Benar dugaan Madam jika Mela ternyata sudah kabur, dengan meninggalkan secarik kertas yang ditinggalkan di salah satu kloset yang ada di dalam toilet.Tentu saja Madam memaki kedua anak buahnya yang ia suruh mengawasi Mela, tapi nyatanya ia kehilangannya."Dasar bodoh! Kerja apa kalian seperti ini. Cepat cari dia!" perintah Madam setelah kedua anak buahnya mencari keberadaan Mela di setiap sudut Mall tersebut, tapi tidak menemukannya."Baik!" kedua anak buah Madam kembali berpencar untuk mencari keberadaan Mela.Meninggalkan Madam yang kembali lagi membaca secarik kertas yang ditinggalkan oleh Mela."Tidak! Aku tidak akan membiarkan kamu menyudahi pekerjaan ini." Madam meremas secarik kertas yang berada di tangannya dan melemparnya kesembarang arah, setelah membaca pesan dari Mela.Jika Mela akan berhenti dari pekerjaannya, bukan hanya itu saja. Mela juga menulis ucapan terima kasih untuk Madam yang selama ini sangat baik padanya."Mela, tidak semudah itu kamu pergi!"Sementara itu, Me
Setelah selesai memeriksa keadaan Nick. Dokter Feni menoleh pada Frans satu rekan kerjanya yang bekerja di rumah sakit yang sama, sekaligus sahabat baiknya."Bagaimana? Dugaan aku benar kan, Fen?"Dokter Feni menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan yang Frans tanyakan, kemudian mengalihkan tatapannya pada Nick."Selamat Pak, anda mengalami kehamilan simpatik. Yang artinya istri anda sedang hamil," ujar dokter Feni memberi tahu kebenaran.Namun, yang ada membuat Nick bingung."Fen, jangan panggil dia Pak. Panggil saja Kakek, umurnya sekarang cocok di panggil kakek, kalau tidak percaya tanya saja. Iya kan Kek?" ledek Frans pada sang sahabat.Namun, tidak dihiraukan oleh Nick yang hanya diam terpaku tanpa memberi reaksi apa pun setelah mendengar pernyataan dokter Feni, jika dirinya mengalami kehamilan simpatik."Maaf Nick, aku lupa," kata dokter Feni, yang mengetahui jika Nick lebih muda dua tahun dari Frans."Tidak masalah, untung dia lagi bahagia. Jika tidak, pasti kamu dimar
Frans yang mendengar pembicara dari mami Julia dan juga Valen, kembali lagi menuju kamar sang sahabat. Tatapan mata penuh tanya dari Frans langsung tertuju pada Nick setelah ia masuk ke dalam kamarnya.Dimana Nick yang sedang menghubungi pak Johan segera menutup sambungan ponselnya, ketika melihat sang sahabat kembali ke dalam kamar. "Untuk apa kamu kembali?" tanya Nick dingin, lalu menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur. "Tinggalkan aku sendiri!" perintahnya, karena Nick sedang memikirkan bagaimana bisa menemukan wanita yang sedang mengandung anaknya, karena ia yakin jika memang wanita yang sudah membuat senjatanya berfungsi–lah, yang sedang mengandung anaknya.Namun, Frans tidak mau mengikuti perintah dari Nick. Yang ada ia duduk di pinggiran tempat tidur dimana sahabatnya berada."Valen baru pulang dan dia ada di bawah Nick. Dia juga bilang tidak sedang hamil, karena kalian belum pernah melakukan hubungan suami istri.""Aku tahu,"Mendengar tanggapan dari Nick, membuat
Tentu saja Madam tidak akan menolak tawaran dari mami Julia. Demi uang tiga ratus juta yang dijanjikan, tentu saja Madam akan melakukan apapun.Apa lagi tugasnya hanya membunuh bayi yang sedang Mela kandung. Karena itu memang tujuan awalnya selama ini mencari keberadaan Mela. Dan Madam yakin, setelah Mela kehilangan bayinya. Bisa dengan mudah Madam memanfaatkan Mela kembali menjadi sumber uangnya.Tak butuh waktu lama, keesokan harinya, Madam di temani oleh kedua anak buahnya mencari keberadaan Mela.Dari rumah Vian, hingga rumah yang pernah Mela tempati sebelum terjun ke dunia malam.Tapi hasilnya tetap nihil, Madam tidak mendapati Mela dimana pun.Hingga akhirnya Madam mengingat sahabat dari Mela yang pernah ia tahu.Bergegas Madam menuju rumah sahabat dari Mela yang ia tahu, tapi tetap saja Madam tidak menemukan Mela, meskipun sudah mencari ke setiap sudut rumah dari sahabat Mela.Sasa segera masuk ke dalam rumah, setelah kepergian Madam dan juga dua pria bertubuh kekar dari rumahn
Ancaman Nick pada mami Julia tidak membuatnya takut. Yang ada mami Julia terus memantau Madam mencari keberadaan Mela. Meskipun mami Julia mengatakan pada Nick akan mengikuti perintahnya, untuk tidak mengusik Mela dan juga bayinya, tapi itu hanya muslihat dari mami Julia saja.Sementara itu meskipun kondisinya belum benar-benar pulih, Nick memilih mencari keberadaan Mela seorang diri tanpa bantuan pak Johan, dari klub malam satu ke klub malam lain.Namun, sudah lebih dari sepuluh klub malam yang Nick datangi. Belum juga ia menemukan keberadaan Mela."Ya ampun. Ke mana lagi aku harus mencari," kata Nick dan duduk di kursi tepat di depan meja bertender, tujuan klub malam selanjutnya.Belum juga Nick memesan minuman, tiba-tiba ada dua wanita yang mendekatinya."Sendirian? Kami temani ya." ujar salah satu wanita, dimana wanita tersebut kini memeluk salah satu lengan Nick. "Satu juta, tinggal pilih aku apa dia." wanita tersebut menunjuk rekannya. "Atau mau kita berdua yang menemani?""Lim
Akhirnya Nick mendapat data Mela dari dokter Feni selaku dokter kadungannya, dan sekaligus sahabat baik Frans.Meskipun awalnya dokter Feni tidak ingin memberi data pasiennya tersebut karena itu termasuk rahasia pasien.Tapi setelah mengetahui kenapa Nick ingin mendapatkan salah satu data pasiennya. Dengan terpaksa dokter Feni memberi tahu pada Nick data pasiennya tersebut.Tidak menunggu waktu lama, keesokan paginya. Nick langsung menuju alamat wanita yang sedang ia cari sesuai data yang diberikan oleh dokter Feni.Namun, ketika sudah tiba di alamat tersebut membuat Nick bingung.Kemudian ia menoleh pada Frans yang dengan suka rela menemani sahabatnya tersebut, ingin menemui wanita yang sedang mengandung anak Nick."Frans, apa Feni membohongi aku?" tanya Nick. Karena alamat yang di berikan oleh Feni, adalah rumah kosong yang sudah tidak terawat."Tidak mungkin Feni melakukan hal itu Nick." sahut Frans."Tapi lihatlah, rumah ini rumah kosong. Tidak mungkin dia akan tinggal di rumah s
Vian yang baru akan mulai melakukan rapat di perusahaan tempatnya bekerja, segera berpamitan pada pemimpin rapat. Setelah mendapat kabar jika Mela mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit.Setelah memarkirkan motornya di tempat parkir rumah sakit sederhana dimana Mela berada.Bergegas Vian langsung menuju ruang bersalin rumah sakit tersebut.Tentu saja ruang bersalin, dimana Mela sedang menjalani kuretase dadakan, karena dalam kecelakaan yang dialaminya, Mela mengalami keguguran.Vian menghela nafasnya panjang, setelah menghentikan langkahnya tidak jauh dari ruang bersalin.Lalu melangkahkan kakinya kembali mendekati Sasa yang sedang duduk di salah satu kursi tidak jauh dari ruang bersalin."Sa, apa yang terjadi?" tanya Vian pada Sasa.Dimana sahabat Mela tersebut, satu tangannya di lilit oleh kain perban. Bukan hanya itu saja, di bagian wajahnya juga terdapat beberapa luka yang sudah di bersihkan."Mobil Mela blong Vi, terpaksa dia membanting setir dan menabrakkan mo
Mami Julia begitu senang, mendapat bukti jika wanita yang sedang mengandung benih sang putra, kini sudah mengalaminya keguguran.Terlebih lagi mami Julia mendapati sendiri, hari ini Nick benar-benar tidak mengalami muntah-muntah dan pusing lagi karena kehamilan simpatik yang dialaminya akhir-akhir ini. Setelah kemarin, Madam memberi kabar tentang keguguran Mela.Nick juga heran, kenapa pagi ini dirinya merasa sangat baik. Tidak seperti hari-hari sebelumnya.Senyum terus terukir dari kedua sudut bibir mami Julia sambil menatap pada sang putra, ketika sedang berada di meja makan untuk menikmati menu sarapan.Senyum kebahagiaan, karena tidak ada lagi penghalang yang akan merusak rumah tangga Nick dan juga Valen.Nick yang melihat sang mami terus mengukir senyum, tidak seperti biasanya, merasa aneh. "Mi, ada apa?" tanya Nick pada mami Julia."Kamu masih bertanya? Tentu saja mami bahagia, karena akhirnya kita bisa sarapan bersama, iya kan, Len?" Mami Julia mengalihkan tatapannya pada san
"Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la
Akhirnya Mela pulang ke rumah yang Vian dan juga Vera tempati.Saat kakak tirinya itu meminta Mela untuk pulang secepatnya.Tentu saja Mela tidak pulang sendiri, melainkan bersama dengan Nick yang tidak ingin jauh dari sang kekasih, kekasih yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.Dan alangkah terkejutnya Mela, saat sudah sampai di rumah. Karena di rumah tersebut sudah ada Wili dan juga Valen, mantan istri dari sang kekasih.Dan keduanya coba untuk memaksa Vera keluar dari rumah tersebut, mengingat lagi Wili adalah suami Vera yang hanya menginginkan anak yang sedang dikandungnya demi sebuah tujuan.Tentu saja Vian tidak membiarkan Wili untuk membawa Vera sang adik pergi, tahu tujuan pria tersebut membawa adiknya tak lain dan tak bukan hanya ingin mengambil bayi Vera.Karena sebentar lagi Vera akan melahirkan."Lepas brengsek!" seru Wili, karena Vian menyembunyikan sang adik di belakang tubuhnya."Pergi dari rumahku!" usir Vian entah sudah berapa kali semenjak kedatangan Wili."Aku
Naoh meraih gelas yang ada diatas meja tepat disamping ranjang perawatannya, lalu melempar gelas tersebut hingga hancur berantakan kaatas lantai.Setelah pak Johan memberikan bukti jika Mela tidak lagi ditahan di kantor polisi. Dan polisi tidak lagi memproses laporannya seperti apa yang Noah inginkan."Sialan!" Teriakan dari Noah memenuhi ruangan dimana dirinya berada.Kemudian dirinya menatap pada pak Johan, yang masih berdiri disisi ranjang perawatannya. "Bodoh!" "Maafkan aku, Noah. Ini benar-benar di luar prediksiku." kata Pak Johan."Aku tidak ingin tahu, yang aku ingin. Nick hancur!""Noah, dia sudah tidak memiliki apa pun. Jadi lupakan saja tentang dia, dan fokus pada dirimu sendiri."Noah memicingkan matanya saat masih menatap pak Johan, apa lagi setelah mendengar yang dikatakannya.Kemudian Noah tersenyum miring. Entah mengapa tiba-tiba ia berpikir jika pak Johan akan mengkhianatinya dan kembali berada di pihak Nick."Tinggalkan aku sendiri." pinta Noah, tidak ingin berdiskus
Noah tersenyum mendengar apa yang baru saja Frans katakan. "Jadi kamu benar-benar ingin meninggalkan Nick?" tanya Noah untuk memastikan."Aku tidak mengatakan hal itu."Jawaban Frans membuat Noah semakin bingung, dirinya tidak salah dengar. Jika Frans tadi mengatakan kata "Baiklah" kata yang Noah anggap jika Frans mantan sahabatnya tersebut ingin meninggalkan Nick dan kembali bersahabat dengannya seperti dulu."Frans, jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang baiklah, jika kamu menerima tawaranku." ujar Noah."Maksud aku, baiklah jika kamu tidak akan mendengar apa yang aku katakan. Aku tidak akan memaksa kamu." ujar Frans, karena tidak mungkin dirinya mengkhianati Nick, salah satu pria yang sangat tulus bersahabat dengannya.Hingga Nick bisa mengerti akan dirinya sebagai saudara.Senyum tersungging dari sebelah sudut bibir Noah. Bisa-bisanya ia langsung percaya pada ucapan yang Frans lontarkan."Pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada disini!" perintah Noah.Namun, Frans tetap berdiri