudah lebih baik kita tidur sekarang. Gak usah kamu pikirkan si Lusi karena sampai kapan pun aku gak kan pernah mau lagi berpaling padanya. Ya kali aku katarak secara kamu dan dia saja cantikan kamu ke mana-mana. Kamu juga bisa menerimaku dan Ibuku apa adanya. Masa iya mau aku tukar sama koreng cicak begitu." Sofia tergelak mendengar Farhan mengatakan koreng cicak untuk Lusi. "Kok ketawa sih, Sayang." Farhan menjawil hidung istrinya. "Habis kamu lucu masa iya dikata koreng cicak.""Lh

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Dasar kutil onta!

    BAB 35[Sekarang kenapa kamu terlihat sangat tampan? Kenapa gak dari dulu saja kamu tampak tampan, Mas? Kamu pasti masih mencintaiku kan, Mas? Secara kita dulu berhubungan lumayan lama. Dua tahun berpacaran itu bukan waktu yang sebentar kan, Mas? Bukan mudah juga kan kamu melupakanku? Karena sekarang kamu sudah mapan maka aku mau untuk kamu jadikan pasangan. Gimana? Bahkan jadi yang kedua pun aku gak masalah asalkan cinta dan kasihmu lebih utama untukku]Mata Sofia tidak bisa menutup karena saking terkejutnya. Apakah suaminya menyimpan rahasia darinya? Ah, sepertinya tidak. Sofia tidak percaya jika suaminya seperti itu. Sofia melihat foto profil yang ada di nomor tersebut dan matanya kembali membulat saat tahu kalau yang mengiriminya pesan barusan di nomor sang suami ternyata Lusi. "Dasar upil ayam betina, seenaknya saja dia dulu mencampakkan Mas Farhan dan sekarang dia ingin minta kembali setelah tahu suamiku sudah mapan. Cuih, definisi ulat gak tau diri.""Kamu kenapa, Dek? Kok ng

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Pesan dari siapa?

    BAB 34"Maksud kamu korupsi?" Farhan mengangguk. Sedangkan mata Sofia membeliak. "Siapa?" tanya Sofia yang penasaran karena ia sendiri belum pernah sidak dadakan. "Dia …." Farhan menjeda ucapannya. Ia menatap Sofia lekat. Seperti ada kekhawatiran dari sorot matanya. "Mas, kenapa? Kok diam? Siapa yang sudah ambil uang perusahaan? Dan berapa total kerugian kita?""Pak Lek Wiro, Sof, dia kerjasama dengan Pak Aldi.""Pak Aldi kepala HRD?" Farhan mengangguk. "Keduanya kerjasama untuk meminta bayaran pada calon karyawan yang mau masuk ke perusahaan kamu.""Kita, Mas, itu perusahaan kita karena kita yang akan membesarkannya lagi nanti." Farhan tersenyum sekilas lalu ia mengelus kepala Sofia. "Makasih ya sudah mempercayaiku. Oh iya balik lagi soal Pak Lek Wiro. Ternyata dia dan Pak Aldi juga memotong gaji karyawan yang masuk sebesar tiga ratus ribu setiap bulannya. Jika satu orang tiga ratus maka kamu bisa membayangkannya sendiri bukan berapa yang akan mereka terima setiap bulannya kare

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Siapa pelaku kecurangan?

    BAB 33"Lho, aku salah ya? Yaudah deh kalau begitu aku minta maaf ya, Bulek. Gimana? Boleh kan? Aku sudah minta maaf lho, persis seperti apa yang Bulek katakan barusan atas hinaan Bulek terhadapku dan juga Ibu mertuaku." Sofia tersenyum manis. Namun, bagi Bulek Lilis dan juga Pakle Wiro hal itu adalah penghinaan bagi mereka. "Kurang ajar kamu ya Sofia! Seumur hidup gak pernah ada yang berani kurang ajar padaku seperti itu!" "Oups, kalau begitu aku berarti pemecah rekor dong ya. Rekor karena bisa berlaku kurang ajar padamu, Bulek.""Mbak Marini! Ajarkan menantumu ini sikap sopan santun! Percuna pendidikan tinggi dan katanya pemilik perusahaan tapi tata krama dan adab saja dia tidak punya!""Hei!" tunjuk Sofia pada wajah sang Bulek. "Jangan pernah mengacungkan jarimu di depan wajah Ibu mertuaku! Beliau sudah sangat-sangat baik dalam mengajariku! Tapi aku begini karena ingin memberimu pelajaran. Bulek pikir aku akan diam saja dan memaafkan begitu saja perbuatan Bulek yang kurang ajar p

DMCA.com Protection Status