Share

24. Kabar Viral

"Bu, HP-nya gak aktif ya? Ini Pak Bos telepon." Rubi menyerahkan ponselnya padaku. Ya, sudah dua jam sejak aku mengirimkan pesan pada Mas Galih, aku belum menyalakan ponselku lagi.

"Ada apa?"

"Gak tahu, coba aja Ibu tanya." Aku memegang benda pipih terbaru Rubi dengan hati-hati.

"Ponsel mahal. Aku takut megangnya," kataku pada Rubi. Gadis itu tertawa.

"Punya suami, Bu. Saya tukeran sama dia. Dia pakai HP jompo, saya pakai HP mahal." Aku tersenyum.

"Pintar, jadi istri memang harus pintar." Aku menaruh ponsel di telingaku.

"Halo, Pak Bos, ada apa?"

"Kata Rubi, kamu mau pindah?" aku menoleh ke arah Rubi yang tengah duduk di seberang kiriku. Gadis itu menyeringai begitu lebar saat menyadari dirinya yang menjadi pembicaraan kami.

"Dia bilang apa aja? Bapak percaya?"

"Dia bukan cuma bilang, dia kasih lihat koper besar kamu tiga biji." Aku terbahak. Setelah sebulan aku tidak lepas tertawa, kini karena ulah bos dan teman-teman kantor, aku bisa olah raga pipi lagi.

"Ya, saya mau pindah. Se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status