Sebulan lebih berlalu, Mela sudah terbiasa dengan kehadiran Noah disisinya.Pria yang saat ini selalu ada untuknya di setiap saat dan juga setiap waktu Mela membutuhkan sesuatu.Namun, tetap saja tidak sama sekali membuat Mela tertarik dengan Noah, dan hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, seperti apa yang Noah katakan di bibir.Karena di dalam lubuk hati Mela masih tersimpan nama Nick, dan ia tidak tahu kapan nama itu akan mendiami hatinya, meskipun Mela sudah mencoba untuk melupakannya.Noah memang meminta Mela menjadi sahabatnya, tapi tidak di dalam hatinya, dimana Noah benar-benar semakin menyukai Mela setelah mengenal lebih jauh siapa wanita tersebut, tidak peduli di dalam rahimnnya sedang tumbuh janin dari seorang pria yang pernah menjadi kekasih Mela, itu yang Noah tahu.Seperti biasa, setelah selesai dengan tugasnya menjadi salah satu pelatih klub basket.Noah bergegas menuju rumah makan dimana Mela masih bekerja disana."Mel, yakin kamu tidak ada hubungan apa pun denga
Vian yang kini tinggal seorang diri, karena Vera sang adik tinggal bersama dengan Wili suaminya.Hanya duduk diam di atas sofa ruang tamu rumahnya, sambil mendengar semua celotehan dari Sasa.Dimana wanita yang sudah lama berteman dengan Mela itu, sudah setengah jam lalu berada di rumahnya dan terus memaksanya untuk memberi tahu dimana Mela berada, dengan berbagai macam cara. Dan salah satunya memberi tahu Vian, jika Mela sedang hamil anak Nick.Tentu saja Vian sudah tahu tentang kehamilan Mela, tanpa Sasa beri tahu.Karena jauh sebelum itu, Mela menghubunginya dan memberi tahu tentang kehamilannya."Dasar menyebalkan!" seru Sasa, begitu kesal dengan Vian.Sudah berbusa mulutnya mengatakan apa yang harus ia katakan, agar Vian mau memberi tahu di mana Mela berada.Tapi pria tersebut hanya diam tanpa mengatakan apa pun."Setidaknya, jadilah manusia Vi!" ucapan yang lolos begitu saja dari bibi Sasa."Kamu pikir aku bukan manusia?" tanya Vian untuk menimpali ucapan Sasa."Tentu saja buka
Haruskah Nick berterima kasih pada Vian? Setelah pria itu mengatakan dimana Mela berada, pada Bara sang sahabat malam itu. Setelah Vian berubah pikiran, dan benar apa yang Sasa katakan. Bayi yang sedang Mela kandung membutuhkan seorang ayah. Begitupun dengan Mela, yang pasti membutuhkan pendamping untuk menemani disetiap proses kehamilannya. Itu mengapa, Vian yang selama ini keras kepala dan tidak ingin memberi tahu dimana Mela berada. Akhirnya memberi tahu tentang keberadaan Mela. Sementara itu, meskipun Nick masih mengalami kehamilan simpatik. Namun, setelah ia tahu keberadaan wanita yang sangat ia cintai dimana. Membuat Nick kembali semangat menjalani hidup. Dan bersumpah tidak akan pernah berhenti mencari wanita yang sangat dicintainya itu. Dan kini semangatnya semakin membara, setelah mengetahui dimana Mela selama ini tinggal. Tentu saja tanpa berpikir lagi, Nick yang di temani oleh Sasa dan juga Bara sang sahabat, segera menuju kota yang di tunjuk oleh Vian. Namun, saya
Mela menatap pada Noah setelah pria itu memintanya untuk menjadi istrinya.Setelahnya Marsya menjauhkan tangan Noah yang masih menggenggam satu tangannya.Tentu saja Noah paham benar dengan reaksi Mela, setelah apa yang dirinya ucapkan.Karena Mela termasuk salah satu wanita yang cukup kuat dengan pendiriannya.Dan tidak mungkin Mela akan langsung mengiyakan apa yang Noah baru saja katakan.Senyum lebar menghiasi bibir Noah. "Aku hanya bercanda Mel, jangan kamu anggap ini serius." ujar Noah. Mela yang tadi malas untuk menatap pada Noah karena ucapannya, kini menatap pada pria yang belakangan ini selalu ada untuknya. Dan kini Mela menatap pada Noah. "Tidak lucu!""Tentu saja, aku 'kan bukan pelawak." sambung Noah. "Tapi kalau kamu mau jadi istriku, aku akan senang hati menjadi suami siaga untukmu, Mel.""Noah!" seru Mela."Maaf bercanda, lagian kamu cantik sekali malam ini Mel. Ingin rasanya— aww Mel!" seru Noah, tidak jadi meneruskan ucapannya, di gantikan dengan rintihan, setelah
Mendengar Noah mengatakan jika Mela adalah kekasihnya, membuat Nick menautkan keningnya menatap pada Noah. Pria yang menganggap Nick sebagai adik tirinya.Meskipun keduanya memiliki ayah yang sama, hanya ibu dari keduanya yang berbeda.Berbeda dengan Nick, yang menganggap Noah sebagai saudara kandungnya.Tapi Noah enggan mengakuinya, meskipun secara harfiah keduanya memanglah saudara kandung, karena darah yang mengalir di tubuh keduanya sama.Karena sampai kapan pun, Noah tidak akan mengakui kehadiran dari Nick. Yang sudah masuk dan merusak kebahagiaan kedua orang tuanya.Dimana mami Julia selaku mami dari Nick, telah menjadi orang ketiga kehancuran rumah tangga kedua orang tua Noah.Dan yang membuat Noah tidak menyukai Nick, Saat semua harta milik mendiang sang papi di kuasi oleh mami Julia.Dan kedatangan Noah ke kota tersebut, selain melakoni pertandingan dan juga menjadi pelatih basket sementara.Noah juga ingin mengambil perusahaan yang selama ini di pegang oleh Nick, atas perin
Bila biasanya Nick akan di segani oleh semua rekan bisnisnya, tidak untuk saat ini.Karena Nick dengan paksa di usir oleh panitia penyelenggara acara tersebut, dan itu atas perintah Noah yang memang tidak menyukai kehadiran Nick.Bara selaku sang sahabat, terus menahan tubuh Nick yang ingin melayangkan pukulan pada salah satu panitia acara yang mengusirnya."Nick, jangan seperti ini," ujar Bara menenangkan sang sahabat."Bar, lepaskan aku!" "Nick, malu." ucap Bara, karena Nick menjadi pusat perhatian.Bergegas Bara membawa Nick keluar dari lobi hotel tersebut."Sayang, aku ingin menemui Mela." kata Sasa yang sedari tadi terus bersama dengan sang suami.Bara hanya menganggukkan kepalanya, sambil terus membawa sang sahabat.Sedangkan Sasa, kembali masuk ke dalam tempat acara. Untuk menemui Mela sang kekasih.Namun, ia tidak lagi melihat Mela yang tadi masih berada di atas punggung menemani Noah.Begitupun dengan pria itu, Sasa tidak melihatnya.Kemudian Sasa melangkahkan kakinya menyu
Noah menjauhkan Mela dari Sasa, dan membawanya pulang ke rumah yang selama ini Noah tempati bersama dengan Fred di kota tersebut."Ini kamar kamu, Mel." ujar Noah menunjuk salah satu kamar yang ada di rumahnya, untuk Mela menginap."Noah, aku ingin pulang. Pasti bibi Inah sedang menunggu aku pulang," entah sudah berapa kali Mela meminta Noah untuk mengantar pulang ke rumahnya.Namun, pria tersebut malah mengajak pulang Mela ke rumahnya. Dengan alasan ini sudah sangat larut."Aku sudah memberi tahu bibi Inah jika kamu berada di rumahku, lihat." Noah menunjukkan pesan dirinya memberi tahu jika Mela akan menginap di rumahnya pada bibi Inah, agar Mela percaya. "Tenang saja, aku bukan pria jahat seperti Nick. Yang menghamili kamu sebelum menikah."Mela menatap pada Noah setelah mendengar apa yang dikatakannya."Besok pagi, aku akan mengantar kamu pulang. Sekarang istirahatlah, ini sudah sangat larut." "Apa kamu dan Nick bersaudara?" pertanyaan yang ingin Mela tanyakan sejak tadi.Namun, p
Tautan kening menghiasi wajah Nick, setelah mendengar apa yang Eliza katakan.Bukan? Tidak mungkin pesan yang sang mami sampaikan pada Eliza sebelum meninggal dunia. Bukan menyuruhnya untuk menikahi Eliza.Terus pesan apa? Itu yang benar-benar membuat Nick penasaran. "Terus, pesan apa?" tanyanya.Eliza tidak langsung menjawab pertanyaan dari Nick. Yang ada ia mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas yang dibawanya. Dan menyodorkannya pada Nick.Dengan segera Nick mengambil kertas tersebut. Dan membaca isi tulisan yang tertulis di dalam kertas tersebut.Dan Nick tidak lupa, jika tulisan yang sedang di bacanya adalah tulisan sang mami yang telah meninggal dunia.Nick pun membaca semua isi tulisan tersebut, dimana mami Julia meminta maaf pada Nick.Karena perbuatannya di masa lampau, merebut suami orang. Dan sekarang Nick yang terkena imbas dari perbuatannya. Setelah mami Julia lebih dulu mengetahui, jika Noah. Putra dari istri pertama suaminya telah kembali, untuk menguasai semua har
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri