Share

Vonis mandul ditengah kehamilan istriku
Vonis mandul ditengah kehamilan istriku
Penulis: Rhienz

Aku mandul

Penulis: Rhienz
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-11 10:39:55

Mataku terbelalak dan nafasku seakan tercekat setelah melihat isi tulisan dari sebuah kertas yang di sodorkan dokter Temi kepadaku. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku baca.

Dalam kertas ini tertulis jelas bahwa aku mandul. Yang benar saja, mana mungkin aku mandul. Aku yakin hasil pemeriksaan ku barusan keliru, bisa saja hasil tesnya tertukar dengan pasien lain.

"Dokter, apa anda yakin dengan hasil tes yang anda berikan ini? Tidak mungkin saya mandul, dok!" ucapku pada dokter Temi yang duduk di hadapanku. Wajahnya nampak sedikit bingung untuk menjelaskan semua ini padaku.

"Yang sabar ya, Pak! Saya tau bagaimana perasaan Bapak saat ini. Saya yakin Tuhan punya rencana lain dibalik kondisi Bapak yang tidak bisa memiliki anak," jawab dokter Temi, dia berusaha menenangkan ku.

"Maksud Bapak apa bicara seperti itu? Sudah jelas Bapak keliru memberikan hasil tes kesuburan saya, saya yakin saya tidak mandul, Pak!" Lagi-lagi aku berusaha meyakinkan dokter Temi bahwa dialah yang sebenarnya salah memberikan hasil tes nya kepada ku.

Dokter Temi menggeleng dan tersenyum, seolah tau apa yang aku rasakan saat ini.

Setelah pertemuan ku dengan Desi tadi pagi, aku memutuskan untuk melakukan tes kesuburan ku, dan ternyata hasilnya begitu mencengangkan.

***

"Desi!" ucapku pada wanita yang tengah berdiri di depanku. Seorang wanita cantik yang mengenakan gamis berwarna pastel yang begitu mewah, penampilannya sangat berbeda dengan dulu. Sekarang dia terlihat begitu anggun dan berkelas, namun satu hal yang membuatku terkejut melihatnya, wanita yang pernah menjadi istriku itu tengah berbadan dua.

"Mas Anton!" jawabnya terkejut melihatku berdiri di belakangnya.

"Ka-kamu hamil, Des? Ko bisa?" ucapku yang benar-benar terkejut melihat Desi tengah berbadan dua.

"Alhamdulillah, Mas! Atas izin Allah aku bisa hamil, kamu-apa kabar, Mas? Lama tidak bertemu, sama siapa kesini?" ucapnya tersenyum ramah padaku.

"Ka-kabarku baik, Des! Kabar kamu sendiri gimana?" sahutku sedikit terbata, karena masih tidak percaya melihat Desi yang mandul kini tengah hamil tua.

"Syukurlah kalau begitu Mas, gimana kabar Ibu dan Bapak?" lagi-lagi Desi bertanya dengan ramah padaku, seolah melupakan masa lalunya yang buruk saat menjadi istriku.

5 tahun aku dan Desi hidup sebagai suami istri, Desi adalah istri yang sangat baik, dan sabar. Tiap hari dia selalu mendapatkan perlakuan buruk dari Ibu maupun Bapak. Ibu selalu memperlakukan Desi seperti pembantu bukan sebagai menantu. Tapi, Desi tidak pernah mengeluh sedikitpun, dia selalu bersikap baik pada kedua orang tuaku. Saat menjadi istriku tubuhnya begitu kurus, kulitnya kering tidak terawat, bahkan baju yang ia pakai adalah baju-baju lamanya semasa ia gadis.

Aku memang tidak pernah memberinya nafkah, karena kami tinggal menumpang di rumah Ibu. Dan Ibulah yang memegang keuangan ku selama lima tahun menikah dengan Desi, sedikitpun dia tidak pernah mengeluh soal itu.

Seiring berjalannya waktu, Ibu dan Bapak selalu meminta cucu dariku, bahkan berkali-kali mereka menuduh Desi mandul, karena tidak bisa segera hamil. Cacian dan hujatan sudah menjadi sarapan rutin Desi setiap hari, walaupun aku tau Ibu dan Bapak memperlakukan Desi dengan sangat buruk, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena jika aku membela Desi, Ibu dan Bapak akan mengancam ku. Mereka tak segan-segan mencoret ku dari daftar penerima harta warisan mereka. Tentu aku tidak ingin sampai itu terjadi.

Ibu terus saja memaksaku untuk menceraikan Desi, bahkan Ibu berbicara dengan lantang di hadapan Desi, bahwa ia akan menjodohkan ku dengan gadis pilihannya yang bisa memberinya cucu.

Desi menangis dan memohon agar aku tidak menceraikannya, tapi Ibu tidak peduli dengan tangisan Desi, dia tetap saja mencarikan gadis yang akan ia nikahkan denganku.

"Dasar mantu mandul gak tau diri! Sudah untung kau tidak ku usir dari rumah ini! Aku tidak Sudi punya menantu yang mandul seperti mu! Kau hanya akan membuat malu keluarga ku! Jadi, jangan banyak nuntut, kau harus terima dimadu! Karena dengan atau tanpa persetujuan mu, Anton akan tetap menikah dengan Nisa!" Mendengar ucapan Ibu, Desi berlari ke kamar dan mengurung diri seharian, sampai keesokan harinya ia jatuh sakit.

Dan semenjak saat itu, Desi menjadi jarang bicara padaku, sampai berminggu-minggu ia sering mengurung diri dikamar, jarang ikut makan bersama. Setelah selesai mengerjakan semua tugas di rumah, Desi langsung kembali ke kamar, setiap hari dia selalu mendapat cacian dan hujatan dari para tetangga yang telah di hasut oleh Ibu, hingga akhirnya dia menyerah dan memintaku untuk menceraikannya.

"Mas! Mas Anton, ko malah bengong, Ibu dan Bapak gimana kabarnya? Sehat?" Suara Desi membangunkan lamunanku.

Aku tak bisa banyak berkata, saat itu aku hanya mengangguk mengiyakan ucapan Desi.

Dan setelah pertemuanku dengan Desi, aku langsung memutuskan untuk memeriksakan kondisi kesuburan ku ke rumah sakit. Namun, kenyataan yang kudapat sangat mengejutkan. Aku benar-benar tidak menyangka, bahwa akulah yang selama ini mandul.

Jika hasil tes ini mengatakan aku ini mandul, lantas anak siapa yang ada di rahim istriku Nisa? Saat ini Nisa tengah hamil 5 bulan.

Dengan siapa Nisa melakukannya? Dia wanita yang pendiam dan tidak pernah keluyuran. Jangankan untuk jalan-jalan, untuk pergi ke pasar saja dia masih harus ditemani oleh Ibu.

Di Jakarta dia tidak punya saudara maupun teman, yang dia tau hanya keluarga ku dan tetangga terdekat saja. Nisa istri yang baik dan lugu, bahkan di era secanggih ini, dia tidak mau menggunakan HP android, dia lebih memilih menggunakan HP jadul miliknya. Bahkan semua tetangga di komplek sangat iri pada Ibu, karena memiliki menantu selugu dan sependiam Nisa.

Sepanjang hari Nisa hanya menghabiskan waktu dirumah, lantas--dengan siapa dia berbuat zina?

Argh! Aku benar-benar bingung. Pasalnya dirumah hanya ada 3 laki-laki, yaitu aku, Bapak dan juga Arjuna, adik ku yang masih kelas 2 SMA.

Apa mungkin Bapak atau Arjuna pelakunya? Kalau benar salah satu diantara mereka yang menghamili Nisa, aku tidak akan memaafkan nya. Aku harus mencari tau, siapa laki-laki yang selama ini telah tidur dengan istriku.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
nzjzjskjsjdndnf
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
dhuarrrrrrr
goodnovel comment avatar
chanel intani
Desi mantan istrinya dulu dibilang mandul,tapi pas ketemu malah lagi hamil, dan Nisa istrinya yang sekarang.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Siapakah yang menghamili Nisa?

    Bab 2Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuAku masih duduk terpaku sambil memegang kertas ini, sedangkan dokter Temi nampaknya harus segera menerima pasien lain yang sudah menunggu diluar."Maaf Pak Anton, saya mengerti anda pasti masih kecewa dengan hasil tesnya, jika anda ragu dengan hasil tes dari rumah sakit ini, anda bisa mencoba memeriksakan kesuburan Anda di rumah sakit lain. Tapi saya yakin, hasilnya akan sama," ucap dokter Temi meyakinkan ku."Baiklah, dok! Terimakasih banyak. Kalau begitu saya permisi dulu!" sahutku, lalu keluar dari ruangan dokter Temi dengan membawa selembar kertas yang dari tadi tak henti-hentinya kupandangi.****"Kring!" dering ponselku berbunyi, sebuah panggilan masuk dari Ibu."Anton, kamu dimana? Ko lama sekali beli ayam gorengnya?" tanya Ibu di seberang telpon, Ibu pasti sudah menunggu dari tadi."Ma-af Bu, tadi Anton bertemu teman lama, jadi kami ngobrol dulu, sampai lupa waktu,"

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Benda mengejutkan dikamar Arjuna

    Bab 3Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuHatiku memanas seketika, setelah melihat Arjuna kelelahan seperti itu, habis ngapain dia, jika bukan habis bercinta dengan Nisa! Aku berusaha tetap tenang, aku tidak boleh gegabah."Jun! Kamu habis ngapain malam-malam gini keringatan kayak gitu?" tanyaku penuh selidik, aku benar-benar penasaran dengan jawaban dari anak ini."Eh Mas, belum tidur, Mas?" jawabnya santai, dia malah balik tanya kepadaku."Belum, belum ngantuk! Pertanyaan Mas, gak kamu jawab? kamu habis ngapain malam-malam gini gak Pake baju, keringat gitu?""Owh, aku habis push up, Mas! Olahraga, biar punya badan kayak Mas Anton," jawabnya santai. Dia sama sekali tidak terlihat panik maupun kikuk."Malam-malam gini olah raga, olah raga tuh pagi! biar sehat, bukan malam!" jawabku sedikit ketus, pasalnya aku tidak percaya dengan Jawaban Arjuna."Mas ngapain disini? Mau bikin mie instan juga, k

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Tanda merah di leher Arjuna

    Bab 4Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuJangan-jangan benar, Arjuna lah Ayah dari anak yang dikandung Nisa!“Anton! Ko lama banget kamu nyari sarungnya? uda ketemu apa belum?” teriak Ibu memanggilku dari luar. Membuatku terkejut dan langsung memasukan tali bra ini ke dalam saku celanaku. Aku pun bergegas keluar dari kamar Arjuna, dan langsung menyerahkan sarung yang kuambil kepada Ibu yang sudah berdiri di depan pintu kamar.“Kamu ini, ngambil sarung aja lama! bikin Bapakmu emosi aja pagi-pagi!” cetus Ibu padaku.Aku tak begitu menghiraukannya, karena Bapak memang sudah biasa marah-marah seperti ini. kulihat jam di tangan, waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi, aku harus segera bersiap-siap pergi ke kantor. Ku ambil handuk yang menggantung di belakang pintu kamar, aku pun bergegas untuk mandi.Selesai mandi aku kembali ke kamar, kulihat Nisa sudah tidak ada di kamar, kemana dia? Apa jangan-ja

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Merintih di kamar Ibu

    Bab 5Vonis mandul ditengah kehamilan istriku"Ini lo, Bapakmu jatuh dari kursi roda!" jawab Ibu yang masih kesal."Ko bisa jatuh sih, Bu?" tanya Arjuna heran."Tau tuh, Mas mu! Bapak ditinggal di teras sendirian, uda tau lantainya masih licin!""Yaelah, Mas! Aneh-aneh aja, untung Bapak gak apa-apa, coba kalau sampai tergelincir dan bablas sampai ke jalan, kan bahaya, Bapak bisa ditabrak mobil, ih ngeri" sahut Arjuna lalu mulai memasang sepatu di kakinya.Ingin sekali rasanya aku bertanya mengenai tanda merah yang ada di lehernya. Tapi, aku tidak mungkin bertanya di depan Ibu dan Bapak."Ton! Anton!" lagi-lagi Ibu berteriak padaku."Ada apa lagi, Bu?""Kamu ini malah bengong! cepat antar Bapakmu ke dalam! Ibu mau bayar tukang sayur dulu, barusan keburu lari, jadi gak sempet bayar!""Biar Anton saja yang bayar, sekalian Anton juga mau berangk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Penjelasan Dokter yang mengejutkan

    "Ton, ngebut dong! Uda tau istrimu kesakitan gini, cepat ngebut!" wajah Ibu benar-benar panik karena Nisa terus kesakitan."Iya, Bu! Iya, Anton juga uda berusaha ngebut, tapi kan Ibu liat sendiri jalanan macet,""Emang gak ada jalan lain yang lebih cepat dan gak macet?""Gak ada, Bu! Ini jalan satu-satunya. Ibu tentang aja, jangan panik, agar Nisa nya juga gak semakin panik! Lebih baik Ibu berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa dengan kandungan Nisa!" ucapku berusaha menenangkan Ibu.Setelah menembus kemacetan, akhirnya kita pun sampai di rumah sakit. Aku segera memanggil perawat untuk membawa Nisa ke ruang UGD, agar Nisa segera diberi pertolongan.Wajahnya semakin pucat, badannya mulai lemas. Kenapa sebenarnya Nisa? Apa yang telah dia lakukan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Cairan putih tercecer dilantai

    Bab 7#RhienzVonis mandul ditengah kehamilan istriku"Bunda ayo, katanya mau ke kantor Ayah! Ayo dong Bunda, cepetan!" rengek anak perempuan yang terlihat begitu akrab dengan Desi itu."Iya sayang, sebentar ya!" jawab Desi lembut, tangannya membelai rambut ikal anak itu."Des! Ini anak siapa?" tanyaku penasaran."Ini anak sambung ku, Mas! Anak dari suami ku, namanya Acha. Ayo Acha sayang, salim dulu sama Om!" seru Desi menyuruh anak kecil yang usianya sekitar 3 tahun itu. Dengan cepat tangan mungilnya mengulur di hadapanku, ia pun mencium tanganku dengan sopan."Mas, maaf ya. Aku harus buru-buru pergi, aku pamit dulu ya, Mas!" Desi pun pergi karena anak tirinya terus saja merengek minta segera pulang. Padahal aku belum sempat meminta no HP nya."Anton! Mana wanita yang tengah hamil itu? Siapa dia?" tanya Ibu terpogoh-pogoh menghampiri ku. Ibu hanya melihat punggung De

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Dasar anak haram!

    Bab 8#RhienzVonis mandul ditengah kehamilan istriku"Ada apa sih, Mas? Baru datang ko teriak-teriak, bukannya salam?" Nisa terpogoh-pogoh menghampiriku, dia membawa keranjang berisi setumpuk baju."Kamu dari mana aja? Aku cari kemana-mana gak ada! Mana Bapak dan Arjuna!" Bentakan ku membuat Nisa ketakutan."Aku habis angkat jemuran, Mas! Kamu kenapa sih marah-marah?" Sahutnya dengan wajah sedih karena hentakan suaraku yang keras."Uda kamu jawab aja! Mana Bapak dan Arjuna? Dimana mereka bersembunyi, hah!" Aku benar-benar emosi, ingin rasanya kutampar wajah polosnya."Bapak dan Arjuna pergi jalan-jalan keliling komplek, Mas!" jawabnya menunduk ketakutan. Wanita ini, pintar sekali dia berbohong, mana mungkin panas-panas gini Bapak jalan-jalan keliling komplek, bersama Arjuna lagi! Dia pikir aku akan percaya dengan ucapannya!"Coba kamu lihat ini!" ser

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Melihat Bukti Rekaman CCTV

    Bab 9#RhienzVonis mandul ditengah kehamilan istriku"Sudah-sudah! Kalian ini malah bertengkar!" ucap Ibu berusaha mengalihkan percakapan ku dan Bapak. "Tapi, Bu! Kenapa Bapak bilang aku ini anak haram?" tanyaku pada Ibu."Sudahlah Anton! Bapakmu itu lagi emosi, jadi ngomongnya ngelantur! Lebih baik, sekarang kamu bujuk Nisa! Jangan sampai dia kekeh minta pulang kampung! Ibu gak mau kalau Nisa sampai ngadu sama orang tuanya!" ucap Ibu sambil menarik tanganku, menjauh dari Bapak.Baiklah, mungkin kali ini, aku masih harus mengalah, tapi tidak untuk hari-hari selanjutnya. Seperti tadi, aku terlalu cepat menyimpulkan tanpa bukti yang kuat, akhirnya malah berantakan. Bukannya kebenaran yang aku dapat melainkan teka-teki baru yang keluar dari mulut Bapak.Aku yakin, Bapak tidak salah bicara, tidak mungkin dia memanggilku anak haram, jika tidak ada sebabnya. Kalau hanya karena emosi, masa iya Ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26

Bab terbaru

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Terimakasih Para Reader

    Hallo semuanya šŸ„°šŸ„° Akhirnya setelah penantian dan proses yang cukup lama. Novel Vonis mandul ditengah kehamilan istriku atau disingkat menjadi (VMDKI) Ending juga šŸ„³šŸ„³šŸ„³Pertama-tama Saya mengucapkan terimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa dan juga kepada Keluarga besar saya yang telah mendukung saya menjadi seorang Penulis. Dan yang paling spesial adalah terimakasih saya kepada seluruh pembaca setia novel VMDKI yang mengikuti novel ini dari awal terbit sampai tamat. 200 bab bukanlah jumlah yang sedikit, dan tentunya banyak diantara kalian semua yang sudah menghabiskan dana untuk membaca novel ini. Saya mohon maaf telah membuat kalian menghabiskan uang jajan atau bahkan uang dapur kalian untuk cerita ini. Semoga kalian bisa mendapat ganti yang berlipat ganda, semoga selalu di beri kesehatan, dan di lancarkan rezekinya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan Typo di dalam Novel ini. Jika berkenan yuk, baca juga novel ottor yang lainnya. *Yang suka dr

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā TAMAT

    ***Setelah pertemuan itu mereka tidak lagi bertemu sampai acara pernikahan tiba. Anton dan Adelia hanya berkomunikasi lewat telepon dan watsap.Ā Hari terus berganti, kedua keluarga semakin sibuk mempersiapkan acara sakral itu. Mereka ingin acara itu menjadi pernikahan termewah di Jakarta.Ā Malam ini kedua keluarga mengadakan pertemuan tertutup. Dua pasangan paruh baya itu mengadakan jamuan di sebuah restoran VVIP untuk membahas persiapan pesta yang akan digelar besok. Mereka ingin memastikan jika semua persiapan sudah seratus persen.Ā "Syukurlah jika semuanya sudah siap, saya sangat lega mendengarnya! Ini adalah momen spesial untuk kami," ucap Tuan Romy lega.Ā "Iya, Pak. Kami pun begitu, rasanya tidak sabar untuk menunggu hari esok," jawab Pak Tio.Ā "Kalau begitu, kita akhiri saja pertemuan ini, sepertinya sudah malam juga, sudah waktunya kita istirahat agar besok pagi tidak terlambat," ucapnya. Mereka p

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Di tahan dulu kangennya!

    ***Dengan wajah memerah, Anton keluar dari minimarket membawa bungkusan berwarna merah muda itu.Ā "Sial! Gara-gara Adel, aku jadi di ketawain anak-anak ABG tadi, mana jadi bahan olok-olokkan mereka lagi," cetus Anton menutup pintu mobilnya dengan kesal."Lagian, ngapain juga tuh kasir banyak tanya, pake acara nawarin merek lain segala lagi, memang dia pikir' saya ngerti apa dengan merek-merek pembalut? Aneh-aneh aja tuh orang," Anton menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan minimarket berlogo merah kuning itu.Sesampainya di rumah Adel, Anton pun langsung masuk ke dalam rumah yang tidak di kunci itu sesuai perintah Adel saat ia menelpon."Adel! Kamu dimana?""Gue di kamar! Lo sini aja! Gue nggak bisa turun nih," teriak Adel menyahut dari kejauhan."Jangan bercanda dong, Del! Di rumah kamu nggak ada siapa-siapa, ntar kalau tiba-tiba Papa dan Mama kamu datang dan melihat saya ada di k

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Apa? beliin pembalut?

    šŸ€šŸ€šŸ€"Ibu langsung istirahat saja! Ibu pasti capek, kan? Barang-barangnya biar si Mbok dan Sulis yang urus!" ucap Anton saat mereka tiba di rumah sang Ayah.Ā Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan menuruti seruan anaknya. Sedangkan Anton segera masuk ke dalam kamarnya, ia pun merasa lelah setelah membantu memindahkan barang-barang ibunya.Kring! Kring!Ā Ponsel Anton berdering, dengan cepat ia mengangkat panggilan masuk dari Lilis.Ā "Halo, assalamualaikum' Mbak,""Waalaikumsalam, Mas. Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih atas paket yang dikirim mas Anton. Anak-anak senang sekali, Mas,""Syukurlah kalau paketnya sudah sampai, Mbak. Semoga Fadlan dan Aqila menyukainya," ucap Anton lega. Tiga hari lalu Anton mengirim perlengkapan sekolah untuk kedua adik iparnya itu. Mulai dari baju seragam, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya.Ā "Suka banget, Mas. Dari tadi mereka nggak sabar ingin bilang terima

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Mengubur semua kenangan buruk kita

    šŸ€šŸ€šŸ€Satu minggu sebelum pernikahan Anton di gelar, Tuan Romy dan Bu Minah pun melangsungkan acara pernikahan mereka di kediaman Tuan Romy, acaranya berlangsung khidmat dan sederhana sesuai permintaan Bu Aminah. Hanya kerabat dan orang-orang terdekat mereka yang menghadiri acara tersebut.Ā Bu Aminah tampak begitu cantik dengan balutan kebaya Jawa, begitupun dengan Tuan Romy, pria lima puluh dua tahun itu tampak gagah dengan busana adat dan juga blangkon khas Jawa yang ia kenakanan.Ā Pasangan paruh baya itu pun duduk di depan penghulu.Ā "Bagaimana Pak Romy, sudah siap?" tanya penghulu itu memastikan. Tuan Romy pun langsung mengangguk yakin.Ā Anton dan kekasihnya duduk di sebelah mereka, menyaksikan betapa sakralnya ijab kabul yang diucapkan sang Ayah. Suasana hening sejenak saat Tuan Romy dengan lugas dan lancar mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu memastikan."Sah!"

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Bu Minah dan Tuan Romy puber kedua

    ***Satu minggu setelah perdebatan itu, suasana kembali mencair. Bu Minah berusaha untuk menghilangkan kebenciannya kepada Jannah. Bagaimanapun anak itu memang tidak berdosa. Tidak mungkin ia harus menanggung beban atas perbuatan keji yang dilakukan kedua orang tuanya.Ā Bu Minah berusaha meyakinkan dirinya, meski itu tidak semudah yang dipikirkan. Tapi ia yakin, lambat laun rasa sayang itu akan tumbuh dengan sendirinya.Ā Kring! Kring! Dering ponselnya berbunyi. Nama Tuan Romy terpampang di layar. Dengan antusias Bu Minah segera menggeser tombol hijau dan berbicara dengan pria yang kini kembali mengisi kekosongan hatinya.Ā "Halo, Mas. Sudah berangkat?" tanya Bu Minah saat seseorang memanggil namanya.Ā "Sudah, Minah. Ini Mas sudah di jalan, sebentar lagi sampai. Kamu sudah siap' kan?"Ā "Sudah, Mas. Saya tunggu di luar ya, biar kita langsung berangkat," Sahutnya sebelum memutus panggilan.Ā Hari

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Jannah tidak berdosa!

    Sore menjelang malam, mereka pun tiba di Jakarta. Setelah mengantar Adel sampai ke rumahnya, Anton pun bergegas pulang. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Bu Minah ada di rumah sang Ayah dan menyambut dirinya dengan wajah tak bersahabat."Ibu? Sejak kapan ibu disini?" tanya Anton meraih tangan ibunya dan menciumnya takzim."Kamu dari mana saja Anton? Kenapa nomormu tidak bisa dihubungi?" tanya Bu Minah menatap tajam Anak sulungnya itu. Melihat raut wajah ibunya yang kesal, Anton pun bingung harus menjawab apa.Ā "Kenapa diam saja Anton? Kamu tidak dengar apa yang ibu tanyakan?! Kamu dari mana saja? Kenapa pergi tidak pamit sama ibu?""Maaf kan Anton, Bu. Anton ā€¦ Anton ada urusan,""Urusan? Urusan apa? Mengurus wanita jalang itu maksudmu?! Jawab Anton! Benarkan apa yang ibu katakan?" Mendengar cercaran pertanyaan dari ibunya, Anton pun hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia tidak mungkin berdebat dengan sang ibu d

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Korban seorang residivis

    Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk pulang, Anton dan Adel mengantar Lilis terlebih dahulu sebelum mereka berdua kembali ke Jakarta.Ā "Terimakasih, ya' Mas Anton, maaf sudah terlalu banyak merepotkan," ucap Lilis saat mereka tiba di rumahnya.Ā "Tidak apa, Mbak. Itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Kalau begitu saya pamit dulu' ya, Mbak. Salam pada anak-anak,"Ā "Baik, Mas. Nanti saya sampaikan salam dari Mas Anton pada Qila dan Fadlan jika mereka sudah pulang dari sekolah. Mas Anton dan Mbak Adel hati-hati di jalan," sahut Lilis dan segera di anggukan oleh Anton maupun Adel. Dua sejoli itu pun akhirnya pergi meninggalkan kampung halaman Nisa.Tidak bisa dipungkiri, di kampung ini Anton sempat menjadi bagian dari keluarga besar Abah dan Emak. Kenangan masa lalu yang indah sempat terukir, walau hanya sesaat."Anton? Lo kenapa' sih? Ko malah ngelamun? Ayo jalan!" ucap Adel menegur kekasihnya yang masih dudu

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā "Maafkan aku, Nis!"

    "E-elo ā€¦ nggak sedang bohongin gue kan?" tanya Adel terbata. Seketika ada perasaan bersalah karena telah menuduhnya yang tidak-tidak. "Untuk apa saya bohongin kamu, Del? Apa untungnya buat saya?" sahut Anton membuang nafas kasar. Ia tidak menyangka jika gadisnya itu bisa berpikiran buruk terhadapnya. "Lebih baik' sekarang kamu balik ke Jakarta! Kamu kesini diantar Pak Amin' kan? Biar saya bilang sama Pak Amin untuk bawa kamu pulang ke Jakarta," ucap Anton. Ia pun berjalan menuju mobil hendak menghampiri sang supir. Namun, seketika tangan Adel menghadangnya. "Gue nggak mau balik! Gue mau disini nemenin lo!" ujar Adel yakin."Tapi, Del! Disini saya repot dengan urusan Nisa. Saya tidak mungkin bisa jagain kamu! Dari pada nantinya kamu kesal, lebih baik kamu pulang. Jika urusan disini selesai, saya akan segera menyusul kamu ke Jakarta!" "Pokoknya gue nggak mau balik! Gue tidak akan kembali ke Jakarta tanpa lo! Gue mau nemenin lo sampai semua urusan

DMCA.com Protection Status