Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut.
“Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu.
Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya.
“Gin, tolooong!!!” Alicia merengek.
Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alicia tampak seperti anak di bawah umur tapi dia seolah tak terpengaruh oleh minuman beralkohol. Tak seperti Rena dan Ashley yang sudah tumbang tak bisa mempertahankan kesadaran mereka.
“Aktingmu buruk sekali, jadi berhentilah berperan seperti Alicia,” ungkap Gin
“Aku takkan membiarkan siapa pun menyentuhmu, Allan.” Membuat senyum menyeramkan.
“Sepertinya sudah saatnya aku harus kembali,” ucap Gin menatap tajam kearah orang yang berpura-pura sebagai Alicia.
"Bahagia sekali mendengar kalimat itu Allan."
"Takkan kubiarkan sahabatku menderita seperti ini."
"Sahabat? Lucu sekali orang ini." Orang yang menyamar jadi Alicia tertawa terbahak-bahak.
--------------xxxx----------------
Alicia merupakan seseorang yang mempunyai kepribadian ganda dan nama dari kepribadian yang lainnya adalah Nataline. Walaupun dia berasal dari keluarga kaya raya tapi Alicia selalu mendapat perlakuan yang tak mengenakkan karena Alicia mempunyai sindrom Peter Pan yang membuatnya selalu bersikap kekanak-kanakkan, berbeda jauh dengan adiknya yang tergolong anak cerdas.
Alicia dianggap sebagai aib keluarga Baker dan mereka takkan membiarkan dunia tahu tentang kekurangan dari Alicia. Bertahun-tahun lamanya Alicia dikurung di dalam kamar dan tak jarang mendapat perlakuan kasar dari keluarganya. Bahkan pelayannya sempat ingin melecehkan Alicia tapi pisau yang ada di tangan Alicia lebih dulu menyayat leher pelayan itu. Pembunuhan ini membuat keluarga besar marah kepada Alicia karena dapat mencoreng nama baik keluarga Baker. Keluarga besar pun sepakat akan melenyapkan Alicia secara diam-diam.
Alicia dibawa ke suatu gedung yang terbengkalai di pinggiran kota untuk dieksekusi. Alicia tak dapat berbuat banyak karena dia disekap dan diikat. Namun, sesaat sebelum Alicia dieksekusi, ada salah satu pelayan yang merawat Alicia dari kecil datang dan menyelamatkannya dari pembunuh bayaran yang hendak membunuhnya. Pelayan itu merasa kasihan kepada Alicia karena dari kecil tak mendapatkan perlakuan selayaknya anak pada umumnya.
Setelah menyelamatkan Alicia, pelayan itu berniat kabur ke Rusia bersama Alicia melalui kapal penyelundup karena tidak mungkin pergi ke Rusia dengan menggunakan transportasi umum. Hal itu akan dengan mudah diketahui oleh pihak keluarga Baker. Sayangnya, di tengah perjalanan kapal penyelundup tertangkap oleh perompak. Sempat terjadi perlawanan oleh para penumpang kapal penyelundup tapi perlawanan mereka tak berarti karena kelompok perompak dilengkapi dengan senjata lengkap. Salah seorang yang menjadi korban adalah pelayan Alicia yang sempat melindungi Alicia ketika para perompak hendak membawanya.
Kejiwaan Alicia sangat terguncang melihat satu-satunya orang yang peduli dengannya mati di depan matanya dengan mengenaskan. Alicia mengamuk dengan membabi buta dan sempat menewaskan dua orang perompak, tapi Alicia mampu diatasi oleh perompak lainya. Salah satu perompak berniat menembak Alicia namun di tahan oleh ketua perompak karena melihat fisik Alicia itu akan menjadi barang yang mahal jika dijual.
“Berbahaya jika dia dibiarkan. Ikat dan masukkan ke dalam kandang!” perintah ketua perompak pada bawahannya.
Sesampainya di dermaga, semua tawanan diarahkan untuk turun dari kapal dan menuju gudang yang luas penuh dengan kerangkeng yang digunakan untuk menampung para tawanan. Namun, Alicia tetap diangkut dengan kandang ke dalam gudang dan dibiarkan terikat di dalam kandang. Dua hari berlalu dan Alicia tetap dibiarkan dengan kondisi seperti itu sebelum kemudian ada sekelompok orang dengan setelan jas rapi memasuki gedung untuk melihat para tawanan.
“Apa perlu mengikat anak kecil dan membiarkannya terikat di kandang seperti itu?” tanya salah satu dari orang yang mengenakan setelan jas rapi.
“Dia sudah membunuh dua anak buahku,” balas ketua perompak.
“Bebaskan dia!” perintah pria yang memakai jas.
“Tapi ….” Ketua perompak terdiam saat pria berjas itu menatap matanya dengan serius.
Kondisi Alicia tergeletak lemas tak bedaya. Bibirnya pecah-pecah menandakan dia mengalami dehidrasi karena hanya diberi makan dam minum sehari sekali. Pria yang meminta membebaskan Alicia merupakan pimpinan dari kelompok pria berjas lainnya. Dia memerintahkan bawahannya untuk memberi Alicia roti dan sebotol air minum. Alicia hanya meminum air dan menginjak-injak roti yang diberikan kepadanya menandakan rasa kebencian terhadap mereka yang membuatnya menderita selama ini.
“Namaku Allan. Siapa namamu?” sapa sang pimpinan pria berjas yang ternyata adalah Allan Greenwood.
Alicia hanya terdiam menatap tajam Allan dan sesekali menatap ke arah salah satu perompak. Allan sangat paham dengan isi dari tatapan tersebut lalu mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Alicia.
“Sebelum aku memberikan pistol ini, menurutmu apa itu keadilan?” bisik Allan kepada Alicia.
“Balas dendam,” lirih Alicia yang hanya didengar oleh Allan.
Setelah mendengar jawaban dari Alicia, Allan memberikan pistol kepadanya. Alicia pun langsung menembak salah satu perompak yang membunuh satu-satunya orang yang peduli dengannya. Melihat bawahannya ditembak, ketua perompak hendak menodongkan senjatanya ke arah Allan tapi niatnya terhenti setelah diancam oleh bawahan Allan.
“Berani kau menodongkan senjata ke arah ketua, semua kelompokmu akan lenyap,” ancam bawahan Allan yang sudah dulu menodongkan pistol ke arah kepala ketua perompak.
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Tirai penutup indahnya mentari pagi yang seperti pertunjukan eksklusif di gedung opera telah terbuka, menyinari hiruk-pikuk kehidupan kota megapolitan penuh dengan gedung pencakar langit tersusun rapi menambah keestetikaan kota di tengah kemajemukan dunia yang dipanggil dengan nama kota Seattle, Washington DC, Amerika Serikat. Deretan gedung yang memiliki gaya arsitek tak biasa dan rumah-rumah mewah menandakan kota Seattle diperuntukkan bagi para kaum kelas Borjuis.Gin merupakan salah satu pemilik rumah mewah bergaya American Classic di usianya yang tergolong masih muda. Dia memiliki empat orang dalam keluarga, akan tetapi tak ada satu pun yang memiliki hubungan darah dengan Gin.Seorang laki-laki dan empat orang perempuan yang hidup rukun di rumah mewah dua lantai ini tengah disibukkan oleh kegiatan masing-masing untuk memulai aktivitas keseharian mereka sebelum kemudian dipecahkan oleh suara bel pintu yang berbunyi.Ting tong!“Yuri, bisakah kamu
Ketika detektif itu datang, suasana tegang memenuhi seisi rumah. Bahkan membuat semua penghuni rumah kesulitan bernapas seperti seekor mangsa yang berhadapan langsung dengan pemangsanya. Dan setelah detektif itu pergi, semua orang di dalam rumah menghela napas setelah selamat dari ancaman binatang buas yang siap memangsa mereka. Namun, Gin terlihat santai dengan kejadian tadi karena dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini.“Fox, keluarlah. Keadaan sudah terkendali,” ujar Gin memanggil seseorang.Pintu kamar dekat ruang tamu perlahan terbuka. Terlihat seseorang menggunakan seragam kantoran dengan blazer warna abu-abu keluar dari kamar lalu mendekat ke arah Gin dengan membawa sebuah pistol berjenis Glock Seventeen di tangannya. Ia menodongkan pistol itu ke arah kepala Gin.“Orang gila macam apa yang memilih tempat persembunyian di samping markas musuhnya sendiri?” Fox mengarahkan pistol dengan tenang seperti sudah terbiasa menggunaka
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut. “Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya. “Gin, tolooong!!!” Alicia merengek. Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alici
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap