Share

47. Sendirian

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 18:04:41

"Alhamdulillah, akhirnya Ibu sadar juga." Samar-samar aku mendengar suara Meli, tetapi aku tidak begitu yakin. Sebelah tanganku terasa berat dan juga sedikit nyeri. Aku memaksakan membuka mata dan benar-benar jelas bahwa saat ini aku sedang berada di dalam ruangan yang bercat putih. Entah di rumah sakit atau klinik yang jelas saat ini tanganku sedang diinfus.

"Meli, aku di mana?" tanyaku pelan, cenderung berbisik. Tenggorokan ini rasanya sakit dan kering, sehingga untuk mengeluarkan suara saja aku harus berusaha keras.

"Ibu di rumah sakit, Bu. Ibu gak sadarkan diri lama banget. Ini sudah jam sembilan malam. Ibu dibawa ke sini tadi sore sama Pak Batara."

"Oh, iya, Batara. Di mana Pak Batara?"

"Sudah pulang, Bu. Setelah Ibu dibawa ke sini dan mendapatkan perawatan, beliau pamit pulang karena ada banyak urusan beliau menjelang hari pernikahan. Begitu katanya, Bu." Ah, iya, aku baru ingat sekarang. Aku mengira sedang bermimpi mendapatkan undangan darinya, ternyata memang kenyataannya sepe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yunita Anisyah
syediihh mak thor. kasihan kikan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   48. Karma Pelakor

    Esti"Mau sampai kapan kamu menangis begitu, Esti? Kamu gak ada makan. Muntah terus, dan sekarang malah gak bisa bangun. Nasib kamu gak akan balik lagi. Galih pun gak akan balik lagi sama kamu. Apa yang kamu tanam, itu juga yang pasti kamu dapatkan. Sudah, ini makan dulu, Bapak udah belikan bubur. Kata bude kamu, seharian ini kamu gak ada makan." Aku masih berbaring dengan tubuh amat lemah. Semua tenagaku terkuras karena sejak aku ditalak suamiku, aku tidak bisa makan apapun. Jangankan untuk menyapu rumah, ke kamar mandi saja aku harus dipapah oleh bapak atau bude."Esti, ini makan!" "Enneg, Pak.""Ya tapi kamu harus makan. Biar anak kamu bisa tumbuh sehat.""Ini bukan anak Esti, Pak. Ini anak lelaki itu," jawabku dengan hati begitu sedih dan kecewa luar biasa. Sebuah kesalahan fatal yang membuatku ingin rasanya kembali lagi ke masa itu dan menolak tawaran menggiurkan soal uang. "Bukan anak kamu bagaimana? Lah, wong, kamu juga enak' toh? Bapak udah keburu sakit kepala jika ingat per

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   49. Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

    "Apa kamu begitu hebatnya sebagai manusia hingga dengan tenang mau nambah dosa lagi. Ngambil suami orang aja udah dosa, bercint4 dengan suami orang diam-diam juga udah dosa. Terus kamu selingkuh lagi sama kawan dekat suami kamu, terus hamil. Ya Allah, Bapak gak tahu kamu harus bagaimana, Es. Coba kamu solat taubat, siapa tahu diterima Tuhan. Udah, jangan bicara ab0r5i! Bapak mau istirahat dulu, sebentar lagi magrib!"Aku kembali sendirian di kamar. Mencerna kalimat demi kalimat yang barusan bapakku lontarkan. Aku sudah terlalu hina dengan apa yang sudah aku perbuat. Namun, semua itu aku lakukan karena ingin menyelesaikan masalah bapak dan mas Galih. Aku bukan istri dan anak yang egois. Aku juga tidak menyangka bahwa Felix dengan tega menipuku mentah-mentah dengan tidak menganggap aku apapun. Termasuk ia menghilang setelah tahu bahwa aku hamil. Lelah dengan semua ujian hidup, aku pun akhirnya tertidur. Keesokan paginya, seperti biasa, aku kembali muntah-muntah sampai tidak bisa berjal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   50. Ke mana Lingerie-ku?

    PoV 3"Sayang, maaf aku gak bisa jemput kamu. Masih ada meeting sama vendor. Gak enak kalau aku tinggal karena vendor dari Singapura. Kamu balik sendiri gak papa? Naik taksi aja.""Oke, gak papa. Aku tunggu kamu di rumah ya. Jangan lembur, aku udah kangen." Wanita itu memutuskan panggilan, lalu tangannya memberhentikan taksi yang kebetulan sedang menuju ke arahnya. "Ke mana tujuannya, Bu?""Depok, Mas. Apartemen Margo.""Oh, baik, Bu." Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju tujuan. Wanita itu bernama Rosi. Seorang wanita yang berprofesi sebagai model majalah dewasa dan juga bintang iklan. Ia adalah istri dari Felix yang sudah dua bulan bekerja di Thailand untuk melakukan kontrak kerja pembuatan iklan dan juga pemeran figuran di sebuah film pendek produksi Thailand. Wanita itu sangat rindu pada suaminya. Ia selalu merengek minta suaminya mengunjunginya di Thailand, tetapi alasan suaminya selalu sibuk dan tidak bisa cuti karena baru pergantian bos dan juga jajaran direksi. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   51. Melabrak Kikan

    "Sayang, beneran kamu harus percaya ucapanku. I-itu awalnya aku dimintain tolong sama Kikan. Kamu masih ingat Kikan'kan?" Rosi masih berusaha menahan tangannya agar tidak melayangkan tamparan lagi di pipi suaminya."Minta tolong itu satu kali, Mas, bukan berkali-kali seperti ini. Kamu pakai obat kuat banyak sekali sampai sisa dua! Kamu gila, Mas! Kamu itu suami aku, bukan lelaki bajingan apalagi pelacur kumisan. Aku kecewa, Mas! Aku kalah sama pembantu berkulit hitam. Menjiejiekkan kamu!""Aku cuma nolongin Kikan, Sayang karena dia kasihan ingin balas dendam.""Terus kenapa kamu mau nolongin? Kamu bukan bujangan, Mas! Kamu punya istri. Istri kamu di luar kerja cari uang buat kamu juga. Kenapa kamu malah begini, Mas? Sudahlah, aku gak mau lagi sama kamu. Kita berpisah saja. Aku akan urus gugatan cerai!" Felix begitu terkejut. Ia berusaha menahan lengan sang Istri yang hendak menarik koper keluar dari kamar."Sayang, aku minta maaf. Aku janji gak akan ulangi lagi. Aku udah putus, maksud

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   52. Perhatian dari Batara

    "Kamu penyebabnya Kikan, kamu yang harus tanggung jawab! " Rosi masuk kembali ke dalam mobilnya setelah puas memaki bahkan menampar, serta menarik kasar rambut Kikan. Jika saja tidak dilerai Batara, sudah pasti wanita luka patah digebuki oleh Rosi. "Maaf, Pak, Bu, semua sudah aman ya. Mohon maaf sudah membuat gaduh." Batara meminta maaf pada para tetangga yang berkumpul di depan rumah Kikan. Ia meminta para warga untuk bubar karena masalah sudah selesai. Kikan masih menangis dan masih berusaha berdiri dengan kedua kakinya yang lemah."Ayo, kita ke dokter ya. Kamu terluka itu. Bibir kamu dan kepala kamu juga benjol.""Tidak usah, Pak, saya gak papa." Belum lagi lima detik terlewati, Kikan malah jatuh pingsan. Batara langsung melarikan wanita itu ke rumah sakit terdekat. Dokter IGD memeriksa keadaan Kikan yang ternyata memiliki tekanan darah sangat rendah dan Batara masih berada di sana untuk menemani Kikan.Ponsel pria itu berdering. Nama istrinya muncul di layar ponsel."Halo, assal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   53. Sebuah Kebenaran

    "Ada apa ini Rosi? Kenapa kamu menurunkan semua pakaian kamu?" tanya ibu dari Felix yang tengah kebingungan melihat menantunya yang sedang tidak baik-baik saja. Rosi tidak menjawab, wanita itu terus mengosongkan lemarinya. Ada banyak barang, sehingga ia tidak bisa cepat. Koleksi tas, jam tangan, parfum, belum lagi topi, gesper, perhiasan, dan pernak-pernik lainnya. Bu Siska menoleh ke arah pintu rumah yang terbuka lebar, untuk memastikan keberadaan Felix, putranya. "Rosi, kamu kenapa? Bertengkar dengan Felix?" tanya mama mertuanya."Jika suami istri yang melakukan LDR itu, ujiannya memang lebih besar. Kamu harus sabar. Felix mungkin sedang khilaf. Apa kalian bertengkar?" tanya wanita itu lagi."Tanya sama anak lelaki Mama itu. Selagi saya kerja, dia tidur dengan pembantu temannya. Pembantu, Ma! Saya istrinya cantik dan seorang model, tapi dia malah bercinta dan begitu menikmati bercinta dengan pembantu temannya.""Hah, a-apa? I-itu mungkin kekhilafan Felix sekali saja, Nak. Namanya l

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   54. Menemui Galih

    "Kamu ngapain melamun aja di kamar? Cari kerja sama, Galih! Kamu di rumah ini yang sarjana, tapi kamu yang paling males!" Wanita itu terus mengomel pada sang Putra yang sejak balik ke rumahnya hanya bisa diam; mengurung diri di kamar. Tatapan pria itu kosong dan juga tersiksa. Wanita yang ia cintai malah menyakitinya begitu dalam. Meskipun alasannya untuk menyelamatkannya dari penjara, tetap saja salah. "Galih, kamu mau sampai kapan terpuruk begini? Gak akan balik lagi keadaan. Yang benar itu, kamu cukur rambut, janggut, mandi bersih-bersih, terus melamar kerja sana. Jadi apa saja yang penting halal. Mama cuma ngandelin pensiun papa kamu aja paling bisa untuk makan saja. Jeri pun jadi cari uang sendiri sambil kuliah sejak kamu gak support dia lagi. Ayo, bangkit! Gak usah mikirin Esti, apalagi Kikan. Dua wanita itu anggap saja masa lalu kamu." Seandainya bisa semudah mamanya bicara, pasti ia mau, tetapi ia sudah terlanjur cinta begitu dalam pada Esti, bahkan sampai ia menghancurkan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   55. Apa Itu Mantan?

    "Permisi, apa Bu Kikan-nya ada?" tanya Galih pada staf front office yang tengah berjaga. "Bu Kikan?" Galih mengangguk."Apa Bapak sudah buat janji?""Sudah, bilang saja dari Galih.""Oh, tunggu, saya ciba konfirmasi sama asisten Bu Kikan ya." Petugas itu mengangkat gagang telepon."Halo, selamat pagi. Apa Bu Kikan-nya ada, Mbak Mela. Ada tamu untuk Bu Kikan.""Siapa ya? Bu Kikan hari ini tidak ada jadwal janji temu dengan orang lain.""Namanya Galih." "Tidak ada janji dengan nama Galih. Suruh balik dua atau tiga hari lagi aja karena Bu Kikan lagi gak ada.""Oke Mbak Mela, terima kasih." "Gak ada ya?" tanya Galih langsung pada petugas wanita itu."Iya, Bu Kikan sedang tidak di tempat, Pak. Bapak bisa ke sini tiga tau empat hari lagi." Wajah Galih nampak kecewa. "Ya sudah kalau begitu, terima kasih." Galih pun keluar dari kantor Kikan. Sesampainya di post keluar, ia bingung harus ke mana. Tidak punya tujuan dan uang juga pas-pasan. Galih menepi di sebuah halte yang tidak jauh dari k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19

Bab terbaru

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   138. Keputusan Alma

    Part 34.Pagi hari sebelum berangkat bekerja Brian menyempatkan diri untuk berbicara dengan Baim. Di meja makan kini hanya tinggal mereka berdua sementara yang lain sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Mas?" Brian menyapa. Baim menoleh, seraya menaikkan alisnya menatap Brian. "Kenapa?" Pria itu menyahut, kemudian menyendok sarapan miliknya. "Aku harus tahu di mana Alma sekaran. Mama minta aku cari dia." Brian mengatakan alasan dari pertanyaannya. Baim menatap sekilas, memperhatikan sang adik dengan seksama. "Jadi kamu nyari cuman karena Mama nyuruh kamu?""Ya nggak gitu, aku kan tetap harus tahu karena Alma itu juga istri a—" "Mantan istri kamu." Baim mencoba mengingatkan. "Aku cuman mau Mas kasih tahu dia di mana sekarang?" Brian menekankan, karena ia tak mau lagi berbasa-basi. Yang ditanya menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan ke dapur untuk meletakkan piring makan dan mencuci. "Lagian kamu ngapain nyari dia? Lagian rasanya, Alma juga lebih bahagia tanpa kamu." Sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   137. Diusir

    Pasti anak yang dikandung Alma adalah anak Brian. Gak mungkin anak orang lain. Siap! Aku benar-benar dibohongi! Felisa pulang dengan keadaan hati yang panas. Disaat ia baru berbaikan dengan suaminya, meskipun belum seperti dulu, tapi ia berusaha sabar. Pikiran Felisa sama sekali tidak bisa tenang. Terkejut juga, ternyata hubungan Alma dan Brian bukan seperti apa yang ada dalam pikirannya. Hubungan mereka berdua sudah lebih jauh dari itu, apalagi ada benih Brian dalam kandungan Alma."Lo kenapa sih Fel? Habis balik dari toilet kok kayaknya nggak tenang banget?" Bella bertanya pada Felisa. "Nggak apa-apa sih, Kita balik aja yuk. Gue bener-bener lagi bad mood nih."Keduanya kemudian memutuskan untuk kembali pulang. Rencana untuk bersenang-senang dan berbelanja sirna sudah. Felisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Hari sudah cukup sore dan sepertinya Brian juga sudah tiba. "Udah pulang kamu?" Brian bertanya ketika mendengar suara pintu yang terbuka. "Iya," jawab Felisa ke

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   136. Bertengkar

    "Mana istri kamu itu?" tanya Kikan kesal pada Brian yang baru saja kembali dari kantor polisi. Felisa benar-benar menguji dirinya. Malam tadi ternyata Felisa ditangkap dan ditahan oleh kepolisian setelah berpesta dengan beberapa temannya di klub. Dan Brian yang bertanggung jawab untuk itu. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor kepolisian, Brian meminta Felisa untuk kembali ke apartemen. Sementara itu harus kembali ke rumah. "Dia ada di apartemen Ma." Brian menjawab malas. Kikan kesal, tidak habis pikir dengan kelakuan Felisa seperti itu. "Ada-ada aja, nggak ada yang benar dari istri kamu itu. udah pakaian nggak sopan, tingkah lakunya juga kayak gitu. Kamu itu suka dia dari mananya sih?"Brian sudah cukup kesal dan lelah dengan kelakuan Felisa hari ini. Dia juga rasanya sangat malas untuk menanggapi perkataan sang mama. "Udah ya ma, aku mau ke kamar."Brian kemudian melangkahkan kakinya ke kamar. Pria itu duduk di tempat tidur memikirkan apa yang seharusnya dilakukan setelah ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   135. Pakaian Terbuka Felisa

    “Aku ke bawah duluan. Kamu nyusul aja kalau udah selesai,” kata Brian dari luar pintu toilet.Di dalam kamar mandi Felisa sedang membersihkan dirinya. Selesai mandi, ia berjalan keluar menggunakan pakaian daster midi super seksi, menunjukkan lekuk tubuh dan juga potongan yang pendek.Saat Felisa melangkahkan kakinya menuju meja makan membuat Baim, Maura, dan Batara— ayah mertuanya menatap dengan tatapan tak enak. Untung saja saat ini Kikan sedang berada di luar entah bagaimana reaksinya ketika melihat pakaian Felisa.“Maaf terlambat, aku habis mandi.” Felisa mengatakan dengan tak enak. Semua yang berada di sana mencoba mengalihkan pandangannya dari Felisa. Baim awalnya biasa saja, tapi akhirnya dia memutuskan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Lalu disusul oleh Batara, yang melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan. Keduanya merasa tak nyaman sebagai laki-laki. “Makanya, kamu tuh kalau di sini pakai bajunya yang lebih sopan gitu loh.” Itu adalah suara Maura. Maura kemudi

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   134. Rasakan!

    Setelah kemarin mengucapkan talak, Brian merasa lega. Setidaknya hubungannya dengan Felisa kini tidak perlu ditutupi lagi. Pagi ini bahkan bersiap untuk ke pengadilan, akan mengajukan gugatan cerai kepada Alma.Sarapan pagi di meja makan terasa sunyi. Semua diam tak ada yang berbicara dengan Brian. Mereka semua kesal dengan kelakuan Brian, sementara Brian memilih tak peduli dan makan sarapan paginya seperti biasa. "Kalau kalian semua mau musuhin aku nggak apa-apa. Aku anggap ini sebagai pembayaran dosa Aku karena sudah bersikap seenaknya." Brian bertutur. Baim dan Maura sama-sama berdecak dan menggelengkan kepalanya. Benar-benar tak menyangka kalau Brian berani berkata seperti itu."Kamu tuh bener-bener nggak ada rasa bersalahnya ya?" Maura bertanya kesal kepada sang adik. Saat itu ia mendapatkan senggolan dari Baim meminta Maura untuk diam saja"Jangan lupa habis makan semua cuci piring sendiri, ingat lagi nggak ada bibi." Itu suara Baim yang memberitahu kepada yang lain.Saat ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   133. Baim Mencari Alma

    Setelah bertemu dengan Pak Rahmat membuat Brian sedikit kesal karena dia dipukuli oleh pria itu. Meskipun ada perasaan lagi karena telah menolak dalam perjalanan beliau memutuskan untuk mampir ke sebuah klinik, mengobati luka-luka yang ia dapatkan lagi bolgem mentah dari Pak Rahmat"Emangnya habis berantem sama siapa Pak?" tanya dokter yang menangani Brian. Brian tentu saja akan malu jika dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. bahwa mukanya babak belur karena dihajar oleh ayah mertuanya . "enggak, ini saya tadi jatuh, kepleset di tangga."Sang dokter hanya tersenyum saja melihat apa yang dikatakan oleh Brian. tentu saja dia sudah mengetahui, kalau Brian itu biji dipukuli dan bukan terjatuh.Bryan sedikit menjerit ketika sudut bibirnya yang robek diobati oleh dokter. Agak sedikit malu sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi luka itu benar-benar sakit saat sedang dibersihkan oleh dokter."Aduh, hati-hati dok, itu tadi kena meja waktu saya jatuh."Sang dokter menganggukan kepalanya "sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   132. Perdebatan Melisa dan Mertua

    "Permisi," sapa Felisa di luar rumah.Cukup lama wanita itu berdiri, sampai akhirnya Kikan berjalan keluar untuk membukakan pintu. Kikan jelas terkejut ketika melihat Siapa yang datang.Sementara Felisa berusaha tersenyum manis, kemudian mencium tangan sang ibu mertua. "Apa kabar Mama? Gimana sehat?" Dia bertanya berusaha berbasa-basi dan menunjukkan sikap manisnya, agar semakin mudah diterima oleh keluarga Brian. "Ngapain kamu ke sini?" Kikan bertanya sambil menatap Felisa dari atas sampai bawah.Dari dulu sampai sekarang kelakuan Felisa masih sama saja. Menggunakan pakaian ketat dan seksi seperti itu, menunjukkan lekuk tubuh sangat tidak disukai oleh Kikan. Menurutnya itu tidak sopan. Sangat tidak menyangka sekali ternyata Brian menyukai model Felisa yang seperti gadis murahan menurut Kikan."Saya ke sini mau ngobrol sama tante, eh mama." Felisa merevisi ucapannya sendiri. Bukankah mereka sudah menjadi menantu dan mertua? Seharusnya ia bisa memanggil Kikan dengan sebutan Mama kan?

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   131. Menemui Mertua

    Hari-hari yang dilalui Brian kini terasa berbeda dia benar-benar merasa kesepian setelah Alma meninggalkannya. Lebih parahnya lagi, sang istri bahkan tidak bisa dihubungi sampai saat ini. Meskipun Ia melakukan kegiatan seperti biasa, ada ruang di relung hatinya yang terasa kosong dan hampa."Bengong aja lo?" Kemal bertanya pada Brian yang sejak tadi hanya terdiam sambil menatap ke jendela.Brian hanya menaikkan kedua bahu, kemudian merebahkan kepalanya di atas meja kerja. Rasa hampa yang dirasakan bahkan sampai ke kantor. Menyebabkan beberapa pekerjaan jadi ia kerjakan dengan lambat.Kemal berdecak, tentu saja hal ini bisa menjadi bahan untuknya menggoda Brian. "Mana nih semangat pengantin barunya? Baru begitu aja udah loyo. Biasanya lo ngeledekin gue sama Diana." Kemal katakan itu sambil melirik ke arah Diana yang menganggukkan kepalanya setuju."Ah, kalian berdua berisik. Gue lagi males, bukan masalah pengantin baru atau enggak. Gue cuman lagi bad mood aja." Brian beralasan, bisa m

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   130. Gugatan Cerai

    Flash backPagi-pagi sekali Alma sudah terbangun. Hatinya sudah mantap dan Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sang ayah di Bandung. Setelah terbangun, segera mandi dan merapikan pakaian. Hari masih benar-benar pagi, bahkan matahari belum nampak ke peraduannya. Alma sudah terbangun dan menyibukkan dirinya di dapur untuk membuat sarapan pagi bagi keluarga Brian. "Kok tumben kamu masak pagi-pagi banget Alma?" Itu adalah suara sang ibu mertua. Kikan baru saja bangun, dia lalu membuatkan teh hangat untuk sang suami. "Loh Alma?" Sang ayah mertua tidak kalah kagetnya melihat sama hantu sudah begitu sibuk dan rapi pagi ini. "Alma boleh bicara sebentar Ma, Pa?"Orang tua Brian saling tatap kemudian menganggukkan kepalanya. Alma lalu meminta keduanya untuk duduk di kursi makan karena ia berniat untuk menyampaikan keinginannya."Sebelumnya Alma minta maaf, sama Papa sama Mama, tapi sekarang Alma butuh waktu, mau menenangkan diri dulu. Alma mau izin untuk pulang ke rumah bapak." Mendengar i

DMCA.com Protection Status