Share

24. Kabar Viral

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-07 17:08:47

"Bu, HP-nya gak aktif ya? Ini Pak Bos telepon." Rubi menyerahkan ponselnya padaku. Ya, sudah dua jam sejak aku mengirimkan pesan pada Mas Galih, aku belum menyalakan ponselku lagi.

"Ada apa?"

"Gak tahu, coba aja Ibu tanya." Aku memegang benda pipih terbaru Rubi dengan hati-hati.

"Ponsel mahal. Aku takut megangnya," kataku pada Rubi. Gadis itu tertawa.

"Punya suami, Bu. Saya tukeran sama dia. Dia pakai HP jompo, saya pakai HP mahal." Aku tersenyum.

"Pintar, jadi istri memang harus pintar." Aku menaruh ponsel di telingaku.

"Halo, Pak Bos, ada apa?"

"Kata Rubi, kamu mau pindah?" aku menoleh ke arah Rubi yang tengah duduk di seberang kiriku. Gadis itu menyeringai begitu lebar saat menyadari dirinya yang menjadi pembicaraan kami.

"Dia bilang apa aja? Bapak percaya?"

"Dia bukan cuma bilang, dia kasih lihat koper besar kamu tiga biji." Aku terbahak. Setelah sebulan aku tidak lepas tertawa, kini karena ulah bos dan teman-teman kantor, aku bisa olah raga pipi lagi.

"Ya, saya mau pindah. Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   25. Menenangkan Diri

    Setelah membaca kalimat demi kalimat berisikan hujatan pada Esti dan Mas Galih, aku pun kembali mematikan ponsel. Hari ini aku ingin tidur nyenyak karena cutiku panjang. Tidak ingin memikirkan apapun, termasuk Mas Galih dan pelakor itu.Aku terbangun saat adzan subuh, tetapi karena aku sedang nifas, maka aku melanjutkan tidur lagi. Tidak ingin makan, apalagi mandi. Aku tidur dan bangun kembali pada jam sepuluh siang. Seluruh badan ini rasanya sakit dan benar-benar tidak nyaman. Harusnya memang aku masih dirawat inap lebih lama karena tekanan darah yang rendah, tetapi aku memaksa untuk pulang.Ingin buka ponsel, tapi aku gak mau malah diteror Mas Galih dan pelakornya. Biarlah beberapa hari ini aku tanpa gadget. Fokus istirahat dan memenangkan diri. Siang hari aku memesan makanan, meskipun tidak selera, tetapi aku memaksa makan. Jangan sampai sakit karena aku tidak mau merepotkan orang lain.Sambil menikmati makan siang, aku kembali membuka buku diary Esti. Aku seperti sedang membaca no

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   26. Adu Jotos

    Perkelahian pun tidak terelakkan. Mas Galih melayangkan pukulan di wajah Pak Batara. Aku dan Pak Yasin berusaha melerai dengan memegangi keduanya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat dibandingkan dengan dua lelaki yang tengah berkelahi ini. Pak Batara pun tidak tinggal diam. Ia membalas dengan memberikan tendangan di area sensitif Galih. Aku hanya bisa mendelik. Apalagi pekikan Mas Galih begitu menggelegar hingga mengundang warga datang.Mas Galih jatuh sambil memegangi miliknya. Aku lihat ada air mata yang keluar dari sudut matanya. Tidak bisa aku bayangkan betapa sakitnya itu. Mungkin saja pecah miliknya. Semoga tidak berfungsi lagi. Sekretaris RT dan beberapa bapak-bapak datang ke rumahku untuk menyelesaikan masalah. Namun, kondisi Mas Galih yang terus mengaduh kesakitan membuat ia terpaksa di larikan ke rumah sakit. Tinggal aku, Pak Yasin, Pak Batara, dan dua orang aparat lingkungan."Ini rumah saya yang saya kontrakin pada karyawan saya ini. Saya ke sini juga tidak sendiri. Ada sop

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   27. Sakit Plus

    PoV 3"Kenapa baru sebentar udah pulang?" tanya Galih saat melihat istri dan pembantu mereka baru saja turun dari taksi online. Wajah Esti murung, tidak langsung menjawab pertanyaan suaminya. "Sayang, kenapa?" tanya Galih lagi. Suaranya lembut mendayu-dayu. Pria itu berjalan sedikit mengangkang karena bagian tengahnya masih sakit. Ia menyusul istrinya yang masuk ke dalam kamar."Pulang-pulang ngemall malah manyun. Kalau gitu, besok gak usah ke mall aja!" Pria itu akhirnya menyerah membujuk karena sang Istri tak kunjung menjawab. Esti meletakkan bayinya di dalam box bayi. "Tahu gak tadi ketemu siapa?" tanya wanita itu balik."Nggak tahu, kan kamu yang pergi sama bibik.""Kikan.""Apa? Kikan?!" "Ish, kaget ya, dengar nama mantan." Esti misuh-misuh sambil mengganti bajunya. "Iya, kaget, dong! Tumben bisa ketemu di sana. Kamu janjian sama dia mau ngerumpiin aku?" Esti yang tadinya manyun, akhirnya terbahak. "Dia ngeledek punya kamu gak bisa bangun. Lagian kamu, Mas, kenapa gak dilapo

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   28. Gagal Maning

    Kikan sudah berada di pengadilan agama untuk melaksanakan sidang pertama dengan agenda mediasi. Ia sampai dua puluh menit lebih awal. Duduk persis di depan rumah sidang yang tertera di jadwalnya. Ada banyak orang yang ia perhatikan, hilir-mudik. Semakin siang semakin ramai."Semua ini orang mau sidang ya, Bu?" tanya Kikan pada ibu yang duduk di sebelahnya."Iya, Mbak, gak ada yang ke sini mau ngambil sembako he he he .... ramenya emang luar biasa. Rata-rata wanita sih, yang gugat." Kikan tersenyum canggung."Ibu sidang juga?""Iya, saya sidang, saya gugat suami berondong saya yang nikahin saya cuma untuk dapat uang aja. Rugi dong saya. Cuma modal enak doang di ranjang, yang lain juga bisa. Dari pada stres sama suami berondong, mending saya cerai saja. Saya biar bisa cari yang lain." Kikan tersenyum sambil mengangguk. Ia memandangi dengan seksama rambut putih yang muncul lebih banyak dari rambut hitam si Ibu. Beliau aja laku, masa dirinya tidak? Pasti ia bisa lebih bahagia nantinya da

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   29. Perkara BPJS

    "Mas, badan Alika panas banget." Esti menggendong bayi berusia lima puluh hari itu dengan panik, sedangkan tangan kanannya mengguncang tubuh Galih yang tidur pulas.Pria itu terbangun, menggosok matanya sebelum akhirnya melihat anak dan istrinya terbangun."Mas, Alika panas dan gak mau asi," kata Esti lagi. Galih bangun duduk, lalu meraih Alika dari gendongan ibunya. "Iya, ini badannya panas. Kita bawa ke dokter aja.""Ini jam dua malam, Mas. Nanti malah makin sakit kalau kita naik motor bawa Alika. Pakai taksi online saja.""Susah taksi jam segini, Es. Naik motor aja, bungkus anaknya dengan beberapa helai flanel. Ayo, cepat!" Galuh mengambil kunci motor. Lalu Esti membungkus Alika dengan dua helai kain flanel dan dipakaikan sweeter bayi. Keduanya pergi ke rumah sakit terdekat dengan selamat. Alika langsung masuk ke dalam IGD untuk mendapatkan penanganan karena panasnya mencapai empat puluh. Bayi itu memekik menangis keras hingga wajahnya merah. Esti menangis karena takut, sedangkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   30. Menemui Kikan

    "Selamat untuk jabatan barunya Bu Kikan. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga." Rubi, Mia, Muslim, Lukman, dan beberapa staf lainnya berkumpul di ruangan Kikan. Ya, Kikan mendapatkan ruangan khusus setelah mendapatkan rekomendasi naik jabatan menjadi manager. Di sana juga hadir Batara yang tentu saja salah satu orang yang membawa Kikan berhasil mendapatkan posisi seperti sekarang. Kikan terus saja meneteskan air mata karena begitu terharu. Setelah semua cinta yang ia miliki diambil oleh pembantunya, termasuk janin yang sempat ia kandung. Kini, semua kedukaan itu digantikan oleh Tuhan. Ia mendapatkan banyak cinta dari teman-teman lingkungan kerja.Saudara dari pihak mama dan papanya juga memberikan support penuh setelah mengetahui Kikan menjadi korban pelakor. "Terima kasih kalian sudah terus bersama saya di masa sulit dan senang saya. Terima kasih atas kepercayaan ini. Terima kasih Pak Batara. Kalian benar-benar tim yang aku sayang. Mari bersulang!" Seruan Kikan sambil mengangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   31. Sahabat Galih

    "Bagaimana?" tanya Batara. "Lancar, Pak. Tinggal sidang putusan. Galih gak datang karena anaknya masih sakit. Baguslah, jadinya perceraian ini bisa cepat selesai," jawab Kikan santai. Wajahnya semringah karena beban yang menimpa dadanya saat ini, perlahan mulai terangkat. "Kamu gak ada niatan melihat anaknya?" Kikan menggelengkan kepala. "Tidak minat dan saya gak peduli. Saya udah gak mau bahas Galih ataupun Esti, Pak. Saya benar-benar ingin melupakan lelaki itu dan istrinya." "Maafkan saya jika masih sering menyinggung Galih." "Gak papa, Pak. Hari ini kita meeting jam berapa?""Jam dua siang. Nanti langsung saja ke ruang rapat ya. Semangat." Kikan mengangguk. Lalu Batara pun keluar dari ruangan Kikan. Wanita itu tersenyum memandangi sekeliling ruangan yang tidak pernah ada dalam mimpinya. Sekarang fokusnya menata hidup dan menjadi sukses, sehingga ia bisa puas melihat wajah iri dari Galih dan Esti. Kikan membuka akun media sosialnya. Sudah lama ia tidak berselancar di sana. Seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   32. Mencari Pekerjaan

    GalihHari ini adalah hari ketiga meninggalnya almarhum Alika, tetapi aku belum bisa melunasi biaya perawatan serta berbagai tindakan yang sempat diterima putri kecilku. KTP milikku dan Esti ditahan, begitu juga motor, barang satu-satunya yang aku punya. Tidak ada yang tersisa dari semua uang yang aku dapatkan dari menjual mobil. Semua masalah datang silih berganti tanpa jeda waktu untuk bisa mengambil napas dalam. "Mas, kamu gak keluar cari kerjaan? Kamu udah nganggur begitu lama," tanya Esti yang menghampiriku di teras rumah kontrakan."Setiap hari juga aku keluar, Es. Tapi yang ada aku malah nambah pengeluaran karena ongkos dan makan di jalan," jawabku tak semangat. Sudah tiga batang rokok aku habiskan sampai jam sepuluh pagi ini. Dahulu, aku pria yang anti rokok karena bagiku rokok yang untuk pria yang tidak punya kerjaan. Ternyata terbukti, saat aku tidak punya kerjaan apapun, aku merokok."Coba hubungi teman-teman Mas. Siapatahu mereka ada kerjaan untuk Mas. Apapun itu gak pap

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11

Bab terbaru

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   138. Keputusan Alma

    Part 34.Pagi hari sebelum berangkat bekerja Brian menyempatkan diri untuk berbicara dengan Baim. Di meja makan kini hanya tinggal mereka berdua sementara yang lain sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Mas?" Brian menyapa. Baim menoleh, seraya menaikkan alisnya menatap Brian. "Kenapa?" Pria itu menyahut, kemudian menyendok sarapan miliknya. "Aku harus tahu di mana Alma sekaran. Mama minta aku cari dia." Brian mengatakan alasan dari pertanyaannya. Baim menatap sekilas, memperhatikan sang adik dengan seksama. "Jadi kamu nyari cuman karena Mama nyuruh kamu?""Ya nggak gitu, aku kan tetap harus tahu karena Alma itu juga istri a—" "Mantan istri kamu." Baim mencoba mengingatkan. "Aku cuman mau Mas kasih tahu dia di mana sekarang?" Brian menekankan, karena ia tak mau lagi berbasa-basi. Yang ditanya menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan ke dapur untuk meletakkan piring makan dan mencuci. "Lagian kamu ngapain nyari dia? Lagian rasanya, Alma juga lebih bahagia tanpa kamu." Sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   137. Diusir

    Pasti anak yang dikandung Alma adalah anak Brian. Gak mungkin anak orang lain. Siap! Aku benar-benar dibohongi! Felisa pulang dengan keadaan hati yang panas. Disaat ia baru berbaikan dengan suaminya, meskipun belum seperti dulu, tapi ia berusaha sabar. Pikiran Felisa sama sekali tidak bisa tenang. Terkejut juga, ternyata hubungan Alma dan Brian bukan seperti apa yang ada dalam pikirannya. Hubungan mereka berdua sudah lebih jauh dari itu, apalagi ada benih Brian dalam kandungan Alma."Lo kenapa sih Fel? Habis balik dari toilet kok kayaknya nggak tenang banget?" Bella bertanya pada Felisa. "Nggak apa-apa sih, Kita balik aja yuk. Gue bener-bener lagi bad mood nih."Keduanya kemudian memutuskan untuk kembali pulang. Rencana untuk bersenang-senang dan berbelanja sirna sudah. Felisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Hari sudah cukup sore dan sepertinya Brian juga sudah tiba. "Udah pulang kamu?" Brian bertanya ketika mendengar suara pintu yang terbuka. "Iya," jawab Felisa ke

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   136. Bertengkar

    "Mana istri kamu itu?" tanya Kikan kesal pada Brian yang baru saja kembali dari kantor polisi. Felisa benar-benar menguji dirinya. Malam tadi ternyata Felisa ditangkap dan ditahan oleh kepolisian setelah berpesta dengan beberapa temannya di klub. Dan Brian yang bertanggung jawab untuk itu. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor kepolisian, Brian meminta Felisa untuk kembali ke apartemen. Sementara itu harus kembali ke rumah. "Dia ada di apartemen Ma." Brian menjawab malas. Kikan kesal, tidak habis pikir dengan kelakuan Felisa seperti itu. "Ada-ada aja, nggak ada yang benar dari istri kamu itu. udah pakaian nggak sopan, tingkah lakunya juga kayak gitu. Kamu itu suka dia dari mananya sih?"Brian sudah cukup kesal dan lelah dengan kelakuan Felisa hari ini. Dia juga rasanya sangat malas untuk menanggapi perkataan sang mama. "Udah ya ma, aku mau ke kamar."Brian kemudian melangkahkan kakinya ke kamar. Pria itu duduk di tempat tidur memikirkan apa yang seharusnya dilakukan setelah ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   135. Pakaian Terbuka Felisa

    “Aku ke bawah duluan. Kamu nyusul aja kalau udah selesai,” kata Brian dari luar pintu toilet.Di dalam kamar mandi Felisa sedang membersihkan dirinya. Selesai mandi, ia berjalan keluar menggunakan pakaian daster midi super seksi, menunjukkan lekuk tubuh dan juga potongan yang pendek.Saat Felisa melangkahkan kakinya menuju meja makan membuat Baim, Maura, dan Batara— ayah mertuanya menatap dengan tatapan tak enak. Untung saja saat ini Kikan sedang berada di luar entah bagaimana reaksinya ketika melihat pakaian Felisa.“Maaf terlambat, aku habis mandi.” Felisa mengatakan dengan tak enak. Semua yang berada di sana mencoba mengalihkan pandangannya dari Felisa. Baim awalnya biasa saja, tapi akhirnya dia memutuskan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Lalu disusul oleh Batara, yang melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan. Keduanya merasa tak nyaman sebagai laki-laki. “Makanya, kamu tuh kalau di sini pakai bajunya yang lebih sopan gitu loh.” Itu adalah suara Maura. Maura kemudi

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   134. Rasakan!

    Setelah kemarin mengucapkan talak, Brian merasa lega. Setidaknya hubungannya dengan Felisa kini tidak perlu ditutupi lagi. Pagi ini bahkan bersiap untuk ke pengadilan, akan mengajukan gugatan cerai kepada Alma.Sarapan pagi di meja makan terasa sunyi. Semua diam tak ada yang berbicara dengan Brian. Mereka semua kesal dengan kelakuan Brian, sementara Brian memilih tak peduli dan makan sarapan paginya seperti biasa. "Kalau kalian semua mau musuhin aku nggak apa-apa. Aku anggap ini sebagai pembayaran dosa Aku karena sudah bersikap seenaknya." Brian bertutur. Baim dan Maura sama-sama berdecak dan menggelengkan kepalanya. Benar-benar tak menyangka kalau Brian berani berkata seperti itu."Kamu tuh bener-bener nggak ada rasa bersalahnya ya?" Maura bertanya kesal kepada sang adik. Saat itu ia mendapatkan senggolan dari Baim meminta Maura untuk diam saja"Jangan lupa habis makan semua cuci piring sendiri, ingat lagi nggak ada bibi." Itu suara Baim yang memberitahu kepada yang lain.Saat ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   133. Baim Mencari Alma

    Setelah bertemu dengan Pak Rahmat membuat Brian sedikit kesal karena dia dipukuli oleh pria itu. Meskipun ada perasaan lagi karena telah menolak dalam perjalanan beliau memutuskan untuk mampir ke sebuah klinik, mengobati luka-luka yang ia dapatkan lagi bolgem mentah dari Pak Rahmat"Emangnya habis berantem sama siapa Pak?" tanya dokter yang menangani Brian. Brian tentu saja akan malu jika dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. bahwa mukanya babak belur karena dihajar oleh ayah mertuanya . "enggak, ini saya tadi jatuh, kepleset di tangga."Sang dokter hanya tersenyum saja melihat apa yang dikatakan oleh Brian. tentu saja dia sudah mengetahui, kalau Brian itu biji dipukuli dan bukan terjatuh.Bryan sedikit menjerit ketika sudut bibirnya yang robek diobati oleh dokter. Agak sedikit malu sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi luka itu benar-benar sakit saat sedang dibersihkan oleh dokter."Aduh, hati-hati dok, itu tadi kena meja waktu saya jatuh."Sang dokter menganggukan kepalanya "sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   132. Perdebatan Melisa dan Mertua

    "Permisi," sapa Felisa di luar rumah.Cukup lama wanita itu berdiri, sampai akhirnya Kikan berjalan keluar untuk membukakan pintu. Kikan jelas terkejut ketika melihat Siapa yang datang.Sementara Felisa berusaha tersenyum manis, kemudian mencium tangan sang ibu mertua. "Apa kabar Mama? Gimana sehat?" Dia bertanya berusaha berbasa-basi dan menunjukkan sikap manisnya, agar semakin mudah diterima oleh keluarga Brian. "Ngapain kamu ke sini?" Kikan bertanya sambil menatap Felisa dari atas sampai bawah.Dari dulu sampai sekarang kelakuan Felisa masih sama saja. Menggunakan pakaian ketat dan seksi seperti itu, menunjukkan lekuk tubuh sangat tidak disukai oleh Kikan. Menurutnya itu tidak sopan. Sangat tidak menyangka sekali ternyata Brian menyukai model Felisa yang seperti gadis murahan menurut Kikan."Saya ke sini mau ngobrol sama tante, eh mama." Felisa merevisi ucapannya sendiri. Bukankah mereka sudah menjadi menantu dan mertua? Seharusnya ia bisa memanggil Kikan dengan sebutan Mama kan?

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   131. Menemui Mertua

    Hari-hari yang dilalui Brian kini terasa berbeda dia benar-benar merasa kesepian setelah Alma meninggalkannya. Lebih parahnya lagi, sang istri bahkan tidak bisa dihubungi sampai saat ini. Meskipun Ia melakukan kegiatan seperti biasa, ada ruang di relung hatinya yang terasa kosong dan hampa."Bengong aja lo?" Kemal bertanya pada Brian yang sejak tadi hanya terdiam sambil menatap ke jendela.Brian hanya menaikkan kedua bahu, kemudian merebahkan kepalanya di atas meja kerja. Rasa hampa yang dirasakan bahkan sampai ke kantor. Menyebabkan beberapa pekerjaan jadi ia kerjakan dengan lambat.Kemal berdecak, tentu saja hal ini bisa menjadi bahan untuknya menggoda Brian. "Mana nih semangat pengantin barunya? Baru begitu aja udah loyo. Biasanya lo ngeledekin gue sama Diana." Kemal katakan itu sambil melirik ke arah Diana yang menganggukkan kepalanya setuju."Ah, kalian berdua berisik. Gue lagi males, bukan masalah pengantin baru atau enggak. Gue cuman lagi bad mood aja." Brian beralasan, bisa m

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   130. Gugatan Cerai

    Flash backPagi-pagi sekali Alma sudah terbangun. Hatinya sudah mantap dan Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sang ayah di Bandung. Setelah terbangun, segera mandi dan merapikan pakaian. Hari masih benar-benar pagi, bahkan matahari belum nampak ke peraduannya. Alma sudah terbangun dan menyibukkan dirinya di dapur untuk membuat sarapan pagi bagi keluarga Brian. "Kok tumben kamu masak pagi-pagi banget Alma?" Itu adalah suara sang ibu mertua. Kikan baru saja bangun, dia lalu membuatkan teh hangat untuk sang suami. "Loh Alma?" Sang ayah mertua tidak kalah kagetnya melihat sama hantu sudah begitu sibuk dan rapi pagi ini. "Alma boleh bicara sebentar Ma, Pa?"Orang tua Brian saling tatap kemudian menganggukkan kepalanya. Alma lalu meminta keduanya untuk duduk di kursi makan karena ia berniat untuk menyampaikan keinginannya."Sebelumnya Alma minta maaf, sama Papa sama Mama, tapi sekarang Alma butuh waktu, mau menenangkan diri dulu. Alma mau izin untuk pulang ke rumah bapak." Mendengar i

DMCA.com Protection Status