Mela tidak mengiyakan atau pun menolak ajakan Noah yang ingin berteman dengannya.Karena Mela baru dua kali bertemu dengan pria tersebut.Namun, setelah bibi Inah keluar dari rumah sakit, dan semua biaya rumah sakit di tanggung oleh Noah.Sekarang Mela sering bertemu dengan pria tersebut, yang tahu dimana dirinya tinggal.Karena saat pulang dari rumah sakit, bibi Inah di antar pulang oleh Noah.Seperti saat ini, Mela di kejutkan dengan keberadaan Noah yang berkunjung ke rumah bibi Inah."Ya ampun Nak, apa ini?" tanya bibi Inah, setelah mempersilakan Noah untuk masuk ke dalam rumah.Karena Noah membawa banyak buah tangan, yang kini sudah berada di tangan bibi Inah."Itu semua untuk makan malam Bi, aku ingin makan malam di rumah Bibi." jawab Noah sambil mengukir senyum."Kalau ingin makan malam di rumah Bibi, untuk apa kamu membawa makanan sebanyak ini. Di rumah bibi ada makanan, kebetulan bibi dan juga Mela baru saja ingin makan malam, yuk!" ajak bibi Inah dan berjalan menuju meja maka
Noah bersama dengan bibi Inah membawa Mela ke klinik terdekat, setelah melihat wanita tersebut tidak berdaya duduk di lantai dapur.Tentu saja hal tersebut bukan hanya membuat bibi Inah kuatir, tapi Noah juga mengkuatirkan keadaan Mela.Dimana Mela sedang di periksa oleh dokter di ruang periksanya."Dok, bagaimana keadaan cucuku?" tanya Bibi Inah, ketika dokter yang baru saja memeriksa Mela, sudah selesai memeriksanya dan kembali duduk di kursi kerjanya."Pasien mengalami alergi berat, mungkin pasien memakan makanan yang memicu alergi. Tapi tenang saja, perawat sudah memberi obat dan juga menginfusnya. Dan sepertinya malam ibu pasien harus menginap di klinik." jelas dokter tersebut panjang lebar.Karena klinik tersebut buka dua puluh empat jam, dan juga memiliki beberapa ruang perawatan, untuk pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut."Dok, apa bisa Mela di rujuk ke rumah sakit?" tanya Noah yang menginginkan perawatan terbaik untuk Mela."Nak, rumah sakit jaraknya sangat jauh. T
Nick yang sudah menghabiskan satu botol minuman beralkhohol, hanya menatap pada Sasa. Sulit untuknya mencerna apa yang Sasa katakan.Hembusan nafas kasar lolos begitu saja dari bibir Sasa, bodoh sekali dirinya bicara pada orang yang sedang di pengaruhi minuman minuman beralkhohol.Membuatnya bergegas berjalan menuju dapur yang ada di unit apartemen tersebut."Sa, kamu mau ke mana?" tanya Bara melihat sang istri.Namun, tidak mendapat jawaban dari Sasa dan terus melangkahkan kakinya menuju dapur."Apa dia ingin memasak untuk aku?" tanya Bara dengan pikirannya sendiri, lalu mengukir senyum. "Baguslah kebetulan aku belum makan malam, dan setidaknya dia mulai perhatian padaku." ucap Bara, karena Sasa masih bersikap seperti orang asing, padahal keduanya sudah menikah dan juga tinggal di rumah yang sama.Bara mengalihkan tatapannya pada Nick, dimana sahabatnya tersebut penampilannya sekarang sangat berantakan. Bukan hanya pakaiannya, tapi juga tubuhnya yang semakin kurus dan wajahnya tidak
Semangat yang sempat hilang, kini kembali lagi menghampiri Nick. Saat ia di temani oleh Bara dan juga Sasa mengikuti Vian ke luar kota, yang ia yakini. Jika pria itu pasti akan pergi menemui adiknya, yang tak lain dan tak bukan adalah wanita yang sangat Nick cintai dan juga sangat dirindukannya.Bara begitu lega melihat semangat kembali menghampiri Nick.Bukan hanya dia saja, tapi juga Sasa yang selama ini merasa sangat prihatin dengan keadaan Nick setelah kehilangan Mela sang sahabat.Karena ia tahu, cinta yang Nick miliki untuk sang sahabat sangatlah besar.Padahal Sasa tahu siapa Mela sang sahabat di masa lampau, dan ada pria yang mencintainya begitu besar. Sasa rasa Mela sangat beruntung.Tapi bodohnya Mela yang malah pergi tanpa ada jejak meninggalkan Nick.Meskipun Sasa tahu niat kepergian Mela tersebut, tapi alangkah baiknya bicara baik-baik bukan?Dan Sasa berjanji jika bertemu dengan Mela, ia akan menoyor kepala sahabatnya itu, yang benar-benar bodoh. Sudah meninggalkan pria
Nick tergeletak lemah di ranjang rumah sakit, setelah Bara sang sahabat melarikannya ke rumah sakit, setelah Nick tiba-tiba tidak sadarkan diri saat ingin memukul Vian yang sampai detik ini belum juga memberi tahu dimana Mela berada.Bara keluar dari ruang perawatan sang sahabat yang sudah sadarkan diri, tapi harus mendapat perawatan intensif. Karena kondisi Nick benar-benar sangat lemah.Tentu saja Nick sangat lemah, karena selama ini dirinya melupakan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuhnya.Dan terus disisi racun berupa minum minuman beralkhohol, yang bisa membuatnya tenang jika sudah mabuk berat.Karena Nick tidak akan lagi mengingat wanita yang sangat ia cintai dan juga rindukan jika dalam keadaan mabuk berat, dan pingsan.Hembusan nafas kasar keluar dari bibir Bara, setelah keluar dari dalam ruang perawatan sang sahabat.Dan itu atas perintah Nick yang ingin sendiri.Dimana Nick yang tadi berharap bisa bertemu dengan sang kekasih setelah membuntuti Vian. Harapan itu hancur lebu
Sebulan lebih berlalu, Mela sudah terbiasa dengan kehadiran Noah disisinya.Pria yang saat ini selalu ada untuknya di setiap saat dan juga setiap waktu Mela membutuhkan sesuatu.Namun, tetap saja tidak sama sekali membuat Mela tertarik dengan Noah, dan hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, seperti apa yang Noah katakan di bibir.Karena di dalam lubuk hati Mela masih tersimpan nama Nick, dan ia tidak tahu kapan nama itu akan mendiami hatinya, meskipun Mela sudah mencoba untuk melupakannya.Noah memang meminta Mela menjadi sahabatnya, tapi tidak di dalam hatinya, dimana Noah benar-benar semakin menyukai Mela setelah mengenal lebih jauh siapa wanita tersebut, tidak peduli di dalam rahimnnya sedang tumbuh janin dari seorang pria yang pernah menjadi kekasih Mela, itu yang Noah tahu.Seperti biasa, setelah selesai dengan tugasnya menjadi salah satu pelatih klub basket.Noah bergegas menuju rumah makan dimana Mela masih bekerja disana."Mel, yakin kamu tidak ada hubungan apa pun denga
Vian yang kini tinggal seorang diri, karena Vera sang adik tinggal bersama dengan Wili suaminya.Hanya duduk diam di atas sofa ruang tamu rumahnya, sambil mendengar semua celotehan dari Sasa.Dimana wanita yang sudah lama berteman dengan Mela itu, sudah setengah jam lalu berada di rumahnya dan terus memaksanya untuk memberi tahu dimana Mela berada, dengan berbagai macam cara. Dan salah satunya memberi tahu Vian, jika Mela sedang hamil anak Nick.Tentu saja Vian sudah tahu tentang kehamilan Mela, tanpa Sasa beri tahu.Karena jauh sebelum itu, Mela menghubunginya dan memberi tahu tentang kehamilannya."Dasar menyebalkan!" seru Sasa, begitu kesal dengan Vian.Sudah berbusa mulutnya mengatakan apa yang harus ia katakan, agar Vian mau memberi tahu di mana Mela berada.Tapi pria tersebut hanya diam tanpa mengatakan apa pun."Setidaknya, jadilah manusia Vi!" ucapan yang lolos begitu saja dari bibi Sasa."Kamu pikir aku bukan manusia?" tanya Vian untuk menimpali ucapan Sasa."Tentu saja buka
Haruskah Nick berterima kasih pada Vian? Setelah pria itu mengatakan dimana Mela berada, pada Bara sang sahabat malam itu. Setelah Vian berubah pikiran, dan benar apa yang Sasa katakan. Bayi yang sedang Mela kandung membutuhkan seorang ayah. Begitupun dengan Mela, yang pasti membutuhkan pendamping untuk menemani disetiap proses kehamilannya. Itu mengapa, Vian yang selama ini keras kepala dan tidak ingin memberi tahu dimana Mela berada. Akhirnya memberi tahu tentang keberadaan Mela. Sementara itu, meskipun Nick masih mengalami kehamilan simpatik. Namun, setelah ia tahu keberadaan wanita yang sangat ia cintai dimana. Membuat Nick kembali semangat menjalani hidup. Dan bersumpah tidak akan pernah berhenti mencari wanita yang sangat dicintainya itu. Dan kini semangatnya semakin membara, setelah mengetahui dimana Mela selama ini tinggal. Tentu saja tanpa berpikir lagi, Nick yang di temani oleh Sasa dan juga Bara sang sahabat, segera menuju kota yang di tunjuk oleh Vian. Namun, saya
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri