Mela yang baru saja bangun dari tidur dan tidak mendapati sang atasan di kamar.Dengan segera keluar dari dalam kamar tersebut, untuk mencari keberadaan Nick.Namun, baru saja keluar pintu. Mela melihat wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah mami Julia, yang sedang berbicang di lantai bawah unit apartemen tersebut.Membuat Mela kembali masuk ke dalam kamar, ketika tatapannya bertemu dengan tatapan mami Julia."Ya ampun," kata Mela ketika sudah masuk kembali ke dalam kamar. Malu, itu yang sekarang Mela rasakan. Saat mami Julia tahu dirinya berada di unit apartemen Nick, apa lagi keluar dari dalam kamarnya.Dan Mela yakin, jika Mami Julia pasti berpikir yang tidak-tidak tentangnya."Apa yang harus aku lakukan?" tanya Mela. "Apa aku harus menemuinya dan memberi tahu kenapa aku disini?" Sepertinya Mela memang harus menemui mami Julia, dan menjelaskan kenapa dirinya berada di unit apartemen Nick. Agar wanita paruh baya itu tidak berburuk sangka padanya.Karena jika mami Jul
Tentu saja Nick begitu terkejut mendengar Mela memintanya untuk membeli pembalut.Bagaimana tidak. Karena selama hidup, Nick belum pernah membeli barang tersebut, yang ia tahu salah satu kebutuhan wanita.Dan sekarang sang sekretaris memintanya untuk membeli barang tersebut, yang Nick tidak tahu bentuknya seperti apa."Mel, apa kamu tidak salah menyuruh aku untuk membeli pembalut?" tanya Nick lagi untuk memastikan jika Mela tidak salah bicara."Maaf, Pak. Jika Pak Nick tidak berkenan, biar aku beli sendiri." kata Mela yang juga tidak enak jika harus menyuruh sang atasan membeli pembalut, barang yang untuk saat ini Mela butuhkan.Mela melangkah, ingin membeli sendiri pembalut itu. Meskipun dress yang dikenakannya, terdapat noda darah dan itu tidak sedikit.Namun, langkahnya terhenti. Ketika satu tangannya di cekal oleh Nick."Kamu mau beli dengan pakaian yang terkena noda darah?"Mela menganggukkan kepalanya. "Kamu tetap berada disini, aku yang akan membelikan barang itu untukmu." uja
Sebulan lebih berlalu, hubungan Nick dan juga Mela semakin dekat.Mela yang awalnya belum mengiyakan untuk menjadi kekasih dari Nick.Lamban laun menerima cinta atasannya tersebut, setelah Nick membuktikan betapa besar cinta yang ia miliki untuk Mela.Membuat Mela luluh dan keduanya sekarang sudah menjadi sepasang kekasih yang resmi.Meskipun Mela, meminta Nick untuk merahasiakan hubungannya tersebut dari halayak publik, dan hanya sahabat dari keduanya yang tahu tentang hubungan tersebut.Karena Nick belum resmi bercerai dengan Valen, karena sidang perceraiannya begitu alot, meskipun bukti-bukti menyudutkan Valen.Dan hari ini adalah keputusan dari sidang perceraiannya, seperti biasa Nick enggan untuk menghadiri sidang itu, dan menyuruh pengacaranya untuk menghadirinya.Nick pun memilih untuk tetap bekerja, dan semangat yang ia miliki untuk ke kantor, semakin membara karena ada wanita yang sudah resmi menjadi kekasihnya beberapa hari lalu, setelah Nick menunjukkan betapa dirinya menci
Mami Julia tidak menimpali ucapan dari Nick, yang ada menatap pada Mela dengan tatapan yang sulit diartikan.Namun, Mela segera mengukir senyum dan menyapa wanita paruh baya, mami dari atasannya tersebut. "Selamat pagi."Bukannya menyapa balik Mela, mami Julia malah mengalihkan tatapannya pada Nick.Dimana putranya tersebut sedang menatap pada Eliza yang berjalan di sampingnya.Sedangkan Mela memudarkan senyumannya, lalu meninggalkan ruangan tersebut setelah sapaannya di acuhkan.Eliza mengukir senyum saat tahu, Nick sedang menatapnya. "Hai, selamat pagi Nick." sapanya."Pagi." hanya itu yang Nick katakan, lalu berjalan menuju meja kerjanya.Diikuti oleh mami Julia, setelah menyuruh Eliza untuk duduk di sofa yang tadi diduduki oleh Nick dan juga Mela."Kenapa Mami datang pagi-pagi kesini?" tanya Nick tanpa menatap pada sang mami yang sudah berdiri di sampingnya.Karena tatapannya kini sudah tertuju pada layar laptop yang ada di meja kerjanya."Ya ampun Nick, kamu masih bertanya untuk
Disaat Nick tahu, Mami Julia dekat dengan Eliza, hanya ingin menyatukan kembali dirinya dengan wanita yang pernah dulu Nick cintai.Hingga akhirnya Nick mengatakan pada Eliza jika dirinya sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai, agar wanita tersebut sadar dia tidak ada artinya lagi bagi Nick.Setelahnya Nick meninggalkan Eliza di restoran, tempat sang mami meninggalkannya berdua dengan wanita dari masa lalunya.Di tempat lain, tepatnya di sebuah unit apartemen yang cukup mewah.Valen yang baru pulang dari pengadilan dengan status janda.Menemui Wili, di unit apartemen pria tersebut.Untuk merencanakan, bagiamana caranya menggulingkan perusahaan Nick.Untuk membalaskan sakit hati Valen, pada Nick dan juga mami Julia.Dimana mantan mami mertuanya itu, datang mendekatinya sesaat setelah keputusan sidang selesai.Dan dengan terang memperkenalkan Eliza sebagai penggantinya untuk Nick, tentu saja membuat Valen geram dengan mami Julia.Tentu saja Wili menyambut baik rencana Valen.Saat
Akhirnya Mela dan juga Nick meninggalkan rumah Sasa, karena semua kerabatnya dari luar kota berdatangan untuk menyaksikan hari pernikahan Sasa yang akan berlangsung beberapa hari lagi.Bukannya senang karena semua anggota keluarganya sangat antusias dengan pernikahannya yang akan berlangsung, yang ada membuat Sasa risih dengan doa kebaikan yang semua anggota keluarganya ucapkan untuknya.Karena memang, pernikahan tersebut bukan atas keinginannya, tapi keinginan dari orang tuanya. Dan Sasa masih berharap jika ia akan kembali bersama dengan mantan pacarnya.Sasa meninggalkan ruang tengah, dimana semua saudaranya berkumpul.Malas dengan doa dan juga nasihat yang di tujukan untuknya.Sasa menutup pintu kamarnya dengan kencang, tentu mulutnya terus menggerutu. "Semoga acara pernikahan kamu lancar, dan kamu beserta suami menjadi keluarga sakinah. Jadilah istri yang baik untuk suami, bla bla bla. Omong kosong!" kesal Sasa menirukan ucapan dari para saudara.Setelahnya Sasa menjatuhkan tubu
Hujan yang semakin deras, bersamaan dengan suara petir yang menggelegar diatas langit.Membuat malam ini begitu dingin, hingga menusuk tulang.Namun, tidak bagi kedua anak manusia yang sedang bermandi peluh karena aktifitas panas diatas ranjang yang keduanya lakukan, tanpa ikatan pernikahan.Tapi keduanya lakukan atas dasar cinta yang begitu besar.Mela dan juga Nick saling menikmati apa yang keduanya lakukan, sejak tiga menit lalu. Yang di awali dari ciuman Nick.Berakhir dengan percintaan diatas ranjang, dari keduanya yang sama-sama tidak bisa lagi menahan hasrat di dalam tubuhnya. Tepatnya, atas bujukan setan, yang selalu menggoda manusia, agar menjadi pengikutnya untuk menemaninya nanti di neraka, karena setan akan hidup kekal disana.Apa lagi keduanya sudah pernah bercinta, tapi kali ini karena melakukannya dengan penuh cinta, jauh terasa lebih nikmat.Tidak seperti yang keduanya lakukan saat itu, dimana Mela terpaksa melakukannya demi uang. Dan Nick melakukannya karena emosi.De
Suara lantang yang Nick ucapkan untuk melamar Mela.Terdengar jelas di kedua telinga wanita paruh baya yang baru akan memasuki ballroom acara resepsi pernikahan Bara.Wanita paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah mami Julia, dimana ia telat menghadiri acara tersebut.Kemudian menghentikan langkah kakinya, untuk mendengar kembali suara Pria yang sangat dirinya kenal."Mi, itu suara Nick." ucap Eliza yang datang bersama dengan mami Julia, dan ikut menghentikan langkah kaki mengikutinya.Mami Julia tidak menimpali ucapan dari Eliza, karena ia juga tidak salah dengar.Memang benar, itu suara dari sang putra yang sedang melamar seorang wanita, dimana wanita itu tidak mami Julia sukai."Ini tidak bisa di biarkan!" seru mami Julia dan kembali melangkahkan kakinya untuk menghampiri sang putra.Dimana Nick dan juga Mela sedang menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di ballroom tersebut.Dan beberapa orang saling berteriak. Agar lamaran Nick di terima olah Mela."Terima,""Teri
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri