Vian yang kini tinggal seorang diri, karena Vera sang adik tinggal bersama dengan Wili suaminya.Hanya duduk diam di atas sofa ruang tamu rumahnya, sambil mendengar semua celotehan dari Sasa.Dimana wanita yang sudah lama berteman dengan Mela itu, sudah setengah jam lalu berada di rumahnya dan terus memaksanya untuk memberi tahu dimana Mela berada, dengan berbagai macam cara. Dan salah satunya memberi tahu Vian, jika Mela sedang hamil anak Nick.Tentu saja Vian sudah tahu tentang kehamilan Mela, tanpa Sasa beri tahu.Karena jauh sebelum itu, Mela menghubunginya dan memberi tahu tentang kehamilannya."Dasar menyebalkan!" seru Sasa, begitu kesal dengan Vian.Sudah berbusa mulutnya mengatakan apa yang harus ia katakan, agar Vian mau memberi tahu di mana Mela berada.Tapi pria tersebut hanya diam tanpa mengatakan apa pun."Setidaknya, jadilah manusia Vi!" ucapan yang lolos begitu saja dari bibi Sasa."Kamu pikir aku bukan manusia?" tanya Vian untuk menimpali ucapan Sasa."Tentu saja buka
Haruskah Nick berterima kasih pada Vian? Setelah pria itu mengatakan dimana Mela berada, pada Bara sang sahabat malam itu. Setelah Vian berubah pikiran, dan benar apa yang Sasa katakan. Bayi yang sedang Mela kandung membutuhkan seorang ayah. Begitupun dengan Mela, yang pasti membutuhkan pendamping untuk menemani disetiap proses kehamilannya. Itu mengapa, Vian yang selama ini keras kepala dan tidak ingin memberi tahu dimana Mela berada. Akhirnya memberi tahu tentang keberadaan Mela. Sementara itu, meskipun Nick masih mengalami kehamilan simpatik. Namun, setelah ia tahu keberadaan wanita yang sangat ia cintai dimana. Membuat Nick kembali semangat menjalani hidup. Dan bersumpah tidak akan pernah berhenti mencari wanita yang sangat dicintainya itu. Dan kini semangatnya semakin membara, setelah mengetahui dimana Mela selama ini tinggal. Tentu saja tanpa berpikir lagi, Nick yang di temani oleh Sasa dan juga Bara sang sahabat, segera menuju kota yang di tunjuk oleh Vian. Namun, saya
Mela menatap pada Noah setelah pria itu memintanya untuk menjadi istrinya.Setelahnya Marsya menjauhkan tangan Noah yang masih menggenggam satu tangannya.Tentu saja Noah paham benar dengan reaksi Mela, setelah apa yang dirinya ucapkan.Karena Mela termasuk salah satu wanita yang cukup kuat dengan pendiriannya.Dan tidak mungkin Mela akan langsung mengiyakan apa yang Noah baru saja katakan.Senyum lebar menghiasi bibir Noah. "Aku hanya bercanda Mel, jangan kamu anggap ini serius." ujar Noah. Mela yang tadi malas untuk menatap pada Noah karena ucapannya, kini menatap pada pria yang belakangan ini selalu ada untuknya. Dan kini Mela menatap pada Noah. "Tidak lucu!""Tentu saja, aku 'kan bukan pelawak." sambung Noah. "Tapi kalau kamu mau jadi istriku, aku akan senang hati menjadi suami siaga untukmu, Mel.""Noah!" seru Mela."Maaf bercanda, lagian kamu cantik sekali malam ini Mel. Ingin rasanya— aww Mel!" seru Noah, tidak jadi meneruskan ucapannya, di gantikan dengan rintihan, setelah
Mendengar Noah mengatakan jika Mela adalah kekasihnya, membuat Nick menautkan keningnya menatap pada Noah. Pria yang menganggap Nick sebagai adik tirinya.Meskipun keduanya memiliki ayah yang sama, hanya ibu dari keduanya yang berbeda.Berbeda dengan Nick, yang menganggap Noah sebagai saudara kandungnya.Tapi Noah enggan mengakuinya, meskipun secara harfiah keduanya memanglah saudara kandung, karena darah yang mengalir di tubuh keduanya sama.Karena sampai kapan pun, Noah tidak akan mengakui kehadiran dari Nick. Yang sudah masuk dan merusak kebahagiaan kedua orang tuanya.Dimana mami Julia selaku mami dari Nick, telah menjadi orang ketiga kehancuran rumah tangga kedua orang tua Noah.Dan yang membuat Noah tidak menyukai Nick, Saat semua harta milik mendiang sang papi di kuasi oleh mami Julia.Dan kedatangan Noah ke kota tersebut, selain melakoni pertandingan dan juga menjadi pelatih basket sementara.Noah juga ingin mengambil perusahaan yang selama ini di pegang oleh Nick, atas perin
Bila biasanya Nick akan di segani oleh semua rekan bisnisnya, tidak untuk saat ini.Karena Nick dengan paksa di usir oleh panitia penyelenggara acara tersebut, dan itu atas perintah Noah yang memang tidak menyukai kehadiran Nick.Bara selaku sang sahabat, terus menahan tubuh Nick yang ingin melayangkan pukulan pada salah satu panitia acara yang mengusirnya."Nick, jangan seperti ini," ujar Bara menenangkan sang sahabat."Bar, lepaskan aku!" "Nick, malu." ucap Bara, karena Nick menjadi pusat perhatian.Bergegas Bara membawa Nick keluar dari lobi hotel tersebut."Sayang, aku ingin menemui Mela." kata Sasa yang sedari tadi terus bersama dengan sang suami.Bara hanya menganggukkan kepalanya, sambil terus membawa sang sahabat.Sedangkan Sasa, kembali masuk ke dalam tempat acara. Untuk menemui Mela sang kekasih.Namun, ia tidak lagi melihat Mela yang tadi masih berada di atas punggung menemani Noah.Begitupun dengan pria itu, Sasa tidak melihatnya.Kemudian Sasa melangkahkan kakinya menyu
Noah menjauhkan Mela dari Sasa, dan membawanya pulang ke rumah yang selama ini Noah tempati bersama dengan Fred di kota tersebut."Ini kamar kamu, Mel." ujar Noah menunjuk salah satu kamar yang ada di rumahnya, untuk Mela menginap."Noah, aku ingin pulang. Pasti bibi Inah sedang menunggu aku pulang," entah sudah berapa kali Mela meminta Noah untuk mengantar pulang ke rumahnya.Namun, pria tersebut malah mengajak pulang Mela ke rumahnya. Dengan alasan ini sudah sangat larut."Aku sudah memberi tahu bibi Inah jika kamu berada di rumahku, lihat." Noah menunjukkan pesan dirinya memberi tahu jika Mela akan menginap di rumahnya pada bibi Inah, agar Mela percaya. "Tenang saja, aku bukan pria jahat seperti Nick. Yang menghamili kamu sebelum menikah."Mela menatap pada Noah setelah mendengar apa yang dikatakannya."Besok pagi, aku akan mengantar kamu pulang. Sekarang istirahatlah, ini sudah sangat larut." "Apa kamu dan Nick bersaudara?" pertanyaan yang ingin Mela tanyakan sejak tadi.Namun, p
Tautan kening menghiasi wajah Nick, setelah mendengar apa yang Eliza katakan.Bukan? Tidak mungkin pesan yang sang mami sampaikan pada Eliza sebelum meninggal dunia. Bukan menyuruhnya untuk menikahi Eliza.Terus pesan apa? Itu yang benar-benar membuat Nick penasaran. "Terus, pesan apa?" tanyanya.Eliza tidak langsung menjawab pertanyaan dari Nick. Yang ada ia mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas yang dibawanya. Dan menyodorkannya pada Nick.Dengan segera Nick mengambil kertas tersebut. Dan membaca isi tulisan yang tertulis di dalam kertas tersebut.Dan Nick tidak lupa, jika tulisan yang sedang di bacanya adalah tulisan sang mami yang telah meninggal dunia.Nick pun membaca semua isi tulisan tersebut, dimana mami Julia meminta maaf pada Nick.Karena perbuatannya di masa lampau, merebut suami orang. Dan sekarang Nick yang terkena imbas dari perbuatannya. Setelah mami Julia lebih dulu mengetahui, jika Noah. Putra dari istri pertama suaminya telah kembali, untuk menguasai semua har
"Jangan gila kau, Nick! Yang sekarat saja ingin hidup. Ini yang hidup pengin mati, otak kamu taruh mana, hah!" seru Bara lagi, benar-benar tidak percaya jika sahabatnya tersebut akan bertindak di luar nalar, dan coba untuk mengakhiri hidupnya sendiri.Nick meraup wajahnya menggunakan kedua tangan, dirinya benar-benar tidak memiliki semangat hidup lagi.Bara yang masih duduk di samping Nick, menepuk punggung sang sahabat. "Istriku sedang menyusul Mela ke kota itu." kata Bara yang terpaksa mengijinkan Sasa sang istri, ke luar kota untuk menemui Mela sang sahabat.Nick menoleh pada Bara mendengar apa yang dikatakannya. "Dia sudah bersama Noah, Bar.""Aku tidak yakin itu, Nick. Aku berpikir jika Noah hanya memanfaatkan Mela untuk membuat kamu semakin hancur."Entah mengapa Bara memiliki pikiran seperti itu. Mungkin karena Bara tahu sejak lama Noah tidak pernah menyukai Nick.Tidak seperti Nick, yang berusaha dekat dengan Noah untuk menjalin hubungan baik, karena bagaimanapun Noah adalah k