Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Nick yang menyandang status seorang CEO yang lumayan terkenal di kalangan bisnis.Mendapat tamparan dan juga pukulan dari karyawannya sendiri bertubi-tubi, tanpa ada perlawanan darinya.Setelah Nick memberi tahu apa yang belum lama terjadi diacara pesta pernikahan Bara dan juga Sasa kepada Vian.Hingga ia tidak tahu keberadaan Mela sekarang dimana.Tentu saja sebagai seorang kakak dari Mela, Vian benar-benar marah dengan hal tersebut.Dimana sang adik mendapat hinaan dari mami Julia, mami dari Nick kekasih sang adik. Dan itu di hadapan orang banyak.Apa lagi Vian sudah mempercayakan Mela pada Nick.Itu yang membuat Vian kecewa pada Nick, yang tidak bisa menjaga Mela. Apa lagi sang adik sampai saat ini belum bisa di hubungi.Vian terus memukuli Nick tanpa mendapat perlawanan dari pria itu.Bara yang tidak ingin terjadi sesuatu pada Nick sang sahabat, mencegah Vian yang ingin menghajar sang sahabat."Hentikan! Harusnya kita mencari keberadaan Mela, b
Tentu saja Nick begitu kuatir dengan keadaan sang mami. Membuatnya segera membawa mami Julia ke rumah sakit.Dan butuh waktu lama untuk Nick menunggu sang mami tersadar dari pingsan.Tanpa Nick ketahui jika mami Julia sedang mengelabuhinya."Frans, bilang pada Nick jika Tante terkena serangan jantung, ya." pinta mami Julia, pada sahabat sang putra, sekaligus dokter yang menanganinya.Frans menatap pada mami Julia, dan menggelengkan kepalanya pelan. Bisa-biasanya orang sehat, memintanya untuk mendiagnosa terkena serangan jantung.Apa tidak takut, jika suatu saat akan terkena serangan jantung sungguhan."Frans, kenapa diam saja?" tanya mami Julia karena Frans hanya diam tanpa mengiyakan permintaannya. "Ini demi Nick, Frans.""Tapi Tan—" Frans tidak jadi meneruskan ucapannya saat mami Julia menaruh jari telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan untuk Frans tidak meneruskan ucapannya."Tidak ada tapi, buruan sana keluar da bilang Tante terkena serangan jantung pada Nick.""Tante sehat loh, ken
Pria tersebut tidak menjawab pertanyaan dari Mela. "Tetaplah berbaring, kaki kamu terluka, jika kamu memaksakan untuk bergerak, kaki kamu akan semakin sakit." pinta Pria tersebut.Memang benar apa yang pria tersebut katakan, karena bergerak sedikit saja. Mela merasakan sakit di sebelah kakinya, dan ia tetap berbaring di atas ranjang perawatan.Dengan tatapan terus tertuju pada pria tersebut, yang kini sudah berdiri disisi ranjang."Siapa kamu?" tanya Mela lagi, karena pertanyaan awal tidak di jawab oleh pria tersebut.Pria tersebut mengukir senyum, dan baru saja akan menjawab pertanyaan dari Mela.Pintu ruang perawatan tersebut di buka dari luar, membuat pria tersebut membatalkan ucapannya.Dan menoleh pada seorang pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut."Noah, kita harus segera berangkat. Yang lain sudah berada di bandara." ujar pria yang baru masuk ke dalam ruangan tersebut. Pada pria yang masih berdiri disisi ranjang perawatan Mela.Pria yang baru saja di panggil Noah,
Seminggu berlalu Nick seperti orang yang hilang kendali, karena sampai saat ini dirinya belum menemukan sang kekasih, dimana Mela sang kekasih sekarang berada.Ponselnya pun mati total, membuat Nick semakin frustasi.Meskipun demikian, Nick tidak berputus asa mencari keberadaan dari Mela, bersama ketiga sahabatnya yang bergantian menemani mencari keberadaan wanita yang sangat Nick cintai.Hingga pekerjaannya terpaksa Nick tinggalkan demi menemukan Mela.Kali ini Nick di temani Bara dan juga Sasa mencari keberadaan Mela. Dan tetap saja, hasilnya nihil. Meskipun Sasa mengajak Nick mendatangi tempat-tempat yang sering ia dan juga Mela datangi. Tetap saja tidak menemukan keberadaan Mela, yang seolah menghilang di telan bumi."Makanlah Nick, sudah seharian kamu tidak makan apa pun." kata Bara, saat ia memutuskan untuk menghentikan pencarian Mela, di sebuah restoran."Iya Nick, kesehatan lebih penting. Pencarian kita akan tertunda jika kamu sakit karena tidak makan," Sasa membenarkan ucapa
Sudah seminggu Mela berada di kota yang belum pernah sama sekali ia sambangi.Setelah ia mengikuti apa yang Vian katakan, menjauh dari Nick dan melupakan pria itu.Karena bagaimana pun, Mela yakin dirinya dan juga Nick tidak mungkin bersatu. Bukan hanya status yang berbeda, tapi banyak hal yang menjadi pertimbangan.Salah satunya tentang mami Julia, yang sampai kapan pun tidak akan pernah merestui hubungannya dengan Nick, apa lagi Mela adalah mantan wanita malam.Meskipun berat bagi Mela yang sangat mencintai Nick, tapi ia harus bisa melupakan pria itu."Mel," suara dari wanita tua yang berjalan sambil membawa cangkir berisi teh hangat.Mendekati Mela yang sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Di rumah yang sangat sederhana, rumah yang sudah seminggu menampung Mela.Mela tersenyum pada wanita tua tersebut, yang tidak asing baginya.Karena wanita tua tersebut adalah, wanita yang dulu bekerja menjadi asisten rumah tangganya.Saat kedua orang tuanya masih bersama, dan sang papa belum m
Nick tidak mendapati sang kekasih di rumah Vian.Namun, ia tidak ingin meninggalkan rumah tersebut. Karena Nick yakin, pasti Vian mengetahui dimana sang kekasih.Begitupun dengan Sasa yang juga meyakini jika Vian tahu keberadaan Mela."Vi, katakan padaku dimana Mela sekarang berada?" tanya Sasa."Sa, aku sudah bilang berapa kali. Kalau aku sendiri pun tidak tahu dimana Mela." bohong Vian. Padahal dirinya tahu dimana sekarang Mela berada dan tinggal dengan siapa. "Aku tahu kamu berbohong Vi,""Untuk apa aku berbohong, tidak ada gunanya.""Kalau begitu, biar polisi membantu mencari keberadaan Mela." sahut Nick. "Benar itu Nick, sekarang juga kita harus melapor ke polisi tanpa persetujuan dia." Bara yang yang juga masih berada di rumah Vian, membenarkan ucapan sang sahabat.Karena Bara juga curiga dengan Vian yang beberapa kali melarang Nick, melapor pada polisi karena belum juga menemukan Mela.Membuat Nick segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut. "Antar aku ke kantor p
Akhirnya Mela mengikuti bibi Inah yang terus memaksanya untuk pergi ke klinik yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah bibi Inah.Saat wanita tua itu begitu kuatir dengan Mela yang terus muntah-muntah.Setelah berada di klinik, dokter yang berjaga segera memeriksa keadaan Mela.Namun, dokter tersebut tidak menemukan penyakit di dalam tubuh Mela. "Bagiamana Dok, apa yang terjadi dengan cucuku?" tanya Bibi Inah yang menganggap Mela sebagai cucunya.Dan Mela pun tidak keberatan dengan hal tersebut, dari pada bibi Inah menganggapnya sebagai majikannya seperti dulu."Maaf Nek, sepertinya cucu nenek baik-baik saja." jawab dokter tersebut, dengan sebenarnya."Tidak mungkin Dok, dari tadi pagi cucuku ini terus muntah-muntah. Coba Dokter periksa lagi,"Dokter tersebut menatap pada bibi Inah sambil mengukir senyum. "Benar Nek, saya tidak menemukan tanda penyakit di dalam tubuh cucu nenek.""Terus kenapa cucuku, muntah-muntah?" tanya nenek penasaran.Namun, dokter tersebut tidak menjawab p
Jika dulu bibi Inah mendapati Mela yang penurut.Tidak untuk sekarang, karena Mela saat ini benar-benar egois.Sebab, nasihat demi nasihat yang bibi Inah ucapkan pada Mela, tidak ada satu pun yang diterima olehnya.Dan Mela tetap dengan pendiriannya, untuk tidak memberi tahu pada ayah dari bayi yang sedang di kandungnya. Tentang kehamilannnya tersebut.Namun, bibi Inah tidak mau membiarkan itu terjadi. Dan coba mencari tahu pria yang bernama Nick.Karena bagaimana pun, anak yang sedang Mela kandung membutuhkan sosok seorang ayah.Dan hari ini, bibi Inah memutuskan pergi ke ibu kota, untuk mencari keberadaan Nick. Dan ingin memberi tahunya tentang kehamilan Mela.Namun, naasnya saat bibi Inah menuju sebuah terminal bus saat ingin pergi ke ibu kota.Ia mengalami kecelakaan, dimana ada sebuah mobil yang tiba-tiba menabraknya.Hingga kabar kecelakaan bibi Inah, sampai di telinga Mela.Dimana ia masih berada di tempat kerjanya di sebuah rumah makan yang cukup ternama di kota tempatnya se