Shelia yang pada saat itu tengah menaiki sebuah kereta api, terlihat sedang melamun. Ia menuju ke sebuah kota kecil. Shelia sengaja memilih kota yang terpencil, agar dia merasa nyaman dan tidak mudah untuk dicari oleh Adnan ataupun orang suruhannya.
Shelia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruko yang di depannya terdapat plang, yang tertera tulisan 'Ruko ini disewakan'. Shelia menatap dari kejauhan, ternyata ruko tersebut terlihat lumayan ramai karena tempatnya strategis. Lalu Shelia melangkahkan kakinya ke tempat tersebut, dan kebetulan sekali pemilik ruko tersebut masih ada di tempat itu. Shelia pun menghampirinya."Maaf, Bu, saya mau tanya, apakah ruko ini masih disewakan?" tanya Shelia."Ya, betul Mbak, ruko ini memang sedang saya sewakan," jawab pemilik ruko tersebut."Berapa, Bu, satu tahunnya?""Satu tahun 15 juta."Shelia memeriksa tasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu ATM. Di dalam kartu ATM itu terdapat sejumlah uang hasil tabungan Shelia, yang ia kumpulkan selama ini, yang merupakan hasilnya bekerja sebagai kupu-kupu malam, dan juga hasil ia bekerja dengan Adnan. Lalu Shelia membayar sewa ruko tersebut."Karena saya saat ini sedang membutuhkan tempat tinggal sekaligus tempat usaha, jadi saya langsung bayar lunas," ucap Shelia."Baik, Mbak, mari silakan masuk."Shelia pun masuk dan melihat isi di dalam ruko itu yang sudah lengkap dengan etalase dan showcase besar, tempat untuk menyimpan makanan atau minuman. Ruko tersebut memiliki dua lantai. Di lantai dua adalah tempat tidur Shelia, sedangkan di lantai bawah adalah toko untuk Shelia membuka usaha yaitu untuk membuat kue, untuk ia jual di ruko tersebut.Hari itu juga Shelia langsung membersihkan ruko itu. Ia langsung membersihkannya dan merapikannya. Walaupun terkadang ia merasakan mual dan pusing, tetapi Shelia memaksakan diri untuk mengerjakannya. Karena ia akan segera menggunakan ruko tersebut untuk mulai berjualan kue. Shelia juga memasak untuknya makan.Malam pun tiba, Shelia sudah terlelap karena ia merasa sangat lelah karena tadi siang ia telah membersihkan ruko sebesar itu. Tetapi saat tengah malam Shelia tiba-tiba terbangun. Shelia memegang perutnya dan tiba-tiba ia menangis."Aku seperti sedang bermimpi. Bagaimana bisa aku hamil, sedangkan aku tidak pernah merasa melakukan hubungan suami istri, karena aku sudah lama keluar dari rumah bordir itu. Dan aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan laki-laki selain Tuan Adnan dan Tuan Antonio, dan itu juga hanya sebatas pekerjaan," batin Shelia.Shelia menatap bagian perutnya yang masih rata, kemudian dia mengelus-elusnya."Lagi pula aku tidak pernah keluar dari rumah Tuan Adnan, hari-hariku aku habiskan hanya di rumahnya saja untuk melakukan pengobatan terhadap dirinya dan juga melayaninya," Shelia kembali membatin.Shelia menarik napas, ia menyusut air matanya yang terus saja mengalir membanjiri pipinya yang putih mulus itu."Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku ini? Aku malu jika aku sampai melahirkan tanpa seorang suami, sementara statusku masih lajang. Tuhan, tolong berilah petunjuk pada hambamu ini, berilah kemudahan dalam segala urusan hamba."Shelia bangkit dan berdiri. Tangannya tidak luput dari perutnya."Hamba tahu, bahwa hamba adalah manusia yang berlumur dosa, tetapi tidak mungkin aku akan menambah dosa dengan cara menggugurkan bayi di dalam kandunganku ini. Bayi ini tidak bersalah dan tidak berdosa, tetapi aku hanya bingung, karena aku hamil tetapi aku tidak pernah merasa melakukan hubungan suami istri dengan laki-laki, lalu mengapa bisa aku hamil?"Shelia terus saja berbicara pada dirinya sendiri. Shelia masih memikirkan apa dan bagaimana cara yang akan dia lakukan kedepannya nanti. Untuk saat ini perutnya masih rata tidak akan diketahui oleh orang bahwa ia Tengah mengandung, tetapi seiring bertambahnya usia, kandungan itu pasti akan bertambah besar dan perutnya pun pasti akan semakin membuncit. Lalu bagaimana jika orang-orang bertanya dimana suaminya? Dimana ayah dari bayi itu? Apa yang harus Shelia katakan. ***Sementara itu, di kota Jakarta, tepatnya di kediaman Adnan. Adnan tiba-tiba terbangun saat tengah malam. Ia tiba-tiba sangat ingin memakan nasi goreng kambing. Lalu Adnan menghubungi Antonio dan memintanya untuk membeli nasi goreng kambing. Antonio langsung menjalankan perintah sang Bos.Tidak berapa lama kemudian, Antonio datang dengan membawa pesanan Adnan. Ketika Antonio akan beranjak pergi, Adnan menahannya."Antonio, tunggu!" ucap Adnan."Ya, Tuan, ada apa?" ucap Antonio."Aku ingin makan nasi uduk dan ayam goreng dan juga lele goreng.""Hah! Tuan, apa kau tidak salah? Kau baru saja memakan nasi goreng kambing.""Cepatlah, Antonio! Aku sangat lapar. Aku sangat menginginkannya!" teriak Adnan.Lalu Antonio pun bergegas keluar dan kembali mencari tempat jualan nasi uduk. Untung saja di pinggiran jalan masih ada jualan nasi uduk. Antonio pun memesan sebanyak 5 porsi, agar ia tidak bolak-balik jika Adnan masih merasa lapar. Adnan makan dengan begitu lahapnya."Antonio, mengapa kau membeli banyak sekali? Aku kan hanya ingin satu porsi saja," protes Adnan."Aku sengaja membeli banyak, agar jika kau masih lapar, aku tidak perlu lagi untuk keluar membelinya," ucap Antonio."Kau salah. Karena aku hanya ingin makan satu porsi saja, tidak perlu banyak-banyak. Dan sekarang aku sedang menginginkan martabak telor."Antonio semakin merasa terkejut mendengarnya, karena baru kali ini Adnan menginginkan makanan kaki lima. Ada apa dengan Bos-nya ini, mengapa tiba-tiba dia ingin makan makanan orang kampung dan orang kecil."Ada apa dengan Tuan Adnan? Karena tidak seperti biasanya dia menginginkan makanan-makanan yang ada di pedagang kaki lima. Malam-malam begini dia ingin ini ingin itu, sungguh aneh sekali, dia seperti bukan dirinya." batin Antonio sembari menatap Adnan dengan tajam. Sementara Adnan sedang menikmati makanannya. Dia tahu bahwa Antonio sedang menatapnya dengan tajam, tetapi dia tidak memperdulikannya, dia terus saja makan hingga kenyang."Aku sudah kenyang. Sekarang jika kau ingin pulang, pulanglah!" usir Adnan."Ya Tuhan, Tuan, sekarang sudah jam tiga dini hari. Tega sekali kau mengusirku. Aku sudah sangat mengantuk, Tuan, jadi tolong izinkan aku tidur disini," ucap Antonio memelas."Terserahlah! Aku ingin tidur." lalu Adnan meninggalkan Antonio.Ketika pagi hari, saat Adnan bangun tidur, ia langsung berlari ke kamar mandi. Perutnya sangat mual, dia pun langsung muntah-muntah, Adnan mengeluarkan semua makanan yang semalam telah ia mankan. Wajahnya sampai pucat pasi. Mama Alda yang pada saat itu sedang lewat di depan Kamar Adnan, langsung berlari masuk. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membantu memijit belakang leher sang putra."Ada apa denganmu, Nak? Apakah kau masuk angin? Ayo kita berobat ke rumah sakit saja," ucap Mama Alda."Tidak, Ma, aku tidak apa-apa, jangan khawatir. Entahlah saat aku bangun tidur, tiba-tiba sangat mual, dan semua makanan yang aku makan tadi malam, semuanya sudah keluar," ucap Adnan."Lebih baik kau tidak usah berangkat ke kantor dulu, Nak. Lihatlah wajahmu sangat pucat. Mama sangat mengkhawatirkanmu," ucap Mama Alda."Aku tidak mau, aku baik-baik saja. Aku mau mandi dulu."Lalu Mama Alda keluar, dan Adnan pun segera melakukan ritual mandinya. Setelah itu dia berangkat ke kantor. Namun ketika sampai di kantor, Adnan terlihat sangat lesu, dia tidak bergairah dan pikirannya pun selalu tertuju pada Shelia."Shelia, kemana kau pergi? Aku tahu kau pergi karena kau positif hamil, tolong kembalilah Shel, maafkan aku. Aku tahu bahwa aku salah. Ini semua salahku. Ah ... mengapa jika aku membayangkannya, kejantananku bereaksi seperti ini. Ahh ... aku merindukannya." TBC ( TO BE CONTINUED )Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
"Shelia, tolong kau temui pelanggan yang sedang duduk di sudut ruangan itu. Dia ingin berbicara empat mata denganmu," ucap Mami Dahlia, seorang mucikari. "Baik, Mi," ucap Shelia.Shelia terpaksa bekerja sebagai kupu-kupu malam di sebuah tempat prostitusi di kota Metropolitan Jakarta, karena keadaan yang memaksanya. Shelia yang memiliki wajah yang sangat cantik dan memiliki body yang sangat seksi itu, menjadi primadona di tempat tersebut. Sehingga Mami Dahlia sangat menspesialkan Shelia. Dan karena perlakuan Mami Dahlia itu, sering menjadi bumerang bagi Shelia, karena dia sering disakiti oleh teman-temannya yang sesama kupu-kupu malam itu. Karena mereka merasa sangat iri dengannya. Shelia melangkahkan kakinya menuju ke tempat yang paling pojok, untuk menemui seorang laki-laki yang sedang menunggunya untuk menyewa jasanya pada malam ini. "Selamat malam, Tuan. Anda mencari saya?" ucap Shelia dengan ramah. "Ah ... iya, Nona Shelia. Perkenalkan, namaku Antonio. Aku ingin bertemu denganm
Adnan merasa sangat terhina karena Mamanya yang menyuruh seorang kupu-kupu malam untuk mengobati penyakit impotennya. Adnan marah kepada Shelia, dia menghardik Shelia dan menghinanya, tetapi Shelia tetap bertahan karena dia sudah terlanjur menerima pekerjaan tersebut."Dasar wanita murahan! Berapa Mamaku membayarmu sehingga kau rela untuk melakukan pekerjaan kotor seperti ini!? Aku tahu kau pasti ingin merasakan kenikmatan padaku, kan? Dasar wanita pelacur!" hardik Adnan."Maaf, Tuan Adnan, saya terpaksa melakukan ini karena ini adalah pekerjaan yang sudah diterima oleh Mami Dahlia, dan Nyonya Alda sudah membayarnya, jadi saya harus bertanggung jawab," ucap Shelia."Aku tidak sudi kau sentuh! Pergilah!" teriak Adnan.Nyonya Alda yang melihat kemarahan pada putranya itu, langsung menengahi. Ia berbicara secara halus terhadap Adnan agar Adnan tidak emosi terhadap Shelia."Adnan, mama melakukan semua ini demi kebaikanmu, Nak. Ingatlah, dulu kau diceraikan oleh istrimu karena penyakit impo
Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke
Shelia yang pada saat itu tengah menaiki sebuah kereta api, terlihat sedang melamun. Ia menuju ke sebuah kota kecil. Shelia sengaja memilih kota yang terpencil, agar dia merasa nyaman dan tidak mudah untuk dicari oleh Adnan ataupun orang suruhannya.Shelia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruko yang di depannya terdapat plang, yang tertera tulisan 'Ruko ini disewakan'. Shelia menatap dari kejauhan, ternyata ruko tersebut terlihat lumayan ramai karena tempatnya strategis. Lalu Shelia melangkahkan kakinya ke tempat tersebut, dan kebetulan sekali pemilik ruko tersebut masih ada di tempat itu. Shelia pun menghampirinya."Maaf, Bu, saya mau tanya, apakah ruko ini masih disewakan?" tanya Shelia."Ya, betul Mbak, ruko ini memang sedang saya sewakan," jawab pemilik ruko tersebut."Berapa, Bu, satu tahunnya?""Satu tahun 15 juta."Shelia memeriksa tasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu ATM. Di dalam kartu ATM itu terdapat sejumlah uang hasil tabungan Shelia, yang ia kumpulkan selama ini
Ketika pagi hari, kepala Shelia merasakan pusing dan akhirnya ia terjatuh pingsan di kamar mandi. Adnan yang pada saat itu sedang memasuki kamar Shelia, langsung menolongnya dan memanggil Dokter. Ketika diperiksa oleh Dokter, Dokter tersebut mengatakan bahwa Shelia positif hamil."Selamat, Tuan Adnan, istri Anda hamil," ucap sang Dokter.Shelia dan Adnan sangat terkejut mendengarnya. Apalagi Shelia, karena ia merasa tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki, lalu mengapa bisa dia hamil? Sementara Adnan, otaknya sedang berpikir keras, apakah ini semua akibat perbuatannya yang selama ini telah menggagahi Shelia setiap malam dengan memberinya obat tidur dan tanpa sepengetahuan Shelia.Kini, Adnan sedang berpikir keras bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Shelia. Tetapi Adnan bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa. Sementara Shelia, dia sudah menjerit histeris dan menangis karena Shelia merasa syok dan juga merasa sangat aneh, atas apa yang menimpanya.Dokter yang melihat s
Shelia melamun, hatinya sedang bertanya-tanya, pikirannya pun tidak tenang karena dia merasakan keanehan pada tubuhnya. Karena sudah beberapa malam ini, semenjak Adnan selalu menggagahinya secara diam-diam, maka ketika pagi harinya Shelia merasakan tubuhnya sakit dan area intinya pun sangat sakit."Apa yang terjadi padaku sebenarnya? Mengapa setiap aku bangun tidur tubuhku terasa remuk redam, sangat sakit, dan area sensitifku juga sakit seperti telah digagahi berkali-kali. Tetapi aku kan sudah tidak bekerja sebagai kupu-kupu malam lagi dan aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan laki-laki, tapi mengapa rasanya tubuhku seperti ini sama halnya seperti aku setelah selesai melayani para pelangganku," batin Shelia.Shelia bergegas membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Karena Shelia tidak mengetahui bahwa dirinya telah melakukan hubungan suami istri, maka ia tidak pernah melakukan mandi wajib. Shelia hanya melakukan mandi biasa saja dan dia tetap