"Maaf, aku tidak sengaja," kata Mela tidak ingin menanggapi ucapan dari Nick, dan pergi meninggalkannya, menuju sebuah meja yang sudah ia reservasi sebelumnya. Seolah tidak mengenal Nick, dan itulahlah Mela yang selalu bersikap profesional, pada setiap pria yang sudah ia layani, dimana pun ia bertemu dengan pria yang sudah mencicipi tubuhnya, Mela selalu bersikap tidak mengenal, apa lagi pak Johan sudah mengingatkannya, untuk melupakan kejadian semalam, tentu saja itu sangat mudah bagi Mela.Nick menatap kepergian Mela, merasa aneh melihat sikapnya yang seolah tidak mengenalnya."Nick, kamu mengenal dia?" tanya Valen, calon istri dari Nick yang berdiri tepat di sampingnya, ketika keduanya ingin meninggalkan restoran tersebut setelah selesai makan malam bersama anggota keluarganya yang lain, dimana semuanya sudah terlebih dahulu keluar dari restoran tersebut.Mendengar pertanyaan dari Valen, wanita cantik yang usianya sama dengan Nick, dan juga seorang CEO. Membuat Nick langsung menga
"Tega kau, Mel. Mengganggu kesenangan saja. Kalau mau, yuk! Aku bisa memuaskan kamu juga," kata Samuel, yang terpaksa menghentikan aktifitas panasnya bersama Sasa sang kekasih, karena kedatangan Mela yang tiba-tiba."Mohon maaf, punya kamu kecil." sahut Mela untuk menimpali ajakan dari Samuel."Hei, meskipun kecil, yang penting kuat dan tahan lama, kalau tidak percaya yuk buktikan," canda Samuel sambil mengenakan pakaian miliknya yang tercecar di lantai."Bukan seleraku," Mela langsung mendorong tubuh Samuel untuk keluar dari dalam kamar. "Awas, kamu melakukan ini lagi pada Sasa,""Hei, Sasa yang menginginkannya lebih dulu," "Kenapa kamu mau, hah?!""Mana mungkin aku menolak kenikmatan yang sungguh luar biasa, kamu pasti paham lah," sambung Samuel yang tahu siapa Mela."Dasar!""Yuk Mel, sekali-kali main denganku, belum pernah mencoba yang kecil dan tahan lama kan?""Sam!" seru Mela pada kekasih Sasa sang sahabat, dan juga sahabatnya."Aku hanya bercanda Mel, kalau di anggap serius j
Tentu saja Mela tidak percaya pada ucapan Vian yang mengatakan sudah bekerja dengan gaji diatas sepuluh juta sebulan. Yang terdengar sangat mustahil jika baru saja bekerja sudah mendapat gaji yang lumayan banyak."Aku tidak berbohong Mel," ucap Vian. "Aku bekerja di sebuah perusahaan properti yang cukup besar, maka dari itu gaji yang aku dapatkan pun cukup besar," jelas Vian agar adik tirinya percaya.Kemudian Vian meraih salah satu tangan Mela, lalu menaruh uang yang tadi dilepar ketangannya. "Ini untuk kamu. Dan aku mohon padamu, berhenti dari pekerjaan itu, seperti apa yang pernah kamu katakan, jika aku bisa memberi uang sepuluh juta setiap bulan, maka kamu akan berhenti bekerja," ujar Vian untuk mengingatkan Mela.Namun, Mela tidak menanggapi apa yang Vian katakan, meskipun ia masih mengingat ucapannya tersebut sebulan lalu."Maafkan aku, Mel. Karena belum pernah membahagiakan kamu, dan maafkan aku, tidak ada di samping kamu dan menolong kamu, ketika mama dan juga Vera berbuat yan
Mami Julia dan juga mami Ana sama-sama merutuki dirinya masing-masing setelah apa yang sudah keduanya lalukan semalam.Bukannya membuat kedua anak mereka tidur bersama, setelah mami Ana dan mami Julia memberi obat perangsang pada Nick dan juga Valen semalam.Yang ada keduanya, membuat Nick dan juga Valen harus dilarikan ke rumah sakit, ketika keduanya mendapati pasangan pengantin baru tersebut seperti tidak sadarkan diri dengan pakaian yang masih lengkap di dalam kamar hotel.Membuat rencana mami Julia dan juga mami Ana gagal total, untuk segera memiliki cucu dari Nick dan juga Valen.Dan keduanya sekarang merasa cemas, karena Nick dan juga Valen belum juga sadarkan diri, padahal ini sudah siang bolong.Mami Julia kini beranjak dari duduknya ketika melihat pak Johan menghampirinya setelah menemui dokter yang menangani Nick dan juga Valen."Jo, apa kata dokter? Kenapa Nick belum juga sadarkan diri?" tanya mami Julia dengan cemas, pada pak Johan yang sudah berdiri dihadapannya."Sepert
Mami Julia yang berdiri di belakang Nick sang putra, melihat Mela dengan teliti dan ia mengenali siapa wanita tersebut, meskipun tidak pernah melihat langsung dan hanya melihat dari rekaman.Tapi mami Julia mengenali siapa wanita tersebut, wanita yang sudah membuat sang putra menjadi pria seutuhnya setelah lama mengalami impoten.Mami Julia mendekati Nick, dan memeluk sebelah lengannya. "Sayang, kenapa berhenti?" tanya mami Julia dan menarik lengan sang putra untuk kembali melangkahkan kakinya.Tentu saja mami Julia akan melakukan hal tersebut, tidak ingin sang putra tertarik pada wanita penghibur yang sudah menyembuhkannya.Apa lagi kecantikan wanita tersebut lebih cantik dari pada Valen sang menantu.Nick sempat menoleh pada Mela, ketika sang mami terus menarik lengannya, sebelum sang mami memalingkan wajahnya."Mami tahu siapa wanita itu. Lupakan apa yang pernah kamu lalukan dengannya, paham!" seru mami Julia.Sedangkan itu, Vian segera mendekati Mela yang masih berdiri di tempatny
Madam segera menyusul Mela, setelah Vian memberi tahunya jika Mela sedang hamil.Tentu saja Madam tidak langsung percaya dengan apa yang Vian katakan, dan ingin menanyakan langsung pada Mela.Madam menggelengkan kepalanya, setelah mendengar sendiri dari Mela jika ia sedang hamil.Kemudian Madam menatap pada Mela yang sudah duduk diatas kasur, sambil menyandarkan punggungnya disandaran tempat tidur. "Dasar ceroboh!" kesal Madam.Karena aset berharganya yang selama ini membuatnya kaya raya, kini sedang hamil.Mela tidak peduli pada ucapan Madam, yang ada ia hanya menatap pada wanita yang selama ini baik padanya, dan untuk pertama kalinya menunjukkan wajah marah.Padahal selama tinggal bersama dengan Madam, Mela tidak pernah mendapati Madam marah padanya."Madam, tolong tinggalkan aku," pinta Mela, yang benar-benar ingin sendiri untuk saat ini.Namun, tidak membuat Madam mengikuti permintaan Mela, yang ada ia kini duduk di pinggiran tempat tidur, dan menoleh pada Mela. "Berapa usia keham
Mendapati sang putra terus muntah-muntah dan juga mengeluh pusing. Bukannya membuat mami Julia kasihan dengan Nick, yang ada ia marah-marah.Membuat Nick hanya bisa menutup kedua telinganya agar tidak mendengar omelan dari sang mami."Syukurin, ini akibatnya menjadi suami yang tidak peduli dengan istrinya. Yang ada di otaknya hanya kerja, kerja dan kerja!" Mami Julia terus mengomel."Mi, keluarlah dari kamarku! Aku pusing dan semakin pusing mendengar omelan Mami!" sahut Nick.Kemudian beranjak dari duduknya, lalu berlari menuju kamar mandi. Ketika rasa mual kembali menghampirinya.Mami Julia dan juga Valen hanya menatap pada Nick, yang sudah lebih dari tiga kali mondar mandir ke kamar mandi untuk muntah."Len,""Iya Mi.""Semalam kamu dan juga Nick pergi makan malam, apa dia makan makanan laut?" tanya mami Julia pada sang menantu. Karena Nick sang putra alergi dengan makan makanan laut tertentu.Bukannya menjawab pertanyaan dari mami Julia. Yang ada Valen menghembuskan nafas kasar.Ma
Vian yang baru saja membuka pintu rumah, di kejutkan dengan kehadiran dua sosok pria bertubuh besar dan juga tegap yang sudah berdiri di depan pintu.Tentu saja Vian tidak mengenali dua pria tersebut, dan penasaran untuk apa kedua pria tersebut mendatangi rumahnya. "Kalian siapa?"Belum juga mendapat jawabannya dari pertanyaannya, kini Vian menautkan keningnya. Ketika kedua pria yang berdiri di depan pintu menggeser tubuhnya, membuat kedua bola matanya kini melihat Madam.Tentu saja hal tersebut membuat Vian terkejut. "Kau?" "Dimana Mela?" tanya Madam langsung karena tujuannya datang ke rumah tersebut adalah untuk menemui Mela, sumber uang yang sudah sebulan lebih hilang kontak.Namun, belum juga mendapat jawaban dari Vian. Madam merangsek masuk ke dalam rumah, karena ia yakin Mela tinggal di rumah tersebut dengan kakak tirinya. "Mela!" teriak Madam memanggilnya."Mela tidak—" Vian tidak jadi meneruskan ucapannya, karena kedua pria bertubuh besar dan tegap yang tadi ia lihat, kini m
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri