Share

Fitnah keji tetangga

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

BAB 10

"Hahahaha, tetangga barumu pada aneh begitu, Sof. Heran Papa. Kok ya ada orang yang julidnya kayak begitu. Astaghfirullahaladzim."

"Jangankan Papa yang baru ketemu dan lihat. Lha Sofia sendiri saja kadang masih suka heran. Kok ada ya orang gak tau malu begitu. Ya Allah bukannya Sofia mau sombong, Pa. Apa sih yang Sofia gak punya. Mau beli apa tinggal tunjuk. Tapi kayaknya gak pernah deh Sofia melihat orang hanya dari apa yang dia punya."

"Jangan, Nak, jangan sampai seperti itu. Tetaplah rendah hati karena yang seperti itu hanya sesaat saja."

"Iya, Pa, Sofia sangat paham. Tapi terkadang Sofia juga suka kesel sama orang model begitu. Ibarat baru punya duit selembar tapi sombongnya ngalahin orang yang lunya duit lima lembar."

"Yasudah biarkan saja. Yang penting bukan kamu dan keluargamu yang begitu."

"Iya, Papa benar. Oh iya habis ini Papa mau kemana?"

"Emm mau ke rumah Om Roni. Biasalah beliau ngajakin Papa mancing di kolam ikan yang ada di pemancingan gak jauh dari rumahnya. Bol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
sorheanie ajeka
yah udah habis.........hrp2 cepat siap ya...mau tau kelanjutannya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Mau kulaporkan polisi?

    BAB 11"Mbak Siti! Jangan mau kalau dibelanjain duit dia. Kata Bu Saras dia ini jual diri sama Om-Om. Sudah pasti itu duitnya haram." Aku pun menoleh ke arah mereka ketika mendengar ucapan salah satunya. Kuakui aku memang terkejut atas ucapan mereka padaku. Apa maksudnya coba? "Maaf, maksud Ibu-Ibu ini apa ya? Siapa yang pale uang haram?""Ya kamu lah, siapa lagi memangnya?" Degh. Apa katanya? Aku? "Aku? Memangnya aku kenapa?""Ck, pake pura-pura bego lagi. Ya kamu itu kan berduit karena pake uang haram." Seketika ingatanku kembali pada saat aku ketemuan sama Papa dan gak sengaja bertemu dengan Bu Saras juga Lusi, anaknya. Apakah mereka berdua yang menyebarkan fitnahan seperti itu? Keterlaluan! Huh, aku gak akan memaafkan mereka berdua. "Oooo uang haram ya, kalau boleh tau nama Ibu-Ibu ini siapa?""Aku Warsih, dan ini Marta. Kenapa memangnya? Kamu gak terima kita bilang begitu? Mau mengingat-ingat nama kita gitu?" ucap wanita yang bernama Warsih itu padaku dengan raut wajahnya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Tetangga baru yang rumahnya besar

    BAB 12"Siap Tuan Putri. Makasih ya Sayangku."Cup. Wajahku menghangat seketika, aku tersenyum tersipu lalu meninggalkan Mas Farhan ke dapur. Kalau lama-lama ada di dekat Mas Farhan bisa gawat. Nanti yang ada gak jadi bikin adonan pisang goreng malah jadinya bikin adonan bayi mungil. Eh ….***Malam ini seperti biasa aku, Mas Farhan, juga Ibu mertua makan malam di depan tivi. Sudah menjadi kebiasaan semenjak aku tinggal di rumah ini kalau makan bersama dan di depan televisi sembari lesehan adalah hukumnya wajib. "Gimana, Bu, makanan yang Sofia bawa, enak gak?" tanyaku pada Ibu yang baru saja menghabiskan satu piring nasi beserta lauknya. "Enak banget, sudah lama Ibu gak makan kayak begini. Terakhir kali waktu Farhan masih berusia sepuluh tahun waktu Ayahnya belum berpulang." Senyum indah terukir di wajah tua Ibu. Namun, masih jelas tersirat tatapan sendu saat Ibu mengucap nama almarhum Ayah mertua. Aku mengerti, beliau pasti sangat merindukan separuh jiwanya itu. Aku sangat salut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Balsan menohok untuk Hilda

    BAB 13***"Dek."Aku yang sedang menscrool sosmedku menoleh ke arah Mas Farhan.""Kenapa, Mas? Mau minta jatah? Mulai malam ini dan seminggu ke depan libur dulu ya soalnya aku lagi dapet.""Ish, engak kok. Memangnya siapa yang mau minta itu? Pikiran kamu ngeres aja deh." Mas Farhan menjawil hidungku. "Ya terus apa dong? Biasanya kan begitu." Aku tersenyum melihat Mas Farhan yang menggaruk kepaanya yang aku yakin tidaklah gatal. "Tadi orang HRD di kantor Papa kamu manggil, Mas.""Kenapa? Apa ada masalah?" tnyaku pura-pura, padahal aku sudah tau kemana arah pembicaraan Mas Farhan. "Katanya mulai besok aku dipanggil untuk bekerja di kantor Papa kamu sebagai staff keuangan. Mas bingung deh bagaimana bisa tahu mereka kalau Mas ini kuliah di jurusan akuntansi. Apa Papa yang kasih tau ya?""Aku juga gak tau, Mas, mungkin saja mereka memang cari-cari tahu. Ya … namanya juga orang atasan jadi bisa saja meminta orang untuk mencari tahu tentang Mas kan. Tapi kan bagus dong kalau kamu diminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ternyata sama saja

    BAB 14Kutinggalkan Mbak Hilda yang masih terbengong atas ucapanku barusan. Mungkin saja dia kaget dengan perkataanku yang sedikit lancang? Hah, bodo amat lah. Orang sombong memang harus di sombongin balik biar gak semena-mena. Saat aku berjalan sedikit menjauh tiba-tiba kudengar suara Mbak Hilda tengah mengumpat. Aku yakin dia sedang mencaciku. Mungkin saja dia baru tersadar atas apa yang aku lakukan dan aku katakan padanya. Akan tetapi, aku memilih nasa bodoh karena aku harus bergegas pulang sebab tadi Ibu mengajakku ke rumah saudaranya. ***"Sudah pulang, Nak? Beli apa di tempat Mbak Siti?" tanya Ibu saat mendapatiku masuk ke dalam rumah. "Oh ini lho, Bu, aku beli pembalut. Kebetulan stok pembalutku sedang habis. Kita jadi ke rumah saudara Ibu?"Tadi saat aku pulang dari rumah Mbak Hilda aku memang mampir ke warung Mbak Siti untuk membeli pembalut karena stok pembalut sudah habis. "Jadi, Nak, kamu jadi ikut?""Jadi dong, Bu, kan semenjam nikah aku bekum kenalan sama saudara Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Dunia memang sempit

    BAB 15"Ya ampun, Mbak, kenapa baru datang jam segini sih? Aku ngundang Mbak ke sini itu buat bantu-bantu di dapur bukannya buat jadi tamu undangan. Sudah sana buruan ke belakang, itu lhi banyak cucian piring numpuk yang harus diselesaikan. Sebentar lagi calon suaminya Amira itu datang jadi harus gerak cepat."Aku memicingkan mata menatap Bulek Lilis dengan tatapan tajam. Setelahnya pandanganku beralih pada Ibu yang sepertinya tidak enak hati saat mendengar ucapan Bulek. "Tapi, Lis, Mbak sudah terlanjur pakai baju bagus ini pemberian Sofia. Takut kotor dan rusak nanti bajunya.""Ya salah sendiri kenapa Mbak pake baju bagus? Kan juga biasanya kalau aku undang ke sini pasti Mbak bantu-bantu di belakang. Kenapa tiba-tiba sekarang jadi berlagak seperti nyonya?""Maaf, Lis, tadi Mbak kira kamu mau nyuruh Mbak jadi saksi lamarannya Amira. Tau gitu kan tadi aku pakai daster saja datang ke sini." Tampaknya Ibu merasa tak enak hati dengan Bulek Lilis. Aku sendiri sebenarnya sangat geram karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   H-4 peresmian jabatan

    BAB 16Setelah menunggu beberapa menit akhirnya taksi yang aku pesan pun datang. Aku menggamit lengan Ibu masuk ke dalam taksi. Aku masih bisa melihat kalau Bulek masih terus menatapku dan juga Ibu. 'Lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti terhadap Bulek. Aku yakin Bulek akan bersujud di kaki Ibu untuk meminta maaf.'***Sesampainya di rumah, aku merebahkan diri di atas kasur yang tidak terlalu empuk ini. Yah, karena kasur ini sudah ada sebelum aku menjadi istri Mas Farhan. Sepertinya besok aku akan membeli beberapa perabotan untuk mengganti beberapa barang yang sudah tidak layak pakai. Contohnya saja seperti kasir ini. DrrtttDrrtttPonselku bergetar, kuambil benda pipih itu dari dalam tas yang aku letakkan di atas kasur. Kulihat ke layar ternyata yang menelpon adalah Papa. "Ya halo, assalamualaikum, Pa. Ada apa?""Waalaikumslaam, Sof, kamu bisa gak ke kantor hari ini?" Dahiku berkerut karena tidak biasanya. "Tumben, Pa, apa ada masalah?""Enggak sih, cuman hari ini kan suamim

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Masa depan suram

    BAB 17Aku menggandeng tangan Papa menjauh dari manusia laknat seperti Lusi. Membiarkan Lusi dengan asumsinya tersendiri. "Kenapa nggak kamu jelaskan saja, Sof, siapa kamu dan Papa sebenarnya?""Buat apa, Pa? Percuma menjelaskan kepada mereka yang mata hatinya sudah tertutup. Mereka tak akan percaya tanpa pembuktian. Biarlah, Pa, Sofia akan membuktikan kepada mereka semua siapa Sofia sebenarnya. Tidak untuk sekarang, nanti ada saatnya mereka akan tau siapa Sofia dan mas Farhan sebenarnya."Papa mendesah, aku pun tak tau apa yang sedang Pap pikirkan tentang anak semata wayangnya ini dengan tetangga suaminya. Aku tak memikirkan ocehan Lusi tadi. Sama sekali tidak. Malah yang terlihat seperti memendam amarah adalah Papa. Papa yang terlihat tidak terima dengan perlakuan para tetangga Mas Farhan yang absurd itu. "Ya sudah, terserah kamu saja. Papa percaya sama apa yang akan kamu lakukan. Ternyata anak Papa ini sudah dewasa ya. Sudah bisa memilih mana yang benar dan mana yang tidak," uca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ternyata suami mbak Hilda itu ....

    BAB 18"Iya ya, amit-amit deh nanti kalau aku punya mantu harus yang kaya biar nggak menderita anak perempuanku. Salah-salah malah dijual lagi ke Om-Om senang. Ih ngeri banget deh. Gak nyangka kelihatannya saja alim eh ternyata jual bini juga demi kesenangan."***"Astaghfirullahaladzim … tinggal di sini benar-benar menguji iman dan emosi." Aku mendaratkan tubuh di atas kasur di dalam kamar. Sedangkan Mas Farhan sudah duduk di atas kasur sembari menatapku. "Kamu berhutang penjelasan padaku perihal ucapan mereka yang bilang kamu jalan sama om-om. Apa maksudnya?" Aku menatap Mas Farhan sekilas lalu aku kembali mengubah posisiku menjadi duduk. "Sofia cepatlah jelaskan apa maksud ucapan mereka itu?"Aku menghela napas kasar lalu aku mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mulai saat aku bertemu dengan Lusi dan Bu Saras tanpa sengaja sama Papa kemarin ditambah tadi juga ketemu Lusi gak sengaja di kantor Papa. "Astaga … jadi mereka pikir Papa kamu itu om-om senang?" Aku menganggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ending

    Sofia melajukan mobilnya menuju rumah Pak RT. Meski begitu Sofia tetap memerintahkan bawahannya untuk bersiap di kantor polisi dan menunggu telepon darinya. Dia akan memberikan salah satu kesempatan untuk yang terakhir kalinya. Kalau saja Bu Saras tetap tidak mengaku maka dengan sangat terpaksa Sofia akan memenjarakannya."Ingat, kamu harus bersiap di sana. Begitu aku telepon kamu ke sini sama polisi," titah Sofia penuh ketegasan.Tanpa menunggu jawaban, Sofia langsung memutuskan sambungan telepon dan fokus menyetir.BrakBrakTerdengar suara langkah berderap yang kian mendekat saat Sofia memukul pintu dengan keras. "Siapa, sih gak sabaran ...." Mata Bu Saras membelalak dan terdiam saat melihat Sofia yang datang. "Pantesan gak sabaran."Sofia menyunggingkan senyum seringai. "Justru karena aku terlalu sabar makanya baru ke sini. Ayo, ikut!"Bu Saras menahan tangannya yang ditarik oleh Sofia. "Heh, dasar gak sopan! Datang-datang malah tarik orang.""Masih mending Bu Saras aku tarik.

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Bu Saras dilaporkan juga

    "Halah gak usah pura-pura, Bu Saras. Aku tahu kalau Bu Saras yang bikin mertuaku pingsan."Antara terkejut, tetapi senang Bu Saras berkata, "Jadi si Marini cuma pingsan?"Tentu saja Bu Saras senang mengetahui kenyataan kalau Bu Marini hanya pingsan dan bukannya meninggal. Artinya dia bukanlah seorang pembunuh dan tidak akan dipenjara. "Maksud perkataan Bu Saras apa?"Sofia tersenyum samar, dia berhasil menjebak Bu Saras. Memancingnya untuk mengaku kalau yang membuat Bu Marini pingsan adalah dirinya. Sofia tidak punya bukti, karena itu dia harus membuat bukti.Degh"Ya ... ya maksudnya ke-kenapa kamu sampai besar-besarkan masalah ini kalau mertuamu itu cuma pingsan? Emang apa lagi?" jawab Bu Saras terbata-bata. Bahkan keringat sebesar biji jagung sudah memenuhi dahinya. Mulutnya mungkin bisa berbohong, tetapi tidak dengan gerak-geriknya yang jelas menunjukkan kecemasan."Beneran?" Mata Sofia memicing, tetapi Bu Saras tetap bungkam. "Padahal aku punya bukti CCTV loh.""Mana mungkin! Ta

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Penangkapan lusi

    "Ibu kenapa–""Aku gak bisa cerita, Mas. Pokoknya kamu nyusul ke rumah sakit sekarang," potong Sofia sebelum suaminya selesai bicara. Setelah itu langsung mematikan sambungan telepon. Tanpa berpikir, Farhan langsung izin untuk pulang cepat dan menuju rumah sakit. Meski tidak bisa berpikir jernih, Farhan berusaha fokus berkendara. Salah-salah dia justru ikut dirawat di rumah sakit. Setelah sampai, Farhan menghampiri gegas Sofia yang sedang duduk dengan raut cemas di depan ruang UGD. "Mas!" Sofia bangkit dan memeluk sang suami saat melihatnya. "Bagaimana keadaan ibu? Kenapa dia bisa pingsan?" cecar Farhan yang langsung memberondong Sofia dengan pertanyaan begitu mereka bertemu. Sofia menggeleng. "Aku juga nggak tahu Mas. Sebab waktu aku pulang Ibu udah pingsan."Mendengar hal itu, Farhan makin khawatir dengan kondisi sang ibu. Pasalnya selama ini, Bu Marini tidak pernah menunjukkan tanda-tanda penyakit kronis. Bahkan Beliau juga tidak pernah mengeluh sakit. "Mau ke mana?" tanya

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ibu kenapa?

    "Lho Mama mau ke mana?" tanya Lusi saat melihat mamanya sudah seperti bersiap untuk pergi. "Mau ke rumah si Marini. Mau buat perhitungan sama tuh menantunya, enak saja main pecat anak orang tanpa alasan yang jelas.""Tapi, Ma ...." Lusi mencoba mencekal lengan mamanya. Meski detik berikutnya sang mama menghentakkan tangannya dan cekalan Lusi langsung terlepas. "Sudah, jangan halangi Mama, Lusi! Kamu terlalu baik, makanya si Sofia seenaknya sama kamu. Udah, biar mama aja yang urus," ujar Bu Saras dengan mata memerah dan rahang mengeras. Perempuan paruh baya itu sangat marah. "Aku ikut, Ma.""kamu di sini aja. Tunggu beres. Kalau mama yang turun tangan dijamin masalah beres."Meski Bu Laras melarang Lusi, nyatanya sang anak tetap membuntutinya secara diam-diam. Lusi mau melihat secara langsung bagaimana Sofia diberi pelajaran oleh mamanya. Pokoknya Lusi mau mensyukuri setiap kejatuhan Sofia. Sesampainya di tujuan, rupanya Sofia dan Farhan masih belum pulang. Mereka masih di kantor

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Pelakor tidak perlu cantik, yang penting gatal

    "Tutup mulutmu!" "Ups maaf aku sengaja, hahaha!" Sofia tergelak sembari memegang perutnya karena tidak tahan sebab menahan kegelian melihat wajah shock di depannya. Namun, menurut Lusi tawa Sofia seperti ejekan baginya. "Katakan apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lusi sembari menatap Sinis Sofia. "Lho kan aku sudah bilang barusan kalau aku ke sini karena menggantikan suamiku bertemu dengan mantan pacarnya yang tidak tahu malu dan tidak tahu diri ini." Sofia memandang remeh pada Lusi. "Tutup mulutmu Sofia! Aku ke sini tidak untuk bertemu denganmu tapi dengan Farhan. Katakan di mana dia!""Ups, sabar dulu dong nafsu amat sih sama laki orang." Sofia sengaja mengeraskan suaranya sehingga membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh ke arah mereka. "Pelankan suaramu, Sofia!" Lusi menatap Sofia penuh amarah bahkan wajahnya saja sudah memerah. "Lho, kenapa? Bukankah ini yang kamu inginkan? Mana Lusi yang pandai merayu suami orang saat di chat? Kenapa tiba-tiba sekarang melempe

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Surat pemecatan Lusi

    BAB 36[Baiklah, kalau kamu serius dengan ucapanmu silahkan temui aku di cafe wash-wush besok pas jam makan siang.][Baiklah, aku udah gak sabar buat ketemuan sama kamu deh. Sampai jumpa besok ya, Sayangku]Sofia sampai menggelengkan kepalanya membaca isi pesan dari Lusi. Ia tidak habis pikir kenapa bisa ada manusia tidak tahu diri dan tidak tahu malu seperti Lusi. Dulu saja dihina, dicaci, bahkan, dicampakkan. Lantas? Kenapa sekarang dia seolah-olah mau membahas masa lalu seakan masih peduli? Cih! "Yasudah lebih baik kita tidur sekarang. Gak usah kamu pikirkan si Lusi karena sampai kapan pun aku gak kan pernah mau lagi berpaling padanya. Ya kali aku katarak secara kamu dan dia saja cantikan kamu ke mana-mana. Kamu juga bisa menerimaku dan Ibuku apa adanya. Masa iya mau aku tukar sama koreng cicak begitu." Sofia tergelak mendengar Farhan mengatakan koreng cicak untuk Lusi. "Kok ketawa sih, Sayang." Farhan menjawil hidung istrinya. "Habis kamu lucu masa iya dikata koreng cicak.""Lh

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Dasar kutil onta!

    BAB 35[Sekarang kenapa kamu terlihat sangat tampan? Kenapa gak dari dulu saja kamu tampak tampan, Mas? Kamu pasti masih mencintaiku kan, Mas? Secara kita dulu berhubungan lumayan lama. Dua tahun berpacaran itu bukan waktu yang sebentar kan, Mas? Bukan mudah juga kan kamu melupakanku? Karena sekarang kamu sudah mapan maka aku mau untuk kamu jadikan pasangan. Gimana? Bahkan jadi yang kedua pun aku gak masalah asalkan cinta dan kasihmu lebih utama untukku]Mata Sofia tidak bisa menutup karena saking terkejutnya. Apakah suaminya menyimpan rahasia darinya? Ah, sepertinya tidak. Sofia tidak percaya jika suaminya seperti itu. Sofia melihat foto profil yang ada di nomor tersebut dan matanya kembali membulat saat tahu kalau yang mengiriminya pesan barusan di nomor sang suami ternyata Lusi. "Dasar upil ayam betina, seenaknya saja dia dulu mencampakkan Mas Farhan dan sekarang dia ingin minta kembali setelah tahu suamiku sudah mapan. Cuih, definisi ulat gak tau diri.""Kamu kenapa, Dek? Kok ng

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Pesan dari siapa?

    BAB 34"Maksud kamu korupsi?" Farhan mengangguk. Sedangkan mata Sofia membeliak. "Siapa?" tanya Sofia yang penasaran karena ia sendiri belum pernah sidak dadakan. "Dia …." Farhan menjeda ucapannya. Ia menatap Sofia lekat. Seperti ada kekhawatiran dari sorot matanya. "Mas, kenapa? Kok diam? Siapa yang sudah ambil uang perusahaan? Dan berapa total kerugian kita?""Pak Lek Wiro, Sof, dia kerjasama dengan Pak Aldi.""Pak Aldi kepala HRD?" Farhan mengangguk. "Keduanya kerjasama untuk meminta bayaran pada calon karyawan yang mau masuk ke perusahaan kamu.""Kita, Mas, itu perusahaan kita karena kita yang akan membesarkannya lagi nanti." Farhan tersenyum sekilas lalu ia mengelus kepala Sofia. "Makasih ya sudah mempercayaiku. Oh iya balik lagi soal Pak Lek Wiro. Ternyata dia dan Pak Aldi juga memotong gaji karyawan yang masuk sebesar tiga ratus ribu setiap bulannya. Jika satu orang tiga ratus maka kamu bisa membayangkannya sendiri bukan berapa yang akan mereka terima setiap bulannya kare

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Siapa pelaku kecurangan?

    BAB 33"Lho, aku salah ya? Yaudah deh kalau begitu aku minta maaf ya, Bulek. Gimana? Boleh kan? Aku sudah minta maaf lho, persis seperti apa yang Bulek katakan barusan atas hinaan Bulek terhadapku dan juga Ibu mertuaku." Sofia tersenyum manis. Namun, bagi Bulek Lilis dan juga Pakle Wiro hal itu adalah penghinaan bagi mereka. "Kurang ajar kamu ya Sofia! Seumur hidup gak pernah ada yang berani kurang ajar padaku seperti itu!" "Oups, kalau begitu aku berarti pemecah rekor dong ya. Rekor karena bisa berlaku kurang ajar padamu, Bulek.""Mbak Marini! Ajarkan menantumu ini sikap sopan santun! Percuna pendidikan tinggi dan katanya pemilik perusahaan tapi tata krama dan adab saja dia tidak punya!""Hei!" tunjuk Sofia pada wajah sang Bulek. "Jangan pernah mengacungkan jarimu di depan wajah Ibu mertuaku! Beliau sudah sangat-sangat baik dalam mengajariku! Tapi aku begini karena ingin memberimu pelajaran. Bulek pikir aku akan diam saja dan memaafkan begitu saja perbuatan Bulek yang kurang ajar p

DMCA.com Protection Status