Ketika pagi hari, kepala Shelia merasakan pusing dan akhirnya ia terjatuh pingsan di kamar mandi. Adnan yang pada saat itu sedang memasuki kamar Shelia, langsung menolongnya dan memanggil Dokter. Ketika diperiksa oleh Dokter, Dokter tersebut mengatakan bahwa Shelia positif hamil.
"Selamat, Tuan Adnan, istri Anda hamil," ucap sang Dokter.Shelia dan Adnan sangat terkejut mendengarnya. Apalagi Shelia, karena ia merasa tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki, lalu mengapa bisa dia hamil? Sementara Adnan, otaknya sedang berpikir keras, apakah ini semua akibat perbuatannya yang selama ini telah menggagahi Shelia setiap malam dengan memberinya obat tidur dan tanpa sepengetahuan Shelia.Kini, Adnan sedang berpikir keras bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Shelia. Tetapi Adnan bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa. Sementara Shelia, dia sudah menjerit histeris dan menangis karena Shelia merasa syok dan juga merasa sangat aneh, atas apa yang menimpanya.Dokter yang melihat sikap Adnan dan Shelia yang seperti itu, merasa heran dan aneh, karena Dokter tersebut mengira bahwa Shelia dan Adnan adalah sepasang suami istri, maka di dalam pikirannya, mengapa sepasang suami istri mendengar kabar mengandung, bukannya bahagia tetapi malah histeris.Setelah itu, sang Dokter berpamitan untuk pulang. Dan kini tinggallah Shelia dan Adnan yang saling berdiam diri. Shelia masih saja menangis, merenungi nasibnya yang sangat malang, sementara Adnan sedang berpikir keras, karena dia bingung harus bagaimana menjelaskannya kepada Shelia."Mengapa aku bisa hamil? Padahal aku selama ini tidak pernah lagi melakukannya terhadap laki-laki, lalu mengapa bisa aku hamil seperti ini. Apa yang terjadi padaku? Aku tidak tahu mengapa bisa seperti ini, siapa yang menghamiliku? Ya Tuhan, mengapa hidupku menjadi seperti ini," ucap Shelia sembari sesunggukkan menangis.Adnan memperhatikan Shelia, tetapi dia tidak berkata apa-apa. lalu Shelia kembali berucap ...."Aku sungguh malu jika seperti ini, walaupun aku seorang kupu-kupu malam, tapi setidaknya selama ini aku memakai kontrasepsi sehingga tidak menyebabkan kehamilan, lalu mengapa tiba-tiba setelah aku sudah berhenti dari pekerjaanku tersebut, aku tiba-tiba hamil seperti ini dan tidak tahu siapa laki-lakinya, karena aku tidak pernah merasa melakukannya," imbuh Shelia.Adnan yang mendengar ucapan Shelia tersebut, semakin merasa tertampar. Lalu Adnan pun keluar dari kamar Shelia, dan Adnan langsung menuju ke kamarnya. Di dalam kamarnya, Adnan merenung, dia benar-benar stress memikirkan semua ini. Karena selama ini ia tidak pernah memikirkan akan hal itu, dan kini ia menyesal mengapa selama ini dia tidak menggunakan pengaman."Aku benar-benar bodoh, mengapa aku tidak sampai memikirkan resiko yang akan terjadi karena aku tidak menggunakan pengaman. Kalau sudah begini, apa yang harus aku lakukan?" batin Adnan. ***Malam pun tiba. Shelia terlihat murung di dalam kamarnya. Saat ia melayani makan malam Adnan pun dengan tidak bergairah, mungkin itu juga akibat bawaan hamil dan juga akibat ia sedang stres atas kejadian tersebut. Adnan memperhatikan sikap Shelia yang terlihat sangat berbeda dari biasanya, yang biasanya masih mau berbicara dengannya, tetapi kini Shelia hanya diam saja tidak mau berbicara."Shel, apa kau sudah makan?" tanya Adnan berbasa-basi.Shelia yang saat itu sedang menyiapkan makan malam untuk Adnan, hanya diam saja, karena dia tidak mendengar pertanyaan Adnan. Sementara Adnan yang sudah dua kali menanyainya merasa kesal, karena dia merasa diabaikan oleh Shelia, hingga akhirnya Adnan berteriak dan itu membuat Shelia sangat terkejut."Aku sedari tadi bertanya padamu, tetapi kau mengabaikanku. Memangnya apa maumu, hah?! Dasar wanita jalang!" hardik Adnan."Maaf, Tuan, aku tidak mendengar. Memangnya Tuan bertanya apa?" ucap Shelia."Sudahlah! Sudah basi! Sana kau keluar!" teriak Adnan.Shelia pun bergegas keluar dan menuju ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, Shelia menangis. Ia tengah merenungi nasibnya, dan juga ia merenung karena Adnan setiap hari hanya marah-marah saja terhadapnya."Sepertinya ini memang saatnya untukku pergi dari sini," batin Shelia.Lalu Shelia merapikan dan menyiapkan keperluannya untuk dibawa pergi. Shelia hanya membawa baju miliknya saja dania menggunakan koper kecil. Shelia melihat dinding ternyata waktu masih sore yang menunjukkan pukul 19:00 WIB."Bagaimana caranya aku bisa pergi dari sini? Sementara security saja tidak pernah pergi dari posko. Lalu bagaimana caranya agar aku bisa pergi," batin Shelia.Shelia sedang memikirkan cara supaya dia bisa kabur dari kediaman Adnan. Malam itu, Shelia sengaja tidak tidur, karena dia sedang memilih waktu yang tepat untuk pergi dari rumah Adnan. Ketika dini hari pukul 02:00 WIB, Shelia mengendap-endap berjalan sembari menggendong kopernya, dan melangkah perlahan-lahan menuruni tangga. Ketika ia akan keluar dari gerbang, ia melihat di posko security ternyata security sedang tertidur. Shelia secara perlahan mencuri kunci gerbang dari meja tempat security berjaga, lalu secara perlahan ia membuka gerbang tersebut dan pergi.Pagi hari pun tiba. Adnan yang biasanya pagi-pagi sudah disiapkan oleh Shelia sarapan dan kebutuhannya serta pakaiannya untuk berangkat ke kantor, tetapi hari ini sudah pukul 07.00 Shelia belum ada masuk ke dalam kamarnya dan mengurus keperluannya. Adnan merasa heran sekali. Lalu Adnan melangkah menuju ke kamar Shelia. Betapa terkejutnya Adnan ketika mendapati kamar Shelia yang telah kosong. Lalu Adnan membuka lemari pakaian Shelia, dan ternyata pakaian Shelia sudah tidak ada. Adnan panik dan langsung berlari menuruni anak tangga. Dia memanggil Mama Alda dan para security."Mama ... Security ... sini kalian semua ....!" teriak Adnan.Mama Alda yang saat itu sedang sarapan segera berdiri dan menghampiri sang putra. Sementara kedua security yang berjaga tadi malam langsung berlari mendekati Adnan."Ada apa, Nak? Pagi-pagi kau sudah berteriak-teriak," ucap Mama Alda."Maaf, Tuan, ada apa Anda memanggil kami?" ucap kedua security tersebut."Dimana Shelia? Apakah kalian tidak melihatnya pergi?" tanya Adnan dengan suara yang tinggi."Apa? Shelia pergi?" ucap Mama Alda.Mama Alda berlari menaiki anak tangga dan menuju ke kamar Shelia. Dan benar saja, ternyata Shelia tidak ada. Sementara Adnan, dia sedang menghajar kedua security-nya yang tidak becus berjaga itu."Aku menggaji kalian dengan tinggi, agar kalian bekerja dengan baik dan benar! Tetapi apa? Menghadapi satu orang wanita saja kalian tidak bisa! Kalian sampai lengah seperti itu sehingga Shelia sampai pergi dari sini tanpa sepengetahuan kalian!" ucap Adnan sembari terus menghajar kedua security tersebut dengan membabi buta. Amarah Adnan benar-benar sudah memuncak."Ampun, Tuan, ampuni kami, tolong maafkan kami. Kami tadi malam entah mengapa tiba-tiba sangat mengantuk dan kami tertidur. Mohon maafkan kami Tuan, tolong ampuni kami," berdoa Security itu memohon kepada Adnan."Aku akan memecat kalian! Kalian tidak berguna!" teriak Adnan."Jangan, Tuan, tolong jangan pecat kami, kami sangat membutuhkan pekerjaan ini."Adnan langsung bergegas pergi, ia mengambil kunci mobilnya dan menuju ke kantor, ia langsung menghubungi Antonio sang kepercayaan.Sementara Shelia, dia sedang berada di dalam kereta api. Shelia menuju ke suatu kota kecil. Shelia akan mencari tempat tinggal dan pekerjaan disana. Selama di dalam kereta api tersebut, Shelia terlihat muram dan selalu menitipkan air mata, dia merasa sedih dengan kehidupannya yang semakin hari semakin sulit dan semakin banyak cobaan."Ya Tuhan ... tolong lindungi hamba ... permudahkanlah segala urusan hamba ...." batin Shelia. TBC ( TO BE CONTINUED )Shelia yang pada saat itu tengah menaiki sebuah kereta api, terlihat sedang melamun. Ia menuju ke sebuah kota kecil. Shelia sengaja memilih kota yang terpencil, agar dia merasa nyaman dan tidak mudah untuk dicari oleh Adnan ataupun orang suruhannya.Shelia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruko yang di depannya terdapat plang, yang tertera tulisan 'Ruko ini disewakan'. Shelia menatap dari kejauhan, ternyata ruko tersebut terlihat lumayan ramai karena tempatnya strategis. Lalu Shelia melangkahkan kakinya ke tempat tersebut, dan kebetulan sekali pemilik ruko tersebut masih ada di tempat itu. Shelia pun menghampirinya."Maaf, Bu, saya mau tanya, apakah ruko ini masih disewakan?" tanya Shelia."Ya, betul Mbak, ruko ini memang sedang saya sewakan," jawab pemilik ruko tersebut."Berapa, Bu, satu tahunnya?""Satu tahun 15 juta."Shelia memeriksa tasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu ATM. Di dalam kartu ATM itu terdapat sejumlah uang hasil tabungan Shelia, yang ia kumpulkan selama ini
Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
"Shelia, tolong kau temui pelanggan yang sedang duduk di sudut ruangan itu. Dia ingin berbicara empat mata denganmu," ucap Mami Dahlia, seorang mucikari. "Baik, Mi," ucap Shelia.Shelia terpaksa bekerja sebagai kupu-kupu malam di sebuah tempat prostitusi di kota Metropolitan Jakarta, karena keadaan yang memaksanya. Shelia yang memiliki wajah yang sangat cantik dan memiliki body yang sangat seksi itu, menjadi primadona di tempat tersebut. Sehingga Mami Dahlia sangat menspesialkan Shelia. Dan karena perlakuan Mami Dahlia itu, sering menjadi bumerang bagi Shelia, karena dia sering disakiti oleh teman-temannya yang sesama kupu-kupu malam itu. Karena mereka merasa sangat iri dengannya. Shelia melangkahkan kakinya menuju ke tempat yang paling pojok, untuk menemui seorang laki-laki yang sedang menunggunya untuk menyewa jasanya pada malam ini. "Selamat malam, Tuan. Anda mencari saya?" ucap Shelia dengan ramah. "Ah ... iya, Nona Shelia. Perkenalkan, namaku Antonio. Aku ingin bertemu denganm
Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke
Shelia yang pada saat itu tengah menaiki sebuah kereta api, terlihat sedang melamun. Ia menuju ke sebuah kota kecil. Shelia sengaja memilih kota yang terpencil, agar dia merasa nyaman dan tidak mudah untuk dicari oleh Adnan ataupun orang suruhannya.Shelia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruko yang di depannya terdapat plang, yang tertera tulisan 'Ruko ini disewakan'. Shelia menatap dari kejauhan, ternyata ruko tersebut terlihat lumayan ramai karena tempatnya strategis. Lalu Shelia melangkahkan kakinya ke tempat tersebut, dan kebetulan sekali pemilik ruko tersebut masih ada di tempat itu. Shelia pun menghampirinya."Maaf, Bu, saya mau tanya, apakah ruko ini masih disewakan?" tanya Shelia."Ya, betul Mbak, ruko ini memang sedang saya sewakan," jawab pemilik ruko tersebut."Berapa, Bu, satu tahunnya?""Satu tahun 15 juta."Shelia memeriksa tasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu ATM. Di dalam kartu ATM itu terdapat sejumlah uang hasil tabungan Shelia, yang ia kumpulkan selama ini
Ketika pagi hari, kepala Shelia merasakan pusing dan akhirnya ia terjatuh pingsan di kamar mandi. Adnan yang pada saat itu sedang memasuki kamar Shelia, langsung menolongnya dan memanggil Dokter. Ketika diperiksa oleh Dokter, Dokter tersebut mengatakan bahwa Shelia positif hamil."Selamat, Tuan Adnan, istri Anda hamil," ucap sang Dokter.Shelia dan Adnan sangat terkejut mendengarnya. Apalagi Shelia, karena ia merasa tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki, lalu mengapa bisa dia hamil? Sementara Adnan, otaknya sedang berpikir keras, apakah ini semua akibat perbuatannya yang selama ini telah menggagahi Shelia setiap malam dengan memberinya obat tidur dan tanpa sepengetahuan Shelia.Kini, Adnan sedang berpikir keras bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Shelia. Tetapi Adnan bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa. Sementara Shelia, dia sudah menjerit histeris dan menangis karena Shelia merasa syok dan juga merasa sangat aneh, atas apa yang menimpanya.Dokter yang melihat s
Shelia melamun, hatinya sedang bertanya-tanya, pikirannya pun tidak tenang karena dia merasakan keanehan pada tubuhnya. Karena sudah beberapa malam ini, semenjak Adnan selalu menggagahinya secara diam-diam, maka ketika pagi harinya Shelia merasakan tubuhnya sakit dan area intinya pun sangat sakit."Apa yang terjadi padaku sebenarnya? Mengapa setiap aku bangun tidur tubuhku terasa remuk redam, sangat sakit, dan area sensitifku juga sakit seperti telah digagahi berkali-kali. Tetapi aku kan sudah tidak bekerja sebagai kupu-kupu malam lagi dan aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan laki-laki, tapi mengapa rasanya tubuhku seperti ini sama halnya seperti aku setelah selesai melayani para pelangganku," batin Shelia.Shelia bergegas membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Karena Shelia tidak mengetahui bahwa dirinya telah melakukan hubungan suami istri, maka ia tidak pernah melakukan mandi wajib. Shelia hanya melakukan mandi biasa saja dan dia tetap