Bila biasanya Nick akan di segani oleh semua rekan bisnisnya, tidak untuk saat ini.Karena Nick dengan paksa di usir oleh panitia penyelenggara acara tersebut, dan itu atas perintah Noah yang memang tidak menyukai kehadiran Nick.Bara selaku sang sahabat, terus menahan tubuh Nick yang ingin melayangkan pukulan pada salah satu panitia acara yang mengusirnya."Nick, jangan seperti ini," ujar Bara menenangkan sang sahabat."Bar, lepaskan aku!" "Nick, malu." ucap Bara, karena Nick menjadi pusat perhatian.Bergegas Bara membawa Nick keluar dari lobi hotel tersebut."Sayang, aku ingin menemui Mela." kata Sasa yang sedari tadi terus bersama dengan sang suami.Bara hanya menganggukkan kepalanya, sambil terus membawa sang sahabat.Sedangkan Sasa, kembali masuk ke dalam tempat acara. Untuk menemui Mela sang kekasih.Namun, ia tidak lagi melihat Mela yang tadi masih berada di atas punggung menemani Noah.Begitupun dengan pria itu, Sasa tidak melihatnya.Kemudian Sasa melangkahkan kakinya menyu
Noah menjauhkan Mela dari Sasa, dan membawanya pulang ke rumah yang selama ini Noah tempati bersama dengan Fred di kota tersebut."Ini kamar kamu, Mel." ujar Noah menunjuk salah satu kamar yang ada di rumahnya, untuk Mela menginap."Noah, aku ingin pulang. Pasti bibi Inah sedang menunggu aku pulang," entah sudah berapa kali Mela meminta Noah untuk mengantar pulang ke rumahnya.Namun, pria tersebut malah mengajak pulang Mela ke rumahnya. Dengan alasan ini sudah sangat larut."Aku sudah memberi tahu bibi Inah jika kamu berada di rumahku, lihat." Noah menunjukkan pesan dirinya memberi tahu jika Mela akan menginap di rumahnya pada bibi Inah, agar Mela percaya. "Tenang saja, aku bukan pria jahat seperti Nick. Yang menghamili kamu sebelum menikah."Mela menatap pada Noah setelah mendengar apa yang dikatakannya."Besok pagi, aku akan mengantar kamu pulang. Sekarang istirahatlah, ini sudah sangat larut." "Apa kamu dan Nick bersaudara?" pertanyaan yang ingin Mela tanyakan sejak tadi.Namun, p
Tautan kening menghiasi wajah Nick, setelah mendengar apa yang Eliza katakan.Bukan? Tidak mungkin pesan yang sang mami sampaikan pada Eliza sebelum meninggal dunia. Bukan menyuruhnya untuk menikahi Eliza.Terus pesan apa? Itu yang benar-benar membuat Nick penasaran. "Terus, pesan apa?" tanyanya.Eliza tidak langsung menjawab pertanyaan dari Nick. Yang ada ia mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas yang dibawanya. Dan menyodorkannya pada Nick.Dengan segera Nick mengambil kertas tersebut. Dan membaca isi tulisan yang tertulis di dalam kertas tersebut.Dan Nick tidak lupa, jika tulisan yang sedang di bacanya adalah tulisan sang mami yang telah meninggal dunia.Nick pun membaca semua isi tulisan tersebut, dimana mami Julia meminta maaf pada Nick.Karena perbuatannya di masa lampau, merebut suami orang. Dan sekarang Nick yang terkena imbas dari perbuatannya. Setelah mami Julia lebih dulu mengetahui, jika Noah. Putra dari istri pertama suaminya telah kembali, untuk menguasai semua har
"Jangan gila kau, Nick! Yang sekarat saja ingin hidup. Ini yang hidup pengin mati, otak kamu taruh mana, hah!" seru Bara lagi, benar-benar tidak percaya jika sahabatnya tersebut akan bertindak di luar nalar, dan coba untuk mengakhiri hidupnya sendiri.Nick meraup wajahnya menggunakan kedua tangan, dirinya benar-benar tidak memiliki semangat hidup lagi.Bara yang masih duduk di samping Nick, menepuk punggung sang sahabat. "Istriku sedang menyusul Mela ke kota itu." kata Bara yang terpaksa mengijinkan Sasa sang istri, ke luar kota untuk menemui Mela sang sahabat.Nick menoleh pada Bara mendengar apa yang dikatakannya. "Dia sudah bersama Noah, Bar.""Aku tidak yakin itu, Nick. Aku berpikir jika Noah hanya memanfaatkan Mela untuk membuat kamu semakin hancur."Entah mengapa Bara memiliki pikiran seperti itu. Mungkin karena Bara tahu sejak lama Noah tidak pernah menyukai Nick.Tidak seperti Nick, yang berusaha dekat dengan Noah untuk menjalin hubungan baik, karena bagaimanapun Noah adalah k
Setibanya Sasa di kota tempat Mela tinggal selama ini, ia segera menuju rumah yang Mela tempati selama ini.Tentu saja Sasa tahu rumah tersebut, tidak lain dan tidak bukan dari Vian.Setelah Sasa mendesak pria tersebut yang sedang frustasi, setelah mengetahui jika Vera sang adik hanya dijadikan pelayanan di rumah suaminya sendiri, setelah menikah. Dan Vian tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya Vian memberi tahu tepatnya Mela tinggal selama ini, dia sadar jika Nick yang sangat mencintai Mela, tidak akan mungkin memperlakukannya dengan semena-mena, tidak seperti suami Vera.Mungkin apa yang Vera alami adalah sebuah karma, karena selama ini dia sangat jahat pada Mela.Sasa memastikan alamat yang Vian kasih, sama dengan rumah sederhana, dimana dirinya kini sudah berdiri di depan pintu rumah tersebut.Setelah memastikan benar-benar sama, Sasa segera mengetuk pintu rumah tersebut. Tentu saja tidak hanya sekali, tapi berkali-kali hingga pintu rumah tersebut di buka dari dalam oleh seor
Setelah mengirim foto dirinya dan juga Mela, Noah segera beranjak dari duduknya ingin segera meninggalkan kamar tersebut.Sebelum Mela meraih satu tangan Noah. Dan membuatnya segera menoleh kearahnya."Kamu sudah bilang akan mengantar aku pulang ke rumah bibi Inah, setelah ini." Mela mengingatkan Noah.Tentu saja Noah tidak lupa hal tersebut. Dan sekarang ia tersenyum. "Harus sekarang?""Tentu, kalau kamu tidak mau mengatar. Aku akan pulang sendiri,""Baiklah, aku akan mengantar kamu. Kamu tunggu disini, aku ingin ganti pakaian." kata Noah, dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda."Tunggu!" pinta Mela menghentikan langkah Noah yang ingin membuka pintu kamar tersebut.Noah menoleh. "Aku akan segera kembali." "Kenapa kamu selalu mengirim foto pada Nick?" tanya Mela.Tentu saja pertanyaan dari Mela membuat Noah menautkan keningnya, bingung kenapa Mela tahu dirinya sering mengirim foto, dirinya dan juga Mela, pada Nick untuk membuatnya hancur."Aku tahu kamu dan Nick bers
Hari-hari Nick selalu bersama dengan Eliza, setelah wanita itu keluar dari rumah sakit beberapa waktu lalu.Dan berkat Eliza, Nick menjadi lebih tenang. Meskipun dirinya tidak pernah lepas memikirkan Mela."Nick, makan malam sudah siap." kata Eliza pada Nick yang masih duduk di ruang tengah unit apartemennya.Tidak mendapat tanggapan dari Nick, Eliza yang belum lama datang ke unit apartemen tersebut, dan segera menyiapkan makan malam yang di bawanya.Berjalan mendekati Nick, kemudian duduk tepat di sampingnya. "Ada apa Nick?" tanya Eliza. "Masih memikirkan wanita itu?"Nick tidak menjawab pertanyaan dari Eliza, tentu saja dirinya sedang memikirkan Mela."Satu-satunya kedamaian, hanya dengan mengikhlaskan. Jadi cobalah ikhlaskan Mela bersama dengan Noah." ujar Eliza tahu tentang Noah dan juga Mela."Aku tidak bisa," kata Nick.Eliza menepuk punggung tangan Nick. "Jika dia kembali bersama denganmu, apa yang akan kamu berikan padanya? Sedangkan kamu tidak memiliki apa pun lagi, Nick. Bia
Kondisi Nick tidak baik-baik saja setelah mengalami kecelakaan, dan kini sedang berada di rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif dan lebih lanjut.Frans selaku sahabat dari Nick, dan juga salah satu dokter yang menanganinya.Begitu prihatin dengan keadaan Nick, setelah mendapat perawatan intensif.Sahabatnya tersebut dinyatakan koma.Bukan hanya Frans yang prihatin dengan sang sahabat, tapi juga Bara dan juga Daniel. Sahabat baik dari Nick juga merasakan hal yang sama dengan Frans."Aku yakin, Nick sengaja melakukan ini." ucap Bara."Aku rasa juga iya." sambung Daniel, karena dia juga tahu. Beberapa kali sehabatnya itu coba untuk melakukan bunuh diri."Jangan berpikir yang tidak-tidak, polisi sedang menyelidiki kecelakaan ini." sahut Frans yang masih berpikir positif tentang Nick. Dan meyakini kecelakaan itu murni sebuah kecelakaan, bukan karena Nick ingin bunuh diri.Meskipun Frans tahu, beberapa kali sahabat itu pernah melakukan percobaan bunuh diri. Tapi dirinya meyakini, Ni