Nick tersenyum dan beranjak dari duduknya, berniat untuk menghampiri Mela yang baru saja ditinggal pergi oleh dokter Feni.Namun, senyum itu hilang. Belum juga Nick pergi melangkahkan kakinya untuk menghampiri Mela.Tiba-tiba entah dari mana munculnya, Wili sudah menempati kursi yang tadi di duduki oleh dokter Feni."Kurang ajar!" seru Nick.Mela terkejut dan menautkan keningnya mendapati Wili sudah duduk tidak jauh darinya."Hai cantikku, Mela." sapa Wili yang memang terobsesi pada Mela. "Malam ini kamu benar-benar cantik, dan kecantikan kamu mengalahkan bidadari."Gombalan yang Wili katakan, bukannya membuat Mela senang. Yang ada membuatnya ingin muntah."Jangan kurang ajar!" seru Mela, lalu menjauhkan tangannya yang masih berada di atas meja, ketika Wili ingin meraihnya."Ya ampun, jika kamu marah seperti ini. Kecantikan kamu bertambah berkali-kali lipat, Mel."Namun, Mela enggan untuk menanggapi ucapan dari Wili."Mel, lima ratus juta buat malam ini. Pasti kamu mau kan? Short time
Nick dan juga Mela yang sudah berada di dalam mobil dan duduk berdampingan di bangku penumpang, hanya diam tanpa mengatakan apa pun, setelah mobil yang Pak Remi kendarai sudah lebih dari sepuluh menit meninggalkan tempat acara.Nick sekarang menatap pada Mela dimana sekretarisnya tersebut sedang sibuk dengan layar ponsel disalah satu tangannya. "Mel," panggilnya.Mendengar sang atasan memanggil namanya, Mela menoleh pada Nick. "Iya Pak." sahutnya."Temani aku ya,"Mela menautkan keningnya. "Ke mana Pak?""Makan malam, aku sangat lapar, tadi belum sempat makan apa pun." jujur Nick, karena di tempat acara tadi dirinya tidak sama sekali menyentuh makanan, karena terus mengagumi sekretarisnya tersebut.Dan ternyata mengagumi orang yang kita cintai tidak membuat kenyang, tetap saja selain hati yang bahagia, perut juga harus diisi, karena cinta tidak membuat kenyang."Maaf Pak, aku tidak bisa.""Kenapa Mel?""Aku ingin segera kembali ke tempat kost," jawab Mela dan langsung memanggil Pak Re
Nick yang sudah duduk di salah satu sofa yang berada di ruang tengah unit apartemen sang sahabat Daniel.Hanya menyunggingkan senyum dari sebelah sudut bibirnya, setelah Daniel menceritakan tentang Valen sang istri dan juga Wili, ternyata berselingkuh.Tentu saja hal tersebut begitu mengejutkan bagi Nick, meskipun ia tidak mencintai Valen tapi dirinya benar-benar kecewa dengan sang istri.Bukan karena sudah mengkhianatinya, tapi lebih kasihan pada Viona yang sudah Valen dan Wili khianati, apa lagi wanita itu sedang hamil besar anak dari Wili.Dan Nick mengingat lagi, saat Viona menghampirinya ketika masih berada di acara sang sahabat. Pasti wanita itu ingin mengatakan apa yang baru saja Daniel katakan, sebelum Wili menghampirinya dan menarik tangan Viona menjauh."Nick, kenapa kamu tidak marah?" tanya Daniel yang tidak melihat kemarahan di raut wajah sang sahabat."Untuk apa." ucapnya."Valen sudah berselingkuh di belakang kamu Nick. Masa kamu tidak ada reaksi apa-apa dan malah tersen
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa kamu berkata kasar padaku?" tanya Valen karena tiba-tiba sang suami berkata kasar padanya.Nick menghela nafas panjang, tidak seharusnya ia berkata kasar pada Valen.Percuma dirinya mengatakan jika Valen menjijikkan, atau pun memberi tahu sang mami jika istrinya tersebut berselingkuh dengan Wili.Karena Nick yakin, mami Julia tidak akan pernah percaya pada apa yang dikatakannya.Dan Nick akan mencari bukti yang akurat untuk memberi tahu sang mami siapa Valen yang sebenarnya. Agar ia bisa terlepas dari pernikahan yang tidak diinginkannya.Valen ingin meraih satu tangan Nick yang diam saja tanpa menjawab pertanyaannya, sebelum Nick menampiknya. "Sayang, kenapa kamu diam saja?" "Aku harus pergi ke kantor lebih awal," ujar Nick, kemudian masuk terlebih dahulu ke dalam kamar mandi, dan segera mengunci pintu agar Valen tidak bisa menyusulnya.Dan Nick memutuskan untuk mencari bukti terlebih dahulu sebelum membongkar siapa Valen.Valen menautkan keningnya setel
Mendapati ada pak Johan masuk ke dalam ruang kerjanya, Nick segera melepas pelukannya.Dan Mela segera beranjak dari atas tubuh Nick, lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut, tanpa menoleh pada Pak Johan yang terus menatap pada Mela.Setelah Mela benar-benar keluar dari ruangan tersebut, pak Johan kini berjalan mendekati Nick.Dimana Nick sudah duduk dan membuka menu sarapan yang baru saja Mela bawakan untuknya.Pak Johan yang sudah duduk di sofa berhadapan dengan Nick, terus menatapnya penuh selidik.Dan sepertinya Pak Johan tidak mendapati Nick memiliki masalah seperti apa yang mami Julia katakan padanya tadi.Hingga pak Johan akhirnya memutar balik mobil yang dikendarai, saat dirinya ingin menuju perusahaan cabang, dan memutuskan untuk menemui Nick. Ingin tahu ada masalah apa dengannya.Tapi sepertinya Nick sama sekali tidak ada masalah, karena wajahnya terlihat begitu bahagia.Nick menatap pada Pak Johan yang terus menatapnya. "Bukannya Pak Johan harusnya di perusahaan cabang?" t
Nick dengan terpaksa mendatangi kantor sang istri, atas perintah sang mami yang menyuruhnya untuk memberi kejutan pada Valen dengan membawakannya buket bunga karena hari ini dia sedang ulang tahun.Tentu saja Nick tidak datang seorang diri, tapi dengan sang sekretaris yang ia perintahkan untuk membawa buket bunga untuk sang istri.Namun, baru saja membuka pintu ruang kerja Valen, Nick sudah di suguhi pemandangan dua orang yang sedang bercinta di atas sebuah sofa.Terkejut? Tentu saja Nick tidak terkejut, karena ia sudah mengetahui hubungan keduanya dari sang sahabat.Yang ada Nick segera mengabadikan kegiatan sang istri dan juga pria lain.Mela yang berdiri di belakang sang atasan, bingung melihat reaksi Nick yang datar, melihat istrinya bercinta dengan pria lain di depan matanya sendiri.Harusnya sebagai seorang suami akan terkejut dan marah melihat hal tersebut, tapi tidak pada Nick.Mela malah melihat Valen yang terkejut dengan kedatangan Nick tiba-tiba.Nick yang sudah mengabadika
Tautan kening menghiasi wajah Nick setelah mendengar apa yang sang mami katakan. Lalu menatap padanya dengan intens, dimana sang mami juga sedang menatap kearahnya."Jangan egois Mami bilang? Harusnya aku yang bilang seperti itu pada Mami, aku tahu pasti Mami menyuruhku untuk bertahan dengan Valen kan?" tebak Nick, setelah mendengar tanggapan sang mami jika dirinya ingin bercerai dengan Valen."Itu kamu sudah tahu apa yang ingin mami sampaikan padamu, Nick." karena memang mami Julia ingin menyuruh Nick bertahan dengan pernikahannya."Dan Mami yang egois!" seru Nick. "Sebenarnya Mami, ibu macam apa hah?! Mana ada seorang ibu yang ingin putranya bertahan dengan pernikahannya, ketika tahu apa yang sudah dilakukan oleh istri dari putranya, sungguh tidak habis pikir." ujar Nick, sambil menggelengkan kepalanya."Ini demi perusahaan Nick, dan kamu harus tetap bertahan."Nick tersenyum mengejek mendengar apa yang sang mami katakan, lagi dan lagi demi perusahaan. Dulu menikah karena perusahaan
Selepas kepergian Nick dari rumah, Valen bergegas menuju kamar mami Julia.Saat sudah masuk ke dalam kamar ibu mertuanya, Valen mengukir senyum melihat mami Julia terlihat sedang bingung sambil melangkahkan kakinya mondar-mandir di depan tempat tidur."Mi," panggil Valen.Alhasil membuat mami Julia yang tidak menyadari kedatangan Valen, segera menatap pada menantunya tersebut, lalu menghentikan langkahnya mondar-mandir dan duduk di sofa panjang yang tidak jauh dari tempatnya berada.Valen mendekati mami Julia, dan duduk di sampingnya. "Bagaimana Mi?"Mami Julia menggeser duduknya untuk menatap pada Valen. "Nick ingin menceraikan kamu, Len." "Terus, mami ingin membiarkan itu terjadi?"Mami Julia tidak menjawab pertanyaan dari Valen, dirinya tahu apa yang Nick katakan tadi jika ingin menceraikan Valen itu sangat serius."Mi," ucap Valen, kemudian memeluk bahunya, lalu menaruh dagunya di sebelah pundak mami Julia. "Pasti Mami tahu kan, sampai kapanpun aku tidak mau bercerai dengan Nick.
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri