Merasa jika kesedihan yang baru saja Nick katakan adalah sebuah kebohongan besar.Karena Mela masih mengingat jelas, siang tadi sang atasan tidak sama sekali bereaksi memergoki istrinya sedang selingkuh.Dengan segera Mela melepas paksa pelukan dari sang atasan, menggunakan tenaga penuh, hingga tubuh Nick yang masih berada di atas tempat tidur, kita jatuh mencium lantai kamar kostnya.Membuat Nick mengaduh kesakitan, apa lagi mengetahui bibir atasnya berdarah, saking kencangnya ia jatuh dari atas tempat tidur."Aduh Mel, apa yang kamu lakukan?" tanya Nick, dan sekarang dirinya duduk diatas lantai sambil menyandarkan punggungnya di sisi tempat tidur, tak lupa memegangi bibirnya yang berdarah.Melihat darah dari bibir sang atasan, membuat Mela merasa bersalah.Dengan segera ia langsung berjongkok di hadapan sang atasan. Lalu menyingkirkan tangan Nick yang masih memegangi bibirnya, agar Mela bisa melihat bibir sang atasan yang berdarah."Maafkan aku Pak," ucap Mela merasa bersalah. Kemud
Keesokan harinya Nick yang semalam pura-pura sakit perut, kini disibukkan dengan rapat penting di kantor.Tentu saja selalu didampingi oleh Mela sang sekretaris.Setengah jam sebelum makan siang, rapat pun selesai. Membuat Nick bisa bernafas lega.Apa lagi dalam rapat tersebut menyatakan bahwa perusahaan miliknya, semakin berkembang.Nick masih duduk di kursinya, dan mempersilakan para karyawannya yang ikut rapat untuk terlebih dahulu keluar dari ruang rapat.Namun, tidak dengan Vian. Bukannya ikut keluar bersama rekannya yang lain, dirinya malah berjalan menghampiri sang atasan yang masih duduk di tempatnya sambil menatap pada adik tirinya, yang juga masih duduk di tempatnya Entah mengapa melihat tatapan Nick pada Mela, Vian menerka jika atasannya tersebut memiliki perasaan pada sang adik.Apa lagi Vian mengingat kebaikan sang atasan pada adiknya tersebut, dari membiarkan Mela tidur di apartemennya dan memperlakukan Mela berbeda dengan perlakuan Nick pada karyawan yang lain, tidak
Entah sudah berapa lama mami Julia berada di dalam ruang kerja Nick, membuat Mela yang tetap berada di meja kerjanya, dan melewatkan makan siang, kini menggerutu."Kalau tahu Mami pak Nick di dalam lama, mending tadi aku makan siang dulu," ucap Mela, yang sengaja menunda makan siang.Karena Mela pikir, mami Julia tidak akan lama berada di dalam ruang kerja sang atasan.Mela menatap jam yang berada di atas meja kerjanya, dimana jam tersebut sudah menunjukkan pukul satu siang, dan itu artinya jam istirahat telah selesai.Lapar, itu yang Mela rasakan saat ini, membuatnya segera baranjak dari duduknya, berniat pergi ke pantry untuk mengambil cemilan miliknya, berharap bisa untuk mengganganjal perutnya yang lapar.Namun, Mela harus mengurungkan niatnya. Ketika melihat mami Julia keluar dari dalam pintu ruang kerja sang atasan.Dengan segera Mela menundukkan kepalanya, saat mami Julia berjalan melewati meja kerjanya, sambil menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.Mela menegakk
"Tahu?" tanya Valen penasaran mendengar ucapan sang suami. "Kamu tahu Mami sering menghabiskan malam dengan para berondong?" tanyanya lagi.Karena memang selama ini Mami Julia gemar menghabiskan malam bersama berondong.Hal yang baru siang tadi Nick tahu, setelah Mami Julia mendatanginya dan memberi tahu kebiasaannya tersebut.Kebiasaan yang benar-benar di luar dugaan.Pasalnya Nick mengira saat bertemu dengan sang mami di hotel beberapa waktu lalu, Nick pikir mami Julia ingin menghabiskan malam dengan pak Johan, tapi nyatanya salah, karena sang mami ingin menghabiskan malam dengan berondong bayarannya.Nick tidak ingin menjawab pertanyaan dari sang istri, yang ada mendekati sang mami yang sudah beranjak dari duduknya, lalu memeluk bahunya."Sayang, aku sedang bertanya padamu, kenapa tidak di jawab?" tanya Valen yang merasa diabaikan oleh Nick.Nick menatap Valen dengan jijik, bagaimana tidak jijik karena wanita yang masih menyandang status sebagai istrinya tersebut lebih hina dari pa
Refleks bibir Mela mengukir senyum, menimpali Nick yang juga sedang menatapnya sambil mengukir senyum.Melihat sang sahabat malah tersenyum dan tidak menjawab pertanyaannya, membuat Sasa yang masih berdiri disisinya, segera menarik sebelah tangan Mela."Mel, kenapa tidak menjawab pertanyaan aku, hah? Yang ada malah tersenyum sendiri, apa kamu mengenal Bara?" tanya Sasa lagi, karena sang sahabat tahu, pria yang di jodohkan dengannya bernama Bara.Mela memudarkan senyumannya, dan menoleh pada Sasa yang baru saja menarik sebelah lengannya. "Apa?" tanyanya seakan lupa dengan pertanyaan Sasa.Hembusan nafas kasar keluar dari bibir Sasa, lalu mendekatkan bibirnya di telinga Mela. "Jangan bilang kamu mengenal Bara, karena dia pernah bermalam denganmu." pikir Sasa.Mela menggelengkan kepalanya. "Tentu saja bukan Sa, pikiran kamu terlalu jauh.""Buktinya kamu senyum-senyum sendiri, dan tatapan kamu tertuju pada Bara.""Aku tidak tersenyum pada Bara, aku tersenyum pada pria yang berdiri di bela
Vian menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Nick.Menyukai? Tentu saja Vian menyukai adik tirinya itu. Pertanyaan bodoh macam apa yang Nick tanyakan padanya.Mendapati Vian hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaannya, membuat Nick semakin curiga jika Vian memiliki rasa pada Mela. "Kenapa tidak di jawab, hah?""Aku harus menjawab apa Pak? Mela adikku, tentu saja aku menyukainya. Apa Pak Nick ingin aku membenci adikku, begitu? Yang benar saja."Nick menautkan dahinya, benar juga apa yang Vian katakan. Dan dirinya salah menanyakan hal tersebut."Maksud aku, apa kamu mencintai Mela, bukan sebagai adik, tapi ingin memilikinya sebagai istri begitu." harusnya dari awal, Nick berkata seperti itu.Vian benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sang atasan katakan. "Pak Nick pikir aku sudah gila, ingin memperistri adikku sendiri," ujar Vian."Aku tahu, Mela hanya adik tirimu.""Iya, dan aku tetap menganggap Mela sebagai adikku sendiri.""Jadi kamu tidak mencintai Mela
Akhirnya Mela pulang bersama dengan Nick, setelah menghubungi Vian, dan benar Vian sudah pulang terlebih dahulu, karena harus menjemput Vera adik kandungnya yang sudah meninggalkan dunia malam, dan bekerja di sebuah kafe.Vian juga memberi tahu Mela, jika adiknya tersebut lebih baik pulang dengan Nick.Tentu saja Mela yang mengendarai mobil Nick, saat atasannya bilang, jika pak Remi pulang lebih dahulu menggunakan ojek online karena ada keperluan mendadak.Dan bodohnya Mela, dirinya percaya dengan apa yang sang atasan katakan.Padahal Nick sengaja menyuruh supirnya itu pulang lebih dulu, ketika tahu Mela ternyata berada di acara yang sama. Dan Nick melakukan hal tersebut hanya ingin bisa lebih dekat dengan sekretarisnya tersebut, apa lagi dirinya sudah mendapat lampu hijau dari Vian.Setelah Nick meyakinkan pria yang berstatus kakak dari Mela, jika dirinya bisa membahagiakan Mela. Dan keluarga beserta kerabatnya tidak akan pernah menghina Mela setelah tahu masa lalunya."Mel." panggi
Entah sudah berapa lama Nick bermain-main dengan bibir manis milik sang sekretaris.Membuat pemilik bibir terusik dari tidurnya, dan perlahan Mela membuka kedua bola matanya.Namun, saat tahu apa yang sedang sang atasan lakukan padanya, bukannya segera menjauhkan bibirnya. Yang ada Mela menikmati apa yang dilakukan oleh Nick.Dan refleks kedua tangannya ia lingkarkan di belakang leher sang atasan. Bukan hanya itu saja, tapi Mela membuka bibirnya agar Nick bisa mengeksplor lebih jauh bibirnya tersebut.Tahu jika Mela sudah membuka matanya, dan tidak menolak dengan apa yang Nick lakukan, membuatnya segera mengeksplor bibir yang begitu manis baginya.Hasrat di tubuh Nick yang sedari terpancing karena bibir Mela. Kini tidak bila lagi ia tahan, membuatnya segera melepas tautan bibirnya, dan beralih mencium belakang telinga Mela.Membuat Mela refleks mendesah, apa lagi daerah tersebut begitu sensitif baginya.Dan lagi, bukannya menjauhkan kepala Nick, yang ada Mela terus mendesah.Karena ju
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri