Share

Ketulusan Sofia pada bu Marini

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 08:48:23

"Oh tentu tidak Sayangku. Aku gak akan seperti itu. Kamu tenang aja. Pokoknya aku akan bungkam yang sudah menghina keluarga kita dengan caraku, aku jamin mereka bakal klakep."

"Ah kamu ada-ada saja deh. Sudahlah biarin saja mereka mau bilang apa. Kita dan mereka itu berbeda, kalau misal kita balas mereka yang ada kira sama saja dong dengan mereka?" Aku yang posisinya sudah rebahan di sebelah Mas Farhan pun mendongak dan menatapnya lekat. 

"Sesekali orang model begitu itu memang perlu dibales, Mas, masa iya kita diam saja ketika diinjak? Allah itu memberikan kita insting dan kekuatan untuk pertahanan diri. Lha kita manusia punya perasaan kok."

"Iya Mas tau, tapi nanti gak akan ada habisnya dong kalau balas membalas begitu?"

"Hemm gak tau deh, Mas, aku sih besok yang jelas tetap bakal nemani kamu buat hadirin undangan itu dan aku akan diam saja gak akan cari keributan. Tapi kalau sampai mereka yang memulainya duluan ya berarti bukan salahku dong kalau pada akhirnya aku ikutan ribut?"

Saat Mas Farhan ingin berbicara kembali aku pun sudah mendahuluinya lagi.

"Kamu tenang saja, ributnya aku itu ribut yang elegan kok. Bukan ribut yang kaleng-kaleng." 

Mas Farhan malah tergelak. Ia mencubit kedua pipiku seolah-olah pipiku ini bakpao baginya. 

"Aduh sakit tau, Mas."

"Habisnya kamu ngegemesin deh."

"Gemes sih gemes tapi gak dicubit juga kali. Nanti yang ada pipiku tambah gede nih."

"Uluh-uluh sayangnya, Mas, kalau ngambek makin cangtip deh. Jadi makin gemes pengen makan aja rasanya."

"Memangnya aku nasi apa dimakan?"

"Hemm bisa jadi begitu. Dek, yuk ah …." Aku tahu kemana arah pembicaraannya tapi aku memilih untuk pura-pura tidak tahu saja. Entah kenapa aku suka sekali menggodanya seperti ini. 

"Ayo kemana? Ke pulau mimpi?"

"Ish kamu mah gak asyik. Ayo bikiin Fsrhan sama Sofia junior." Mas Farhan berbisik di telingaku. Seketika wajahku menghangat. Aku hanya tersenyum malu-malu tapi mau. Hingga kini wajah kami berdua tidak lagi berjarak dan sepersekian detik kemudian benda kenyal yang berwarna pink alami karena si pemiliknya tidak merokok itu sudah mendarat sempurna di bibirku. Seketika tubuhku menegang seolah-olah ada aliran listrik yang sedang menyengat. 

"Aku cinta kamu, Sofia," ucapnya di sela-sela pagutan kami. 

"Aku juga mencintaimu, Mas. Sangat-sangat mencintaimu."

"Terima kasih sudah menerimaku apa adanya, terima kasih sudah sayang sama Ibuku. Hidupku terasa sempurna dengan adanya dirimu." Aku dan Mas Farhan pun kembali memadu kasih. Mereguk indahnya kenikmatan duniawi sebagai kekasih halal. 

***

Adzan subuh berkumandang, aku mengerjapkan mata berkali-kali. Setelah melihat ke samping ternyata Mas Farhan masih tertidur pulas tanpa menggunakan bajunya. 

Astaga …. 

Aku lupa kalau aku belum mandi. Aku memukul kepalaku karena merasa bodoh sekali. Kalau sudah begini mau gak mau harus mandi tapi masalahnya Ibu mertua pasti sudah bangub. Ah … betapa malunya aku kalau sampai ketahuan. 

"Kamu sudah bangun, Sayang? Mandi gih, atau mau mandi bareng sama aku?" Aku memukul pelan lengan pria yang membuatku mabuk kepayang itu. 

"Mas ih … aku lagi bingung nih."

"Bingung kenapa?"

"Aku kan mau mandi mau sholat subuh."

"Lalu? Masalahnya di mana?"

"Ibu pasti sudah bangun. Aku pasti malu kalau ketemu beliau." Mas Farhan malah terkekeh. Huh menyebalkan. 

"Kenapa mesti malu sih? Ibu juga pasti paham lah kira kan sudah suami istri lagian kita masih pengantin baru jadi wajar dong kalau lagi hangat-hangatnya," bisiknya di telingaku. 

"Ah kamu mah gak ngerti! Dah ah, aku mau mandi sekarang. Keburu siang nanti malah telat lagi sholat subuhnya."

"Ya Udah sana mandi. Gantian kita."

"Hemm." Aku pun berlalu meninggalkan Mas Farhan sembari membawa handuk di pundakku. Saat keluar dari kamar dan membuka pintu aku pun melihat ke sekitar, ternyata Ibu belum bangun. Ah … aman. 

Aku pun bergegas masuk ke kamar mandi dan segera membersihkan badanku secepat kilat. Aku gak mau kalau keduluan Ibu dan beliau melihatku yang habis keramas. Hah, pasti rasanya malu sekali. 

Namun, setelah aku selesai dan aku berniat untuk keluar nyatanya Ibu mertua sudah ada di dapur dan sudah memegang pisau. Sepertinya beliau akan membuat sarapan. 

Ya ampun, gimana dong? Kalau begini kan aku jadi malu. Bismillahirrahmanirrahim gak apa-apa deh namanya juga pengantin baru jadi wajar kalau subuh-subuh begini sudah keramas. Aku mencoba mensugesti diriku sendiri agar tidak canggung. Meski Ibu mertua orangnya baik banget tapi tetap saja kan masalah beginian aku masih awam. 

"Sofia? Baru mandi, Nak?" Aku menghentikan langkah saat Ibu menegurku. Aku menatap dirinya sembari menyengir dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal. 

"I-iya, Bu, Sofia ke kamar dulu ya. Mau sholat keburu habis waktunya."

Ibu mertua hanya tersenyum. Aku pun bergegas masuk ke kamar. 

"Sudah, Dek?"

"Sudah, Mas. Sana gih kamu mandi keburu siang."

"Oke deh Tuan Putriku yang cantik jelita ini. Nanti malam aku minta jatah lagi ya." Mas Farhan menjawil daguku setelahnya ia pun berlalu. Huh untung cinta kalau enggak? Ya ogah lah. 

***

Setelah selesai menunaikan sholat subuh aku pun bergegas ke dapur untuk membantu Ibu. Biarpun aku kalau di rumah selalu manja dan dilayani oleh para ART ku. Akan tetapi, di sini aku adalah seorang istri dan juga menantu. Aku harus bisa menempatkan diriku di manapun berada. Begitulah nasehat dari Papa. 

"Ibu mau masak apa?"

"Bikin nasi goreng kampung sama telur mata sapi kesukaan suamimu, Nak."

"Oh, sini aku bantuin." 

"Kamu bisa?"

"Bisa dong, Bu. Pokoknya Ibu duduk saja yang manis.. Serahkan semua perkara masak-memasak sama Sofia. Dijamin rasanya mantul dan endulita." Aku menirukan gaya chef yang sering nongol di iklan tivi. Ibu yang melihatku hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum. 

***

"Eerrghh … alhamdulillah."

"Kamu ini, Farhan, ada istrimu masa sendawa kenceng banget."

"Itu artinya masakan istriku nikmatnya tiada , Bu. Nyatanya sampai aku tambah kan?" Ibu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku anak lanang serta snak satu-satunya itu. 

"Bu, hari ini jadi kita ke acara nikahan anaknya Bu Dewi?"

"Jadi dong, Han. Kenapa memangnya?"

"Ibu gak apa-apa memangnya? Kalau dia menghina Ibu lagi gimana? Biar Farhan sama Sofia saja deh yang ke sana, Bu."

"Jangan dong, Nak. Surat undangannya kan ada dua. Buat Ibu sama buat kamu dan istri. Ya Ibu harus datang juga. Soal nanti sikap mereka ke Ibu seperti biasanya yah abaikan saja. Ibu sudah kebal."

"Yaudah deh terserah Ibu saja. Tapi Ibu jangan jauh-jauh ya dari kita." Ibu hanya mengangguk menjawab ucapan Mas Farhan. 

***

Pukul sepuluh aku dan Mas Farhan sudah siap untuk datang ke acara nikahan anaknya Bu Dewi. Begitupun dengan Ibu. Beliau sudah memakai pakaian terbaiknya. 

"Eh tunggu dulu, Bu. Hemm kayaknya ada yang kurang deh."

"Ada apa, Nak? Penampilan Ibu jelek ya?"

"Penampilan Ibu gak jelek cuma wajah Ibu yang sedikit oucet. Sini aku make up in sedikit biar lebih fresh."

"Ah gak usahlah, Ibu sudah tua gak masalah pucet juga."

"Jangan dong, Bu. Masa anak dan menantunya sudah matching tapi Ibu nggak. Pokoknya jangan nolak aku mau makeupin Ibu sedikit. Mas tunggu sebentar ya, sepuluh menit saja."

"Yasudah Mas tunggu di luar ya." Aku hanya mengangguk karena aku langsung ingin mengeksekusi ibu mertuaku ini. 

Tanganku dengan cekatan memakaikan foundation tipis ke wajah Ibu. Bedak tabur, bedak padat eyeshadow berwarna natural ditambah perona pipi berwarna pink alami. Tidak lupa alis Ibu kubuat sesuai dengan usianya. Dan sentuhan terakhir lipstik yang juga warnanya kusesuaikan dengan skin tone kulit Ibu. Ah, sempurna, Ibu tampak sangat cantik meski usianya sudah uzur. 

Tidak salah memang karena Mas Farhan juga memiliki wajah tampan sebab turunan dari Ibu yang memiliki kulit putih serta hidung yang mancung. Tubuh Ibu juga tidak gemuk meski usianya tidak lagi muda. Ibu masih tampak sangat cantik.

"Nah kan kalau begini Ibu jadi tambah cantik."

"Ah masa sih, Nak?"

"Yee Ibu gak percaya? Nih lihat di cermin." Aku menyodorkan sebuah cermin dari tempat bedak pada Ibu. Ibu pun melihat wajahnya dari cermin itu. 

"Ya Allah, Nak, ini serius wajahnya Ibu?"

"Iya dong. Cantik kan?"

"Siapa dulu periasnya. Sofia …."

"Ya bukan karena periasnya juga kali, Bu. Memang dasarnya wajah Ibh sudah cantik. Aku hanya memoles sedikit saja."

"Yasudah yuk kita pergi keburu siang." Ibu mengajakku tapi lagi-lagi aku kembali menahannya. 

"Kenapa, Sof? Ada yang ketinggalan?"

"Iya, ini yang ketinggalan. Dan Ibu harus memakainya sekarang." 

"Apa ini? Perhiasan? Ya ampun itu kan punya kamu enggak ah, lagian Ibu gak biasa pake begituan."

"Mulai sekarang harus dibiasakan. Karena Ibu juga Ibuku maka biarkan aku membantu Mas Farhan untuk berbakti pada Ibu dengan membahagiakan Ibu. Jangan nolak karena ini pemberian dariku yang tulus."

"Ini bukannya perhiasan waktu seserahan dari Farhan?"

"Bukan kok, Bu. Kalau perhiasan dari Mas Farhan masih aman di dalam lemari. Ini murni aku beli waktu masih gadis dulu. Dan sekarang aku berikan ini sama Ibu. Tenang saja itu asli kok, Bu."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Raharjo Sumianto
kan udah wudu ko (menjawil dagu) trus solat gmn ini kan batal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Bab 6

    "Ya Allah, Nak. Kenapa kamu baik sekali, Ibu sampai gak bisa membalasnya." Mata Ibu sudah berkaca-kaca. Aku pun jika sekali kedip saja pasti akan keluar air mata keharuan ini. Namun, karena tidak mau merusak make up yang sudah on point di wajahku jadi aku tahan. "Aku tidak minta sesuatu yang sulit sama Ibu. Hanya satu pintaku, aku ingin disayang layaknya putri kandung Ibu. Sudah lama aku tidak merasakan kasih sayang seorang Ibu." Beliau pun langsung memelukku dan aku membalasnya. "Pasti, Nak, Ibu pasti akan menyayangimu seperti anak kandung Ibu. Sudah lama juga Ibu menginginkan anak perempuan, eh yang keluar si Farhan. Tapi gak apa-apa karena sekarang Ibu sudah dapat anak yaitu kamu.""Yaudah yuk kita berangkat. Biarkan perhiasan itu ada di tangan Ibu. Biar gak ada lagi yang bisa menghina Ibu di sini. Mulai sekarang aku yang akan menjadi garda terdepan jika ada yang berani menghina Ibu seperti kemarin.""Makasih ya, Nak." Aku hanya mengangguk sembari tersenyum. Aku dan Ibu pun sama-

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Kesedihan ibu mertua

    BAB 7"Gimana? Masih mau hina kami cuma numpang makan enak di sini? Bahkan, kurasa uang amplopan kalian tidak ada seujung kukunya dari uang amplopan kami. Dengan uang ini kalau di resto, kami sudah bisa makan dengan menu yang lebih enak dari yang ada di sini. Ingat ya kalian, sekali lagi kalian berani menghina Ibu mertuaku dan suamiku kalian akan berhadapan denganku. Camkan itu!""Halah, kamu pikir kita-kita takut sama ancamanmu itu?" Bu Saras berucap dengan lantang. Bahkan, sudah banyak pasang mata yang menatap ke arah kami. Hah, kalau sudah begini haruskah aku masih diam saja? Oh tentu tidak. Aku akan menjunjung tinggi harga diri keluargaku. "Dan kalian pikir kita peduli? Tentu tidak, mungkin dulu kalian bisa menghina Ibu mertua dan suamiku seenak jidat kalian, tapi setelah adanya aku di kehidupan mereka. Maka kalian tidak akan lagi bisa menghina.""Halah, baru ngasih duit segitu saja sombongnya bukan kepalang. Palingan juga hasil duit ngutang.""Iya nih, duit ngutang aja belagunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Rencana papanya Sofia

    BAB 8DrrtttDdrrtttPonsel di atas meja di dapur bergetar. Aku yang sedang memasak untuk makan siang nanti pun menghentikan aksiku dan mematikan kompor sejenak. Kuambil ponsel tersebut dan melihat ternyata yang menelpon adalah Papa. Aku menggeser tombol berearna hijau ke atas. "Ya, Pa, assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Sayangku. Sepertinya ada yang muali melupakan Papa nih. Hemm jadi sedih deh.""Kok Papa ngomong begitu sih? Mana mungkin aku lupa sama Papa. Kan baru tiga hari juga aku ninggalin Papa ke rumah Mas Farhan.""Yah, namanya saja tidak pernah pisah dengan kamu, Nak. Ngomong-ngomong gimna kabarmu? Apakah di sana kamu bahagia?""Ahamdulillah, Pa. Aku sangat-sangat baik. Aku bahagia kok di sini. Ibu mertua dan suamiku sangat sayang sama aku.""Syukurlah kalau begitu. Berarti tidak sia-sia Papa merestui hubunganmu dengan Farhan. Awalnya Papa khawatir kalau dia hanya memanfaatkanmu saja. Yah, kamu paham lah maksud Papa. Tapi kalau dia memperlakukanmu dengan baik maka Papa san

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ternyata anak bu Saras adalah ....

    BAB 9"Ya ampun pantesan saja bisa nyumbang uang sampe sejuta, ternyata gebetannya om-om senang kayak begini toh."Suara Bu Saras yang cukup memekakkan telinga hampir saja membuatku terlonjak. Astaga, kenapa dunia sempit sekali. Di mana-mana ketemu sama titisan jin tomang kayak dia. Huft …."Siapa dia, Ma?" tanya seorang wanita yang kutaksir usianya tidak jauh berbeda denganku. Mungkin dia anaknya Bu Saras kali. "Itu lho, yang Mama ceritain ke kamu kalau dia menantunya si Marini yang sombongnya sampai ke langit ke tujuh.""Oh dia toh, huh biasa aja tuh mukanya. Cantik juga cantikan aku, tapi panteslah mungkin dia perawatan dapat biaya dari sugar daddynya itu." Ucapan wanita yang ternyata anak dari Bu Saras itu membuat mataku melotot. "Apa dia bilang? Papaku sugar daddy? Itu artinya aku sugar babbynya Papa gitu? Huh, sialan memang! Dikiranya aku wanita murahan apa? Hanya demi harta aku rela menjual diri ke om-om senang." Aku menggerutu dalam hati. "Maksud kamu apa ya ngomong begitu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Fitnah keji tetangga

    BAB 10"Hahahaha, tetangga barumu pada aneh begitu, Sof. Heran Papa. Kok ya ada orang yang julidnya kayak begitu. Astaghfirullahaladzim.""Jangankan Papa yang baru ketemu dan lihat. Lha Sofia sendiri saja kadang masih suka heran. Kok ada ya orang gak tau malu begitu. Ya Allah bukannya Sofia mau sombong, Pa. Apa sih yang Sofia gak punya. Mau beli apa tinggal tunjuk. Tapi kayaknya gak pernah deh Sofia melihat orang hanya dari apa yang dia punya.""Jangan, Nak, jangan sampai seperti itu. Tetaplah rendah hati karena yang seperti itu hanya sesaat saja.""Iya, Pa, Sofia sangat paham. Tapi terkadang Sofia juga suka kesel sama orang model begitu. Ibarat baru punya duit selembar tapi sombongnya ngalahin orang yang lunya duit lima lembar.""Yasudah biarkan saja. Yang penting bukan kamu dan keluargamu yang begitu.""Iya, Papa benar. Oh iya habis ini Papa mau kemana?""Emm mau ke rumah Om Roni. Biasalah beliau ngajakin Papa mancing di kolam ikan yang ada di pemancingan gak jauh dari rumahnya. Bol

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Mau kulaporkan polisi?

    BAB 11"Mbak Siti! Jangan mau kalau dibelanjain duit dia. Kata Bu Saras dia ini jual diri sama Om-Om. Sudah pasti itu duitnya haram." Aku pun menoleh ke arah mereka ketika mendengar ucapan salah satunya. Kuakui aku memang terkejut atas ucapan mereka padaku. Apa maksudnya coba? "Maaf, maksud Ibu-Ibu ini apa ya? Siapa yang pale uang haram?""Ya kamu lah, siapa lagi memangnya?" Degh. Apa katanya? Aku? "Aku? Memangnya aku kenapa?""Ck, pake pura-pura bego lagi. Ya kamu itu kan berduit karena pake uang haram." Seketika ingatanku kembali pada saat aku ketemuan sama Papa dan gak sengaja bertemu dengan Bu Saras juga Lusi, anaknya. Apakah mereka berdua yang menyebarkan fitnahan seperti itu? Keterlaluan! Huh, aku gak akan memaafkan mereka berdua. "Oooo uang haram ya, kalau boleh tau nama Ibu-Ibu ini siapa?""Aku Warsih, dan ini Marta. Kenapa memangnya? Kamu gak terima kita bilang begitu? Mau mengingat-ingat nama kita gitu?" ucap wanita yang bernama Warsih itu padaku dengan raut wajahnya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Tetangga baru yang rumahnya besar

    BAB 12"Siap Tuan Putri. Makasih ya Sayangku."Cup. Wajahku menghangat seketika, aku tersenyum tersipu lalu meninggalkan Mas Farhan ke dapur. Kalau lama-lama ada di dekat Mas Farhan bisa gawat. Nanti yang ada gak jadi bikin adonan pisang goreng malah jadinya bikin adonan bayi mungil. Eh ….***Malam ini seperti biasa aku, Mas Farhan, juga Ibu mertua makan malam di depan tivi. Sudah menjadi kebiasaan semenjak aku tinggal di rumah ini kalau makan bersama dan di depan televisi sembari lesehan adalah hukumnya wajib. "Gimana, Bu, makanan yang Sofia bawa, enak gak?" tanyaku pada Ibu yang baru saja menghabiskan satu piring nasi beserta lauknya. "Enak banget, sudah lama Ibu gak makan kayak begini. Terakhir kali waktu Farhan masih berusia sepuluh tahun waktu Ayahnya belum berpulang." Senyum indah terukir di wajah tua Ibu. Namun, masih jelas tersirat tatapan sendu saat Ibu mengucap nama almarhum Ayah mertua. Aku mengerti, beliau pasti sangat merindukan separuh jiwanya itu. Aku sangat salut

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Balsan menohok untuk Hilda

    BAB 13***"Dek."Aku yang sedang menscrool sosmedku menoleh ke arah Mas Farhan.""Kenapa, Mas? Mau minta jatah? Mulai malam ini dan seminggu ke depan libur dulu ya soalnya aku lagi dapet.""Ish, engak kok. Memangnya siapa yang mau minta itu? Pikiran kamu ngeres aja deh." Mas Farhan menjawil hidungku. "Ya terus apa dong? Biasanya kan begitu." Aku tersenyum melihat Mas Farhan yang menggaruk kepaanya yang aku yakin tidaklah gatal. "Tadi orang HRD di kantor Papa kamu manggil, Mas.""Kenapa? Apa ada masalah?" tnyaku pura-pura, padahal aku sudah tau kemana arah pembicaraan Mas Farhan. "Katanya mulai besok aku dipanggil untuk bekerja di kantor Papa kamu sebagai staff keuangan. Mas bingung deh bagaimana bisa tahu mereka kalau Mas ini kuliah di jurusan akuntansi. Apa Papa yang kasih tau ya?""Aku juga gak tau, Mas, mungkin saja mereka memang cari-cari tahu. Ya … namanya juga orang atasan jadi bisa saja meminta orang untuk mencari tahu tentang Mas kan. Tapi kan bagus dong kalau kamu diminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06

Bab terbaru

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ending

    Sofia melajukan mobilnya menuju rumah Pak RT. Meski begitu Sofia tetap memerintahkan bawahannya untuk bersiap di kantor polisi dan menunggu telepon darinya. Dia akan memberikan salah satu kesempatan untuk yang terakhir kalinya. Kalau saja Bu Saras tetap tidak mengaku maka dengan sangat terpaksa Sofia akan memenjarakannya."Ingat, kamu harus bersiap di sana. Begitu aku telepon kamu ke sini sama polisi," titah Sofia penuh ketegasan.Tanpa menunggu jawaban, Sofia langsung memutuskan sambungan telepon dan fokus menyetir.BrakBrakTerdengar suara langkah berderap yang kian mendekat saat Sofia memukul pintu dengan keras. "Siapa, sih gak sabaran ...." Mata Bu Saras membelalak dan terdiam saat melihat Sofia yang datang. "Pantesan gak sabaran."Sofia menyunggingkan senyum seringai. "Justru karena aku terlalu sabar makanya baru ke sini. Ayo, ikut!"Bu Saras menahan tangannya yang ditarik oleh Sofia. "Heh, dasar gak sopan! Datang-datang malah tarik orang.""Masih mending Bu Saras aku tarik.

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Bu Saras dilaporkan juga

    "Halah gak usah pura-pura, Bu Saras. Aku tahu kalau Bu Saras yang bikin mertuaku pingsan."Antara terkejut, tetapi senang Bu Saras berkata, "Jadi si Marini cuma pingsan?"Tentu saja Bu Saras senang mengetahui kenyataan kalau Bu Marini hanya pingsan dan bukannya meninggal. Artinya dia bukanlah seorang pembunuh dan tidak akan dipenjara. "Maksud perkataan Bu Saras apa?"Sofia tersenyum samar, dia berhasil menjebak Bu Saras. Memancingnya untuk mengaku kalau yang membuat Bu Marini pingsan adalah dirinya. Sofia tidak punya bukti, karena itu dia harus membuat bukti.Degh"Ya ... ya maksudnya ke-kenapa kamu sampai besar-besarkan masalah ini kalau mertuamu itu cuma pingsan? Emang apa lagi?" jawab Bu Saras terbata-bata. Bahkan keringat sebesar biji jagung sudah memenuhi dahinya. Mulutnya mungkin bisa berbohong, tetapi tidak dengan gerak-geriknya yang jelas menunjukkan kecemasan."Beneran?" Mata Sofia memicing, tetapi Bu Saras tetap bungkam. "Padahal aku punya bukti CCTV loh.""Mana mungkin! Ta

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Penangkapan lusi

    "Ibu kenapa–""Aku gak bisa cerita, Mas. Pokoknya kamu nyusul ke rumah sakit sekarang," potong Sofia sebelum suaminya selesai bicara. Setelah itu langsung mematikan sambungan telepon. Tanpa berpikir, Farhan langsung izin untuk pulang cepat dan menuju rumah sakit. Meski tidak bisa berpikir jernih, Farhan berusaha fokus berkendara. Salah-salah dia justru ikut dirawat di rumah sakit. Setelah sampai, Farhan menghampiri gegas Sofia yang sedang duduk dengan raut cemas di depan ruang UGD. "Mas!" Sofia bangkit dan memeluk sang suami saat melihatnya. "Bagaimana keadaan ibu? Kenapa dia bisa pingsan?" cecar Farhan yang langsung memberondong Sofia dengan pertanyaan begitu mereka bertemu. Sofia menggeleng. "Aku juga nggak tahu Mas. Sebab waktu aku pulang Ibu udah pingsan."Mendengar hal itu, Farhan makin khawatir dengan kondisi sang ibu. Pasalnya selama ini, Bu Marini tidak pernah menunjukkan tanda-tanda penyakit kronis. Bahkan Beliau juga tidak pernah mengeluh sakit. "Mau ke mana?" tanya

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Ibu kenapa?

    "Lho Mama mau ke mana?" tanya Lusi saat melihat mamanya sudah seperti bersiap untuk pergi. "Mau ke rumah si Marini. Mau buat perhitungan sama tuh menantunya, enak saja main pecat anak orang tanpa alasan yang jelas.""Tapi, Ma ...." Lusi mencoba mencekal lengan mamanya. Meski detik berikutnya sang mama menghentakkan tangannya dan cekalan Lusi langsung terlepas. "Sudah, jangan halangi Mama, Lusi! Kamu terlalu baik, makanya si Sofia seenaknya sama kamu. Udah, biar mama aja yang urus," ujar Bu Saras dengan mata memerah dan rahang mengeras. Perempuan paruh baya itu sangat marah. "Aku ikut, Ma.""kamu di sini aja. Tunggu beres. Kalau mama yang turun tangan dijamin masalah beres."Meski Bu Laras melarang Lusi, nyatanya sang anak tetap membuntutinya secara diam-diam. Lusi mau melihat secara langsung bagaimana Sofia diberi pelajaran oleh mamanya. Pokoknya Lusi mau mensyukuri setiap kejatuhan Sofia. Sesampainya di tujuan, rupanya Sofia dan Farhan masih belum pulang. Mereka masih di kantor

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Pelakor tidak perlu cantik, yang penting gatal

    "Tutup mulutmu!" "Ups maaf aku sengaja, hahaha!" Sofia tergelak sembari memegang perutnya karena tidak tahan sebab menahan kegelian melihat wajah shock di depannya. Namun, menurut Lusi tawa Sofia seperti ejekan baginya. "Katakan apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lusi sembari menatap Sinis Sofia. "Lho kan aku sudah bilang barusan kalau aku ke sini karena menggantikan suamiku bertemu dengan mantan pacarnya yang tidak tahu malu dan tidak tahu diri ini." Sofia memandang remeh pada Lusi. "Tutup mulutmu Sofia! Aku ke sini tidak untuk bertemu denganmu tapi dengan Farhan. Katakan di mana dia!""Ups, sabar dulu dong nafsu amat sih sama laki orang." Sofia sengaja mengeraskan suaranya sehingga membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh ke arah mereka. "Pelankan suaramu, Sofia!" Lusi menatap Sofia penuh amarah bahkan wajahnya saja sudah memerah. "Lho, kenapa? Bukankah ini yang kamu inginkan? Mana Lusi yang pandai merayu suami orang saat di chat? Kenapa tiba-tiba sekarang melempe

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Surat pemecatan Lusi

    BAB 36[Baiklah, kalau kamu serius dengan ucapanmu silahkan temui aku di cafe wash-wush besok pas jam makan siang.][Baiklah, aku udah gak sabar buat ketemuan sama kamu deh. Sampai jumpa besok ya, Sayangku]Sofia sampai menggelengkan kepalanya membaca isi pesan dari Lusi. Ia tidak habis pikir kenapa bisa ada manusia tidak tahu diri dan tidak tahu malu seperti Lusi. Dulu saja dihina, dicaci, bahkan, dicampakkan. Lantas? Kenapa sekarang dia seolah-olah mau membahas masa lalu seakan masih peduli? Cih! "Yasudah lebih baik kita tidur sekarang. Gak usah kamu pikirkan si Lusi karena sampai kapan pun aku gak kan pernah mau lagi berpaling padanya. Ya kali aku katarak secara kamu dan dia saja cantikan kamu ke mana-mana. Kamu juga bisa menerimaku dan Ibuku apa adanya. Masa iya mau aku tukar sama koreng cicak begitu." Sofia tergelak mendengar Farhan mengatakan koreng cicak untuk Lusi. "Kok ketawa sih, Sayang." Farhan menjawil hidung istrinya. "Habis kamu lucu masa iya dikata koreng cicak.""Lh

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Dasar kutil onta!

    BAB 35[Sekarang kenapa kamu terlihat sangat tampan? Kenapa gak dari dulu saja kamu tampak tampan, Mas? Kamu pasti masih mencintaiku kan, Mas? Secara kita dulu berhubungan lumayan lama. Dua tahun berpacaran itu bukan waktu yang sebentar kan, Mas? Bukan mudah juga kan kamu melupakanku? Karena sekarang kamu sudah mapan maka aku mau untuk kamu jadikan pasangan. Gimana? Bahkan jadi yang kedua pun aku gak masalah asalkan cinta dan kasihmu lebih utama untukku]Mata Sofia tidak bisa menutup karena saking terkejutnya. Apakah suaminya menyimpan rahasia darinya? Ah, sepertinya tidak. Sofia tidak percaya jika suaminya seperti itu. Sofia melihat foto profil yang ada di nomor tersebut dan matanya kembali membulat saat tahu kalau yang mengiriminya pesan barusan di nomor sang suami ternyata Lusi. "Dasar upil ayam betina, seenaknya saja dia dulu mencampakkan Mas Farhan dan sekarang dia ingin minta kembali setelah tahu suamiku sudah mapan. Cuih, definisi ulat gak tau diri.""Kamu kenapa, Dek? Kok ng

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Pesan dari siapa?

    BAB 34"Maksud kamu korupsi?" Farhan mengangguk. Sedangkan mata Sofia membeliak. "Siapa?" tanya Sofia yang penasaran karena ia sendiri belum pernah sidak dadakan. "Dia …." Farhan menjeda ucapannya. Ia menatap Sofia lekat. Seperti ada kekhawatiran dari sorot matanya. "Mas, kenapa? Kok diam? Siapa yang sudah ambil uang perusahaan? Dan berapa total kerugian kita?""Pak Lek Wiro, Sof, dia kerjasama dengan Pak Aldi.""Pak Aldi kepala HRD?" Farhan mengangguk. "Keduanya kerjasama untuk meminta bayaran pada calon karyawan yang mau masuk ke perusahaan kamu.""Kita, Mas, itu perusahaan kita karena kita yang akan membesarkannya lagi nanti." Farhan tersenyum sekilas lalu ia mengelus kepala Sofia. "Makasih ya sudah mempercayaiku. Oh iya balik lagi soal Pak Lek Wiro. Ternyata dia dan Pak Aldi juga memotong gaji karyawan yang masuk sebesar tiga ratus ribu setiap bulannya. Jika satu orang tiga ratus maka kamu bisa membayangkannya sendiri bukan berapa yang akan mereka terima setiap bulannya kare

  • WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU   Siapa pelaku kecurangan?

    BAB 33"Lho, aku salah ya? Yaudah deh kalau begitu aku minta maaf ya, Bulek. Gimana? Boleh kan? Aku sudah minta maaf lho, persis seperti apa yang Bulek katakan barusan atas hinaan Bulek terhadapku dan juga Ibu mertuaku." Sofia tersenyum manis. Namun, bagi Bulek Lilis dan juga Pakle Wiro hal itu adalah penghinaan bagi mereka. "Kurang ajar kamu ya Sofia! Seumur hidup gak pernah ada yang berani kurang ajar padaku seperti itu!" "Oups, kalau begitu aku berarti pemecah rekor dong ya. Rekor karena bisa berlaku kurang ajar padamu, Bulek.""Mbak Marini! Ajarkan menantumu ini sikap sopan santun! Percuna pendidikan tinggi dan katanya pemilik perusahaan tapi tata krama dan adab saja dia tidak punya!""Hei!" tunjuk Sofia pada wajah sang Bulek. "Jangan pernah mengacungkan jarimu di depan wajah Ibu mertuaku! Beliau sudah sangat-sangat baik dalam mengajariku! Tapi aku begini karena ingin memberimu pelajaran. Bulek pikir aku akan diam saja dan memaafkan begitu saja perbuatan Bulek yang kurang ajar p

DMCA.com Protection Status