Suara lantang yang Nick ucapkan untuk melamar Mela.Terdengar jelas di kedua telinga wanita paruh baya yang baru akan memasuki ballroom acara resepsi pernikahan Bara.Wanita paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah mami Julia, dimana ia telat menghadiri acara tersebut.Kemudian menghentikan langkah kakinya, untuk mendengar kembali suara Pria yang sangat dirinya kenal."Mi, itu suara Nick." ucap Eliza yang datang bersama dengan mami Julia, dan ikut menghentikan langkah kaki mengikutinya.Mami Julia tidak menimpali ucapan dari Eliza, karena ia juga tidak salah dengar.Memang benar, itu suara dari sang putra yang sedang melamar seorang wanita, dimana wanita itu tidak mami Julia sukai."Ini tidak bisa di biarkan!" seru mami Julia dan kembali melangkahkan kakinya untuk menghampiri sang putra.Dimana Nick dan juga Mela sedang menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di ballroom tersebut.Dan beberapa orang saling berteriak. Agar lamaran Nick di terima olah Mela."Terima,""Teri
Enggan bagi Nick menjawab pertanyaan dari sang mami.Karena bagaimana pun juga, terlepas sang mami tidak menyukai wanita yang sangat Nick cintai. Mami Julia adalah wanita yang sudah melahirkan dan juga membesarkannya.Kemudian Nick menyusul ke mana barusan Mela pergi.Meskipun terus di cegah oleh mami Julia, tapi Nick tidak ingin kehilangan Mela, wanita yang sangat dicintainya, dan pergi meninggalkan sang mami yang terus meneriaki sang putra.Dan acara pesta pernikahan yang seharusnya di penuhi dengan kebahagiaan, harus tercoreng karena keributan tersebut.Masih terus menjadi pusat perhatian dari beberapa tahu undangan yang menghadiri acara tersebut.Mami Julia menarik tangan Eliza untuk segera pergi dari acara tersebut.Saat ada beberapa orang yang berbicara dan menyudutkannya, setelah apa yang terjadi.Acara pun kembali dilanjutkan, meskipun kedua mempelai yang sedang duduk di kursinya, sedikit berselisih karena kejadian yang belum lama terjadi."Coba saja jika kamu tidak merencan
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Nick yang menyandang status seorang CEO yang lumayan terkenal di kalangan bisnis.Mendapat tamparan dan juga pukulan dari karyawannya sendiri bertubi-tubi, tanpa ada perlawanan darinya.Setelah Nick memberi tahu apa yang belum lama terjadi diacara pesta pernikahan Bara dan juga Sasa kepada Vian.Hingga ia tidak tahu keberadaan Mela sekarang dimana.Tentu saja sebagai seorang kakak dari Mela, Vian benar-benar marah dengan hal tersebut.Dimana sang adik mendapat hinaan dari mami Julia, mami dari Nick kekasih sang adik. Dan itu di hadapan orang banyak.Apa lagi Vian sudah mempercayakan Mela pada Nick.Itu yang membuat Vian kecewa pada Nick, yang tidak bisa menjaga Mela. Apa lagi sang adik sampai saat ini belum bisa di hubungi.Vian terus memukuli Nick tanpa mendapat perlawanan dari pria itu.Bara yang tidak ingin terjadi sesuatu pada Nick sang sahabat, mencegah Vian yang ingin menghajar sang sahabat."Hentikan! Harusnya kita mencari keberadaan Mela, b
Tentu saja Nick begitu kuatir dengan keadaan sang mami. Membuatnya segera membawa mami Julia ke rumah sakit.Dan butuh waktu lama untuk Nick menunggu sang mami tersadar dari pingsan.Tanpa Nick ketahui jika mami Julia sedang mengelabuhinya."Frans, bilang pada Nick jika Tante terkena serangan jantung, ya." pinta mami Julia, pada sahabat sang putra, sekaligus dokter yang menanganinya.Frans menatap pada mami Julia, dan menggelengkan kepalanya pelan. Bisa-biasanya orang sehat, memintanya untuk mendiagnosa terkena serangan jantung.Apa tidak takut, jika suatu saat akan terkena serangan jantung sungguhan."Frans, kenapa diam saja?" tanya mami Julia karena Frans hanya diam tanpa mengiyakan permintaannya. "Ini demi Nick, Frans.""Tapi Tan—" Frans tidak jadi meneruskan ucapannya saat mami Julia menaruh jari telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan untuk Frans tidak meneruskan ucapannya."Tidak ada tapi, buruan sana keluar da bilang Tante terkena serangan jantung pada Nick.""Tante sehat loh, ken
Pria tersebut tidak menjawab pertanyaan dari Mela. "Tetaplah berbaring, kaki kamu terluka, jika kamu memaksakan untuk bergerak, kaki kamu akan semakin sakit." pinta Pria tersebut.Memang benar apa yang pria tersebut katakan, karena bergerak sedikit saja. Mela merasakan sakit di sebelah kakinya, dan ia tetap berbaring di atas ranjang perawatan.Dengan tatapan terus tertuju pada pria tersebut, yang kini sudah berdiri disisi ranjang."Siapa kamu?" tanya Mela lagi, karena pertanyaan awal tidak di jawab oleh pria tersebut.Pria tersebut mengukir senyum, dan baru saja akan menjawab pertanyaan dari Mela.Pintu ruang perawatan tersebut di buka dari luar, membuat pria tersebut membatalkan ucapannya.Dan menoleh pada seorang pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut."Noah, kita harus segera berangkat. Yang lain sudah berada di bandara." ujar pria yang baru masuk ke dalam ruangan tersebut. Pada pria yang masih berdiri disisi ranjang perawatan Mela.Pria yang baru saja di panggil Noah,
Seminggu berlalu Nick seperti orang yang hilang kendali, karena sampai saat ini dirinya belum menemukan sang kekasih, dimana Mela sang kekasih sekarang berada.Ponselnya pun mati total, membuat Nick semakin frustasi.Meskipun demikian, Nick tidak berputus asa mencari keberadaan dari Mela, bersama ketiga sahabatnya yang bergantian menemani mencari keberadaan wanita yang sangat Nick cintai.Hingga pekerjaannya terpaksa Nick tinggalkan demi menemukan Mela.Kali ini Nick di temani Bara dan juga Sasa mencari keberadaan Mela. Dan tetap saja, hasilnya nihil. Meskipun Sasa mengajak Nick mendatangi tempat-tempat yang sering ia dan juga Mela datangi. Tetap saja tidak menemukan keberadaan Mela, yang seolah menghilang di telan bumi."Makanlah Nick, sudah seharian kamu tidak makan apa pun." kata Bara, saat ia memutuskan untuk menghentikan pencarian Mela, di sebuah restoran."Iya Nick, kesehatan lebih penting. Pencarian kita akan tertunda jika kamu sakit karena tidak makan," Sasa membenarkan ucapa
Sudah seminggu Mela berada di kota yang belum pernah sama sekali ia sambangi.Setelah ia mengikuti apa yang Vian katakan, menjauh dari Nick dan melupakan pria itu.Karena bagaimana pun, Mela yakin dirinya dan juga Nick tidak mungkin bersatu. Bukan hanya status yang berbeda, tapi banyak hal yang menjadi pertimbangan.Salah satunya tentang mami Julia, yang sampai kapan pun tidak akan pernah merestui hubungannya dengan Nick, apa lagi Mela adalah mantan wanita malam.Meskipun berat bagi Mela yang sangat mencintai Nick, tapi ia harus bisa melupakan pria itu."Mel," suara dari wanita tua yang berjalan sambil membawa cangkir berisi teh hangat.Mendekati Mela yang sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Di rumah yang sangat sederhana, rumah yang sudah seminggu menampung Mela.Mela tersenyum pada wanita tua tersebut, yang tidak asing baginya.Karena wanita tua tersebut adalah, wanita yang dulu bekerja menjadi asisten rumah tangganya.Saat kedua orang tuanya masih bersama, dan sang papa belum m
Nick tidak mendapati sang kekasih di rumah Vian.Namun, ia tidak ingin meninggalkan rumah tersebut. Karena Nick yakin, pasti Vian mengetahui dimana sang kekasih.Begitupun dengan Sasa yang juga meyakini jika Vian tahu keberadaan Mela."Vi, katakan padaku dimana Mela sekarang berada?" tanya Sasa."Sa, aku sudah bilang berapa kali. Kalau aku sendiri pun tidak tahu dimana Mela." bohong Vian. Padahal dirinya tahu dimana sekarang Mela berada dan tinggal dengan siapa. "Aku tahu kamu berbohong Vi,""Untuk apa aku berbohong, tidak ada gunanya.""Kalau begitu, biar polisi membantu mencari keberadaan Mela." sahut Nick. "Benar itu Nick, sekarang juga kita harus melapor ke polisi tanpa persetujuan dia." Bara yang yang juga masih berada di rumah Vian, membenarkan ucapan sang sahabat.Karena Bara juga curiga dengan Vian yang beberapa kali melarang Nick, melapor pada polisi karena belum juga menemukan Mela.Membuat Nick segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut. "Antar aku ke kantor p
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri