WANITA PANGGILAN
Last Episode C
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Perlahan, tangannya membuka pintu kamar. Wanita yang mengaku dirinya ibu ternyata sudah menutup matanya lebih dulu. Wajahnya terlihat masih cantik, mirip Tante Elsa—ibunya Lian. Mayasha mengamati wajah itu dalam cahaya remang lampu kamar. Ada gurat lelah terlihat di bawah matanya.
"Apa selama ini dia memendam rindu sepertiku? Kenapa wajahnya terlihat begitu lelah?" tanya Mayasha dalam hati, lalu merebahkan diri di sebelah ibunya.
Ada debar di dada ketika melihat raga wanita yang selama ini dirindukan setengah hati, tengah berbaring di satu tempat tidur. Perlahan, satu jemari memeluk perut sang ibu. Lalu memejamkan mata dan berdoa keadaan ini bisa selalu ada untuk jangka waktu yang lama. Hingga nanti tetap mengenggam jemarinya erat saat kehidupan kembali menguji.
Ketika dua ora
WANITA PANGGILANLast Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraMayasha memeluk wanita yang telah berkali-kali meminta kata maaf. Ia sadar setiap wanita atau istri memiliki kadar ketahanan berbeda dalam menerima badai yang menghantam biduk rumah tangganya. Jadi, ia tidak ingin lagi membicarakan hal yang telah berlalu. Menjalani hidup setelah itu adalah yang terpenting."Ibu nggak perlu minta maaf terus. Aku udah menerima semua takdir ini sejak dulu. Aku tidak mau menghakimi dan menyalahkan siapa pun. Lebih baik kita saling menggenggam seperti ini. Saling menguatkan untuk ikatan yang sudah seharusnya," jawab Mayasha sembari mengusap punggung yang mungkin dulu pernah begitu rapuh. "Sekarang kita keluar ya? Takut Lian dan Tante Elsa udah nunggu. Nggak enak ...," imbuhnya, lalu melepas pelukan.Wanita yang kini lebih baik dalam menerima garis Tuhan
WANITA PANGGILANLast Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menghentikan langkah di deretan kursi nomor dua. Tanpa disangka bersebelahan dengan Nevan dan Sasmita. Begitu juga Keya dan Marvin tengah berjalan menuju deretan kursi yang sama."Nevan? Tak kira tidak datang. Terima kasih sudah membantu kemarin," ucap Lian berbasa-basi."Datang dong! Aku yang harusnya terima kasih karena telah memberi kesempatan untuk menghapus kesalahan lalu. Apalagi diberi kesempatan untuk ikut bergabung dalam acara ini," jawabnya merendah.Mayasha hanya sebagai pendengar yang baik ketika sang pria bicara. Diam adalah lebih baik. Sedangkan Sasmita mendadak canggung karena duduk bersebelahan seperti ini.Wanita yang dulu pernah menorehkan luka ikut bergabung dengan duduk di tengahnya. Marvin pun sam
WANITA PANGGILANLast Episode FOleh: Kenong Auliya ZhafiraPermainan selesai dengan nilai tidak kalah jauh. Hanya selisih sepuluh angka. Lian mengakui kelihaian pria di sebelahnya dalam memasukkan bola basket. Ternyata ada yang lebih pintar dari dirinya. Namun, Lian cukup berbesar hati. Baginya kemenangan sesungguhnya adalah memiliki Mayasha—wanita yang kini tengah menatapnya penuh cinta dari arah lain."Selamat, Van. Kamu hebat juga! Aku akui kekalahanku dalam hal ini," ucap Lian sambil menyodorkan tangannya sebagi ucapan selamat.Nevan menyambut tangan itu dan menjabatnya hangat. "Kamu juga hebat! Bisa menaklukkan wanita di sana," jawabnya sambil menunjuk wanita yang tengah menemani bocah bermain balap motor."Kamu bisa aja. Ya udah, aku tinggal dulu. Selamat menikmati waktu berdua. Wanita di sebelahmu juga tidak
WANITA PANGGILANOleh: Kenong Auliya Zhafira[May, ada gawe. Kali ini spesial. Pria usia 35 tahun, habis patah hati diselingkuhin ceweknya. Nanti malam jam tujuh dandan yang cantik tapi kagak menor. Soalnya ini rada beda, kesehatan oke. Kamu dengerin aja dulu tuh orang, kalau cerita masalah pribadinya. Semoga beruntung.]Satu pesan via WhatsApp menjadi sarapan pagi buat seorang wanita cantik, berambut ikal dengan tinggi 165 cm–Yesha Sasmaya. Berbekal kisah kelam saat masih duduk di sekolah menengah atas, wanita yang punya nama beken Mayasha itu terjebak dalam dunia fatamorgana.Bukan karena terseret arus pergaulan bebas, tetapi jalan inilah yang Mayasha ambil setelah hatinya patah berkeping-keping dikhianati sang kekasih. Melihat pria yang telah merajut kisah hampir tiga tahun lebih harus kandas secara tragis. Di mana Mayasha menemukan kekasihnya bercumbu dengan sahabatnya sendiri
WANITA PANGGILAN 2Oleh: Kenong Auliya ZhafiraMembahas masalah keluarga di depan orang asing terkadang menimbulkan rasa sungkan dan tidak enak. Apalagi jika menyangkut tentang masalah keluarga. Meski bukan masalah besar, tetapi Lian merasa terlalu cepat untuk membiarkan Mayasha mengetahui sisi lain seorang Lian Erza.Namun, bukankah tujuannya menemui Mayasha juga untuk ini? Lian mulai tidak bisa mengerti dirinya sendiri.Melihat sang ibu sampai menelpon begini, pasti Keya telah mengadu padanya. Entah drama apa lagi yang ia keluhkan. Padahal, tiga hari yang lalu, Lian sudah meminta menghentikan semuanya dengan alasan yang jelas disertai bukti nyata.Akan tetapi, ia tidak menyangka kalau Keya masih ingin merajut kisah yang telah terputus benangnya."Lian, kamu dengar Ibu nggak?! Pokoknya sekarang kamu pulang, jelasin apa yang terjadi sama Ibu! Keya barus
WANITA PANGGILAN 3Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKesan pertama terkadang selalu berhasil meninggalkan rekam jejak yang tidak mudah untuk dilupakan. Apalagi jika kesan itu mampu menyamarkan semua kesakitan dalam dada. Hal itu pasti akan membekas kuat dalam ingatan, meskipun baru sekali bertemu.Logikanya mulai mempertanyakan tentang perasaannya sendiri. Salahkah jika hati memunculkan tunas baru di tempat yang salah? Sebenarnya bukan salah, lebih tepatnya tempat berlumpur.Lian menepuk kedua pipinya agar bangun dari lamunan. Namun, bayang Mayasha memang telah berhasil memikat hatinya."Tidak semudah ini seorang Lian Erza jatuh hati setelah patah hati." Lian mencoba menyangkal jerit hatinya yang tidak sengaja memanggil nama Mayasha. Bahkan kepalanya menggeleng beberapa kali.Sang ibu yang sudah memastikan Keya pulang, menjadi geli melihat tingk
WANITA PANGGILAN 4Oleh: Kenong Auliya ZhafiraBerusaha keras merayu ketika pasangan merajuk karena kesalahan memang sangat diharuskan untuk memperbaiki hubungan. Namun, ada kalanya usaha itu harus terhenti apabila pasangan telah memilih menutup pintu hatinya karena rasa luka yang mungkin terlanjur perih. Menerima keputusan berakhirnya status dan hubungan mungkin itu lebih baik bagi keduanya. Daripada memaksa berjalan di atas jalan berduri, yang berujung saling menyakiti.Memilih menerima keputusan Lian adalah sanksi jiwa untuk kesalahannya. Keya menatap cincin itu dengan perasaan gelisah. Separuh hatinya menginginkan itu, tetapi separuh lainnya ragu memulai kembali hubungan yang menyakiti dua manusia, yakni Lian dan Yesha.Selama ini, ia tidak pernah tahu kabar Yesha sejak kejadian itu. Semua komunikasi putus tanpa kabar sama sekali. Entah mengapa, mengingatnya kembali membuat rasa ber
WANITA PANGGILAN 5 Oleh: Kenong Auliya Zhafira Dalam persahabatan tidak selamanya tentang berbagi bahagia. Kadang air mata juga ikut mewarnai keindahan arti sahabat. Akan tetapi, jika masalah tentang cinta dan wanita menghampiri, bisa dipastikan persahabatan itu tidak akan semurni sebelumnya. Bahkan ancaman renggang dipastikan ada. Hati yang terkhianati memaksa akal untuk terus berpikir negatif tentang nilai kepercayaan yang telah rusak. Apalagi melihat tragedi itu dengan mata kepala sendiri, rasa sakit yang ada akan selalu membekas dalam dada. Lian masih mencoba mencerna maksud ucapan pria yang mengaku sahabatnya. Bagaimana mungkin bibirnya bisa mengatakan itu dengan leluasa. Apa tidak ada rasa bersalah dalam dirinya? Atau Marvin sengaja memamerkan hubungannya dengan Keya. Entahlah. Baginya jika hubungan sudah berakhir, maka tidak perlu lagi tahu tentangnya. Untuk apa memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan kita sama sekali. "Terus hubungannya sama aku apa? Aku tidak pedu
WANITA PANGGILANLast Episode FOleh: Kenong Auliya ZhafiraPermainan selesai dengan nilai tidak kalah jauh. Hanya selisih sepuluh angka. Lian mengakui kelihaian pria di sebelahnya dalam memasukkan bola basket. Ternyata ada yang lebih pintar dari dirinya. Namun, Lian cukup berbesar hati. Baginya kemenangan sesungguhnya adalah memiliki Mayasha—wanita yang kini tengah menatapnya penuh cinta dari arah lain."Selamat, Van. Kamu hebat juga! Aku akui kekalahanku dalam hal ini," ucap Lian sambil menyodorkan tangannya sebagi ucapan selamat.Nevan menyambut tangan itu dan menjabatnya hangat. "Kamu juga hebat! Bisa menaklukkan wanita di sana," jawabnya sambil menunjuk wanita yang tengah menemani bocah bermain balap motor."Kamu bisa aja. Ya udah, aku tinggal dulu. Selamat menikmati waktu berdua. Wanita di sebelahmu juga tidak
WANITA PANGGILANLast Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menghentikan langkah di deretan kursi nomor dua. Tanpa disangka bersebelahan dengan Nevan dan Sasmita. Begitu juga Keya dan Marvin tengah berjalan menuju deretan kursi yang sama."Nevan? Tak kira tidak datang. Terima kasih sudah membantu kemarin," ucap Lian berbasa-basi."Datang dong! Aku yang harusnya terima kasih karena telah memberi kesempatan untuk menghapus kesalahan lalu. Apalagi diberi kesempatan untuk ikut bergabung dalam acara ini," jawabnya merendah.Mayasha hanya sebagai pendengar yang baik ketika sang pria bicara. Diam adalah lebih baik. Sedangkan Sasmita mendadak canggung karena duduk bersebelahan seperti ini.Wanita yang dulu pernah menorehkan luka ikut bergabung dengan duduk di tengahnya. Marvin pun sam
WANITA PANGGILANLast Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraMayasha memeluk wanita yang telah berkali-kali meminta kata maaf. Ia sadar setiap wanita atau istri memiliki kadar ketahanan berbeda dalam menerima badai yang menghantam biduk rumah tangganya. Jadi, ia tidak ingin lagi membicarakan hal yang telah berlalu. Menjalani hidup setelah itu adalah yang terpenting."Ibu nggak perlu minta maaf terus. Aku udah menerima semua takdir ini sejak dulu. Aku tidak mau menghakimi dan menyalahkan siapa pun. Lebih baik kita saling menggenggam seperti ini. Saling menguatkan untuk ikatan yang sudah seharusnya," jawab Mayasha sembari mengusap punggung yang mungkin dulu pernah begitu rapuh. "Sekarang kita keluar ya? Takut Lian dan Tante Elsa udah nunggu. Nggak enak ...," imbuhnya, lalu melepas pelukan.Wanita yang kini lebih baik dalam menerima garis Tuhan
WANITA PANGGILANLast Episode COleh: Kenong Auliya ZhafiraPerlahan, tangannya membuka pintu kamar. Wanita yang mengaku dirinya ibu ternyata sudah menutup matanya lebih dulu. Wajahnya terlihat masih cantik, mirip Tante Elsa—ibunya Lian. Mayasha mengamati wajah itu dalam cahaya remang lampu kamar. Ada gurat lelah terlihat di bawah matanya."Apa selama ini dia memendam rindu sepertiku? Kenapa wajahnya terlihat begitu lelah?" tanya Mayasha dalam hati, lalu merebahkan diri di sebelah ibunya.Ada debar di dada ketika melihat raga wanita yang selama ini dirindukan setengah hati, tengah berbaring di satu tempat tidur. Perlahan, satu jemari memeluk perut sang ibu. Lalu memejamkan mata dan berdoa keadaan ini bisa selalu ada untuk jangka waktu yang lama. Hingga nanti tetap mengenggam jemarinya erat saat kehidupan kembali menguji.Ketika dua ora
WANITA PANGGILANLast Episode BOleh: Kenong Auliya ZhafiraIni pertama kali wanitanya memuji apa yang ia lakukan di hadapan sang ibu. Padahal dulu hal ini yang membuat semua luka tercipta. Namun, semuanya telah berlalu, persis seperti goresan luka yang akan mengering seiring berjalannya waktu."Ehem! Jadi, aku dapet pujian nih ...?" tanya Lian pura-pura tersipu untuk mengukir senyum di sudut bibir wanitanya. "Bajuku kok, tiba-tiba sempit ya?" ujarnya lagi sembari meraba bajunya sendiri.Seketika semua orang tertawa melihat tingkah pria yang tengah berada di puncak bahagia. Bukan karena bertemu kembali dengan wanitanya, melainkan karena berada di antara orang-orang terkasih tanpa ada lagi luka yang tertanam di hati.Ibunya Lian pun baru menyadari, tidak semua wanita seperti Mayasha akan terus terkungkung dalam gelapnya hati,
WANITA PANGGILANLast Episode AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBertemu kembali seseorang yang kehadiranya mirip sebuah bayang hitam hanya akan menyisakan keraguan. Bukan ragu akan sosoknya, melainkan ragu akan kasih sayangnya. Apabila cinta itu telah mengakar kuat, maka tidak akan mungkin membiarkan orang itu menangis dan terluka.Mayasha tidak mendapatkan semua itu semasa kecil dari wanita di depannya. Nyatanya ia tetap pergi meski tangisannya berusaha menahan.Melihat putri yang selama ini ia lukai sekaligus ia rindukan terdiam, Maya memutuskan bersujud di kaki anaknya. Memohon ampunan untuk semua kesalahan karena telah tega meninggalkan keluarganya."Ibu minta maaf, Sha ... Ibu salah meninggalkan kamu. Ibu mohon ampun," ucapnya dengan air mata yang terus menetes membasahi pipi.Mayasha masih t
WANITA PANGGILAN 52 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraPerlahan, sang pria mengenggam erat jemari yang terasa dingin, lalu menariknya berjalan bersama menuju rumahnya. Lian sesekali melempar senyum karena kali ini sangat yakin akan membuat wanitanya menjadi orang paling bahagia di dunia.Mayasha terus memanjatkan doa dalam hati agar pertemuan kali ini tidak berakhir seperti sebelumnya. Sorot mata sang pria terpancar penuh keyakinan, membuat rasa takut menghilang perlahan."Kamu nggak usah gugup. Ada aku di sini." Lian kembali memberi semangat sebelum mengetuk pintu rumahnya.Wanita di sebelahnya hanya mengangguk, mencoba percaya akan semua ucapan pria yang tidak lelah bersemayam di hati meski fsldm kesunyian. Karena memang hanya itu yang bisa ia lakukan."Assalamu'alaikum, Bu ... Lian pulang." Pria
WANITA PANGGILAN 52 COleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menerima kunci itu sembari menata debar dalam dada yang kembali bertalu. Bisa berdua tanpa penganggu setelah tidak melihatnya dalam jangka waktu lama membuat gejolaknya naik perlahan. Rasa gerogi tiba-tiba merenggut logika."Ehem! Kita masuk," ucap Lian untuk menutupi hatinya yang mulai menggila.Wanita yang bisa merasakan perubahan itu hanya diam ketika jemarinya ditarik pelan untuk menuju rumah yang pernah ia tinggalkan. Langkahnya terus mengikuti hingga sampai berada di ruang tamu.Mayasha melihat puluhan bingkisan hampir menghiasai setengah ruang tamu. Hatinya penasaran bingkisan sebanyak itu akan digunakan untuk apa."Li, kamu mau mengadakan acara apa? Kok, banyak banget bingkisan ini?" tanyanya sembari menatap sang pria
WANITA PANGGILAN 52 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPatah hati kedua kali dalam keadaan berbeda membuat Mayasha lebih kuat dan tetap berjalan lurus sejak pria bernama Lian Erza mengulurkan tangannya penuh cinta. Mengenggam erat jemarinya penuh kasih, dan melepasnya tanpa penyesalan. Mayasha merasa kali ini hatinya lebih kuat dan tenang, tidak seperti dulu.Keya dan Marvin tidak henti mengucap syukur karena bisa melihat sahabat yang dulu ia lukai tidak kembali tenggelam bersama gelapnya dunia. Bagi mereka, Lian adalah lelaki paling pantas menjaga berlian yang sempat terjatuh di kubangan lumpur. Karena nyatanya hanya Lian lah yang mampu membersihkan berlian itu menjadi kembali bersinar dengan segenap perasaannya.Elena—teman yang menemani masa sulit pun tidak kuasa menahan air mata bisa mempertemukan Mayasha dan Lian lewat dengan hina. Karena ca