Adnan terus merenung, pikirannya berkecamuk tidak menentu. Ia terus saja membatin memikirkan bagaimana dan apa yang harus dia lakukan, karena apa yang ia ucapkan dan apa yang ia rasakan bertolak belakang. Sementara Shelia merasa kebingungan melihat sikap Adnan yang tiba-tiba berubah.
"Tuan, saya harus bagaimana? Mengapa Anda diam saja, Tuan?" tanya Shelia."Diamlah wanita jalang! Mulutmu sangat cerewet sekali." Adnan berdiri."Tunggu sebentar, aku sedang ada pekerjaan." imbuh Adnan lalu berlalu pergi menuju ke ruang kerjanya, lalu dia menghubungi Antonio sang Asisten pribadinya atau orang kepercayaannya."Antonio, tolong kau buat surat perjanjian untuk wanita jalang itu!" titah Adnan."Saya harus menulis apa, Tuan? Maksud saya poin-poinnya," ucap Antonio dari seberang sana."Kau harus menulis surat perjanjian tersebut ... jika aku belum sembuh dari penyakit impoten-ku ini, maka Shelia tidak boleh berhenti dari pekerjaan ini, dia harus terus bekerja di sini hingga aku sembuh. Dan jika Shelia melanggar perjanjian tersebut, maka dia harus mengganti rugi uang yang sudah aku berikan kepada mucikari itu!""Baik, Tuan, lalu apalagi?""Sudah cukup, itu saja. Itu merupakan poin terpenting dalam perjanjianku dengan Shelia. Jika sudah, kita akan bertemu di luar, kita akan melakukan penandatanganan ini dengan Shelia. Tetapi Ingat! Jangan sampai Mama tahu, kau harus menjaga rahasia Ini. Ini rahasia diantara kita bertiga saja. Apa kau mengerti?!" ucap Adnan dengan tegas."Baik, Tuan, saya akan segera melaksanakannya," jawab Antonio.Lalu Adnan menutup percakapan tersebut. Ia segera kembali menemui Shelia yang tengah menunggunya di dalam kamar khusus tersebut. Sementara Antonio segera mengerjakan perintah Adnan.Di dalam kamar, Shelia terlihat tengah merenung. Ia sedang memikirkan apa yang harus ia lakukan, sementara Adnan selalu memarahinya, dan apapun yang dia lakukan selalu dianggap salah."Hey, wanita murahan! Besok kau ikut denganku! Kau harus menandatangani surat perjanjian diantara kita," ucap Adnan."Surat perjanjian apa, Tuan?" tanya Shelia."Surat perjanjian itu rahasia diantara kita. Dan ingat! Mamaku jangan sampai tahu karena itu merupakan rahasia, jika sampai Mamaku tahu, maka aku akan menghukummu. Kau mengerti?!" ucap Adnan.Shelia tercenung mendengar ucapan Adnan, dia semakin bingung mendengar Adnan berkata sedemikian rupa, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah merupakan tanggung jawabnya yang akan bekerja sebagai pengobat penyakit impoten Adnan, dan Adnan sudah membayar mahal kepada Mami Dahlia."Sekarang kau pergi ke kamarmu! Tapi ingat! Semua kebutuhanku, kau yang harus melayaninya mulai saat ini," ucap Adnan dengan tegas."Baik, Tuan," jawab Shelia dengan patuh.Shelia pun pergi dari kamar tersebut , lantas ia menuju ke kamar yang telah disediakan untuk dirinya. Dan mulai sekarang dia harus tinggal di rumah Adnan, dia akan menjadi pelayan pribadi Adnan sekaligus pengobat penyakit Adnan. ***Tanpa terasa, waktu telah menunjukkan waktu maghrib. Walaupun Shelia sebagai kupu-kupu malam, tetapi dia tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Shelia langsung bergegas menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menjalankan shalat maghrib. Setelah selesai shalat, Shelia bergegas menuju ke kamar Adnan, karena dia akan melaksanakan pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh Adnan.Shelia menyiapkan makan malam untuk Adnan. Dia membawakan baki dan diletakkan di atas nakas. Sementara Adnan masih sibuk menghadap ke laptopnya, dia sedang mengerjakan tugas-tugas pentingnya.Malam pun berganti pagi. Pagi itu Shelia terlihat sedang sibuk mempersiapkan sarapan untuk Adnan. Adnan sengaja sarapan di dalam kamar, karena dia tidak ingin sarapan bersama Mamanya. Rasa kesalnya masih terasa dan dia tidak ingin terpancing emosi jika melihat sang Mama."Tuan, silakan sarapan," ucap Shelia."Kau segeralah bersiap-siap, dan jangan lama-lama! Kita akan segera berangkat karena Antonio sudah menunggu kita di bawah," ucap Adnan."Baik, Tuan," jawab Shelia.Shelia segera bergegas keluar dan mempersiapkan dirinya. Setelah itu Selia kembali menghampiri Adnan ke kamarnya. Adnan menatap tajam pada Shelia, ia menatap dari atas hingga bawah. Sementara Shelia merasa risih melihat tatapan Adnan yang sangat tajam itu, dia merasa seperti ada yang salah pada dirinya. Shelia menatap penampilannya tetapi dia merasa tidak ada yang salah."Hey, pelacur! Kau sengaja ingin menjajakan tubuhmu itu sehingga kau menggunakan pakaian minim seperti itu yang memperlihatkan bentuk tubuhmu, agar laki-laki yang melihat lekuk tubuhmu langsung bernafsu, begitu?!" bentak Adnan.Shelia terperanjat mendengarnya, ia kembali menatap penampilannya, tetapi ia merasa tidak ada yang salah."Maaf, Tuan Adnan, tetapi penampilan saya memang seperti ini setiap harinya, jadi tidak ada yang salah," ucap Shelia."Hey, perempuan lacur! Ingatlah bahwa sekarang kau ini sedang bekerja denganku, kau bukan bekerja di rumah bordir itu lagi, jadi jaga batasanmu! Kau harus bisa menempatkan diri. Apa kau memang sengaja untuk menarik simpati laki-laki di luar sana?!""Maaf, Tuan, tidak seperti itu maksud saya, tetapi saya tidak memiliki pakaian selain pakaian yang seperti ini. Semua pakaian saya memang seperti ini, Tuan, dan saya belum membeli pakaian baru lagi."Adnan berjalan menuju ke arah lemarinya, lalu memberikan baju kemejanya dan celananya kepada Shelia."Kau gunakan pakaianku saja jika begitu," ucap Adnan."Tapi, Tuan, Ini pakaiannya sangat besar sekali," ucap Shelia."I don't care! Pokoknya kau harus menggunakan pakaian ini, jika tidak, kita tidak jadi pergi."Karena Shelia tidak ingin memperpanjang masalah, akhirnya dia langsung mengganti pakainya dengan menggunakan pakaian Adnan. Setelah itu mereka turun ke bawah dan berpamitan kepada Mama Alda. Shelia mencium tangan Mama Alda dengan begitu takzim, Mama Alda menatap Shelia dengan perasaan yang tidak menentu, dia merasa terharu karena Shelia walaupun statusnya sebagai kupu-kupu malam, tetapi attitude-nya sangatlah baik. Dia sangat sopan santun, lemah lembut dan penurut. Tiba-tiba pikiran Mama Alda membayangkan Margaretta, mantan menantunya, yaitu mantan istrin Adnan yang dulu selalu menentangnya dan tidak pernah bisa bersikap sopan padanya. Sifatnya benar-benar sangat berbeda dengan Shelia."Nyonya, kami permisi dulu." pamit Shelia."Ya, Ma, kami pamit dulu," timpal Adnan. "Hati-hati di jalan, Nak," ucap Mama Alda.Kemudian Adnan dan Shelia berjalan keluar, dan di sana Antonio sudah menunggu mereka. Antonio menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, mereka menuju sebuah cafe yang sudah dipesan olehnya.Tidak berapa lama kemudian, mobil mereka pun telah sampai di cafe. Antonio langsung memesan minuman dan makanan untuk mereka bertiga, sembari menunggu pesanan datang, Antonio mengeluarkan surat perjanjian yang harus ditandatangani oleh Shelia. Tanpa membaca terlebih dahulu, Shelia langsung menandatanganinya, dan tidak berapa lama kemudian, pesanan mereka pun datang, mereka bertiga langsung menikmati hidangan tersebut. Ketika mereka sedang menikmati makanan dan minuman itu, tiba-tiba ada laki-laki yang menghampiri meja mereka."Shelia, my Honey, kau ada di sini rupanya? I miss you so much, Baby." TBC (TO BE CONTINUED)Ketika Adnan, Antonio, dan Shelia sedang menikmati hidangan di cafe tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri meja mereka. Laki-laki itu langsung berkata ...."Hai, Shelia, my Heart, ternyata kau ada di sini, I miss you so much, Bisa," ucap laki-laki tersebut.Adnan yang sedang menikmati minumannya itu, langsung menatap tajam pada laki-laki tersebut, dan menatap Shelia juga. Sementara Antonio mengunyah makanannya sembari menatap Shelia dan laki-laki tersebut. Antonio melihat kemarahan yang begitu besar yang terpancar di wajah Adnan.Sementara Shelia, dia merasa tidak enak hati dengan Adnan dan Antonio. Dia menatap laki-laki yang menghampirinya itu dengan perasaan yang tidak menentu, karena ternyata laki-laki itu adalah Robin, laki-laki yang pernah menyewa jasanya."Maaf, Tuan Robin, saya sedang ada urusan dengan mereka. Jadi tolong jangan mengganggu saya," ucap Shelia dengan ramah. Robin menatap Shelia dengan mengernyitkan keningnya. Ia merasa aneh dengan ucapan Shel
Shelia melamun, hatinya sedang bertanya-tanya, pikirannya pun tidak tenang karena dia merasakan keanehan pada tubuhnya. Karena sudah beberapa malam ini, semenjak Adnan selalu menggagahinya secara diam-diam, maka ketika pagi harinya Shelia merasakan tubuhnya sakit dan area intinya pun sangat sakit."Apa yang terjadi padaku sebenarnya? Mengapa setiap aku bangun tidur tubuhku terasa remuk redam, sangat sakit, dan area sensitifku juga sakit seperti telah digagahi berkali-kali. Tetapi aku kan sudah tidak bekerja sebagai kupu-kupu malam lagi dan aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan laki-laki, tapi mengapa rasanya tubuhku seperti ini sama halnya seperti aku setelah selesai melayani para pelangganku," batin Shelia.Shelia bergegas membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Karena Shelia tidak mengetahui bahwa dirinya telah melakukan hubungan suami istri, maka ia tidak pernah melakukan mandi wajib. Shelia hanya melakukan mandi biasa saja dan dia tetap
Ketika pagi hari, kepala Shelia merasakan pusing dan akhirnya ia terjatuh pingsan di kamar mandi. Adnan yang pada saat itu sedang memasuki kamar Shelia, langsung menolongnya dan memanggil Dokter. Ketika diperiksa oleh Dokter, Dokter tersebut mengatakan bahwa Shelia positif hamil."Selamat, Tuan Adnan, istri Anda hamil," ucap sang Dokter.Shelia dan Adnan sangat terkejut mendengarnya. Apalagi Shelia, karena ia merasa tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki, lalu mengapa bisa dia hamil? Sementara Adnan, otaknya sedang berpikir keras, apakah ini semua akibat perbuatannya yang selama ini telah menggagahi Shelia setiap malam dengan memberinya obat tidur dan tanpa sepengetahuan Shelia.Kini, Adnan sedang berpikir keras bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Shelia. Tetapi Adnan bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa. Sementara Shelia, dia sudah menjerit histeris dan menangis karena Shelia merasa syok dan juga merasa sangat aneh, atas apa yang menimpanya.Dokter yang melihat s
Shelia yang pada saat itu tengah menaiki sebuah kereta api, terlihat sedang melamun. Ia menuju ke sebuah kota kecil. Shelia sengaja memilih kota yang terpencil, agar dia merasa nyaman dan tidak mudah untuk dicari oleh Adnan ataupun orang suruhannya.Shelia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruko yang di depannya terdapat plang, yang tertera tulisan 'Ruko ini disewakan'. Shelia menatap dari kejauhan, ternyata ruko tersebut terlihat lumayan ramai karena tempatnya strategis. Lalu Shelia melangkahkan kakinya ke tempat tersebut, dan kebetulan sekali pemilik ruko tersebut masih ada di tempat itu. Shelia pun menghampirinya."Maaf, Bu, saya mau tanya, apakah ruko ini masih disewakan?" tanya Shelia."Ya, betul Mbak, ruko ini memang sedang saya sewakan," jawab pemilik ruko tersebut."Berapa, Bu, satu tahunnya?""Satu tahun 15 juta."Shelia memeriksa tasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu ATM. Di dalam kartu ATM itu terdapat sejumlah uang hasil tabungan Shelia, yang ia kumpulkan selama ini
Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke
Shelia yang pada saat itu tengah menaiki sebuah kereta api, terlihat sedang melamun. Ia menuju ke sebuah kota kecil. Shelia sengaja memilih kota yang terpencil, agar dia merasa nyaman dan tidak mudah untuk dicari oleh Adnan ataupun orang suruhannya.Shelia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruko yang di depannya terdapat plang, yang tertera tulisan 'Ruko ini disewakan'. Shelia menatap dari kejauhan, ternyata ruko tersebut terlihat lumayan ramai karena tempatnya strategis. Lalu Shelia melangkahkan kakinya ke tempat tersebut, dan kebetulan sekali pemilik ruko tersebut masih ada di tempat itu. Shelia pun menghampirinya."Maaf, Bu, saya mau tanya, apakah ruko ini masih disewakan?" tanya Shelia."Ya, betul Mbak, ruko ini memang sedang saya sewakan," jawab pemilik ruko tersebut."Berapa, Bu, satu tahunnya?""Satu tahun 15 juta."Shelia memeriksa tasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu ATM. Di dalam kartu ATM itu terdapat sejumlah uang hasil tabungan Shelia, yang ia kumpulkan selama ini
Ketika pagi hari, kepala Shelia merasakan pusing dan akhirnya ia terjatuh pingsan di kamar mandi. Adnan yang pada saat itu sedang memasuki kamar Shelia, langsung menolongnya dan memanggil Dokter. Ketika diperiksa oleh Dokter, Dokter tersebut mengatakan bahwa Shelia positif hamil."Selamat, Tuan Adnan, istri Anda hamil," ucap sang Dokter.Shelia dan Adnan sangat terkejut mendengarnya. Apalagi Shelia, karena ia merasa tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki, lalu mengapa bisa dia hamil? Sementara Adnan, otaknya sedang berpikir keras, apakah ini semua akibat perbuatannya yang selama ini telah menggagahi Shelia setiap malam dengan memberinya obat tidur dan tanpa sepengetahuan Shelia.Kini, Adnan sedang berpikir keras bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Shelia. Tetapi Adnan bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa. Sementara Shelia, dia sudah menjerit histeris dan menangis karena Shelia merasa syok dan juga merasa sangat aneh, atas apa yang menimpanya.Dokter yang melihat s
Shelia melamun, hatinya sedang bertanya-tanya, pikirannya pun tidak tenang karena dia merasakan keanehan pada tubuhnya. Karena sudah beberapa malam ini, semenjak Adnan selalu menggagahinya secara diam-diam, maka ketika pagi harinya Shelia merasakan tubuhnya sakit dan area intinya pun sangat sakit."Apa yang terjadi padaku sebenarnya? Mengapa setiap aku bangun tidur tubuhku terasa remuk redam, sangat sakit, dan area sensitifku juga sakit seperti telah digagahi berkali-kali. Tetapi aku kan sudah tidak bekerja sebagai kupu-kupu malam lagi dan aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan laki-laki, tapi mengapa rasanya tubuhku seperti ini sama halnya seperti aku setelah selesai melayani para pelangganku," batin Shelia.Shelia bergegas membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Karena Shelia tidak mengetahui bahwa dirinya telah melakukan hubungan suami istri, maka ia tidak pernah melakukan mandi wajib. Shelia hanya melakukan mandi biasa saja dan dia tetap